Anda di halaman 1dari 5

Mekanisme Reaksi Surfaktan

Pembentukan surfaktan (lignosulfonate) terjadi melalui


reaksi sulfonasi molekul lignin dengan bisulfite.
HSO- + lignin-OH lignin-SO + H O-

Mekanisme terbentuknya lignosulfonate ini terjadi melalui dua reaksi, yaitu hidrolisis dan
sulfonasi. Hidrolisis merupakan reaksi pemecahan molekul lignin/lignosulfonat (polimer)
menjadi molekul yang lebih kecil. Dengan pemecahan molekul ini maka lignosulfonate
dapat larut dalam air. Sulfonasi merupakan reaksi antara ion bisulfite dengan molekul
lignin. Gugus sulfonate pada lignosulfonate merupakan gugus hydrophilic sehingga
menyebabkan lignosulfonat mempunyai struktur amphipatic (surfaktan). Reaksi yang
terjadi pada proses sulfonasi lignin ini termasuk reaksi ireversibel dan bersifat
endotermis. Suhu dan pH merupakan faktor yang paling berpengaruh pada reaksi
pembentukan lignosulfonate ini. Semakin tinggi tingkat keasamannya (pH rendah) maka
laju hidrolisis akan semakin meningkat dan semakin tinggi temperatur, laju reaksi juga
akan semakin besar.

Proses Pembuatan Surfaktan


Pada dasarnya surfaktan terdiri dari banyak jenis. Tiap-tiap surfaktan memiliki proses
yang berbeda. Saya akan membahas proses pembuatan beberapa surfaktan
1. Surfaktan alkanolamida
Amida adalah turunan asam karboksilat yang paling tidak reaktif, karena itu golongan
senyawa ini banyak terdapat di alam. Amida yang terpenting adalah protein. Amida dapat
bereaksi dengan asam dan reaksi ini tidak membentuk garam karena amida merupakan basa
yang sangat lemat. Selain itu, senyawa amida merupakan nukleofilik yang lemah dan
bereaksi sangat lambat dengan alkil halida. Amida asam lemak pada industri oleokimia dapat
dibuat dengan mereaksikan amina dengan trigliserida, asam lemak atau metil ester asam
lemak. Senyawa amina yang digunakan dalam reaksi amidasi sangat bervariasi seperti
etanolamina dan dietanolamina, yang dibuat dengan mereaksikan amonia dengan etilen
oksida.
Alkanolamina seperti etanolamnina, jika direaksikan dengan asam lemak akan membentuk
suatu alkanolamida dan melepaskan air. Alkanolamida merupakan kelompok surfaktan
nonionik yang berkembang dengan pesat. Alkanolamida asam lemak dapat diproduksi dengan
dua cara yaitu sintesis alkanolamida dari asam laurta dan sintesis alkanolamida dari ester
asam. Pada reaksi pertama sebagai produk samping akan dihasilkan air, sedangkan pada
reaksi kedua dihasilkan alkohol.

2. Dietanolamida
Dietanolamida pertama kali diperoleh dengan mereaksikan dua mol dietanolamina
dengansatu mol asam lemak. Senyawa ini diberi nama Kritchevsky amida sesuai dengan
nama penemunya. Bahan baku yang digunakan dalam produksi dietanolamida dapat berupa
asam lemak, trigliserida atau metil ester. Dietanolamida biasanya diproduksi secara kimia
konvensional pada temperatur 150 oC selama 6-12 jam. Dari hasil reaksi akan dihailkan
dietanolamida dan hasil sampirng berupa sabun amina. Kehadiran sabun amina ini, tentu saja
akan menaikkan ph produk. Pada tahap pemurnian diperlukan pemisahan produk utama
dengan sabun amina.

3. Linear Alkylbenzene Sulfonate


Alkylbenzene dan oleum dipompakan ke tangki sulfonator yang sebelumnya dipanaskan
dalam heater 1 dan heater 2 hingga mencapai suhu 46 oC. selanjutnya alkylbenzene dan
oleum yang berada didalam tangki sulfonator dicampur secara perlahan-lahan. Sulfonator
beroperasi pada suhu 46 oC dan tekanan 1 atm. Waktu tinggal dalam sulfonator 4 jam dengan
konversi 98%.
Campuran dari sulfonator dicampur dengan air di dalam mixer untuk mencegah reaksi
samping dan membantu memisahkan antara campuran asam sulfonate dengan asam sulfat
dalam dekanter I dan dekanter II. Campuran larutan alkylbenzene sulfonate, asam sulfat,
alkylbenzene yang tidak berekai dan benzene dipisahkan dalam dekanter berdasarkan berat
jenis (densitas). Alkylbenzene sulfonate memiliki denseitas lebih kecil daripada asam sulfat
akan terpisah sebagai lapisan atas dan asam sulfonate sebagai lapisan bawah. Selain
berdasarkan perbedaan densitas pemisahan asam sulfat dan alkylbenzene sulfonate pada
dekanter karena kedua larutan ini tidak saling larut. Asam sulfat sebagai lapisan bawah
kemudian dipompa ke tangki penyimpan sedangkan asam sulfonate dipompa ke heat
exchanger untuk dipanaskan.
Alkylbenzene sulfonate dinetralisasi menggunakan larutan NaOH 20% di dalam netralizer.
Netralizer beroperasi pada temperatur 55 oC dan tekanan 1 atm dengan konversi 99%. Hasil
yang keluar dari netralizer berupa sodium alkylbenzene sulfonate dan natrium sulfonate
berbentuk slurry.
Pada proses pengeringan, slurry yang berasal dari tangki netralizer dipompakan kedalam
spray dryer. Kemudian slurry dikontakkan dengan udara panas yang berasal dari furnace pada
temperatur 300 oC, dimana pengeringan berlangsung cepat menghasilkan produk berbentuk
powder. Powder dari spray dryer terdiri dari 96% bahan aktif surfaktan, natrium sulfonate
inert dan sedikit air.
Diagram Pembuatan Surfaktan

Bahan Baku:
PEMBUATAN SURFAKTAN DARI AMPAS TEBU

Banyak industri menggunakan surfaktan antara lain sebagai emulsifier,


corrosion inhibition, defoaming, detergency, emuliency, dan hair conditioning.
Oleh karena itu, pembuatan surfaktan dari bahan baku yang relatif murah seperti
limbah ampas tebu tentunya akan memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi
disamping juga mengurangi pencemaran lingkungan. Ampas tebu mempunyai
kandungan lignin yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan bahan baku untuk
pembuatan surfaktan. Proses pembuatan surfaktan dilakukan dengan cara merebus
ampas tebu dalam larutan NaHSO
sehingga terjadi reaksi sulfonasi lignin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi larutan NaHSO dan ukuran partikel ampas tebu terhadap yield
surfaktan. Dari penelitian didapat bahwa semakin besar konsentrasi larutan NaHSO
maka yield surfaktan juga semakin besar dan semakin kecil ukuran partikel ampas
tebu, surfaktan yang dihasilkan akan semakin besar. Yield surfaktan cenderung
konstan pada konsentrasi perebus diatas 25 %.

Daftar Pustaka
Ari P, Hepi., Heru Enggar T., Lilik Iskandar. 2009 Studi Awal Mengenai Pembuatan
Surfaktan Dari Ampas Tebu. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
Rachim, Putri Fiona., Eva Linda Mirta., M. Yusuf Thoha. 2012. Pembuatansurfaktan
Natrium Lignosulfonat Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Sulfonasi
Langsung. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai