Oleh
Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN VESTIBULER 2
2.1 Anatomi 4
2.2 Pembagian Vertigo 7
BAB III Rehabilitasi vertigo 17
3.1 Brandt dan Daroff Manuever 18
3.2 Modifikasi Seymont Manuever 20
3.3. Canalith Repositioning Procedure 22
3.4 Log Roll exercise 24
BAB IV KESIMPULAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26
PENDAHULUAN
vestibuler dan keseimbangan. Suatu sistem dengan desain individual dimana latihan dan
Latihan ini melatih otak untuk menggunakan alternatif dari visual dan proprioseptif
sebagai pedoman untuk menjaga keseimbangan dan gaya berjalan. Adalah penting bagi
pasien untuk merasakan kembali vertigo dimana otak dapat beradaptasi pada fungsi
keseimbangan yang baru. Penggunaan obat supresi vestibular setelah akut vertigo
hendaknya minimal, untuk memfasilitasi otak beradaptasi pada input keseimbangan yang
baru.
Suatu randomized controlled trial (RCT) dari 143 pasien dengan dizziness dan
nystagmus, kontrol postural, pergerakkan yang diprovokasi oleh dizziness, dan indeks
subjektif dari simptom dan distress. Contoh lain RCT mengevaluasi efektivitas dari
rehabilitasi vertigo di rumah pada pasien dengan kronik vertigo dengan etiologi peripheral
vestibuler. Dimana trial ini menunjukkan suatu penurunan yang signifikan dari vertigo dan
tergantung. Pertama, sistem vestibuler yang menangkap gerakan akselerasi dan persepsi
gravitasi. Rangsang propioseptif dari sensasi posisi sendi serta tonus otot memberi
informasi menyangkut hubungan antara kepala dan bagian tubuh lainnya. Yang ketiga,
penglihatan memberi persepsi dari sensasi posisi, kecepatan, dan orientasi. Yang
terakhir, semua sensasi ini diintegrasikan pada batang otak dan serebelum.(3)
seakan akan membelok, berputar, jatuh, bergoyang dan lain-lain. Pusing (dizziness),
meskipun pada umumnya digunakan oleh penderita sebagai istilah untuk menjelaskan
sensasi tersebut, menyatakan perasaan yang lebih ringan dan nyata seperti pening
(giddiness), hendak pingsan, bingung, rasa kosong atau ketidakstabilan. Diferensiasi ini
penting karena vertigo timbul dari gangguan organ akhir (end organ) vestibular, nervus
vestibularis atau nukleus vestibular. Pusing dapat timbul akibat gangguan ringan alat
gangguan pada alat vestibular perifer yang menyebabkan vertigo. Mekanisme ini dapat
diibaratkan pesawat udara bermesin ganda. Bila kedua mesin berjalan normal dan alatalat
jalurnya akibat hilangnya perlawanan dari daya mesin yang normal. Dengan mengatur
alat kontrol kembali, dalam waktu singkat pilot dapat menerbangkan pesawat pada jalur
lurus lagi, meskipun belokan dan angin kencang yang tiba-tiba akan menimbulkan efek
gangguan yang lebih banyak dibandingkan bila kedua mesin normal. Pada keadaan
tertentu, mesin yang rusak dapat kembali dan meskipun kecepatan mesin ini tidak dapat
normal lagi, apa yang ada masih memungkinkan pesawat itu terbang dengan mantap.
Namun bila pesawat berulang kali rusak dan normal lagi, hasilnya akan lebih buruk
Dalam situasi yang lain satu mesin tidak mau bekerja dengan baik hanya bila
pesawat udara berada pada posisi tertentu, misalnya ketika membelok tajam ke kiri, tetapi
akan kembali normal dengan segera setelah pesawat udara terbang lurus lagi. Terakhir, bila
satu mesin kehilangan tenaga secara pelan-pelan, pilot hampir tak merasa dan dapat
Mesin-mesin pesawat udara secara langsung dapat dibandingkan dengan seperangkat organ
akhir vestibuler pada masing masing labirin. Tiap jenis kegagalan dapat muncul pada
manusia, yang pada tiap kasus mengakibatkan hilangnya keseimbangan dan menimbulkan
Dalam mengevaluasi vertigo, riwayat penyakit merupakan hal yang penting. Informasi
1. Apakah gejala yang dialami benar-benar vertigo. Jika keluhan terdiri dari suatu sensasi
gerakan atau berputar, gangguan terletak pada alat vestibuler; kalau tidak, daerahdaerah
dicetuskan oleh gerakan. Adanya serangan serangan paroksismal yang diselingi oleh penode
yang relatif bebas gejala, menunjukkan suatu keadaan patologik yang lain berbeda .dengan
3. Derajat vertigo. Vertigo yang berasal dari labirin biasanya disertai dengan rasa mual
dan sering kali muntah. Bentuk-bentuk yang kurang spesifik dapat berderajat lebih ringan
petunjuk lokasi yang pasti. Evaluasi audiologik lengkap perlu pada penderita pusing, karena
penyakit-penyakit ini dapat mengenai hanya alat vestibuler, hanya koklea atau keduanya..(4)
2.1 ANATOMI
Alat vestibuler terletak di dalam suatu susunan ruang yang saling berhubungan
(labirin tulang) dalam tulang petrosa. Dinding dalam dari labirin tulang ini dilapisi secara
longgar oleh suatu membran (labirin membranosa) yang membentuk dua kantong yaitu
sakulus dan utrikulus serta tiga buah kanalis semisirkularis. Rongga di antara dinding tulang
tersebut dengan labirin membranosa berisi cairan perilimfe, sedangkan labirin membranosa
memberikan reaksi pada sel rambut dalam makula utrikulus dan sakulus. Percepatan atau
perlambatan di atas ambang rangsang terhadap krista ampularis atau makula akan
merangsang alat keseimbangan. Serabut saraf krista kanalis semisirkularis dan makula
berkumpul di ganglion skarpa nervus vestibularis dan selanjutnya akan diteruskan ke pusat
Telinga dalam mendapat sumber perdarahan dari arteri auditiva interna. Arteri ini
merupakan cabang dari arteri serebelaris anterior inferior atau langsung dari arteri basilaris
atau dari arteri vertebralis. Arteri auditiva interna kemudian bercabang menjadi arteri
menjadi arteri vestibulo posterior dan ramus kohlearis. Arteri vestibularis posterior
Vertigo, suatu istilah yang bersumber dari bahasa latin, vertere yang artinya
memutar. Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness, yang lebih ringan lagi
Sebagai gejala tersendiri, vertigo merupakan keluhan subjektif dalam bentuk rasa
berputar dari tubuh/kepala atau lingkungan di sekitarnya. Ada yang mengatakan giddiness
adalah vertigo yang berlangsung dalam waktu sangat singkat. Dizziness adalah
Lama serangan menurut Alpers terbagi menjadi serangan sampai beberapa saat,
serangan paroksismal yang berlangsung dalam beberapa jam atau hari, serta serangan yang
sampai menit. Setelah serangan, pasien mungkin membutuhkan istirahat beberapa menit
sebelum ia sembuh secara keseluruhan. Serangan sementara ini dapat terjadi karena
Menurut teori sinap, rangsangan gerakan dapat meningkatkan stres fisik dan atau
psikis yang akan memicu pelepasan CRF (corticotropin releasing factor). CRF dapat
parasimpatik sebagai akibat hubungan reciprocal inhibition antar kedua saraf tersebut maka
gejala mual dan muntah akan muncul. Bila rangsangan diulang maka jumlah ion Ca dalam
sel saraf pra sinap akan kian berkurang bersamaam dengan menyempitnya kanal kalsium
yang mempersulit masuknya ion Ca. Dengan demikian rangsangan berulang menimbulkan
progressive Ca channel closure yang diduga merupakan dasar mekanisme proses adaptasi
Berdasarkan lokasi patologis yang terjadi, vertigo dapat dibagi menjadi vertigo
perifer dan sentral. Vertigo perifer terjadi bila penyebab vertigo berlokasi mulai dari
Secara umum kedua tipe gangguan keseimbangan ini dapat dibedakan sebagai
berikut(10,12)
Posisi kepala
(mual/muntah)
Berdasarkan proses terjadinya, vertigo dapat dibedakan sebagai vertigo spontan dan
vertigo posisi. Vertigo spontan timbul secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas,
sedangkan vertigo posisi muncul pada saat pergerakan tertentu khususnya pergerakan atau
posisi kepala tertentu disebabkan oleh keadaan patologis berupa degenerasi debris
(otokonia) pada kupula semisirkularis posterior atau pada cairan endolimf di sekitarnya
yang ditandai dengan serangan vertigo yang berat, singkat, serta dapat disertai mual dan
muntah.(12,13,14)
BPPV dapat terjadi pada semua usia, tetapi kebanyakan terjadi pada usia lebih dari
40 tahun. Penelitian Baloh mendapatkan usia rata-rata penderita BPPV adalah 54 tahun
dengan rentang usia antara 11 sampai dengan 84 tahun.(11) Vertigo yang terjadi pada usia
muda lebih disebabkan karena labirintitis (berhubungan dengan gangguan dengar) atau
Sampai saat ini masih sulit untuk menentukan etiologi yang pasti. Ada beberapa
1. Idiopatik
Paling sering terjadi yaitu sekitar 50-70%. Harrison dan Ozsahinoglu mendapatkan 60%
dari 365 pasien yang diteliti. Kasus ini lebih sering terjadi pada dekade ke 5,6, dan 7.
Schuknecht menduga bahwa BPPV dapat terjadi karena degenerasi spontan dari
2. Trauma kepala
Merupakan penyebab kedua terbanyak. Barbes mendapatkan 47% pasien dengan fraktur
tulang temporal longitudinal mempunyai gejala BPPV. Pada pasien trauma kepala tanpa
fraktur didapatkan angka sebanyak 20%. Harrison mendapatkan 24% pasien BPPV
3.
Neurolabirintitis viral atau disebut juga neuronitis vestibularis terjadi sekitar 15% pada
kasus BPPV.(9,14,15)
4. Penyakit meniere dengan insidensinya sekitar 0,5% sampai 31% pada kasus BPPV.
Mekanisme kelainan ini belum dapat dijelaskan tetapi diduga karena hasil dari
hydropically menyebabkan kerusakan pada makula dari utrikulus atau karena terjadinya
5. Pembedahan telinga dalam yang menyebabkan kerusakan labirin. Hal ini terjadi
pelepasan otokonia.(9,14,15)
6. Otitis media
Dix dan Hallpike menemukan hubungan antara otitis media supuratif dan BPPV.
Mereka mendapatkan 26% dari 100 pasien otitis media mempunyai gejala nistagmus
Terdapat dua teori yang menerangkan patofisiologi BPPV, yaitu teori kupulolitiasis
Adanya debris yang berisi kalsium karbonat berasal dari fragmen otokonia yang
terlepas dari makula utrikulus yang berdegenerasi, menempel pada permukaan kupula
Debris tersebut lebih berat daripada endolimfe sekitarnya, sehingga lebih sensitif
terhadap perubahan arah gravitasi. Bilamana pasien berubah posisi dari duduk ke
berbaring dengan kepala tergantung seperti pada tes Dix Hallpike, kanalis posterior
berubah posisi dari inferior ke superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan
Pergeseran massa otokonia tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang menyebabkan
adanya masa laten sebelum timbul nistagmus dan keluhan vertigo. Gerakan posisi
kepala yang berulang akan menyebabkan otokonia terlepas dan masuk kedalam
Nistagmus tersebut timbul secara paroksismal pada bidang kanalis posterior telinga yang
2. Teori kanalitiasis
Menurut teori ini, debris otokonia tidak melekat pada kupula melainkan bergerak bebas
debris tersebut akan bergerak ke posisi paling bawah, endolimfe bergerak menjauhi
ampula dan merangsang nervus ampularis. Bila kepala digerakkan maka debris akan
keluar dari kanalis posterior kedalam krus komunis lalu masuk kedalam vestibulum
berhubungan dengan duktus semisirkularis. Otolit dapat berpindah dari utrikulus karena
bertambahnya usia, trauma kepala, atau kelainan labirin. Ketika hal ini terjadi, otolit selalu
masuk kedalam duktus semisirkularis posterior. Perubahan posisi kepala karena gravitasi
menyebabkan otolit secara bebas bergerak longitudinal melalui kanalis. Aliran endolimfe
yang terjadi bersama ini menstimulasi sel rambut pada kanalis semisirkularis yang terkena
partikel bergerak ke arah yang berlawanan, menimbulkan nistagmus pada sisi yang sama
tetapi terjadi kebalikannya pada arah dari rotasi. Ketika dilakukan pengulangan pada
manuver kepala, partikel menjadi tersebar dan secara progresif menyebabkan kurang efektif
untuk menimbulkan nistagmus.6,23 Gejala klinis BPPV adalah vertigo timbul mendadak
pada perubahan posisi, misalnya miring ke satu sisi pada waktu berbaring, bangkit dari
berlangsung dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 30 detik.(11) Vertigo pada BPPV
dirasakan berputar, bisa disertai rasa mual kadang muntah. Setelah rasa berputar
menghilang, pasien bisa merasa melayang. Umumnya BPPV dapat mengilang sendiri dalam
beberapa hari sampai minggu dan kadang bisa kambuh lagi.(9) Pasien BPPV biasanya
mengeluh dengan seringnya serangan vertigo berulang oleh karena perubahan posisi.
Biasanya serangan berlangsung singkat, diikuti dengan perasaan berputar yang hebat,
terkadang disertai mual atau muntah. Serangan akan berakhir biasanya dalam waktu 30
sampai 60 detik.(17,18)
pasien dapat merasakan perasaaan gangguan orientasi ruangan yang tidak spesifik lebih
lama. Seperti perasaan ringan di kepala dan perasaan melayang yang dapat berlangsung
beberapa jam sampai hari dan pada kebanyakan kasus, serangan akan berkurang secara
perlahan baik frekuensinya maupun intensitasnya dalam beberapa minggu, bulan, atau
tahun. Pada BPPV yang idiopatik, kemungkinan gejala akan muncul kembali setelah
beberapa bulan atau tahun. Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan kohlea, kecuali
gejala yang terjadi berhubungan dengan penyakit telinga dan bedah otologi.(19) Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis secara menyeluruh dengan mengenal gejala dan tanda
klinis yang khas, pemeriksaan fisis yang menjadi dasar diagnosis pasti adalah tes Dix-
biasanya tidak terganggu, kecuali pada infeksi telinga, presbiakusis, bekas operasi telinga
atau trauma kepala. Pada keadaan ini gangguan dengar dan vertigo kemungkinan secara
REHABILITASI VERTIGO
Terapi rehabilitasi vestibular adalah suatu terapi fisik untuk mengobati vertigo.
keseimbangan, dan mencegah kambuhnya vertigo. Pada rehabilitasi vertigo, latihan pada
pasien di desain untuk menjadikan otak beradaptasi dan mengkompensasi keadaan yang
patofisiologi penyakit, yaitu bahwa vertigo dan nistagmus pada BPPV disebabkan oleh
adanya debris yang melekat pada kupula kanalis semisirkularis posterior (kupulolitiasis)
atau debris yang mengapung bebas pada labirin membranosa dari kanalis semisirkularis
posterior (kanalitiasis).(14)
Dengan berusaha melepaskan debris yang melekat pada kupula dan menggerakkan
debris ini keluar dari kanalis posterior akan dapat menghilangkan keluhan pasien. Hal ini
dapat dicapai dengan terapi fisik yang dilakukan terhadap pasien. Prinsip terapi adalah
memberikan tantangan pada pasien untuk melakukan posisi kepala tertentu dalam waktu
yang berulang-ulang.(10)
- Manuver Branft-Daroff
Cara Brandt dan Daroff berupa perubahan posisi kepala yang dilakukan beberapa
kali dalam sehari selama dua sampai tiga minggu. Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur
dengan kedua tungkai tergantung. Dengan posisi kepala diputar 45 ke satu sisi dan kedua
mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik,
setelah itu duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan dengan cepat ke sisi lain,
pertahankan selama 30 detik lalu duduk tegak kembali. Manuver ini dilakukan tiga kali
pada pagi hari sebelum bangun tidur dan tiga kali pada malam hari sebelum tidur sampai
dua kali berturut-turut tidak timbul vertigo lagi. Terapi ini dapat mengurangi keluhan
vertigo pada banyak pasien tetapi sulit dilakukan pada pasien berusia lanjut karena harus
Pada tahun 1985, Toupet dan Semont menerangkan suatu pendekatan yang lebih
agresif yang dinamakan liberatory maneuver. Cara ini didasarkan pada teori kupulolitiasis
dengan tujuan mencegah debris menempel pada kupula.(10,14,20) Pada saat ini para ahli lebih
Langkah modifikasi manuver Semont pada pasien dengan BPPV pada telinga kiri, bila
1. Pasien didudukkan di atas tempat tidur dengan posisi kaki menggantung kepala 45
menoleh ke bahu kanan dan kemudian dengan cepat pasien merebahkan badan ke kiri
sampai bahu kiri menempel tempat tidur dengan tidak merubah posisi kepala, sehingga
posisi kepala menengok ke atas dengan sudut 45. Hal ini terjadi nistagmus dan vertigo
yang disebabkan pergerakan debris dari titik terendah ke titik tertinggi kanalis
2. Dengan cepat pasien bangun dan merebahkan badan ke kanan dengan tidak merubah
posisi kepala sehingga bahu dan pipi kanan menyentuh tempat tidur. Hal ini terjadi
nistagmus dan vertigo yang disebabkan pergerakan debris dari kupula ke crus communis.
3 Jika tidak terjadi nistgmus dan vertigo pasien diperintahkan untuk menggerakkan kepala
ke bahu kiri 90 beberapa detik dan kembali ke posisi semula, kemudian dilanjutka
gerakan berikut.
kepala pelan-pelan kembali menoleh lurus ke garis tengah. Hal ini terjadi perasaan
menghilang.
Herdman melaporkan dari 30 pasien BPPV yang dilakukan terapi dengan perasat ini
sebanyak 70% mengalami kesembuhan, 20% perbaikan, dan 10% tanpa perbaikan.(14)
Walaupun cara ini kelihatan berhasil, tetapi menyebabkan pasien terlalu banyak melakukan
gerakan memutar leher dan badan secara cepat yang memungkinkan akan menyulitkan bagi
kembali ke ampula.(21)
procedure (CRP) menggunakan vibrator dan dilakukan sedasi pada pasien. Ia mendapatkan
hasil yang memuaskan sebanyak 97,7% dari 30 pasien, sedangkan 2,3% kurang
keberhasilan 87,7% dari 44 pasien BPPV. Dia menyebutkan cara ini telah dilakukan selama
semua usia. Pada saat ini para ahli lebih memilih modifikasi manuver Epley yang tidak
adalah.(9,22)
Kanalis posterior diputar ke arah belakang mendekati orientasi planar. Arah ini
aliran endolinfe.
Perubahan posisi kepala dari belakang serta lakukan perubahan posisi setiap 1 detik,
Jika didapatkan gejala vertigo yang berat, berikanlah obat premedikasi sedatif
dilakukannya manuver.
belakang yang sebelumnya tempat tidur sudah ditempatkan bantal setinggi bahu
sehingga posisi kepala ekstensi 30. Hal ini menyebabkan debris bergerak ke tengah
sudut 45. Hal ini menyebabkan debris bergerak ke crus communis. Posisi ini
dipertahankan 30 detik.
4. Kepala dan badan diputar 90 ke kanan pada sumbu bahu kanan. Hal ini debris
5. Badan kembali posisi duduk seperti semula dengan kepala tetap menengok ke kanan.
Hal ini menyebabkan debris masuk ke utrikulus. Posisi ini diertahankan 30 detik.
6. Kepala digerakkan ke posisi tengah dengan dagu membentuk sudut 20. Kesuluruhan
Jika vertigo tidak muncul, maka tindakan selesai. Bila vertigo masih muncul, maka
prosedur direncanakan untuk diulang kembali tiga kali sehari sampai vertigo menghilang.
Pasien yang menjalani terapi dengan manuver modifikasi Epley atau modifikasi
Semont dianjurkan untuk tidur dengan kepala ditinggikan kurang lebih 45o dari tempat
tidur selama dua malam berturut-turut dan tidak boleh menggerak-gerakkan kepala secara
berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
3.4 LOG ROLL EXERCISES
Lateral canal BPPV adalah varian atipikal yang paling sering. Lateral canal BPPV
dapat menyebabkan vertigo yang sangat kuat dan lama.Orang dengan lateral canal BPPV
secara umum lebih mudah terganggu dengan pergerakkan kepala yang biasa dibandingkan
orang dengan posterior canal BPPV. Lateral canal BPPV dapat muncul langsung tetapi
juga dapat hilang sendiri sewaktu seseorang berguling saat tidur di malam hari. Pengobatan
dari lateral canal BPPV tidak senyata pada BPPV yang tipikal. Lateral canal BPPV setelah
Epley manuver hampir selalu kambuh dalam satu minggu apabila tidak diobati.
23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Log Roll exercises
Sumber: Timothy.24
"Log roll" exercises, adalah sebuah prosedur dimana seseorang berguling 900 pada
tumpuan telinga yang sakit, setelah itu posisi supinasi, dilanjutkan dengan posisi
berguling 900 dengan telinga yang sakit berada diatas, dan di akhiri dengan posisi one
hands/kness dengan hidung kearah bawah, semua posisi ini dengan interval wakti 30
detik sampai satu menit. Prosedur ini dilakukan satu atau dua kali di klinik dan diulangi di
rumah untuk 7 hari. Sangat sukat untuk menentukan telinga mana yang sakit pada
prosedur ini. Pada beberapa situasi dilakukan log roll pada satu sisi untuk satu minggu,
dan satu minggu lagi log roll untuk sisi yang lainnya
KESIMPULAN
persepsi gravitasi. Rangsang propioseptif dari sensasi posisi sendi serta tonus otot
memberi informasi menyangkut hubungan antara kepala dan bagian tubuh lainnya.
Yang ketiga, penglihatan memberi persepsi dari sensasi posisi, kecepatan, dan
orientasi. Yang terakhir, semua sensasi ini diintegrasikan pada batang otak dan
serebelum.
(dizziness).
4. Berdasarkan lokasi patologis yang terjadi, vertigo dapat dibagi menjadi vertigo
perifer dan sentral. Vertigo perifer terjadi bila penyebab vertigo berlokasi mulai
dari organ vestibuler sampai saraf kedelapan. Sedangkan vertigo sentral dari
nukleus vestibularis, batang otak, dan seterusnya sampai ke susunan saraf pusat.
patofisiologi penyakit, yaitu bahwa vertigo dan nistagmus pada BPPV disebabkan
oleh adanya debris yang melekat pada kupula kanalis semisirkularis posterior
http://www.bcm.edu/
Ajar penyakit THT. Edisi 6. Alih Bahasa : Caroline Wijaya, Jakarta : EGC.
4. Ballenger, J.J. Penyakit Labirin Non-Inflamasi. Edisi 13. Alih Bahasa : Staf
Hal : 520-524
5. Wright CG, Schwade ND. Anatomy and physiology of the vestibular system.
2000. h. 73-84.
and neck surgery. Edisi ke-2. St. Loius: Mosby; 1993. h. 2525-47.
10. Jamal M. Pengobatan vertigo posisi paroksismal jinak dengan metode Epley
11. Baloh RW. Vertigo of peripheral origin. Dalam: Lambert PR, penyunting: The
2000. h. 647-63.
12. Baloh RW. Differentiating between peripheral and central causes of vertigo.
13. Parnes LS, Mc Clure JA. Posterior semicircular canal occlusion for intractable
14. Herdman SJ, Tusa RJ, Zee DS, Proctor LR. Single treatment approaches to
1993;119:450-4.
15. Parnes LS, Agrawal SK, Atlas J. Diagnosis and management of benign
18. Parnes LS, McClure JA. Freefloating endolymph particles: a new operative
1992;102:988-92.
19. Gasek RR. Technique and results of singular neurectomy for the management
20. Parnes LA, McClure JA. Posterior semicircular canal occlusion in the normal
21. Radtke A, Brevern V, Wilck KT, Perhalla AM, Neuhauser H, Lampert T. Self-
22. Mujeeb M, Khan NH. Epleys maneuver: treatment of choice for benign
http://www.neurologychannel.com/vertigo/treatment. shtml
24. Timothy CH. Lateral canal BPPV (diunduh 28 Juli 2008). Tersedia dari :
http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/bppv/lcanalbppv.htm