CSR Ewi
CSR Ewi
Pendahuluan
1.1. Pendahuluan
Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya,
melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan
sosialnya.Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadararan baru tentang
pentingnya melaksanakan apa yang kita kenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya
mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau mengasingkan diri dari lingkungan
masyarakat di tempat mereka bekerja,melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan
adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya.
CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis
dengan masyarakat tempatan. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab
moral suatu perusahaan terhadap para strategicstakeholdersnya, terutama komunitas atau
masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen
moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas.
Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan
prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok
masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah goldenrules, yang
mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan orang lain sama seperti apa yang
mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan
prinsip moral dan etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.
1.2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan CSR
b. Apa manfaat yang dapat diperoleh dari program CSR
1.3. Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan CSR
b. mengetahui manfaat CSR
BAB 2
ISI
2.1. Pengertian Coporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga
tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya
tempat perusahaan beroperasi. Hal ini sejalan dengan legitimacy theory yang
menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk
melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan
menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan
perusahaan (Tilt, CA. 1994).
Jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai
masyarakat, maka perusahaan dalam kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya
akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Haniffa dan Cooke,2005).
CSR merupakan salah satu cara meningkatkan competitive advantage.
Dentchev (2004) menemukan bahwa dukungan besar untuk perusahaan yang
memberikan efek positif terletak pada hubungan dengan karyawan, klien, agen
pemerintah dan masyarakat. Porter dan Kramer (2006) menunjukkan hubungan
yang kuat antara kesejahteraan perusahaan dan masyarakat, dimana aktifitas CSR
yang terintegrasi dengan baik dengan kegiatan bisnis inti, akan dapat membawa
peluang, inovasi dan keunggulan kompetitif bersama dengan manfaat bagi
masyarakat.
Belal (2001) mendefinisikan CSR sebagai proses komunikasi sosial dan
lingkungan dari organisasi ekonomi terhadap kelompok tertentu di masyarakat,
yang melibatkan tanggung jawab organisasi (terutama perusahaan), di luar
tanggung jawab keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham.
Perusahaan mempunyai tanggung jawab lebih luas dibanding hanya untuk mencari
uang bagi pemegang saham.
CSR merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap ekonomi, sosial dan
lingkungan sesuai prinsip triple bottom line yang meliputi profit, people dan planet.
Profit bertujuan pada hasil yang diinginkan perusahaan agar dapat terus beroperasi
dan berkembang. People merupakan salah satu jaminan kelangsungan hidup
perusahaan, dimana perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
karyawan dan masyarakat. Planet merupakan kepedulian terhadap lingkungan
hidup dan keberlanjutan keragaman hayati yang ada pada lingkungan sekitar
perusahaan (Elkington 1998).
CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk memperbaiki
masalah sosial dan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan,
oleh sebab itu CSR sangat berperan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut
Heinkel et al. (2001)perusahaan harus menganggap CSR sebagai strategi jangka
panjang yang menguntungkan, bukan sebagai aktivitas yang merugikan. Selain itu,
2.2. Manfaat dan Tujuan CSR
CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan menjadi bagian yang penting
dari kegiatan organisasi. CSR didasarkan pada konsep bahwa bisnis bersifat
accountable atau dapat dipertanggungjawabkan kepada banyak pihak atau
pemangku kepentingan. Manfaat dan tujuan CSR dapat dirasakan bagi perusahaan,
karyawan, masyarakat, lingkungan, serta bagi khalayak.
Menurut Eva Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams (2007, p. 242), CSR dapat
membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, menurunkan biaya
operasinya, meningkatkan citra merek dan reputasinya, meningkatkan penjualan
dan loyalitas pelanggan, menghasilkan produktivitas dan kualitas produk yang lebih
tinggi, menarik dan mempertahankan karyawan, mengakses modal, membantu
memastikan keselamatan produk, serta menurunkan kewajiban legal suatu
organisasi.
Menurut Eva Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams (2007, p. 242) CSR juga
memberikan manfaat kepada masyarakat dan khalayak. Misalnya, dana, pekerja
atau pelatih sukarela, keterlibatan atau dukungan perusahaan bagi pendidikan
masyarakat, program ketenagakerjaan, dan programprogram serupa lainnya, juga
memberikan produk yang aman dan berkualitas. CSR juga memberi manfaat
lingkungan. Manfaat ini biasanya meliputi daur ulang materi yang lebih besar,
ketahanan, dan fungsionalitas produk yang lebih baik, lebih banyak penggunaan
sumber daya yang dapat diperbaharui, pemanfaatan perangkat manajemen
lingkungan dalam perencanaan bisnis, termasuk standar eko-labeling dan
manajemen lingkungan.
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Haniffa dan Cooke. 2005. The impact of culture and governance on corporate
social reporting, Journal of Accounting and Public Policy 24 : 391 - 430
Tilt, CA. 1994. The influence of external pressure groups on corporate social
disclosure: some empirical evidence, Accounting, Auditing and Accountability
Journal 7 (4), 56 71.
Gray R, Kouhy R and Lavers S. 1995. Corporate social and environmental reporting:
A review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure, Accounting,
Auditing & Accountability Journal 8 (2): 78-101
Yusuf, Eva Zhoriva & Lesley Williams. 2007. Manajemen Pemasaran, Studi Kasus
Indonesia. Seri Manajemen Pemasaran no. 16, Lembaga Manajemen PPM
dengan Penerbit