Anda di halaman 1dari 4

Tugas Awal

FISIOLOGI TUMBUHAN
Penyerapan, Pengaliran dan Pengeluaran Air: Imbibisi, Difusi Osmosis

Oleh
Nama : Rezki Amalia
Stambuk : A 221 14 158
Kelompok : VIII
Kelas :A
Asisten : Risna Mbie

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2016
1) Bagaimana cara melihat perubahan volume pada proses imbibisi?
Jawab
Cara melihat volume pada proses imbibisi yaitu dengan cara melihat
penambahan berat pada masing-masing sampel, adanya penambahan tersebut
mengindikasikan bahwa terjadinya perubahan volume. Penambahan berat
tersebut disebabkan karena masuknya air ke dalam biji pada saat perendaman.
Masuknya air ke dalam biji karena melewati membran sel, serta adanya gaya
tarik senyawa di dalam biji yang bersifat higroskopik, yaitu Kristal
karbohidrat (amilum) dan protein kering di dalam biji. Misalnya pada biji
kacang hijau, dengan adanya pertambahan volume tersebut menyebabkan biji
akan membesar dan mengembang, sehingga kulit biji tersebut pecah dan
terjadi perkecambahan.
2) Mengapa terjadi perbedaan tingkat kecepatan pada proses difusi?
Jawab
Karena adanya pengaruh suhu dan konsentrasi larutan yang digunakan
sehingga menyebabkan adanya perbedaan kecepatan terhadap proses difusi.
Adanya perbedaan konsentrasi larutan akan mempengaruhi tingkat kecepatan
pada proses difusi tersebut, Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi
pada suatu larutan maka semakin capat difusi berlangsung. Pada praktikum
ini, digunakan 4 konsentrasi agar yaitu 1%, 2%, 3%, dan 4%. Jadi semakin
tinggi konsentrasi maka semakin cepat pula proses difusinya. Selain itu, suhu
juga mempengaruhi tingkat kecepatan pada proses difusi, dengan adanya
Kenaikan suhu akan mengakibatkan molekulnya lebih cepat bergerak sehingga laju
difusi semakin cepat. Untuk bergerak dengan lebih cepat, partikel biasanya
membutuhkan energi yang besar, dan salah satu sumber energi adalah panas, sehingga
dalam kondisi suhu yang tinggi proses difusi dapat berlangsung dengan lebih cepat
dari kondisi normalnya.
Adapun factor yang mempengaruhi kecepatan difusi yaitu:
Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi,
semakin cepat difusi. Semakin dekat distribusi bahan sampai ke
kesetimbangan, semakin lambat laju difusi terjadi.
Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat;
Oleh karena itu, mereka menyebar lebih lambat.
Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan
molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan
energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi.
Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi
akan berkurang. Molekul-molekul memperlambat karena mereka memiliki
waktu yang lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media kurang
padat, difusi meningkat. Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk
memindahkan bahan dalam sitoplasma, setiap peningkatan kepadatan
sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan.
Kelarutan: bahan nonpolar atau larut dalam lipid melewati membran
plasma lebih mudah dari pada bahan polar, memungkinkan tingkat yang
lebih cepat dari difusi.
Luas permukaan dan ketebalan membran plasma: Peningkatan luas
permukaan meningkatkan laju difusi, sedangkan membran tebal
mengurangi itu.
Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan,
semakin lambat laju difusi. Hal ini memberikan pembatasan atas ukuran
sel. Sel yang bulat besar akan mati karena nutrisi atau limbah tidak dapat
mencapai atau meninggalkan pusat sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik
harus dalam ukuran kecil.
3) Jelaskan apa itu hipotonik dan hipertonik!
Jawab
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga
air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan
hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke
dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain
sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan
osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan
dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit
sehingga sel tidak berfungsi lagi.
Tekanan imbibisi identik dengan tekanan osmosis. Jika biji kacang itu telah
menyerap air, maka berkuranglah tekanan imbibisinya, demikian pula
berkuranglah tekanan osmosisnya (Dwijosepoetro,1989:80).

Anda mungkin juga menyukai