Strategic planning atau perencanaan strategis merupakan proses untuk memutuskan program
yang akan dilakukan oleh organisasi serta memperkirakan jumlah sumber daya yang akan
dialokasikan ke masing-masing program untuk bebeapa. Terdapat keterkaitan antara strategy
formulation dan strategic planning. Dimulai dari perbedannya, strategy formulation merupakan
proses menentukan strategi baru sedangkan strategic planning merupakan proses untu
menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi.
Lima puluh tahun yang lalu, proses strategic planning dilakukan secara tida sistematis.
Apabila manajemen memerikan sebuah pandangan tentang perencanaan jangka panjang, hal
tersebut dilakukan secara tidak terkoordinasi. Sedikit perusahaan memulai formal strategic
planning system di akhir tahun 50an, dan usaha awal mereka kebanyakan gagal. Data yang
diperlukan lebih bersifat detail daripada tepat, staf melakukan kinerja lebih banyak dari manajer
lini, partisipan lebih banyak menghabiskan waktu untk mengisi bentuk daripada berpikir lebih
dalam mengenai alternative terbaik. Seiring berjalannya waktu, manajemen mempelajari bahwa
tujuan seharusnya membuat pilihan yang sulit di antara alternative program, bukan untuk
memperhitungkan jumlah detail anggaran; waktu dan usaha seharusnya masuk dalam analisis
dan diskusi informal, bukan dalam kertas kerja; fokus seharusnya adalah pada program itu
sendiri bukan pada pusat pertanggungjawaban yang membawakannya. Saat ini, banyak
organisasi menghargai keuntungan dalam membuat rencana untuk 3 hingga 5 tahun ke depan.
Praktik menyatakan dokumen perencanaan formal secara universal telah diterima.
Proses perencanaan strategi formal dapat memberikan organisasi (1) sebuah kerangka kerja
dalam mengembangkan anggaran tahunan, (2) Alat pengembangan manajemen, (3) Mekanisme
untuk memaksa dalam berpikir jangka panjang, dan (4) sebuah makna untuk menyesuaikan
manajer dengan strategi jangka panjang.
Di sisi lain, perusahaan yang melakukan proses strategic planning menyempitkan jarak
pilihan sehingga perencana dapat membuat keputusan alokasi sumber daya selama proses
penganggaran. Perencanaan strategis membantu organisasi memahami dampak keputusan
strategis untuk perencanaan langkah jangka pendek
Formal strategic planning yang diinginkan organisasi memiliki beberapa karakteristik berikut:
Dengan demikian, formal strategic planning tidak diperlukan di organisasi yang kecil dan
relative stabil dan tidak dapat membuat estimasi yang andal mengenai organisasi di masa depan
dimana manajer senior memilih untuk tidak memanage bagian ini.
Di organisasi industry, prohram merupakan produk atau sekelompok produk ditambah penelitian
dan pengembangan, umum dan administrasi, akuisisi terencana, atau aktivitas lain yang berkaitan
dengan produk lini. Di organisasi jasa, program cenderung untuk seusai dengan jenis jasa yang
diberikan entitas. Perencanaan strategi biasanya meliputi periode lima tahun yang akan datang.
Lima tahun cukup untuk mengestimasi konsekuensi keputusan program yang dibuat saat ini.
Konsekuensi keputusan dalam mengembanggkan dan memasarkan produk baru mungkin tidak
dapat dilaukan dalam periode yang pendek. Jangka waktu lima tahun bisa cukup sulit dimana
dibutuhkan perencanaan lebih dari lima tahun. Jumlah dollar setiap program menunjukkan
magnitude yang tepat pada pendapatan, beban, dan pengeluaran modal. Disebabkan panjangnya
jangka waktu, hanya estimasi kasar yang tersedia. Apabila perencanaan strategis dibuat unit
bisnis yang menunjukkan batasan antar unit bisnis untuk dioperasikan, maka perlu dinyatakan.
Hubungan Organisasional
Perencanaan strategis dilaukan oleh manajer senior dan manajer unit bisnis atau pusat
pertanggungjawaban, yang dibantu oleh staf. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
komunikasi antara manajer korporat dan unit bisnis denan menyediakan aktivitas terjadwal yang
berkelanjutan dimana mereka dapat mencapai suatu keputusan tujuan dan perencanaan.
Di beberapa organisasi, controller menyiapkan perencanaan strategis padahal di lain sisi terdapat
staf perencanaan strategisi. Strategic planning memerlukan keahlian analitis danpandangan luas
yang mungkin tidak ada pada controller. Controller memiliki keahlian dalam teknis analitis detail
yang memerlukan kemampuan dalam membuat anggaran tahunan dan menganalisis varians
antara jumlah anggaran dan actual.
Meskipun terdapat staf perencanaan strategis, controller biasanya menyebarkan panduan dan
mengajukan jumlah dimana jumlah pada perencanaan strategis, anggaran tahunan dan sistem
akuntansi harus onsisten.
Staf dari hedquarter memfasilitasi pula proses strategic planning namun mereka tidak boleh
banyak ikut campur. Peran mereka hanyalah sebagai katalis dimana mereka memastikan proses
dilakukan secara layak namun mereka tidak membuat keputusan program. Apabila manajer unit
bisnis merasa staf headquarter terlalu ikut xampur dalam pengambilan keputusan , manajer aan
kurang jujur dlam mendiskusikan mengenai pengembangan perencanaan sebab manajer unit
bisnis memiliki staf tersendiri.
Gaya Manajemen
1. Nilai sekarang bersih dari proyek tersebut, yaitu kelebihan nilai sekarang dari estimasi
arus kas masuk terhadap jumlah investai yang diperlukan.
2. Tingkat pengembalian internal yang implisit dalam hubungan antara kas yang masuk dan
keluar.
Ada empat alasan untuk tidak menggunakan teknik nilai sekarang dalam menganalisis semua
usulan, yaitu:
1. Usulan tersebut mungkin jelas menarik sehingga perhitungan dari nilai sekarang
bersihnya tidak diperlukan.
2. Estimasi yang terlibat dalam usulan begitu tidak pasti sehingga membuat perhitungan
nilai sekarang bersih dipercaya tidak sesuai dengan usahanya.
4. Tidak ada alternatif yang layak untuk diadopsi. Hukum lingkungan mungkin
mengharuskan investasi dalam suatu program baru.