Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

FILSAFAT ILMU

Disusun guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah Filsafat Ilmu

oleh
Kurniawan Erman Wicaksono
NIM. 162520102001

PROGRAM PASCA SARJANA


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2016
1. Fenomena
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu program
intervensi berisi penjelasan secara rinci penanganan penyakit pada balita.
Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan
teknologi sederhana di tingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya adalah
dengan menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Hasil
pelaksanaan kegiatan MTBS di Kota Malang yang berupa cakupan hasil
kegiatan pelayanan MTBS balita pada tahun 2014 yaitu 58,07 % dan pada
tahun 2015 cakupan pelayanan MTBS mengalami penurunan yaitu 49, 38%.
Hal ini memperlihatkan bahwa cakupan pelayanan MTBS di Kota Malang
masih dibawah target yaitu 80 %. Rendahnya cakupan pelayanan MTBS
disebabkan oleh kinerja petugas kesehatan, khususnya kinerja tenaga kesehatan
puskesmas (perawat, bidan dan dokter) dari aspek kualitas dan kuantitas dalam
memberikan pelayanan MTBS belum maksimal. Ketidakmaksimalan kinerja
tenaga kesehatan puskesmas dikarenakan kurangnya evaluasi dari Dinas
Kesehatan Kota Malang.

2. Problem Statement
Keoptimalan kinerja tenaga kesehatan puskesmas (perawat, bidan dan dokter)
mempengaruhi dalam pemberian pelayanan MTBS.

3. Judul Penelitian
Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan (Perawat, Bidan, Dokter) Puskesmas
dalam Pelayanan MTBS di Puskesmas Wilayah Kota Malang.
4. Kerangka Konsep
Kinerja
Faktor Organisasi
Tenaga Kesehatan Puskesmas
- Kepemimpinan dalam dalam Pelayanan MTBS
pelayanan MTBS
- Sumber daya dalam Bidan Desa dalam
pelayanan MTBS Pelayanan Neonatus
- Supervisi - Kualitas dalam pelayanan MTBS
- Penghargaan/imbalan - Kuantitas dalam pelayanan MTBS
- Struktur organisasi - Ketepatan waktu dalam pelayanan MTBS
- Design pekerjaan - Efektivitas sumber daya dalam pelayanan
MTBS
- Kebutuhan supervisi dalam pelayanan MTBS
- Pengaruh hubungan interpersonal (kerja sama)
dalam pelayanan MTBS

5. Landasan Filosofis
a) Ontologis
Kinerja dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dalam hal ini
Puskesmas adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
salah satu tujuan puskesmas yaitu penurunan angka kematian bayi
yang dapat dicapai dengan keoptimalan pelayanan MTBS oleh tenaga
kesehatan. Dengan demikian bahwa kinerja tenaga kesehatan
puskesmas merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh puskesmas
dan Dinas Kesehatan dalam menekan angka kematian bayi.
Membicarakan kinerja akan selalu terkait dengan ukuran atau standar
kinerja. Ukuran atau standar kinerja terkait dengan parameter-
parameter tertentu atau dimensi yang dijadikan dasar atau acuan oleh
organisasi untuk mengukur kinerja. Menurut Bernardin and Russel,
terdapat enam kriteria dasar dalam pengukuran kinerja yaitu kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas biaya, kebutuhan akan supervisi
dan pengaruh hubungan interpersonal.
b) Epistemiologi
Penelitian ini untuk memahami bagaimana kinerja tenaga
kesehatan puskesmas dalam pelayanan MTBS di wilayah puskesmas
Kota Malang dengan melihat aspek kualitas, kuantitas, ketepatan
waktu, efektifitas sumber daya, kebutuhan supervisi, pengaruh
hubungan interpersonal dan faktor organisasi (kepemimpinan).
Pegumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam
(indepth interview). Wawancara dilakukan dengan menggunakan
pertanyaan terbuka, dibantu alat tulis dan voice recorder untuk
mencatat dan merekam informasi yang diperoleh. Data sekunder
diperoleh melalui pengamatan langsung ke Dinas Kesehatan dan
Puskesmas mengenai dokumentasi ketenagaan dan upaya
pengembangan yang telah dilakukan. Kesimpulan dari hasil penelitian
diperoleh dengan membandingkan pertanyaan penelitian dengan hasil
penelitian dan tujuan penelitian serta konsep teori.

c) Aksiologi
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah
tentang manajemen pelayanan kesehatan pada unit perawatan dasar
khususnya Manajemen Terpadu Balita Sakit.

Manfaat Parktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada petugas dan
pengelola program MTBS dalam keberhasilan menerapkan MTBS,
meningkatkan kualitas dan kuantitas cakupan MTBS di Puskesmas,
serta dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan dalam
membuat kebijakan teknis dalam pelayanan MTBS di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai