Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telahmemberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga

penyusunan laporan lengkap lapangan ini dapat diselesaikan.

Laporan lengkap lapangan ini penlis susun untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah geologi

struktur, yang menurut penulis dapat memberikan manfaat

yang besar bagi kita untuk mempelajari ilmu geologi struktur.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang

tua penulis yang telah memberikan banyak doa dan

dukungannya, juga kepada bapak Asri Arifin, S.T.,M.T selaku

dosen pembimbing dan seluruh kakak asisten yang telah

memberikan bimbingan selama jalannya kegiatan fieldtrip serta

teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu hingga

terselesaikannya laporan ini.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta

maaf bila mana isi laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan

yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan

pembaca. Oleh karena itu, saran yang membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Dengan ini saya mempersembahkan laporan ini dengan

rasa terimakasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini

sehingga dapat bermanfaat bagi setiap orang.


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi,

komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses

pembentukannya. Dalam geologi kita akan mempelajari semuan

hal tentang seluk beluk bumi secara keseluruhan dari mulai

gunung-gunung dengan tinggi ribuan meter hingga palung-

palung didasar samudera. Geologi struktur adalah studi mengenai

distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya,

Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada

studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari

struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai

sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian

deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol

stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur

tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang

berhubungan dengan proses geologi di mana suatu gaya telah menyebabkan

transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk,

susunan, atau susunan intenal yang lain.

Penelitian yang dilakukan pada daerah Larodangge

Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara di lakukan untuk

mengetahui keadaan geologi struktur daerah penelitian dengan

melakukan pengamatan Kekar,Sesar,Lipatan dan geomorfologi,

serta litologi

Hasil penelitian yang dilakukan pada daerah penelitian

disajikan dalam laporan lengkap geomorfologi daerah

Larodangge Kec. Lasolo Kab. Konawe Utara yang didalamnya

membahas tentang Konsep struktur

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu :

- Struktur apa yang bekerja di daerah Larodangge ?

- Jenis Kekar,Sesar dan Lipatan apa yang ditemukan

didaerah Larodangge?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya fieldtrip geologi struktur adalah untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah geologi


struktur. Sedangkan, tujuan dari pelaksanaan fieldtrip geologi

struktur yang terletak didaerah Larodangge Kec. Lasolo Kab.

Konawe Utara adalah sebagai berikut.

- Untuk mengetahui keadaan struktur daerah penelitian


- Untuk mengetahui keadaan litologi daerah penelitian
- Untuk mengetahui Jenis Kekar,Sesar,dan Lipatan didaerah

penelitian

1.4 Manfaat

Hasil penelitian yang dilakukan di daerah Larodangge Kec.

Lasolo Kab. Konawe utara di harapkan dapat digunakan sebagai

acuan atau referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

dapat memberikan informasi mengenai geologi struktur daerah

penelitian dengan metode yang lebih cepat dan efisiensi serta

mempermudah dalam pemetaan awal geologi.

1.5 Waktu, letak dan kesampaian daerah

Fieldtrip geologi struktur di laksanakan pada tanggal 08-09

April 2017 bertempat di daerah Larodange Kecamatan Lasolo

Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

jarak tempuh 2 jam perjalanan dari kampus Universitas Halu

Oleo.
Lokasi fieldtrip dapat dicapai dengan kendaraan roda dua

maupun roda empat. Karena selain daerah fieldtrip terletak di

daerah jalan poros dan memiliki jalan akses yang mudah.

1.6 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam fieldtrip geologi

struktur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Alat dan Bahan Beserta Kegunaanya

No Nama Alat dan Bahan Kegunaan


1 ATK Kegiatan tulis menulis
2 Kompas Gologi Untuk mengukur kedudukan

batuan
4 kamera Mengambil gambar singkapan
5 Kantong Sampel Menyimpam sampel
6 Karung Mengumpulkan sampel
7 Mistar 30 cm Membuat garis
8 Mistar busur Menentukan sudut kemiringan
9 Roll Meter Mengukur dimensi singkapan
10 Buku Lapangan Mencatat data lapangan
11 Kerta HVS & Kalkir Wadah menulis dan

menggambar
12 HCL Untuk mengetahui kandungan

karbonat
13 Peta Dasar Untuk menentukan lokasi

penelitian

1.7 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pengamatan Geologi struktur kali ini

adalah metode Obserpasi dan pengambilan data lapangan adalah:

1. Studi pustaka

Meliputi studi literature teoritis yang berhubungan dengan Geologi

Struktur dan kondisi geologi pada ummnya, pada tahap ini peneliti

melakukan studi tentang geologi regional dan local daerah yang akan

diteliti meliputi Geomorfologi, statigrafi dan struktur geologi.

2. Penelitian lapangan

Penelitian dilakukan dengan pencarian dan pengumpulan data

primer dan sekunder. Data primer meliputi cek lapangan, pengambilan

sampel batuan, data kekar dan lipatan. Data sekunder diharapakan dapat

diperoleh dari analisis aspek lain berupa data pengukuran arah foto dan

sketsa lapangan yang menunjang penelitian

3. Analisis data

a. Analisis data kekar

Analisis data kekar dibagi atas data kekar Tarik, kekar gerus dan

gabungan kekar Tarik dan gerus. Analisis kekar dilakukan dengan

pembuatan histogram, diagram kipas dan diagram roset serta Analisa

stereografis untuk data kekar gerus.

b. Analisa/konstruksi lipatan
Konstruksi lipatan dilakukan dengan metode wings, dengan

menganalisa kedudukan dan diameter dari lipatan.

Tahapan Persiapan

TAHAP
PERSIAPAN - Pembentukan
kepanitiaan
-Penyuratan
-Persiapan alat dan bahan

TAHAP
- Pengamatan dilapangan (litologi
PENELITIAN
dan struktur geologi)
-Pengambilan koordinat lokasi
-Pengambilan data tabulasi kekar
-Pengambilan data Peta
-Pembuatan sketsa peta

TAHAP PENGOLAHAN
DATA

PembuatanLaporanSeme
ntara

- Pembuatan table cuaca


- Pembuatan Peta lintasan
- Mendiskripsi sampel
- Pembuatan lampiran (Diagram kipas
danRoset, Stereonet, Tabulasi data
kekar ,Peta Stasiun dan lain-lain)

PEMBUATAN LAPORAN
LAPANGAN

HASIL
Gambar 1.7.1 TahapanPersiapan

1.8 Peneliti Terdahulu


Peniliti terdahulu yang telah melakukan penelitian di daerah Larodangge

antara lain :

1. Rusman, E Sukido, Sukarna, D. Haryono, E. Simanjuntak T.O 1993.

Keterangan Peta Geologi Lembar Lasusua Kendari, Sulawesi Tenggara.

Skala 1:250.000

2. Surono, 2013. GeologiLengan Tenggara Sulawesi. BadanGeologi

Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral

3. Sukamto, R.1975. Struktural GI. Sulawesi In The Light Gf Plate Tektonik.

Dept of Mineral and Energy.

BAB II

GEOLOGI REGIONAL

2.1 Geomorfologi Regional

2.1.1 Satuan Pegunungan

Satuan morfologi pegunungan menempati bagian terluas dari kawasan

lengan tenggara Sulawesi satuan morfologi ini mempunyai topografi yang kasar

dengan kemiringan lereng tinggi,rangkaian pengunungan dalam satuan ini

mempunyai pola yang hamper sejajar dengan pola struktur sesar regional kawasan
ini. Pola ini menjadikan adanya struktur sesar regional kawasan ini sejajar dengan

pola ini mengidentifikasi bahwa pembentukan morfologi pegunungan itu erat

hubungannya dengan sesar regional.

Satuan pegunungan terutama dibentuk oleh batuan malihan dan setempat

oleh batuan ofiolit ada perbedaan yang khas diantara kedua penyusun batuan ini

pengunungan yang panjang dan lurus dengan lereng relative lebih rata,semengtara

itu pegunungan yang dibentuk oleh batuan malihan punggung gunungnya terputus

pendekpendek dengan lereng yang tidak rata walaupun bersudut tajam.

Satuan perbukitan Tinggi

- Satuan Perbukitan Tinggi

Satuan morfologi perbukitan tinggi menempati bagian selatan tenggara

terutama diselatan Kendari satuan ini terdiri dari bukit-bukit yang mana bukitnya

mencapai 500 meter dapat ditemukan/dklasifikasikan pada morfologi kasar batuan

penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen klastik mezosoikum dan tersier

2.2 Statigrafi
2.2.1 Formasi Meluhu

Terdiri atas batupasir,kuarsit,serpih merah,batusabak,batugamping dan

batu lanau,batu pasir telah metamorfis lemah,batugamping mengandung fosil

halohia Sp dan Paallena Sp.Umur batuan formas ini diperkirakan adalah trias

tengah sampai jura,batuan/formasi ini menindih tidak selaras batuan malihan

paleozoikum dan menjemari dengan formasi tokala.

2.2.2 Formasi Tokala

Terdiri atas kalsilutit, batugamping, batupasir, serpih dan Nepal kalsilutit,

batugamping, batupasir, serpih dan napal, kalsilutit, kelabu kuda, kelabu sampai

merah jambu berbutir halus sangat padat serta memiliki perlapisan yang
baik,dengan kekar yang diidi urat kalsit kotor, umumnya mengalami perlipatan

kuat tidak jarang ditemukan sinklin dan antiklin serta lapisan yang hampir tegak

0
(Melebihi 80

2.3 Struktur Geologi

Lengan Tenggara Sulawesi,Stuktur utama yang terbentuk setelah

tumbukan adalah Sesar geser meneggiri termasuk sesar matarombeo system sesar

lawanopo yang berasosiasi dengan batuan campur aduk boreo ,system sesar

konawe,sesar kolaka dari banyak lainnya serta uniasi sesar dan liniasi

0
menunjukkan sepasang arah utama tenggara barat laut ( 332 dan timur laut

barat daya ( ) , arah tenggara barat laut merupakan arah umum dari sesar geser

meneggiri dilengan tenggara Sulawesi

Sistem Sesar Lawanopo termaksuk sesar-sesar berarah utama barat laut,

0
tenggara yang memanjang sekitar ( 260 ) dan arah utara hasil sampai ujung

toronipa, Sementara ujung Tenggara bersambung dengan sesar Hamilton yang

memotong sesar.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. LIPATAN

Lipatan adalah bentuk lengkung suatu benda yang pipih/lempeng, dapat

disebabkan oleh 2 macam mekanisme, yaitu buckling (melipat) dan bending

(melengkung), (Sukendar Asikin, 1978).

Pada gejala buckling atau melipat, gaya penyebab adalah gaya tekan yang

arahnya sejajar dengan permukaan lempeng, sedang pada bending atau

pelengkungan gaya utamanya mempunyai arah yang tegak lurus pada permukaan

lempeng.

Gaya perlipatan pada umumnya terjadi pada lapisan batuan sedimen.

Sebelum suatu urutan batuan sedimen mengalami perlipatan, batuan tersebut

diendapkan dalam keadaan yang mendatar. Tetapi ada kalanya juga sudah

mempunyai timbulan - timbulan, hal ini disebabkan oleh keadaan cekungannya

yang sifat permukaannya tidak rata. Kemudian sejak saat pengendapannya,

lapisan - lapisan sedimen tersebut telah pula mengalami tekanan - tekanan atau

tarikan - tarikan oleh gaya - gaya berasal dari dalam. Kebanyakan berupa gaya

tekan atau shearing. Dengan perkataan lain sedimen tersebut secara terus menerus

mengalami perubahan - perubahan sepanjang sejarah pembentukkannya, dan

mengakibatkan terjadinya lipatan - lipatan berukuran besar ataupun kecil.

Lipatan yang berukuran besar dapat mencapai berkilo-kilo meter untuk


melaluinya, sedangkan yang berukuran kecil hanya beberapa meter sampai

sentimeter.

3.2 KEKAR

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative

tanpa mengalami pergeseran pada bidang rekahannya. Kekar dapat terjadi pada

semua jenis batuan, dengan ukuran yang hanya beberapa millimeter (kekar

mikro) hingga ratusan kilometer ( kekar mayor ) sedangkan yang berukuran

beberapa meter disebut dengan kekar minor. Kekar dapat terjadi akibat proses

tektonik maupun perlapukan juga perubahan temperature yang signifikan. Kekar

merupakan

jenis struktur batuan dalam bentuk bidang pecah. Karena sifat bidang ini

memisahkan batuan menjadi bagian-bagian terpisah maka struktur kekar

merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan untuk dilalui cairan dari luar

beserta materi lain seperti air, gas dan unsur - unsur lain yang menyertainya.

3.3. SESAR

Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan

bumi yang menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang

lain. Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar

terhadap blok yang lain. Pergerakan yang tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar

bisa mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault) merupakan bidang rekahan atau

zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran (Williams, 2004).
Sesar terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang terdapat slip diantara dua

sisi yang terdapat sesar tersebut (Williams, 2004).

Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya

pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak

pergeseran tersebut dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan kilometer,

sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa centimeter hingga

puluhan kilometer. (Billing,2959).

(Angelier, 1979) Membuat klasifikasi sesar berdasarkan gerak relatifnya (Sense

of displacement) dan unsur geometrinya berupa gores-garis ), (R), pitch (i), sudut

kemiringan (dip) bidang sesar ( pergeseran vertikal atu throw (RV), pergeseran

transversal atau heave (RHT) dan pergeseran longitudinal (RHL). Jenis sesar di

dalam klasifikasi ini tergantung pada besarnya nilai RHL dan RHT. RHL dan

RHT ditentukan berdasarkan besarnya pitch dan dip. Secara matematis adalah :

RHL = R cos I

RHT = R sin i cos

RV = R sin I sin

Berdasarkan pada nilai RHL dan RHT, maka sesar dapat dikelompokan

menjadi:

A. sesar naik/normal mendatar, yaitu apabila RHT > RHL

B. Sesar mendatar naik/normal, apabila RHL > RHT

C. Sesar naik atau normal murni, apabila RHT > 90% (Pitch > ).80
D. Sesar mendatar murni , apabila RHL > 90% (Pitch < ).10

(Billing,1977), Ada 5 (lima) aspek dalam membuat klasifikasi sesar, yaitu:

1. Rake dari net slip.

2. Kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya,

3. Pola sesar,

4. Sudut kemiringan sesar

5. Pergerakan relatif sesar.

Umumnya sesar naik tidak pernah berdiri sendiri atau berkembang

tunggal. Sesar selalu membentuk suatu zona (fault zone), sehingga pada zona

sesar dijumpai sejumlah bidang sesar. Masing-masing bidang sesar tersebut

membentuk pola yang sama, yaitu bidang sesar umumnya memiliki arah

kemiringan yang sama dan arah jalur sesarnya relatif sama. Sejumlah sesar naik

(Thrust zone) yang terbentuk pada periode tektonik yang sama dinamakan sebagai

Thrust Systems (Boyer dan Elliott, 1982). Pada Thrust System (Gambar 2.20), ada

dua jenis pola sesar utama, yaitu Imbricate Fan dan Duplexes. Pola struktur

Imbricate Fan dicirikan dengan adanya Thrust sheet yang di dalamnya

berkembang struktur lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah Tectonic transport,

sedangkan di dalam pola Duplex , Thrust sheet dilingkupi oleh sesar (Boyer dan

Elliott, 1982).
Gambar 3.3.1 Sesar Naik

Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault)

adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi

tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan

minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal.Umumnya

bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah

hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini.

Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan

dekstral (menganan).Moody dan Hill (1956)

Gambar 3.3.2 Sesar Mendatar (StrikeSlip)

Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan

ekstensional (gaya tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi lebih

dominan. Kondisi ini mengakibatkan dibeberapa bagian tubuh batuan akan


bergerak turun yang selanjutnya lazim dikenal sebagai proses pembentukan sesar

normal.Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif bergerak ke bawah

terhadap foot wall. Gerak sesar normal ini dapat murni tegak atau disertai oleh

gerak lateral (sinistral atau dekstral). Sistem tegasan pembentuk sesar normal

adalah ekstensional, dimana posisi tegasan utamanya vertikal sedangkan

kedudukan tegasan menengah dan minimum adalah lateral.Sesar normal

umumnya terbentuk lebih dari satu bidang yang posisinya relatif saling sejajar.

Apabila bidang sesarnya lebih dari satu buah, maka bagian yang tinggi dinamakan

sebagai horst dan bagian yang rendah dinamakan sebagai graben. Selanjutnya

apabila jenjang dari bidang sesar normal ini hanya berkembang di salah satu sisi

saja (gawir sesar hanya dijumpai pada salah satu lereng saja), maka kelompok

sesar tersebut lazim dinamakan sebagai half graben dan apabila jenjang bidang

sesar normalnya berpasangan maka dinamakan sebagai graben. Berdasarkan pada

bentuk bidang sesar, maka sesar normal ini dapat dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu Planar Ekstensional Fault dan Listric Ekstensional Fault. Selanjutnya Planar

ekstensional fault berdasarkan ada tidaknya rotasi, dibedakan menjadi Non-

rotational planar fault dan Rotational planar fault.

Gambar 3.3.2 Sesar Normal


BAB IV

STRUKTUR DAERAH LARODANGGE

Struktur yang berkembang pada daerah Penelitian terdiri dari lipatan,

kekar dan sesar.

Lipatan yang terdapat pada daerah peneltian dari hasil analisis data

lapangan dengan mengunakan metode Higgins (1960), yaitu lipatan simetri

berjenis antiklin dan sinklin. Lipatan sinkilin pada daerah penelitian memiliki

kedudukan N 14E/23 - N 136E/40 dengan panjang lipatan 17 meter , dengan

panjang sayap 18 m dengan titik puncak 3 m. Litologi penyusun lipatan yaitu

batuan sedimen berupa batugamping kristalin dengan struktur berlapis. Kemudian

lipatan antiklin dngan panjang 38 meter dengan kedudukan N 214E/46 dengan

panjang sayap 22,5 meter dengan titik punjak 4,5 meter. Litologi penyusun lipatan

ini yaitu batuan sedimen berupa batugamping dengan struktur berlapis.

Kekar yang terdapat pada daerah peneltian berupa kekar Tarik dan kekar

gerus. Pada pengukuran kekar Tarik di ambil 183 data. Pada tabulasi data kekar

Tarik arah tegasan yaitu N 51E N 60E. Kemudian pada diagram roset arah

tegasannya yaitu. Pada diagram kipas dapat di ketahui arah 1 yaitu antara N E

dan N E, begitu pula pada diagram roset arah 1 berada pada N 60E dan N 70E.

kemudian pada diagram histogram dapat di ketahui arah 1 berada pada N 50E -
N 60E. Pengukuran pada kekar gerus di ambil 25 pasang data kedudukan yang

berbeda. Pada data tabulasi kekar gerus dapat di ketahui arah 1 berada pada N

111E N 120E. Dari data di atas, dengan proyeksi streografi dapat diketahui

arah 3 nya berada pada barat laut (N 338E). Dan arah 1 berada pada timur

timur laut ( N 66E).

Sesar yang berkembang pada daerah penelitian tenggara barat laut (N

338E), jika di bandingkan dengan hasil Analisa kekar maka arah tegasan utama

pembentuk sesar adalah timutimur laut barat-barat daya.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil pada laporan lapangan ini yaitu sebagai

berikut :

1. Struktur yang bekerja pada daerah larodangge yaitu lipatan sesar dan

kekar. Lipatan merupakan hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu

bahan yang di tunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari

lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam bahan tersebut. Kekar

merupakan. Kekar adalah struktur rekahan dalam blok batuan dimana atau

sedikit sekali mengalami pergeseran.


2. Litologi penyusun batuan daerah larodangge batuan sedimen yaitu

batugamping kristalin dan batugamping.


3. Jenis lipatan yang terdapat pada daerah larodangge termsuk lipatan

antiklin dan sinklin. Sedangkan kekar yang terdapat pada daerah ini yaitu

kekar Tarik dan kekar gerus.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai