Khotbah Elsa
Khotbah Elsa
Damai dihati
Pembacaan kita pada malam hari ini berkisah tentang cara hidup jemaat mula-
mula..
Hal inilah yang membuat mereka bertumbuh secara pribadi maupun bersama,
disukai banyak orang, bertambah jumlahnya, dan menjadi sarana orang-orang lain
datang mengenal Kristus.
Namun, apa yang menjadi cara hidup jemaat zaman sekarang sangat berbeda
dengan cara hidup jemaat mula-mula. Jemaat zaman sekarang kebanyakan telah
kehilangan panggilannya untuk bisa melayani satu dengan yang lain. Realitas
kehidupan orang Kristen pada masa sekarang ini menunjukan cara hidup yang
makin jauh dari kata saling tolong-menolong, saling membangun kebersamaan dan
keutuhan, saling peduli satu dengan yang lain, serta saling menghidupkan.
Iman yang tumbuh pada diri seseorang tidak bisa dipisahkan dari persekutuan
dengan orang lain. Kehidupan beriman suatu persekutuan itu, mencapai ruang
kesempurnaan dan efektif dalam tatanan hidup bersama yang saling meng-
hidupkan. Kuasa Kristus mengubah orang-orang percaya yang tadinya hidup
terpisah-pisah dan tidak saling mengenal, egois, serakah, angkuh dan sombong..
menjadi sekutu, rukun dan damai dan hidup dalam rasa sepenanggungan dan saling
tolong menolong. Gaya hidup jemaat mula-mula yang dibangun di atas iman pada
Allah, menjadi contoh dan teladan bagi kita untuk tidak hidup dalam kebencian dan
permusuhan, serta memiliki hati yang rela untuk memberi dari apa yang dimiliki...
sehingga gaya hidup kekristenan kita diterima dan disukai oleh semua orang.
Gereja ada karena Yesus Kristus! Tanpa Kristus gereja hanyalah kumpulan orang-
orang dengan berbagai kepentingan, nafsu dan keinginan di dalamnya. Gereja
adalah kumpulan orang-orang yang mengaku percaya kepada Kristus dan dibangun
di dalam kuasa Roh Kristus untuk memancarkan kebaikan dan kasih kepada
sesama. Perbedaan-perbedaan di antara kita tidak seharusnya membawa pada
perpecahan atau menjadi sebab bertumbuhnya tembok pemisah, tetapi menjadi
satu dan menjadi kekuatan.
Sebagai orang-orang yang telah mengaku percaya kepada Kristus, kita harus
mengubah gaya hidup , gaya berpikir, gaya bicara dan gaya tindak . Semuanya
terarah untuk terciptanya suasana yang saling menghidupkan dalam relasi antar
sesama manusia; dimana kita tidak menjadi beban, tidak menjadi duri atau menjadi
batu sandungan tetapi menjadi batu penjuru atau penunjuk jalan bahkan menjadi
berkat bagi orang lain.
Dengan demikian, marilah kita hidup seperti cara hidup pada masa jemaat mula-
mula dengan mewujudkan persekutuan yang didalamnya ada persaudaraan yang
saling mendorong dan meneguhkan, pengajaran yang mengubahkan dan
menumbuhkan, penyembahan yang mengarahkan hati kepada kemuliaan Tuhan
dan mewujudkan persekutuan yang saling menghidupkan.
Amin.