Anda di halaman 1dari 19

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting
untuk suatu pemindahan gerak (terutama putaran), daya atau tenaga
pada suatu sistem transmisi antara penggerak dengan yang
digerakkan.

Suatu konstruksi roda gigi di gunakan pula suatu sistem


pengatur pada pemindah putaran, atau untuk untuk merubah gerak
lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.

Pembutan roda gigi cukup rumit dan komplek karena


pembuatan profil roda gigi yang khusus, dengan berbagai ukuran dan
keakuratan tergantung dari peran dari roda gigi itu sendiri pada suatu
gabungan komponen mesin.

1.2 Rumusan masalah


1. apa saja persiapan sebelum membubut ?
2. bagaimana proses pembuatan poros roda gigi?
3. bagaimana keselamatan kerja dan alat apa yang dipakai?
4. Bagaimana mengoprasikan mesin frais?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini mahasiswa di harapkan
mampu memahami tata cara pembuatan roda gigi yang benar,
klasifikasi, perhitungan, dan peralatan yang di gunakan dalam
pembuatan roda gigi tersebut agar dalam pengaplikasiaannya dengan
baik.

1
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI RODA GIGI

Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting
untuk suatu pemindahan gerak (terutama putaran). Daya atau tenaga
pada suaatu sistem transmisi antara penggerak dengan digerakan.
Suatu konstruksi hubungan roda gigi di gunakan pula untuk sistem
pengatur pada pemindahan putaran, atau untuk merubah gerak putar
atau sebaliknya.

2.2 Jenis jenis RODA GIGI

Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat tentang jenis roda gigi.

Jenis jenis profil gigi pada Roda gigi :

1. Profil gigi sikloida ( Cycloide)

Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida . Jenis gigi ini cukup
baik karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis yang
sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian, diantaranya
pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti ( tidak dapat digunakan sebagai
roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal.

2. Profil gigi evolvente

Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis gigi ini
struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun
teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi
evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.

3. Profil gigi khusus

Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang besar dan
khusus.
3

Gambar 2.1 profil gigi khusus

Berdasarkan srukturnya, bentuk gigi Roda gigi dibagi menjadi:

1. Gigi lurus ( spur gear) 2


Bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi.

Gambar 2.2 roda gigi lurus

2. Gigi miring ( helical gear)

Bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi.

Gambar 2.3 roda gigi miring

3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear)

Bentuk gigi berupa panah atau miring dengan kemiringan berlawanan.

4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear )

Merupakan rodagigi yang mempunyai bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu
( lingkaran/ellips).
4

Dalam kerja dan pemasangannya roda gigi biasanya dipasang secara


berpasangan. Terdapat dua buah roda gigi atau lebih. Oleh karena ini, akan
menimbulkan sebuah kerjasama antar roda gigi. Kerjasama berdasarkan sumbunya akan
dibedakan menjadi :

a. Sumbu roda gigi sejajar/paralel


Biasanya dapat berupa kerjasama rodagigi lurus, miring atau spherical
b. Sumbu roda gigi tegak lurus berpotongan
Biasanya dapat berupa roda gigi trapesium/payung/ bevel dengan profil
lurus(radial), miring(helical) atau melengkung(spherical)
c. Sumbu roda gigi menyilang tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi cacing(worm), atau roda gigi miring atau
melengkung.
d. Sumbu roda gigi menyilang
Biasanya dapat berupa rodagigi skrup(screw/helical) atau spherical.
e. Sumbu roda gigi berpotongan tidak tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi payung/trapesium atau helical dll.

Kerjasama antar roda gigi ini harus memenuhi syarat. Beberapa hal yang cukup
penting pada kerjasama roda gigi , apabila dua roda gigi atau lebih bekerja sama maka :

1. Profil gigi harus sama ( spur atau helical dll)

2. Modul gigi harus sama

Modul gigi adalah besaran/dimensi roda gigi, yang dapat menyatakan besar dan
kecilnya gigi .Bilangan modul biasanya bilangan utuh, kecuali untuk gigi yang kecil.
(Bilangan yang ditulis tak berdimensi, walaupun dalam arti yang sesungguhnya
dalam satuan mm )

3. Sudut tekanan harus sama ( sudut perpindahan daya antar gigi)

Sudut tekanan adalah sudut yang dibentuk antara garis singgung dua roda gigi dan
garis perpindahan gaya antar dua gigi yang bekerja sama.

Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :

1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam dari
lingkaran jarak bagi.

2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari lingkaran
jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai. Roda gigi dalam banyak dijumpai pada
transmisi roda gigi planit (planitary gear) dan roda gigi cyclo.
5

Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berlawanan
arah dengan putaran inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi dalam maka
arah putaran output akan sama dengan arah putaran input.

Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut transmisi kereta api (train gear).

3.Roda gigi payung ( bevel gear)

Roda gigi payung atau roda gigi trapesium digunakan apabila diinginkan antara sumbu
input dan sumbu output menyudut 90 0. .

4.Roda gigi cacing ( worm gear)

Roda gigi cacing (worm) digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan sumbu
output menyilang tegak lurus .Roda gigi cacing mempunyai karakteristik yang khas,
yaitu input dan output tidak dapat dipertukarkan. Jadi input selalu dari roda cacingnya
(worm)

2.3 PRINSIP RODA GIGI

Konstruksi roda gigi mempunyao prinsip kerja berdasarkan


pasangan gerak . bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan
slip, putar dan daya dapat berlangsung dengan baik.

Gambar 2.4 putaran roda gigi

Selain itu dapat di capai kecapatan keliling (Vc) yang sama


pada lingkaran singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini
di sebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan
lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi berperan penting
dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada pasangan roda gigi
maka perlu di perhatiakan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi
yang berdekatan (disebut pictsh) pada kedua roda gigi harus sama,
sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik. Bentuk
lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat di buat semaunya,
6

melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin


terjadinya kontak gigi dengan baik.

Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan


putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga
penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling
berkait. Rodagigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran
dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada
menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga
memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi
lainnya, yaitu :

1. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi


dan daya yang besar.
2. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
3. Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
4. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor
terjadinya slip sangat kecil.
5. Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga
dapat digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya
yang besar.

Rodagigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut


tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang
perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi
dengan putaran yang terputus-putus.

Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda


kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka
waktu lama.

Rodagigi diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Menurut letak poros.


2. Menurut arah putaran.
3. Menurut bentuk jalur gigi

Suatu profil gigi dibentuk oleh sepasang kurva yang sama yang
saling berseberangan. Adapun bagian bagian dari roda gigi terdiri dari
;

1. Root Diameter (Dr) = Diameter kaki = dalam gigi


2. Pitch Diameter (Dt) = Diameter tusuk = lingkaran
jarak
3. Outside Diameter (Dk) = Diameter luar
4. Addendum (Ha) = Tinggi kepala gigi
7

5. Deddendum (Hi) = Tinggi kaki gigi

Untuk menentukan besaran ukuran-ukuran sebuah roda gigi


dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang merupakan
standart yaitu:

Satuan ukuran sistem modul ini adalah metrik, sehingga dalam


modul ini disebut juga dengan nama Metrik Modul (MM). Modul adalah
merupakan perbandingan antara diameter tusuk (pitch diameter)
dengan jumlah profil gigi pada sebuah roda gigi. Secara matematis
dapat ditulis :

Dimana:

M = Modul

Dt = Diameter Tusuk

Z = Jumlah gigi

Menurut standart DIN ukuran modul yang digunakan dalam


prakteknya (ukuran modul standart) dimulai dari 0,3 sampai 50
dengan ketentuan kenaikan modul tiap tingkatan adalah sebagai
berikut:

0,3 s/d 0,7 kenaikan modul 0,1

0,7 s/d 4 kenaikan modul 0,25

4 s/d 7 kenaikan modul 0,5

7 s/d 16 kenaikan modul 1,0

16 s/d 24 kenaikan modul 2

24 s/d 45 kenaikan modul 3

Dalam proses pembuatannya roda gigi sangatlah sulit untuk


dibuat. Proses pembuatannya memerlukan proses fabrikasi dengan
menggunakan mesin perkakas.

Keterangan:

Dl = Diameter luar

Dt = Duameter tusuk

Dk= Diameter kaki


8

h = Tinggi gigi

ha = Tinggi kepala gigi

hf = Tinggi kaki gigi

b = Lebar gigi

Ukuran pokok roda gigi adalah jumlah gigi dan modul. Modul ialah
perbandingan antara diameter tusuk (Dt) dengan jumlah gigi (z). Sehingga rumus dasar
perhitungan roda gigi lurus ialah: Dt = Z . m

Sementara hubungan antara bagian-bagian roda gigi dan


ketentuan teknisnya sebagai berikut:

Diameter tusuk (Dt) =z.m


Diameter luar (Dl) = Dt + (2 . m)=(z + 2). M
Diameter kaki (Dk) = Dt (2.hf)
= Dl (2.h)
Tinggi gigi (h) = 2,16 m
= ha + hf
Tinggi kepala gigi (ha) = 1.m
Tinggi kaki gigi (hf) = 1,16.m
Lebar gigi (b) = 6 s/d 8 m untuk pemesinan otomotif
= 8 s/d 12 m untuk pemesinan umum

Standard Internasional Roda Gigi


9

Standar Roda gigi diklasifikasikan atas 2 macam :

1. Standar Modul (M)

2. Standar Diametral Pitch (DP)

1. Standar Modul (M)

Modul ialah jarak antara garis lingkaran diameter ptch dengan


garis lingakran diameter luar dalam satuan mm.

2. standart diametral pitch (DP)

Modul ialah perbandingan Diameter Pitch dibagi jumlah giginya.


Semua ukuran roda gigi sistem Modul diukur dalam satuan Metrik (mm).
Standar Diametral Pitch (DP)
DP ialah jumlah gigi dalam jarak ukuran diameter pitchnya dari sebuah roda gigi.
Semua ukuran roda gigi sistim DP diukur dalam satuan imperial (inchi).

2.4 MESIN BUBUT


Mesin bubut atau turning merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip
kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah
proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di
sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

Gambar 2.5 mesin bubut


10

Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat
dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang
berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti
yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut
memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silindrik.

Benda kerja di cekam dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja
melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui
roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem
berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.5 Mesin Frais

Gambar 2.6 mesin freis

Adalah mesin perkakas yang dalam proses kerjanya dengan menyayat atau
memakan benda kerja menggunakan alat potong (pisau) bermata banyak yang berputar.
Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor. Arbor tersebut diputar oleh motor listrik.
Gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin frais.

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak
utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan
melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
11

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan
pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter
mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
2.6 Gerinda

Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda
adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda.kerja sehingga
terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

Penyebab mesin gerinda dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus


karena Roda gerinda yang digunakan dalam penggerindaan mempunyai sisi potong
yang sangat banyak dan pemotongannya sedikit demi sedikit (proses finishing) sehingga
lebih tepatnya disebut pengikisan. Sisi potong pada Roda gerinda terbentuk oleh
butiran-butiran bahan asah dalam Roda gerinda tersebut. Seperti pisau frais apabila
semakin banyak sisi potongnya maka hasil permukaannya semakin halus.

2.7 Gergaji Besi

Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja.
Mesin gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut. Terdapat
dua jenis mesin gergaji dalam proses permesinan, yaitu gergaji besi (hacksaw) dan
mesin gergaji bolak-balik (hacksawing machine). Gergaji besi (hacksaw) biasa
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dalam jumlah produksi yang
rendah. Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan persyaratan ketelitian tinggi dengan
kapasitas yang tinggi diperlukan mesin-mesin gergaji khusus yang bekerja secara
otomatik dengan bantuan mesin.
12

BAB III

LANGKAH KERJA

4.1 Persiapan
4.1.1 Alat

1. Untuk membuat roda gigi lurus mengunakan mesin :

1. Mesin bubut

2. Mesin frais

3. Mesin gerinda

2. Pahat bubut yang digunakan:

a. Pahat rata kanan dari HSS konvensional

3. Bor senter yang digunakan: Bor senter ukuran 3 mm

4. Pisau frais yang digunakan: Endmil diameter 10 mm

5. Pendingin yang digunakan: Dromus

4.1.2 Bahan
a. Aluminium silindris diameter 50mm

4.1.3 Keselamatan kerja


a. Gunakan alat keselamatan kerja (baju kerja, kacamata, sepatu kerja)
b. Patuhi SOP (Standard operating Procedure)
c. Jangan bersenda gurau saat bekerja
d. Bersihkan mesin dan lingkungaan setelah selesai digunakan
4.1.4 Perhitungan pada roda gigi
A. Lakukan perhitungan terhadap roda gigi yang akan dibuat
Diketahui : Modulus (m) = 1.25

Jumlah gigi (z) = 33

Diameter lingkaran kepala (dk)


13

dk =m( z+2)

1,25(33+2)
12
43,75 mm

Diameter lingkaran tusuk (d)


d =zxm
= 33 x 1,25
=41,25 mm

Tinggi kepala gigi (hk)


hk = 1 x m
= 1 x 1,25
=1,25 mm
Tinggi kaki gigi (hf)
hf = 1,166 x m
= 1,166 x 1,25
= 1,46 mm

Tinggi gigi (h)


h = hk + hf
= 1,25 + 1,46
= 2,71 mm

Diameter lingkaran kaki (df)


1
df =d(2 x x m)
3
1
41,25(2 x x 1,25)
3
40,42 mm

B. Perhitungan kepala pembagi


40
P=
z
40

33
7
1
33
7
x 33
33
jadi , P=1 putaran7 bagian pada lubang33
14

4.1.5 Pahami gambar kerja

Gambar 3.1 benda kerja

4.1.6 Proses kerja


1. Potong benda kerja dengan panjang 55 mm menggunakan mesin mesin gergaji
besi.
2. Pasang pahat rata pada tollpost mesin bubut, setting pahat setinggi center.
3. Pasang benda kerja pada cekam mesin bubut, pastikan benda kerja berputar
lurus.
4. Bubut rata permukaan benda kerja hingga mencapai diameter 43,75 mm.
15

5. Pasang bor center pada kepala lepas.


6. Lakukan bor center dengan diameter 10 mm.
7. Lepas bor center dari kepala lepas.
8. Bubut rata bagian sisi benda kerja.
9. Lepas pahat rata, kemudian ganti dengan pahat alur, setting pahat setinggi
center
10. Bubut alur bagian sisi benda kerja dengan panjang 5 mm dan diameter
mencapai 33,75 mm.

11. Lepas benda kerja dari cekam mesin bubut.


12. Lepas pahat alur, ganti dengan pahat rata, setting pahat setinggi center.
13. Ulangi pekerjaan seperti pada langkah No. 4 sampai 10.
14. Lepas benda kerja dari cekam mesin bubut.
15. Bersihkan mesin bubut dari sisa-sisa pembubutan.
16. Pasang benda kerja pada mandril 10 mm.
17. Pasang mandril pada cekam mesin frais. Pastikan mandril dalam posisi lurus.
18. Atur kepala pembagi dengan penitik pada posisi 8 lubang.
19. Nyalakan mesin frais
20. Lakukan pemakanan benda kerja dengan cara memutar handle sehingga meja
mesin frais bisa bergerak maju.
16

21. Matikan mesin frais setelah pemakanan selesai sampai ujung benda kerja.
22. Putar balik handle meja mesin frais hingga pangkal benda kerja tidak
menyentuh pisau frais.
23. Putar kepala pembagi dengan hitungan 1 (satu ) putaran lebih 7 (tujuh) bagian.
Kemudian pindahkan penitik.

24. Lakukan langkah No. 19 sampai 23 hingga terbentuk roda gigi.


25. Lepas mandril dari cekam mesin frais.
17

26. Lepas benda kerja dari mandril.

27. Kembalikan perlangkapan mesin frais dan bubut ke tempatnya.


28. Bersihkan mesin frais dari sisa pengefraisan.
29. balikan perlangkapan mesin frais dan bubut ke tempatnya.
30. Bersihkan mesin frais dari sisa pengefraisan.

Gambar 3.1 hasil roda gigi lurus


18

BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Proses pembuatan roda gigi sudah dijelaskan pada bab pembahasan mulai dari
persiapan sampai langkah kerja dan keselamatan kerja, untuk itu saya mengharapkan
makalah saya ini dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam pemberian nilai,
mohon maaf yang sebesar besarnya, apabila ada kata yang kurang sopan dan kesalahan
dalam pembuatan laporan ini, mohon dimaklum
4.2 SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak
semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas
pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
Sekian makalah yang saya buat , mudah-mudahan bermanfaat bagi pengunjung
yang membaca blog ini kami sadar bahwa kami banyak kekurangan maka dari itu kritik
dan saran dari anda semua kami butuhkan , sekian dan terima kasih . wassalam .
19

DAFTAR PUSTAKA

http://satuzhen.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-poros-roda-gigi.html
https://id.scribd.com/doc/109599862/Makalah-Roda-Gigi
http://teknik-mesin1.blogspot.co.id/2012/01/proses-pembuatan-roda-gigi.html
19
http://handlemesin.blogspot.co.id/2016/10/pembuatan-roda-gigi-lurus.html
https://www.slideshare.net/indracecen/pembuatan-roda-gigi-lurus
http://mesinfiles.blogspot.co.id/2014/05/roda-gigi.html
https://elemenmesin2.wordpress.com/2011/10/26/elemenmesin2/

Anda mungkin juga menyukai