Anda di halaman 1dari 6

A. Masalah B.

Alternatif C penyebab

1. BELUM SEMUA TERJARING GANGGUAN JIWA YANG ADA DI WILAYAH


PUSKESMAS PAUH

2. DESA SIAGA SEHAT JIWA BARU ADA DI 3 KELURAHAN

3. BELUM ADANYA POLI JIWA DI PUSKESMAS PAUH

B.

1. PENJARINGAN KASUS JIWA DI SEMUA KELURAHAN

2. PEMBENTUKAN DESA SIAGA SEHAT JIWA DI SETIAP KELURAHAN

3. PEMBENTUKAN POLI JIWA DI PUSKESMAS PAUH

A.

1. Kasus campak masih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya

2. Masih ada anak anak yang tidak mendapatkan imunisasi campak

1. Melaksanakan pelacakan campak disetiap wilayah bila ada yang sakit


campak

2. Melakukan penyuluhan tentang penyakit campak di dalam dan luar gedung


(posyandu, sekolah)

C.

1. Anak anak yang sakit campak kebanyakan Karena mereka belum


mendapatkan imunisasi campak akibat menolak untuk diimunisasi

2. Daya tahan tubuh yang kurang sehingga memudahkan dalam penyebaran


penyakit

3. Kurang pengetahuan orang tua/pasien tentang penyakit campak dan cara


penularannya

A.

1. PENGETAHUAN MASYARAKAT MASIH RENDAH TENTANG TB

2. PENEMUAN KASUS TB DI LAPANGAN MASIH RENDAH DIKARENAKAN KADER TB


KURANG AKTIF

3. PENJARINGAN KASUS SUSPEK TB DI PUSKESMAS DAN PUSTU MASIH RENDAH


4. PENGIRIMAN KASUS TB DARI KLINIK SWASTA BARU 2 KLINIK YANG
AKTIF,PADAHAL KLINIK/DPP SWASTA YANG BERADA DI WILAYAH KERJA PAUH
BERJUMLAH 7 UNIT

B.

Meningkatkan penyuluhan tentang TB

Penyegaran kader TB

Mengevaluasi kembali kerjasama dengan klinik/dpp swasta dalam


penjaringan kasus TB

Meningkatkan pengiriman suspek dari pustu

A.

1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Imunisasi pada


bayi dan balita

2. Adanya beberapa keluarga yang menolak Imunisasi anaknya

3. Kurangnya kerjasama Lintas Sektor

B.

1. Meningkatkan Sosialisasi kemasyarakat tentang Imunisasi dengan cara


penyuluhan di acara masyarakat / kelompok

2. Diadakan pelatihan kader untuk menambah pengetahuan kader tentang


imunisasi

3. Memberikan pelaporan pencapaian dalam Rakor kecamatan dan melibatkan


lintas sector dalam kegiatan posyandu terintegrasi

4. Kerjasama dengan BPS dan Klinik dalam pencapaian dan pelaporan Imunisasi
.

A.

1. Kasus campak masih tinggi dibandingkanA tahun sebelumnya

2. Masih ada anak anak yang tidak mendapatkan imunisasi campak

B.

1. Melaksanakan pelacakan campak disetiap wilayah bila ada yang sakit


campak
2. Melakukan penyuluhan tentang penyakit campak di dalam dan luar gedung
(posyandu, sekolah)

C.

1. Anak anak yang sakit campak kebanyakan Karena mereka belum


mendapatkan imunisasi campak akibat menolak untuk diimunisasi

2. Daya tahan tubuh yang kurang sehingga memudahkan dalam penyebaran


penyakit

3. Kurang pengetahuan orang tua/pasien tentang penyakit campak dan cara


penularannya

A.

1. Jumlah kasus DBD disetiap wilayah masih tinggi

2. Usia yang rentan terkena DBD adalah 15 tahun ke atas

B.

1. Penyelidikan epidemiologi dalam penemuan kasus penyakit menular dan


pengendalian wabah

2. PSN dengan pemeriksaan jentik secara berkala sebanyak 3 x setahun

3. Penyuluhan tentang penyakit DBD dalam dan luar gedung puskesmas

C.

1. Prilaku individu terhadap pemberantasan sarang nyamuk masih kurang

2. Lingkungan yang tidak terjaga, khususnya kebersihan tempat penampungan


air

3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dan cara


penularannya

4. Faktor cuaca yang tidak menentu

A>

1. Cakupan Asi Ekslusif masih di bawah target 85% sedangkan pencapaian nya
67, 1 %

2. Masih di temukan nya gizi buruk di wilayah kerja hc pauh

3. Masih Kurang Kunjungan pasien ke ruang konsultasi gizi


4. Masih kurangnya kunjungan ke ruangan Laktasi

B>

1. Membuat Sertifikat bagi yang lulus menyusui selama 6 bulan.

2. Mengaktifkan KP ASI yg sudah terbentuk dan membentuk KP ASI yang baru

3. Kerjasama Lintas sektor dan Pihak Swasta dalam penanganan Gizi Buruk.

4. Kerjasama dengan lintas program seperti, Promkes, KIA, TB, BP umum, BP


Lansia

Merencanakan adanya ruang Khusus Untuk menyusui di puskesmas

A.

Pencatatan kohor bayi dan balita yang masih kurang

Masih kurang nya pemantauan neonatus resti target 80 % , pencapaian 17,3


%

Belum optimalnya pelaksanaan MTBS & MTBM

Masih adanya kematian Balita(20 kasus )

B.

Diharapkan PWS dalam melakukan kunjungan neonatus sudah menggunakan


format MTBM yang telah disediakan

Menggiatkan pelaksanaan kelas ibu hamil di posyandu

Kerjasama dan dukungan LP& LS agar kegiatan ini dapat berjalan lancar

Petugas lebih memanfaatkan penggunaan MTBS baik di KIA ,Pustu &


poskeskel

Diharapkan PWS dalam melakukan kunjungan neonatus sudah menggunakan


format MTBM yang telah disediakan

Kerjasama dan dukungan LP& LS agar kegiatan ini dapat berjalan lancar

A.

Masih kurangnya pencatatan ibu hamil ,bersalin,dan nifas di masing-masing


kohor KIA oleh pembina wilayah

Pemantauan ibu komplikasi kebidanan yang masih kurang , target 80%


pencapaian ; 41,1%
Masih adanya kematian ibu pada tahun 2016 , yaitu 1 orang penyebab
eklamsi

B.

Koordinasi dengan pembina wilayah dan pemegang program serta pimpinan


puskesmas untuk meningkatkan kembali pencatatan di kohor masing, setiap
PWSbertangung jawab mencari dan mencatat ibu hamil ,bu bersalin,bayi dan
balita

PWS agar lebih aktif lagi mencari dan menemukan kasus resti dan komplikasi
baik neonatus, ibu hamil dan wilayah kerja masing masing

Pemantauan ibu hamil ,bersalin,dan neonatus agar lebih ditingkatkan karena


penyebab kematian neonatus yang terbanyak disebabkan IUFD yaitu : lebih
meningkatkan pelaksanaan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita oleh PWS dg
integrasi program KIA khususnya ( disini dibuat jadwal pelaksanaan kelas)

Petugas lebih memanfaatkan penggunaan MTBS baik di KIA ,Pustu &


poskeskel

Masih banyak depot air minum yang belum memenuhi syarat kesehatan

% Tempat pengolahan makanan memenuhi syarat masih jauh dibawah target


(56,7 %)

Masih ada tempat tempat umum belum memenuhi syarat kesehatan

Masih ada masyarakat yang mengkonsumsi air dari sarana yang belum memenuhi
syarat kesehatan

Jumlah jamban sehat masih dibawah target (47.6%)

Jumlah rumah sehat masih dibawah target (61.19%)

1. Survey PHBS menunjukkan indicator PHBS yang masih belum mencapai


target yaitu, jamban, konsumsi sayur dan buah serta merokok dalam rumah

2. Kunjungan bayi dan balita ke posyandu kurang

3. Tidak memiliki tempat posyandu yang representative

4. Prasarana di posyandu kurang, misal meja kursi, timbangan tidak akurat,


serta alat edukasi

5. Kurangnya kerjasama lintas sector


6. Tidak ada dana untuk pengembangan posyandu

Anda mungkin juga menyukai