Anda di halaman 1dari 2

Bisnis.

com, JAKARTA Pengamat politik dari Universitas


Nusa Cendana, Kupang, Rudi Rohi mengatakan, isu
komunisme sengaja dihembuskan dengan kencang dalam
Pemilu Presiden 2014 tidak hanya bertujuan untuk
menjatuhkan nama baik kandidat presiden Joko Widodo
(Jokowi) di masyarakat, namun untuk menutupi kasus-kasus
dugaan korupsi.
"Tidak semata menyerang Jokowi tapi sekaligus menutupi
kebobrokan dan persoalan fundamental bangsa seperti
korupsi. Aktor-aktor korupsi itu masih bebas dan aktif dalam
politik. Ibaratnya maling teriak maling," kata Rudi, di Jakarta,
Kamis (4/7/2014).
Rudi mengatakan, masyarakat terutama TNI-Polri jangan mau
dihasut dan diperdaya oleh isu komunisme karena persoalan
utama bangsa yang harus diselesaikan oleh presiden
mendatang salah satunya adalah korupsi.
"Tuduhan komunis tidak beralasan. Sampai harus menutup
isu korupsi dengan komunis. Itu sama saja berusaha
membelokkan persoalan bangsa yang fundamental. Ini upaya
membelokkan persoalan atau mengalihkan isu publik," kata
Rudi.
Ia menjelaskan, pemberantasan korupsi adalah isu utama
yang harus ditagih oleh masyarakat terhadap masing-masing
kandidat karena korupsi adalah hambatan atau kendala yang
membuat demokrasi dan kesejahteraan rakyat tidak pernah
terwujud di Indonesia.
"Demokrasi tidak akan ada sampai kapan pun kalau korupsi
tetap merajelela," ujar Rudi.
Oleh karena itu, rakyat lebih baik fokus menagih komitmen
pemberantasan korupsi dari tiap kandidat presiden termasuk
menyoroti kasus-kasus korupsi yang diduga melibatkan aktor-
aktor politik yang terlibat aktif dalam Pemilu Presiden 2014.
Belakangan, publik sedang menyoroti sejumlah kasus
korupsi, antara lain, korupsi di sektor migas di Kementerian
Perekonomian dan ESDM, korupsi pengadaan Alquran di
Kementerian Agama dan korupsi pengadaan daging sapi di
Kementerian Pertanian.
Terkait tuduhan komunisme yang disiarkan TVOne, Rudi
mengatakan, tidak seharusnya media massa berlaku seperti
itu. "Saya kira ini kemunduran. TV One yang seharusnya
netral justru telah mengambil sikap dan posisi politik Ini bukan
persoalan politik biasa, bukan fitnah biasa. Ada upaya
pembunuhan karakter seperti yang dilakukan Orde Baru," ujar
Rudi.

Analisis:
1. Dengan menyebarnya isu-isu yang tidak benar kepada
politik. Maka mayarakat akan cenderung berfikiran
negative terhadap para politik.
2. Para TNI dan POLRI harus membantu dalam
pemberantasan korupsi yang ada. dan jangan mudah
terpropokasi dengan isu-isu yang lain.
3. sebagai media elektronik dalam pelaporan berita harus
netral.

Anda mungkin juga menyukai