Anda di halaman 1dari 20

Nama : M.

Evit Kurniawan

Kelas : 4 EGA

I. PENDAHULUAN

Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industri kimia
untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses di evaporator
adalah evaporasi.Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan proses perubahan
molekul yang memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas. Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi.Aplikasi dari evaporasi pun sangat bermacam-macam.
Hampir seluruh proses di industri menggunakan prinsip evaporasi sebagai salah satu
proses yang ditempuh untuk menghasilkan suatu produk.
Dalam industri banyak terdapat berbagai alat yang digunakan untuk mempermudah
proses yang terjadi dalam suatu industri.Alat alat tersebut mempunyai fungsi tertentu
sesuai dengan proses yang dikerjakan serta jenis bahan baku.Pemilihan alat menjadi hal
yang penting karena berpengaruh pada perlakuan yang diberikan.Produk yang
dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang diinginkan apabila alat yang digunakan tidak
sesuai.Adapun alat- alat yang dipelajari dalam alat industri kimia, diantaranya seperti
evaporator, screen, centrifuge, filter, crystallyzer, crusher dll. Dalam makalah ini
ditekankan untuk membahas tentang evaporator beserta macam macamnya.
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan cara
menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin. Evaporasi adalah salah satu
kaedah utama dalam industri kimia untuk memekatkan larutan yang encer. Pengertian
umum dari evaporasi ini adalah menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan
larutan di dalam tabung yang sesuai yang disebut evaporator. Evaporasi bertujuan
untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zatterlarut yang tidak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap.

1
II. PEMBAHASAN

II.1 Dasar Teori


Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari
evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut
yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan
proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan,
dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat
viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena
disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan
campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya
menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang
merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan
dibuang.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan
tanah.Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap
air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
a. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya).
b. Tekanan udara.
c. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya.
d. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakin kecil.
e. Kecepatan angin.
f. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin
kecil.
g. Sinar matahari.

2
h. Temperatur.
Evaporasi dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu evaporasi yang berarti
proses penguapan yang terjadi secara alami dan evaporasi yang dimaknai proses
penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan dari pada liquid (cairan) dengan
penambahan panas (Robert B. Long, 1995).
Evaporasi diadasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu pemberian
panas ke dalam cairan, pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap,
pemisahan uap dari cairan, dan mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan
juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren
L. Mc Cabe, 1999).
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi
itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi,
pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi
ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam
evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya
biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan banyak dipakai dalam
industri kimia dan mineral. Evaporasi merupakan proses pemekatan cairan dengan
memberikan panas pada cairan tersebut dengan menggunakan energi yang intensif yaitu
sejumlah uap sebagai sumber panas. Evaporator adalah alat yang banyak digunakan
dalam industri kimia untuk memekatkan suatu larutan.Terdapat banyak tipe evaporator
yang dapat digunakan dalam industri kimia.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan
sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari
cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian

3
evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang
diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang
sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah menguap).
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada
industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari
proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap,
menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang
sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari
penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan
penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara,
diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan pada proses
pendidihan secara intensif, yaitu :
Pemberian panas ke dalam cairan.
Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure perlu
diturunkan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal.
Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal pembentukan
gelembung.
Pemisahan uap dari cairan
Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke
dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).Perbedaan evaporasi dengan
proses lain adalah:
1) Evaporasi dengan pengeringan.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zatcair kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat padat.
Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas
relatif banyak,sedangkan pada pengeringan sedikit.

4
2) Evaporasi dengan distilasi.
Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi ini
tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu, evaporasi
biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti air, dari
pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur dan limbah
radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan nonvolatil.
3) Evaporasi dengan kristalisasi.
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan
zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal dalam larutan
induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk mengurangi
volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali pelarut pada recycle.
Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar
sehingga terbentuk kristal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain :


1) Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun
prosesnyaakan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian,
semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap untuk
mempercepat evaporasi.

2) Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering.
Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat
evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di ruang
terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol
gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah
kelembapan udaranya rendah.

3) Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi.

5
Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan
(tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4) Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang
sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini
sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.

5) Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada
cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357C lebih susah
terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35C.

6) Konsentrasi
Jika konsentrasi meningkat, larutan akan bersifat individual. Densitas dan
viskositasnya meningkat bersamaan dengan kandungan zat padatnya, hingga
larutan menjadi jenuh, atau jika tidak menjadi terlalu lamban sehingga tidak dapat
melakukan perpindahan kalor secara memadai. Jika zat cair jenuh di panaskan terus
menerus maka akan terjadi pembentukan kristal, dan kristal-kristal ini harus
dipisahkan karena dapat menyebabkan tabung evaporator tersumbat. Titik didihpun
semakin bertambah jika kandungan zat padat bertambah, sehingga suhu didih
larutan jenuh mungkin jauh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama.

7) Pembentukan busa
Beberapa bahan tertentu, terutama zat organik, membusa pada waktu di uapkan.
Busa yang stabil akan ikut keluar evaporator bersama uap, dan menyebabkan
banyaknya bahan yang terbawa ikut. Dalam hal ekstrim, keseluruhan massa zat cair
itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan terbuang.

8) Kepekaan terhadap suhu


Beberapa bahan kimia farmasi,dan bahan makanan dapat rusak bila di panaskan
pada suhu sedang, selama waktu singkat saja. Dalam mengkonsentrasikan bahan-
bahan seperti itu diperlukan teknis khusus untuk mengurangi suhu zat cair dan
menurunkan waaktu pemanasan.

6
9) Kerak
Beberapa larutan tertentu menyebabkan pembentukan kerak pada permukaan
pemanasan. Hal ini menyebabkan koefisien menyeluruh makin lama makin
berkurang sampai akhirnya kita terpaksa menghentikan operasi evaporator itu untuk
membersihkannya. Bila kerak itu keras dan tidak dapat larut, maka perlu waktu
yang lama dan biaya yang mahal untuk membersihkannya.

10) Bahan konstruksi


Kita perlu menentukan bahan konstruksi dari evaporator, bila mungkin evaporator
di buat dari baja. Akan tetapi, banyak larutan yang merusak bahan-bahan besi, atau
menjadi terkontaminasi oleh bahan itu. Karena itu digunakan bahan konstruksi
khusus, seperti tembaga, nikel, bja tahan karat, aluminium, grafit tak tembus, dan
timbal. Tetapi bahan-bahan ini relatif mahal, oleh karena itu laju perpindahan kalor
harus cepat/ tinggi agar dapat menurunkan biaya pokok peralatan.

2.2 Prinsip Evaporasi


Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip
kerjanya merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip
kerjanya dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang
memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta
memiliki konsentrasi yang tinggi.
1) Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar antara
zat-zatnya.
2) Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3) Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4) Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap (misalnya:gula)akan
tergantung tekanan dan kadar zattersebut.
5) Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik didih
(boiling)

7
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan
dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat komponen dasar yang
dibutuhkan dalam evaporasi yaitu : Evaporator, kondensor , injeksi uap, dan
perangkap uap.
1) Kondensor: Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat
exchanger) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida
2) Injeksi uap
3) Perangkap uap: Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari
pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya
terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak
diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.

2.3 Jenis/Tipe Evaporator


1) Tipe Evaporator Berdasarkan Banyak Efek
a) Evaporator Efek Tunggal (Singel Effect)
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui satu buah
ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah panas.

b) Evaporator Efek Ganda


Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau lebih
dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek
majemuk.Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap

8
yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya. Tujuan penggunaan evaporator efek
majemuk adalah untuk menghemat panas secara keseluruhan, hingga akhirnya
dapat mengurangi ongkos produksi.Keuntungan evaporator efek majemuk adalah
merupakan penghematan yaitudengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat
penguapan untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan
memadatkan kembali uap tersebut.Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-
efek, kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran
n-kali dari pada yang dibutuhkan untukalat penguapan berefek tunggal, untuk
pekerjaan yang sama.

2) Tipe Evaporator Berdasarkan Bentuknya

a) Evaporator Sirkulasi Alami/Paksa


Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang terjadi
akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator tabung,
saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan memulai
sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas dari
tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap
dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.

9
b) Falling film evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan jaket uap
(steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan
memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan
larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga mengalir
menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering digunakan
untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.

c) Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan
sumberpanas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi.

d) Plate Evaporator

10
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan ditopangoleh
bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate. Uap mengalir
secara co-current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan uap masuk ke
separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser.

A = Product 1 = Main separator


B = Concentrate 2 = Pre-separator
C = Condensate 3 = Plate calandria
D = Heating steam
E = Vapour

e) Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya. Semakin
banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya maksimal terdiri
dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan melebihi
penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan masuk dari
tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang merupakan
kebalikan dari aliran maju.Cocok untuk menangani produk yang sensitive terhadap
panas seperti enzim dan protein.

f) Vertical-tabung Evaporator
Dengan menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal, sirkulasi alami dari cairan

11
dipanaskan dapat dibuat untuk memberikan transfer panas yang baik.

Gambar 1.1 Evaporator (a) tipe keranjang (b) tabung panjang (c) dipaksa
sirkulasi

3) Tipe Evaporator Berdasarkan Metode Pemanasan


a) Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh api
yang menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung
melewati cairan.
b) Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana api
dan pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau
permukaan untuk memanaskan.
c) Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana uap
atau uap lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap
terkondensasi di satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat
dinding ke cairan yang mendidih.

2.4 Perpindahan Panas Di dalam Evaporator.

12
Beberapa peralatan penguapan dapat langsung dipanasi dengan api. Api
memanasi dinding ketel dan secara konduksi akan memanasi bahan yang terletak di
dalam alat penguap. Akan tetapi umumnya evaporator mempergunakan panas tidak
langsung dalam proses penguapannya.
Pindah panas didalam alat penguapan diatur oleh persamaan pindah panas untuk
pendidihan bahan cair dan dengan persamaan konveksi serta konduksi. Panas yang
dihasilkan dari sumber harus dapat mencapai suhu yang sesuai untuk menguapkan
bahan. Umumnya medium pembawa panasnya adalah uap yang diperoleh dari
boiler atau dari suatu tahapan penguapan dalam alat penguapan lain. Perputaran
bahan cair didalam alat penguapan merupakan hal yang penting, sebab perputaran
mempengaruhi laju pindah panas dan dengan perputaran bahan yang baik akan
meningkatkan laju penguapan.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih
tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu
komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk
memisahkan komponenkomponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan
produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan
dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan distilasi.

2.5 Kegunaan Evaporator.


2.5.1 Kegunaan Umum
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri
makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin
jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator.
Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di
dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah
dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan
diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap
dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas). Evaporator juga
digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut
atau zat kontaminasi lain.

13
Evaporator dapat juga digunakan untuk memisahkan sebuah zat
yang terlarut dalam sebuah pelarut dimana diantara keduanya terdapat
perbedaan titik uap. Perbedaan suhu inilah yang digunakan untuk
memisahkan keduanya.

2.5.2 Kegunaan Khusus


1. Pemekatan Bahan (Product concentration)
2.Pengeringan umpan sebelum pemekatan (Dryer feed pre-
concentration)
3. Pengurangan Volume (Volume reduction)
4. Pemulihan air/pelarut (Water / solvent recovery)
5. Pengkristalan (Crystallization)

2.6 Aplikasi Dalam Industri Pangan


Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula,pabrik,
garam,industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang minyak.
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan
cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin. Kegunaan utama
dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan sehingga larutan memiliki
konsentrasi tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan adalah
pembuatan susu kental manis. Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting
dan biasa dipakai dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium
dan gula. Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair.
Kegunaan lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun
sodium hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar
proses penanganan limbah lebih murah. Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan KNO3,
Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.

14
2.6.1 Evaporasi pada Susu
Pada proses, evaporasi susu melewati tabung uap panas di bawah kondisi
vakum. Pemanasan berlangsung antara 65-70oC. kandungan bahan kering pada susu
meningkat ketika proses pemanasan. Konsentrasi padatan telah sesuai ketika densitas
mencapai nilai 1,07. Pada tingkatan ini, 1 kg unsweetened milk dengan lemak 8% dan
padatan non lemak 18% diproduksi dari 2,1 kg bahan baku susu yang memiliki
kandungan lemak 3,8% dan padatan non lemak 8,55%.

2.6.2 Susu Kental Manis


Pada proses evaporasi, setelah dimasukkan gula ke dalam evaporator kemudian
dicampur dengan susu. Evaporasi dilanjutkan hingga kandungan bahan kering
yang dikehendaki tercapai. Kandungan bahan kering diperiksa secara tidak
langsung dengan menentukan densitas dari konsentrat. Yaitu sekitar 1,3 untuk
sweetened wholemilkn dan 1,35 untuk sweetened skimmilk. Pada tahapan ini 1 kg
susu kental manis dengan kandungan 8%, 45% gula, dan 27% air akan dihasilkan
dari 2,5 kg dari 3,2% susu full krim dicampur dengan 0,44 kg gula.

15
2.6.3 Kopi Instan
Proses pemekatan dan pengeringan yang menggunakan panas (evaporasi vakum dan
pengeringan semprot) juga berpotensi menyebabkan hilangnya komponen aroma dan
citarasa yang volatil karena mereka ikut menguap bersama air yang dikeluarkan
sehingga menghasilkan produk kopi instan dengan aroma dan citarasa yang lebih ringan
dibandingkan dengan proses beku (pemekatan beku dan pengeringan beku). Didalam
unit ini, komponen volatil dikeluarkan dari ekstrak kopi, sebelum ekstrak masuk ke
evaporator. Seperti halnya pada proses perstripping, proses stripping juga dilakukan
dengan melewatkan ekstrak pada steam (flash evaporation), sehingga komponen aroma
yang volatil akan diambil oleh steam. Steam yang telah mengandung komponen aroma
volatil lalu dikondensasi dan dilakukan pemisahan komponen volatil dan air dengan
teknik destilasi. Selain dengan teknik stripping, pengambilan komponen volatil juga
bisa dilakukan dengan teknik kondensasi parsial. Pada proses ini, pengambilan
komponen aroma volatil dilakukan pada saat berlangsungnya proses evaporasi. Karena
tidak dilakukan stripping komponen volatil sebelum proses evaporasi, maka air yang
menguap selama proses evaporasi juga mengandung komponen volatil. Komponen
volatil ini lalu dipisahkan dari uap air dengan proses kondensasi parsial.

16
2.6.4 Gula Pasir
Dipabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator
dengan sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat
dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja dari satu
bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas 5990m2 vo.
Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas
secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang
diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang
mengembun dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana
nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1.
Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam
bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan
uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada bejana terakhir
merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar 60 brik. Nira
kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang
dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.

17
2.6.5 Concentrated Fruit and Vegetable
Proses evaporasi pada pengolahan concentarated fruit and vegetable
juicemenggunakan alat penguap vakum (vacuum evaporator). Alat ini sangat baik
digunakan untuk menguapkan bahan-bahan yang peka terhadap suhu tinggi seperti
santan, susu, dalam industri pembuatan pasta tomat maupun industri minuman juice.
Alat ini dipakai bila menginginkan penguapan secara tepat dan tekanan pada bahan
tetap dipertahankan lebih rendah dari 1 atmosfer. Bahan pangan ditempatkan pada
sebuah container yang dipanaskan. Uap yang dihasilkan dengan mudah akan menguap
ke udara Pada proses evaporasi ini komponen volatile sari buah atau sayuran diusahakan
tidak ikut terbawa atau hilang.

18
III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan dan Saran


Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Aplikasi dari evaporator antrara
lain digunakan pada pabrik gula, pabrik, garam, industri bahan kimia, industri
makanan dan minuman, dan kilang minyak.

19
IV. DAFTAR PUSTAKA

Kusuma.2012.Evaporator.Online.http://kusumaworld25.blogspot.com/2012/09/eva
porator.html diakses pada 9 Mei 2017.

Fire,Angle.2012.Proses Kontrol evaporasi. Online.


http://www.angelfire.com/ak5/process_control/evaporasi.htm diakses pada 9
Mei 2017.

Dicky.2013.Blog Tulisan.Online.http://tulisandicky.blog.friendster.com/ diakses


pada 9 Mei 2017.

20

Anda mungkin juga menyukai