BAB I
PENDAHULUAN
Karakter adalah ciri-ciri yang unik, baik dan sudah melekat dalam diri
seseorang yang terlihat dalam sikap, perilaku, dan tindakan yang nampak secara
pembentukan karakter dalam diri seseorang maka yang menjadi acuan utama
adalah menerapkan pendidikan karakter sejak dini pada anak. Pendidikan karakter
kepada generasi muda agar paham betul mana yang benar dan mana yang salah.
penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya pada pengalaman nilai secara nyata.
Hal tersebut dapat terwujud dengan memahami tujuan dan fungsi pendidikan
moral generasi penerus Bangsa. Agar tidak menjadi manusia yang bodoh dan
terbelakang dalam hal ini bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu, cerdas,
dan berakhlak mulia. terutama dalam menghadapi zaman yang terus berkembang
2
manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan
peserta didik ke arah kedewasaan, melainkan juga pencapaian perilaku yang lebih
2013:11).
1
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter dalam diri seseorang
dilakukan melalui media edukatif yang dapat diakses secara luas, dan salah satu
pembacanya dari masa lalu dan masa depan. Pembaca sastra dapat terperangkap
dalam kisah, konflik, dan alur yang dibangun pengarangnya. Karya sastra juga
sastra dapat mengombinasikan antara sisi pengajaran dan hiburan. Selain itu satra
3
mempunyai banyak amanat, nilai atau pesan moral di dalamnya. Oleh karena itu
sastra memiliki hubungan yang sejalan dengan pendidikan karakter, serta dengan
dibaca.
pendidikan formal saja, tetapi juga dapat melalui dunia cetak dan elektronik,
seperti radio, televisi, internet, dan koran, majalah, karya sastra (Novel dan
karakter. Melalui novel secara tidak langsung pembaca akan membentuk karakter
dalam dirinya melalui kisah yang dibaca dalam novel tersebut. Makna kata yang
seseorang. Sama seperti buku atau karya sastra lainnya, novel juga dapat dijadikan
( Perspektif Pendidikan Agama Islam ) disusun oleh Hani Raihana Fakultas UIN
simbol teks novel laska pelangi pada pendidikan karakter, Profill Andrea Hirata
4
selaku penulis Novel Laskar Pelangi, Proses pendidikan karakter dalam novel
pelangi.
kandungan nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel laskar pelangi.
judul Nilai Pendidikan Karakter yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi
novel, karena novel memiliki muatan pesan yang sadar akan nilai yang akan
segmentasi pembaca dari rentang 11 tahun sampai 60 tahun, artinya novel ini
dapat diterima dari usia anak-anak hingga orang dewasa dan Novel ini adalah
mengangkat kondisi pendidikan dan perjuangan seorang anak untuk meraih cita-
cita. Anak itu adalah Lintang, dia adalah sosok anak yang penuh semangat
bertanggung jawab dan pantang menyerah. Selain sosok Lintang novel ini juga
tetap sabar, ikhlas dan tulus untuk mengajar anak-anak yang sangat bersemangat
dalam belajar.
Adanya dedikasi yang tinggi pada diri Pak Harfan dan Bu Muslimah
nilai Pendidikan Karakter dalam sebuah novel dan menjadi bahan referensi
Untuk membatasi agar penelitian ini hanya berpusat pada bagian tertentu
maka yang menjadi cakupan dalam penelitian ini meliputi nilai Pendidikan
Karakter yang diterapkan oleh tokoh utama dalam novel Laskar Pelangi. Hal ini
dilakukan mengingat tokoh utama sebagai pusat pengisahan dan pembawa tema
cerita yang ingin disampaikan Andrea Hirata selaku penulis kepada para pembaca.
didik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Istilah karakter diambil dari bahasa Yunani, yaitu to mark yang artinya
menandai. Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua
bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, ataupun rakus,
memiliki karakter mulia. Kedua Istilah karakter erat kaitannya dengan personality.
Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter apabila tingkah lakunya
dan watak.
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,
karakteristik, gaya, dan sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-
dalam buku refleksi karakter bangsa (dalam Suyanto, 2011:11) yang mengartikan
percaya diri, rasional, logis, analitis, kreatif, inovatif, mandiri, hidup sehat, dan
bertanggung jawab. Selain itu, individu itu juga mampu bertindak sesuai potensi
yang berkarakter baik ataupun unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan
hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan yang Maha Esa, dirinya, sesamanya,
oleh banyak faktor yang khas yang ada pada orang yang bersangkutan yang juga
faktor lingkungan merupakan faktor yang berada pada jangkauan masyarakat dan
dilakukan oleh masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan melalui
Nilai-nilai pendidikan karakter adalah suatu makna dan ukuran yang tepat dan
teknologi,
3. psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan
(intellect) dan tubuh anak. Bagian itu tidak dipisah-pisahkan, agar supaya kita
dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu
watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat dilihat sebagai apa yang
disebut moral biologis atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki, Sedangkan ajar
adalah kondisi yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan
pendidikan karakter dimaknai sebagai segala sesuatu yang dilakukan guru, yang
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru
memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan
yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik,
bagi suatu masyarakat dan bangsa, secara umum adalah memiliki nilai-nilai sosial
yang diterapkan dalam kehidupannya. Oleh karena itu hakikat dari pendidikan
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri,
upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. (manusia yang sehat dan
terbina rohaninya)
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
pancasila.
umum dapat diuraikan yaitu: (1) mengurangi perilaku destruktif pada anak,
remaja dan orang dewasa, (2) mendorong kebiasaan dan perilaku peserta didik
yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan, (4) memupuk
tidak terjerumus ke dalam perilaku yang tidak baik secara individual maupun
sosial, (5) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
Dari penjelasan tujuan pendidikan karakter di atas maka sangat jelas bahwa
pembangunan bangsa. Jika karakter semua warga itu rusak maka pembangunan
bangsa akan berjalan sempoyongan. Karakter yang telah tumbuh pada pribadi
suatu bangsa.
agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, (2) memperkuat dan
masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
maka dapat disimpulkan bahwa secara umum fungsi pendidikan karakter adalah
membangun sikap dan prilaku positif seseorang menjadi lebih baik, bertanggung
jawab, dan berakhlak mulia, serta menjadi individu dengan pribadi yang baik.
bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu
sebagai berikut.
1. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
10. Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
kelompoknya.
11. Cinta tanah air adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
kelompoknya.
12. Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
sudah terjadi.
17. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
15
Istilah sastra berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu sastra yang berarti
tulisan atau karangan yang indah bahasanya dan baik isinya sehingga dapat
menimbulkan rasa keharuan dan rasa kekaguman. Bahasa yang indah artinya bisa
menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna
dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra.
Secara etimologi, kata sastra yang ada dan berkembang pada masyarakat
Indonesia berasal dari bahasa sanskerta sastra. Kata sastra dibentuk dari akar kata
sas- dan tra. Akar kata sas- menunjukkan arti mengerahkan, mengajar, memberi
petunjuk atau intruksi. Sedangkan akar kata tra menunjukkan arti alat untuk
mengajar, buku petunjuk, buku intruksi, atau buku pengajaran. Pengertian ini bisa
2015:12)
(1) sastra sebagai hasil karya seni, (2) sastra sebagai keseluruhan hasil karya, baik
sebagai hasil karya seni maupun ilmu. Secara leksikal, sastra diartikan sebagai
kata-kata dan gaya bahasa. Menurut KBBI (dalam Samsuddin, 2015:2) Sastra
dibagi menjadi dua yaitu. (1) Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat (2)
Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Karya
ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum
dengan wawasannya sendiri. Sastra memiliki beberapa cirri yaitu: (1) kreasi, (2)
otonom, (3) koheren. Sebagai kreasi, sastra tidak ada dengan sendirinya.
lain sastra dipahami dari sastra itu sendiri. Sebagai koheren sastra mengandung
arti keselarasan yang mendalam antara bentuk dan isi sastra serta menyuguhkan
menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa Sastra adalah sebuah produk
budaya, Kreasi pengarang yang hidup dan terkait dengan tata kehidupan
pengarangnya dan hubungan sosial yang di dalamnya hidup etika, norma, aturan,
kepentingan ideologis, dan agama. Sastra menjadi produk individual yang pada
saat ia berada di tengah masyarakat seketika itu pula ia dipandang menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, ketika sastrawan menyusun beberapa
kreasinya dan kemudian menjelma dalam bentuk karya sastra seketika itu pula ia
berhadapan dengan segala aturan yang bersangkutan. Sastra sebagai salah satu
cerminan nilai-nilai budaya dan tidak terlepas dari sosial budaya serta kehidupan
orang-orang, antar manusia, antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
kehidupan manusia, hal utama yang diprioritaskan sastrawan pada karya sastra
Karya sastra jika dilihat dari kehidupan sosial maka karya sastra tersebut
dapat ditelusuri sampai seberapa jauh karya sastra berkaitan dengan nilai sosial,
dan sampai seberapa jauh sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan
sebagai media untuk menyampaikan kritik terhadap realitas sosial yang tidak
memiliki fungsi sosial. fungsi sosial karya sastra diwujudkan dengan cara
pemimpin. Respon yang diberikan karya sastra dalam bentuk kritik sosial yang
pendayagunaan kekuasaan.
18
kebaikan yang terkandung didalamnya. (3) Fungsi estetis, yaitu sastra mampu
karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. (5) Fungsi religius,
Sastra memiliki peran sangat penting dalam pendidikan karakter. Ibarat api
dengan panasnya, ibarat air dengan basahnya, dan ibarat kapas dengan kainnya.
Hal ini disebabkan karya sastra pada dasarnya membicarakan berbagai nilai hidup
reseptif karya sastra sebagai media pendidikan karakter dilakukan dengan: (1)
pemilihan bahan ajar, dan (2) pengelolaan proses pembelajaran. Sebagai bahan
ajar, siswa harus dicarikan karya sastra yang berkualitas dan mengandung ajaran-
karya sastra dalam proses pembelajaran, guru harus mengarahkan siswa dalam
proses membaca karya sastra. Yakni guru mengarahkan siswa agar dapat
bentuk kreativitas menulis karya sastra dan bermain drama, teater atau film. Siswa
dibimbing untuk mengaktualisasi diri dalam dunia karya sastra dalam rangka
membentuk karakter diri yang kuat melalui tema, tokoh, setting, dan alur.
yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga,
mengajarkan anak didik berfikir cerdas, berkarakter sehat, dan mengaktivasi otak
maka sudah jelas bahwa sastra dan pendidikan karakter memiliki hubungan yang
saling berkaitan antara satu sama lain dimana dengan pembelajaran sastra
seseorang dapat membentuk karakter dari bacaan yang dibacanya, sastra memiliki
peran penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia yang berkaitan dengan
1. secara hakiki sastra merupakan media pencerahan mental dan intelektual yang
pembentukan karakter,
4. buku-buku sastra yang dipandang relevan untuk pembentukan karakter adalah
Generasi muda adalah generasi yang akan datang, yang akan melanjutkan
Berkaitan dengan itu, maka hal utama yang harus dibina adalah karakter
dari manusia itu sendiri dengan menanamkan pendidikan karakter sejak dini
dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran dikembangkan, dan
mewujudkan tujuan mulia itu. Melalui karya sastra, anak-anak sejak dini bisa
melakukan olah rasa, dan olah batin, secara rutin sehingga secara tidak langsung
anak-anak memiliki perilaku dan kebiasaan positif melalui proses apresiasi dan
tidak hanya pada tataran kognitif saja, tetapi menyentuh pada pengamalan nyata
semacam ini tak akan banyak maknanya jika tidak diimbangi dengan dukungan
arah perubahan yang lebih baik dan mampu menanamkan karakter yang baik
dalam dirinya. Karena sastra selain mengandung keindahan, sastra juga memiliki
nilai manfaat bagi pembaca. Dari Segi pemanfaatan muncul karena penciptaan
sastra berangkat dari kenyataan sehingga lahirlah suatu pandangan bahwa sastra
bersama-sama dan saling berjalinan seperti terjadi dalam kehidupan kita sendiri.
penafsiran baru oleh pengarang. Adapun manfaat sastra bagi pembaca, adalah
pembelajaran sastra tersebut. Karena dengan membaca karya sastra seperti Novel,
anak akan membangun karakter dari alur cerita yang dibacanya. Sastra sebagai
media pembentuk watak dan moral peserta didik dapat menyampaikan pesan-
pesan moral kehidupan yang baik. Dengan mengapresiasi cerpen, novel, cerita
rakyat, dan puisi. Maka kita dapat membentuk karakter anak. Nilai-nilai
Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella dan dalam bahasa
Jerman disebut novelle. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang
kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Abrams,
(dalam Nurgiyantoro, 2007:9). Dewasa ini istilah novella dan novelle (Inggris:
novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjang cakupan, tidak
kata novel berasal dari bahasa Latin, novellus yang diturunkan dari kata novies
yang berarti baru, artinya novel ini baru muncul setelah jenis-jenis sastra lainnya
sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam cerita, penulis
adalah jenis prosa rekaan atau karya sastra berbentuk fiksi yang menceritakan
serta hubungan penulis dan Tuhannya, yang pada dasarnya novel memberikan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
data secara rinci mengenai nilai pendidikan karakter dalam novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri
Data dalam penelitian ini adalah teks atau kutipan kata-kata, frasa, kalimat,
dan paragraf yang mengandung unsur Pendidikan Karakter dalam Novel laskar
Pelangi karya Andrea Hirata. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber data tertulis yakni novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata,
26
terbitan Bentang, Yogyakarta tahun 2006, memuat 34 bab dengan tebal 526
halaman.
teknik baca dan catat, peneliti membaca novel dengan teliti, kemudian mencatat
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
Novel Laskar Pelangi. Hal ini dikaitkan dengan alur cerita sebagai salah satu
unsur intrinsik karya rekaan. Teknik analisis data yang dimaksudkan dilakukan
1. Identifikasi data, maksudnya memberi kode pada data yang sesuai dengan
penelitian.
3. Deskripsi data, yaitu pemaparan data yang telah diklasifikasikan ke dalam
bentuk kebahasaan.
4. Interpretasi data, yaitu penafsiran terhadap data yang telah dikelompokkan.
5. Analisis data, yaitu penelaan dan penguraian atas data dengan menggunakan