Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR .

TENTANG

AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

TINGKAT PERTAMA LAINNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pelayanan kesehatan dasar yang merata, bermutu dan


berkeadilan sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya;
b. bahwa penjaminan mutu pelayanan kesehatan dasar secara
berkesinambungan dibutuhkan akreditasi fasilitas kesehatan
tingkat pertama;
c. bahwa sehubungan dengan huruf b perlu ditetapkan Akreditasi
Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat pertama
lainnya;
Mengingat : 1. UU 24 Tahun 2011 tentang BPJS
2. UU 40 Tahun 2004 tentang SJSN
3. UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Presiden No 111 Tahun 2013 tentang perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan
5. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 1991 tentang
Penyusunan, Penerapan, dan Pengawasan Standar Nasional
Indonesia;
6. Keputusan Presiden RI Nomor 13 Tahun 1997 tentang Badan
Standarisasi Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 09 Tahun 2014
tentang Klinik
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kab/Kota
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 445 tahun 2013
tentang Asosiasi Fasitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
pertama
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2013
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA LAINNYA

MEMUTUSKAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat


pertama lainnya, selanjutnya disebut Akreditasi, adalah pengakuan
terhadap Puskesmas, Klinik pratama, praktik dokter dan praktik
dokter gigi yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa
Fasilitas kesehatan tingkat pertama itu memenuhi Standar Pelayanan
Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah ditetapkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
2. Standar Akreditasi adalah standar yang dipakai oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi untuk menilai Puskesmas
dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam
memenuhi persyaratan akreditasi yang telah ditetapkan.
3. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab di bidang upaya
kesehatan.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan

Pasal 2

Akreditasi bertujuan untuk:


a. Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dan Fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. Meningkatkan keselamatan pasien di Puskesmas dan Fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama;
c. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
masyarakat dan lingkungannya, serta Puskesmas dan Fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai institusi; dan
d. Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan.

Pasal 3

(1) Akreditasi dilakukan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan sebagai


berikut:
a. Puskesmas;
b. Klinik pratama;
c. Praktik dokter; dan
d. Praktik dokter gigi
(2) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
(3) Klinik pratama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perseorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
baik umum maupun khusus.
(4) Praktik dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien
dalam melaksanakan upaya kesehatan.
(5) Praktik dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter gigi terhadap pasien
dalam melaksanakan upaya kesehatan.

BAB II

PENYELENGGARAAN AKREDITASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4

(1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Fasilitas


pelayanan kesehatan tingkat pertama, maka perlu dilakukan
Akreditasi setiap 3 (tiga) tahun.
(2) Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang akan bekerjasama dengan BPJS wajib terakreditasi.

Pasal 5

Penyelenggaraan Akreditasi meliputi pendampingan pra akreditasi,


penilaian pra akreditasi, survei akreditasi, dan pendampingan pasca
akreditasi.

Pasal 6

(1) Pendampingan pra Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pendamping
Akreditasi yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk mempersiapkan pelaksanaan sur vei
akreditasi.
(2) Penilaian pra akreditasi adalah penilaian yang dilakukan oleh Tim
Pendamping Akreditasi setelah kegiatan pendampingan selesai
dilakukan untuk mengetahui kesiapan puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk diusulkan dilakukan survei akreditasi.
(3) Survei akreditasi merupakan penilaian untuk mengukur tingkat
kesesuaian dan cara penerapan Standar Mutu Pelayanan Fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(4) Survei sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh surveior
Akreditasi dari lembaga independen pelaksana Akreditasi dengan
menggunakan standard dan instrument akreditasi.
(5) Surveior Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam
bidang Akreditasi untuk melaksanakan survei Akreditasi.
(6) Penetapan akreditasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga independen pelaksana akreditasi dalam memberikan hasil
akhir penilaian akreditasi sesuai dengan rekomendasi hasil
penilaian surveyor
(7) Pendampingan pasca akreditasi merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh tim pendamping Kabupaten/Kota, setelah Puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dinyatakan lulus/
terakreditasi, dalam rangka memelihara serta meningkatkan
pencapaian Standar Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
dari waktu ke waktu sampai dilakukan penilaian Akreditasi fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama berikutnya.

Pasal 7
Ketentuan mengenai persyaratan, kriteria, tugas, tata kerja Tim
pendamping Akreditasi dan surveior sebagaimana dimaksud dalam pasal
5 tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari peraturan menteri ini;

Pasal 8
Penetapan status Akreditasi dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan
oleh Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi;

Pasal 9
(1) Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
telah mendapatkan status Akreditasi dapat mencantumkan kata
terakreditasi di bawah atau di belakang nama Fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut dengan huruf lebih kecil dan mencantumkan
nama lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
mengakreditasi, masa berlaku status Akreditasinya serta
mencantumkan lingkup/tingkatan Akreditasinya.
(2) Penulisan nama fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi harus
dibuat sesuai contoh sebagaimana tercantum pada Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 10

(1) Akreditasi hanya dapat dilakukan oleh lembaga independen


pelaksana Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Lembaga independen pelaksana Akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri dalam proses pelaksanaan,
pengambilan keputusan dan penetapan status Akreditasi.

Pasal 11
(1) Lembaga independen pelaksana Akreditasi dalam melaksanakan
tugasnya harus berpedoman pada standar Akreditasi dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Lembaga independen pelaksana Akreditasi wajib menyusun tata
laksana penyelenggaraan Akreditasi.

Pasal 12
(1) Lembaga independen pelaksana Akreditasi wajib melaporkan
Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
telah terakreditasi oleh lembaga tersebut kepada Menteri.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap tahun
dan disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal.

BAB III

KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 13

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mendukung, memotivasi,


mendorong dan memperlancar proses pelaksanaan Akreditasi untuk
semua Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan
pembiayaan kepada Puskesmas untuk proses Akreditasi.
(3) Bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau sumber lain yang sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 14

(1) Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan

pengawasan dalam penyelenggaraan Akreditasi.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan mengikutsertakan Pemerintah Daerah dan Unit

lain terkait Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama sesuai ketentuan perundang-undangan

(3) Pemerintah Daerah Provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi


melakukan pelatihan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
akreditasi di Kabupaten/Kota.
(4) Dalam pelaksanaan pelatihan, pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Dinas
Kesehatan Provinsi dapat membentuk tim pendamping akreditasi.

Pasal 15

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12, Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat mengambil tindakan

administratif kepada Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama berupa teguran lisan, teguran tertulis dan/atau pencabutan

status akreditasi sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 16

Setiap orang termasuk badan hukum yang dengan sengaja mencantumkan

status Akreditasi palsu, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

(1) Selama lembaga akreditasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

belum terbentuk, pelaksanaan akreditasi Puskesmas dan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama dilaksanakan oleh komisi

akreditasi Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang diangkat dan ditetapkan oleh Menteri.

(2) Komisi akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas

untuk menyusun kriteria lembaga independen pelaksana akreditasi,

dan memberikan rekomendasi kepada Menteri untuk menetapkan

lembaga independen pelaksana akreditasi.

(3) Bagi Puskesmas dan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

telah mendapatkan status akreditasi sebelum peraturan ini berlaku,

harus mengusulkan untuk mendapatkan status Akreditasi yang baru

selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku

status Akreditasi sebelumnya berakhir.

(4) Lembaga independen pelaksana akreditasi harus sudah terbentuk dalam

jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sejak peraturan

menteri ini diundangkan.


BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ..
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA,

NAFSIAH MBOI

Diundangkan di Jakarta
Pada Tanggal ..
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN
lAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR ..
TENTANG AKREDITASI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

I. CONTOH PENULISAN NAMA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


TINGKAT PERTAMA YANG TERAKREDITASI

PUSKESMAS/KLINIK PRATAMA

Terakreditasi

Tingkat:

(..: tahun .)

II. PEDOMAN AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
11 2012, No.413

Nafsiah Mboi

Anda mungkin juga menyukai