Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN

Menurut Yayan Ahyar Israr (2008) Setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencana pemberian
terapi, terapi terhadap anemia difesiensi besi dapat berupa

a. Terapi kausal: tergantung penyebabnya, misalnya, pengobatan cacing tambang, pengobatan


hemoroid, pengobatan menoragia. Terapi kausal harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan
kambuh kembali.

Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh

1) Besi per oral merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah, dan aman. preparat
yang tersedia, yaitu:

a) Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan pertama (murah dan efektif). Dosis: 3 x 200
mg.

b) Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate, harga lebih mahal,
tetepi efektivitas dan efek samping hampir sama.

Defisiensi zat besi berespons sangat baik terhadap pemberian obat oral seperti
garam besi (misalnya sulfas ferosus) atau sediaan polisakarida zat besi (misalnya
polimaltosa ferosus). Terapi zat besi yang dikombinasikan dengan diit yang benar
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dan vitamin C sangat efektif untuk
mengatasi anemia defisiensi besi karena terjadi peningkatan jumblah hemoglobin dan
cadangan zat besi. CDC merekomendasikan penggunaan elemen zat besi sebesar 60
mg, 1-2 kali perhari bagi remaja yang menderita anemia. Contoh dari suplemen yang
mengandung zat besi dan kandungan elemen zat besi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Zat besi paling baik diabsorpsi jika dimakan diantara waktu makan. Sayangnya,
ketidaknyamanan abdominal, yang ditandai dengan kembung, rasa penuh dan rasa
sakit yang kadang-kadang, biasanya muncul dengan sediaan besi ini. Tetapi resiko
efek samping ini dapat dikurangi dengan cara menaikkan dosis secara bertahap,
menggunakan zat besi dosis rendah, atau menggunakan preparat yang mengandung
elemen besi yang rendah, salah satunya glukonat ferosus.

Sediaan besi parenteral


Besi dapat diberikan secara parenteral dalam bentuk dekstran besi atau sukrosa besi. Pemberian
zat besi secara parenteral dilakukan ketika terapi oral tidak memungkinkan karena pasien tidak
dapat mentoleransi sediaan besi oral, atau yang tidak kooperatif, atau jika terjadi perdarahan
hebat berkelanjutan, atau malabsorpsi.

Penatalaksanaan yang juga dapat dilakukan

Pemberian preparat Fe : Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6


mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat
besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.

Suportif : Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi tinggi yang bersumber
dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan).

EFEK SAMPING. Iritasi saluran cerna mungkin timbul akibat garam besi. Keluhan mual dan
nyeri epigastrik tergantung dari dosis tetapi hubungan antara dosis dan perubahan defekasi
(konstipasi atau diare) masih kurang jelas. Sediaan besi oral, khususnya sediaan lepas lambat,
dapat memperburuk diare pada pasien dengan inflammatory bowel disease;penggunaan pada
pasien dengan striktur dan divertikulum usus juga harus hati-hati.

Sediaan besi oral dapat menimbulkan konstipasi khususnya pada pasien lanjut usia, kadang
berlanjut kepada pemadatan (impaction) feses.

Bila timbul efek samping, dosis bisa diturunkan; sebagai alternatif, dapat digunakan garam besi
lain namun perubahan toleransinya disebabkan oleh rendahnya elemen besi. Efek samping fero
sulfat tidak lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkan oleh garam besi lain bila
pembandingan didasarkan pada kesetaraan elemen besi.

Anda mungkin juga menyukai