Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERCOBAAN OPTIK GEOMETRIS

A. Percobaan Pemantulan
A.1. Teori Dasar
Hukum Pemantulan berbunyi, sinar datang, sinar pantul, dan garis normal
berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. Hukum Pemantulan
juga berbunyi, sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Pemantulan cahaya terjadi pada bidang cermin datar dan cermin lengkung. Cermin
datar adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk bidang datar yang
dilapisi perak nitrat sehingga memantulkan hampir seluruh sinar yang mengenainya.

Pada cermin lengkung, berkas sinar yang datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang disebut titik fokus (f ).
1
Dimana f = 2 R .

(1)
Persamaan matematis yang menghubungkan jarak benda (s), jarak bayangan (s) dan

1 1 1
jarak fokus(f ) adalah f = s + s' ..

(2)

A.2. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat yang diharapkan dari percobaan ini adalah:
Menjelaskan prinsip kerja optik geometris dan komponennya
Menentukan jarak fokus lensa
Menentukan perbesaran bayangan

A.3. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah:
Laser
Template sinar
Cermin kombinasi

A.4. Prosedur Percobaan


A. Pemantulan Pada Cermin Cekung
Adapun prosedur percobaannya yaitu:
1. Letakkan template cermin cekung di atas meja.
2. Letakkan laser dan cermin kombinasi di atas template cermin cekung.
3. Nyalakan laser untuk menghasilkan tiga berkas sinar. Atur posisi sinar laser
dan cermin sehingga tepat mengikuti gambar pada template cermin cekung.
4. Ubah berkas sinar menjadi sinar tunggal.
5. Arahkan sinar tunggal pada masing-masing garis sinar istimewa pada
template cermin cekung.

B. Pemantulan Pada Cermin Cembung


Adapun prosedur percobaannya yaitu:
1. Letakkan template cermin cembung di atas meja.
2. Letakkan laser dan cermin kombinasi di atas template cermin cembung.
3. Nyalakan laser untuk menghasilkan tiga berkas sinar. Atur posisi sinar laser
dan cermin sehingga tepat mengikuti gambar pada template cermin
cembung.
4. Ubah berkas sinar menjadi sinar tunggal.
5. Arahkan sinar tunggal pada masing-masing garis sinar istimewa pada
template cermin cembung.

A.5. Tabel Hasil Percobaan


A. Cermin cekung

No S S S rata-rata H H rata- H
rata
B. Cermin cembung

No S S S rata-rata H H rata-rata H

B. Percobaan Pembiasan
B.1. Teori Dasar
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasan cahaya dapat terjadi
dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada medium
yang lebih rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang
kurang rapat.
Menurut Christian Huggens (1629-1695), Perbandingan laju cahaya dalam ruang
hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias. Secara sistematis

c
dapat dirumuskan n = v

Dimana: n = indeks bias


c = laju cahaya dalam ruang hampa (3x108 m/s)
v = laju cahaya dalam zat (m/s)
Hukum pembiasan berbunyi, berkas sinar datang, sinar bias, dan garis normal
terletak pada sebuah bidang datar. Hukum pembiasan juga berbunyi,
perbandingan sinus sudut datang (i) dan sinus bias (r) adalah tetap.

B.2. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat yang diharapkan dari percobaan ini adalah:
Agar dapat mengenal lensa cekung dan lensa cembung
Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat pada lensa cekung dan lensa
cembung
Mahasiswa juga dapat menentukan perbesaran bayangan pada lensa cekung
dan lensa cembung

B.3. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah:
Laser
Template sinar
Lensa bikonveks tebal
Lensa bikonveks tipis
Lensa bikonkaf
Lensa plan bikonveks
Prisma siku-siku
Benda prespek balok
Benda perspek setengah lingkaran

B.4. Prosedur Percobaan


A. Pembiasan Pada Lensa Bikonkaf
Adapun prosedur percobaannya yaitu:
1. Letakkan template lensa bikonkaf di atas meja.
2. Membuat garis tengah pada template sinar dan mengukur titik pusatnya.
3. Membuat 3 sudut yang telah di tentukan dengan menggunakan mistar busur
dengan berpusat pada titik yang telah di tentukan.
4. Mengukur ke 3 sudut dengan menggunakan mistar sesuai dengan ukuran
yang telah di tentukan
5. Meletakan laser pada lensa bokonkaf diatas meja
6. Menyalakan laser dengan menggunakan sinar tunggal, kemudian
meletakkan laser di titik sudut dengan keadaanlurus, apabila laser titik tetap
tidak mengenai laser bikonkaf, maka lasernya di belokkan sampai mengenai
ujung lensa sanpai mendapatkan pembiasan
7. Memberikan tanda pasa setiap pembiasan lalu menghubungkan setiap
titiknya
8. Menetukan garis titik akhir sinar hingga titik akhir dari pembiasannya
9. Menetukan garis titik awal sinar hingga titik akhir dari pembiasannya
10. Meletakan kembali sinar pada mistar busur dan menentukan sudut dari hasil
pembiasannya.

B. Pembiasan Pada Lensa Bikonveks

Adapun prosedur percobaannya yaitu:


1. Letakkan template lensa bikonveks di atas meja.
2. Membuat garis tengah pada template sinar dan mengukur titik pusatnya.
3. Membuat 3 sudut yang telah di tentukan dengan menggunakan mistar busur
dengan berpusat pada titik yang telah di tentukan.
4. Mengukur ke 3 sudut dengan menggunakan mistar sesuai dengan ukuran
yang telah di tentukan
5. Meletakan laser pada lensa bikonveks diatas meja
6. Menyalakan laser dengan menggunakan sinar tunggal, kemudian meletakkan
laser di titik sudut dengan keadaan lurus, apabila laser titik tetap tidak
mengenai laser bikonveks, maka lasernya di belokkan sampai mengenai
ujung lensa sanpai mendapatkan pembiasan
7. Memberikan tanda pasa setiap pembiasan lalu menghubungkan setiap
titiknya
8. Menetukan garis titik akhir sinar hingga titik akhir dari pembiasannya
9. Menetukan garis titik awal sinar hingga titik akhir dari pembiasannya
10. Meletakan kembali sinar pada mistar busur dan menentukan sudut dari hasil
pembiasannya yang berlawanan arah dengan penetuan sudut yang pertama
C. Pembiasan Pada Lensa Plan Bikonveks

Adapun prosedur percobaannya yaitu:

1. Letakkan template lensa plan bikonveks di atas meja.


2. Membuat garis tengah pada template sinar dan mengukur titik pusatnya.
3. Membuat 3 sudut yang telah di tentukan dengan menggunakan mistar busur
dengan berpusat pada titik yang telah di tentukan.
4. Mengukur ke 3 sudut dengan menggunakan mistar sesuai dengan ukuran
yang telah di tentukan
5. Meletakan laser pada lensa plan bikonveks diatas meja
6. Menyalakan laser dengan menggunakan sinar tunggal, kemudian meletakkan
laser di titik sudut dengan keadaan lurus, apabila laser titik tetap tidak
mengenai laser plan bikonveks, maka lasernya di belokkan sampai mengenai
ujung lensa sanpai mendapatkan pembiasan
7. Memberikan tanda pasa setiap pembiasan lalu menghubungkan setiap
titiknya
8. Menetukan garis titik akhir sinar hingga titik akhir dari pembiasannya
9. Menetukan garis titik awal sinar hingga titik akhir dari pembiasannya
10. Meletakan kembali sinar pada mistar busur dan menentukan sudut dari hasil
pembiasannya yang berlawanan arah dengan penetuan sudut yang pertama

B.5. Tabel Hasil Percobaan


A.

No N S S S rata-rata H H rata-rata H
B.

No N S S S rata-rata H H rata-rata H

C.

No n S S S rata-rata H H rata-rata H

Anda mungkin juga menyukai