Anda di halaman 1dari 29

Pengertian Posyandu - KMS

Friday, 17 May 2013 16:58 | | |

Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan


dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (Cessnasari.
2005) judul artikel (Pengertian Posyandu, Kegiatan, Definisi, Tujuan, Fungsi,
Manfaat dan Pelaksanaan Posyandu. KMS)

Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI.
2006).

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan


dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)

Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:

Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.

Membudayakan NKBS

Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan


kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.

Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan


ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Kegiatan Pokok Posyandu

KIA

KB

Imunisasi

Gizi

Penanggulangan diare

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Pelaksanaan Layanan Posyandu


Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja
yaitu:

Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:

Imunisasi

Pemberian vitamin A dosis tinggi.

Pembagian pil KB atau kondom.

Pengobatan ringan.

Konsultasi KB.

Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan medis.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan:

1. D Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.

2. N Berhasil tidaknya program posyandu.

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Kegiatan Posyandu

1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak


Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan
khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan,
pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya
berada di bawah garis merah KMS.

Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.

Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200
gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.

Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.

Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.

2. Pelayanan Tambahan yang Diberikan

1. Pelayanan bumil dan menyusui.

2. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan


dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.

3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan
sebagainya.

4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.

5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.


8. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan
lingkungan pemukiman.

9. pemanfaatan pekarangan.

10.Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.

11.Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

(Bagian Kependudukan dan Biostatik FKM USU. 2007)

Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,
penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak

Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan


nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari


dan Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat
dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu


(Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk
pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan
pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari
data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan
RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk
pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

Berat badan naik :


Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan
bertamabah ke pita warna diatasnya.

Berat badan tidak naik :

Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan
bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.

Berat badan dibawah garis merah


Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau PMT,
PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu. (Departemen
Kesehatan RI. 2006: 104)

2 Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan
suntik KB.

3 Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.

Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah

BCG untuk mencegah penyakit TBC.

DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4 Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat
untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan
gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan
penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi
tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).

5 Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan
pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen
Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader
posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)
FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu:

Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.

Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu

Pekerjaan iu

Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat

Sarana dan prasarana di posyandu

Jarak dari posyandu tersebut

(Widiastuti. 2006)

Daftar Pustaka - Pengertian Posyandu, Kegiatan, Definisi, Tujuan, Fungsi,


Manfaat dan Pelaksanaan Posyandu. KMS

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com. 15.15


wib. 2 Maret 2008

Departemen kesehatan RI. 2006 Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta
Masyarakat dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id. 19.25 wib. 5 April 2008

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widiastuti. Pemanfaaan Penimbangan Balita di Posyandu.


http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id. 18.00 wib. 5 April 20

Sumber: sarjanaku.com

Posyandu Sebagai Peran Serta Masyarakat Dalam Peningkatan Kesehatan


Masyarakat
POSYANDU SEBAGAI SARAN PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM USAHA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT

NASAP SEMBIRING

Bagian Kependudukan dan Biostatistik


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN
1. Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi
pembangunan bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri,
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka
posyandu cukup strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia
sejak dini perlu ditingkatkan pembinaannya.
2. Untuk meningkatkan pembinaan Posyandu sebagai pelayanan KB-Kesehatan
yang dikelola untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari
petugas perlu ditumbuh kembangkan perlu serta aktif masyarakat dalam wadah
LKMD.
3. Meningkatkan mutu pengelolaan Posyandu, perlu dimantapkan koordinasi dan
keterpaduan pembinaan disemua tingkatan pemerintah.
Ketiga petunjuk diatas adalah merupakan beberapa isi dari Inmendagri No.9 Tahun
1990 dan dapat kita artikan betapa pentingnya keberadaan Posyandu ditengah-
tengah masyarakat yang merupakan pusat kegiatan masyarakat, dimana
masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan serta
Keluarga Berencana. Disamping itu wahana ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta
bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah
keluarga ataupun masyarakat itu sendiri. Sebagai dasar terbentuknya Posyandu
ialah bertitik tolak dari definisi ilmu Kesehatan Masyarakat menurut Winslow, yang
mana disebutkan bahwa diharapkan masyarakat itu berusia untuk dapat
menanggulangi kesehatannya sendiri. Seterusnya disebutkan pula bahwa
terciptanya kesehatan yang optimal bagi masyarakat ialah dengan adanya peran
serta dari masyarakat secara teratur' dan berkesinambungan. Dari penjelasan
tersebut diatas terlihat bahwa wadah yang paling tepat untuk peran serta
masyarakat tersebut ialah "Posyandu'"

II. POSYANDU

1. Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam


pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud
dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu
dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia
balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit
bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan
Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu
dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.

2. Dasar Pelaksanaan :
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun
1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan
Posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu
dalam lingkup LKMD dan PKK.
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu
serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program program
pembangunan masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader
pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari
melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

3. Tujuan penyelenggara Posyandu.


1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

4. Pengelola Posyandu.
a. Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu
Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut :
1. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).
2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak
PKK).
4. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
b. Pokjanal Posyandu

Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri dari


unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu
yaitu :

1. Tingkat Propinsi : - BKKBN


- PMD (Pembinaan Masyar3kat Desa)
- Bappeda
- Tim Penggerak PKK
- d.l.l

2 Tingkat Kab/Kodya :
- Kantor Depkes/Kantor Dinkes
- BKKBN
- PMD
- Bappeda
- d.I.I

3 Tingkat Kecamatan :
Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas Lapangan, KB, Kaur
Bang (Kepala Urusan Pembangunan)
KPD (Kader Pembangunan Desa)

4 Pokjanal Posyandu bertugas :


Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
Menyiapkan kader.
Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
Menyusunan rencana.
Melakukan pemantauan dan bimbingan.
Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

5. Kegiatan Pokok Posyandu :


1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan Diare.

6. Pembentukan Posyandu.
a. Langkah langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis
unsur kesehatan dan KB .
3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana
dan prasarana posyandu, biaya posyandu
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.


Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan
satu Posyandu melayani 100 balita.

c. Kriteria kader Posyandu :


1) Dapat membaca dan menulis.
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4) Mempunyai waktu yang cukup.
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6) Berpenampilan ramah dan simpatik.
7) Diterima masyarakat setempat.

7. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.


a. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader,
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari
buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja
yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB Kes :

Imunisasi

Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat

tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus.


Pembagian pil atau kondom

Pengobatan ringan.

Kosultasi KB-Kes.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

b. Sasaran Posyandu :
Bayi/Balita.
Ibu hamil/ibu menyusui.
WUS dan PUS.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan
Agustus)
PMT
lmunisasi.
Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui
pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik
pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita
dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.


K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan :


1 ) D/S Baik/kurangnya peran serta masyarakat.
2) N/D Berhasil tidaknyaProgram posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)

c. Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong
royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan
Dana Sehat.

III SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)


Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi
pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian
penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan
lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual.
Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang
dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas
maupun lingkup yang lebih luas.
Mekanisme Operagional SIP :
1) Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu adalah Pokjanal Posyandu di Propinsi
dan Dati II di tingkat kecamatan adalah Tim Pembina LKMD/Kelurahan berkoordinasi
dengan LKMD Seksi 10.
2) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi
Posyandu.
3) Pengumpul data dan informaosi adalah Tim Penggerak PKK dan LKMD dengan
menggunakan instrumen :
a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa
Wisma (kader PKK) .
b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.
e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian
ibu hamil melahirkan dan nifas.
g. Data hasil kegiatan Posyandu.

Catatan :
1. Instrumen/format SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari
petugas kesehatan/PLKB
2. LKMD clan Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan bertanggungjawab dalam hal :
Menghimpun Idata daJl informasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah
desa/kelurahan.
Menyimpulkan seluruh data dan informasi.
Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan
(Rakorbang).
3. Pokjanal Posyandu tingkat kecamatan (Puskesmas, PPLKB, Kaurbang) mengambil
data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor Posyandu di
tingkat kecamatan.
4. Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan.
Masalah-masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera
diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan
ke tingkat Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan Rakorbang Tingkat ll.

IV. JENJANG POSYANDU MENURUT KONSEP ARRIF dikelompokkan menjadi


4:
1. Posyandu Pratama (warna merah) :
belum mantap.
kegiatan belum rutin.
kader terbatas.
2. Posyandu Madya (warna kuning) :
kegiatan lebih teratur
Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama (Warna hijau) :
kegiatan sudah teratur.
cakupan program/kegiatannya baik.
jumlah kader 5 orang
mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri (warna biru) :
kegiatan secara terahir dan mantap
cakupan program/kegiatan baik.
memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang
antar strata Posyandu adalah :
1. Jumlah buka Posyandu pertahun.
2. Jumlah kader yang bertugas.
3. Cakupan kegiatan.
4. Program tambahan.
5. Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada
kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK,
LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung
Posyandu.

V. PEMBINAAN KFSEJAHfERAAN KELUARGA


1. PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan
wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau
kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk
ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga
yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati
keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga
sejahtera).
2. Untuk terlaksanya kegiatan PKK, maka sesuai Keputusan Mendagri No. 28 tahun
1984 tanggal 4 April, disemua tingkatan pemerintahan dibentuk Tim penggerak PKK
dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua, Wakil Ketua
Sekretaris, Wakil Sekretaris.
Bendara Wakil Bendahara
Ketua Pokja I dan anggota
Ketua Pokja II dan anggota.
Ketua Pokja III dan anggota.
Ketua Pokja IV dan anggota.
Sebagai Ketua disemua tingkatan dijabat secara funsional oleh istri Kepala
Pemerintahan Daerah setempat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan sedangkan yang
menjadi Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara clan anggota adalah dari tokoh
masyarakat setempat.
3. Program P.K.K.
Dalam melaksanakan kegiatan Tim Penggerak PKK memiliki 10 program pokok PKK
sebagai berikut :
1. Penghayatan dan l Pengamanan Pancasila.
2. Gotong royong
3. Pangan
4. Sandang.
5. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
6. Pendidikan dan keterampilan
7. Kesehatan.
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi.
9. Kelestarian lingkungan hidup.
10. Perencanaan sehat.
Program tersebut bukan urut-urutan tetapi program yang satu terkait dengan
program yang lain dan setiap program dapat berkembang sesuai kemajuan
perkembangan pembangunan daerah setempat sehingga 10 program pokok dapat
menjadi berbagai kegiatan.
4. Sepuluh (10) program pokok PKK tertuang ke dalam 4 (empat) kelompok kerja
(Pokja) yaitu :
1. Kelompok kerja I (Pokja I) membidangi :
Penghayatan Pengamalan Pancasila
Gotong royong.
2. Kelompok Kerja (Pokja II) membidangi
Pendidikan dan keterampilan.
Pengembangan kehidupan berkoperasi.
3. Kelompok Kerja (Pokja I) membidangi :
Sandang
Pangan
Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
4. Kelompok KerjaIV (Pokja IV) membidangi :
Kesehatan.
Kelestarian lingkungan hidup.
Perencanaan sehat.
Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta LKMD
seksi7.
Damping adanya Tim Penggerak PKK DesaIKelurahan terdapat pula kelompok PKK
didusun/lingkungan dan kelompok Dasa Wisma terdiri dari 10 s/d 20 Kepala
Keluarga yang ketuanya diangkat dari salah seorang dari 10 atau 20 KK tersebut
yang bertugas dalam melaksanakan dan membina kegiatan program Pokok PKK dan
pengembangannya dicatat dalam 3 (tiga) buku catatan ketua Kelompok Dasa
Wisma yaitu :
1. Buku catatan keluarga mencatat data keluarga secara lengkap.
2. Buku catatan kegiatan keluarga mencatat kegiatan kehidupan keluarga.
3. Buku catatan kelahiran dan kamatian bayi, ibu hamil, ibu meneteki (buteki) dan
ibu nifas.
Ketiga buku catalan kelompok Dasa Wisma merupakan salah satu format SIP.

VI. LKMD
LKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa yang merupakan wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berfungsi membantu
Kepdes/Lurah dan memiliki 10 seksi dimana yang berhubungan langsung dengan
KB-Kes, Posyandu adalah seksi ke 7 (seksi kesehatan, kependudukan dan Keluarga
Berencana), selain itu adalah seksi ke 10 (seksi PKK dengan 10 program Pokok PKK,
dimana antara lain dari 10 program pokok PKK adalah program 7 yaitu kesehatan
yang bertanggung jawab terhadap operasional adalah Ketua I LKMD sedangkan
pelaksana (operasional) adalah Ketua II LKMD (Ketua Tim Penggerak PKK). Dengan
demikian kegiatan Posyandu berada dalarn lingkup LKMD dan PKK juga merupakan
salah satu seksi dalam LKMD yaitu seksi ke 10. Keberhasilan Posyandu merupakan
cermin pre stasi LKMD melalui D/S (peran serta masyarakat) sedangkan
keberhasilan program tergambar melalui N/D daalm balok SKDN.

VII. KESIMPULAN.
1. Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang mengandung
makna: uatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat
oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini.
2. Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan KB-Kes
serta kegiatan pembangunan lainnya untuk mencapai keluafga sejahtera .
3. Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare.
4. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi
pengelola Posyandu.
5. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan ciri sebagai
berikut :
Kegiatan secara teratur dan mantap.
Cakupan program/kegiatan baik.
Mempunyai program tambahan.
Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.

LKMD dan PKK merupakan lembaga masyarakat yang merupakan wadah partisipasi
masyarakat dalam pembangunan yang berfungsi Kades/lurah untuk tercapainya
masyarakat sehat dan sejahtera

VIII PENUTUP.
Demikian tulisan ini disusun dengan harapan dapat dipergunakan seperlunya
terutama dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa kedokteran dalam menjalani
KKS (Kepaniteraan klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Mahasiswa FKM (Program S1) dalam melaksanakan PBL (Praktek Belajar Lapangan).

KEPUSTAKAAN

Anas, Syarial R, Pelaksanan Posyandu di Tingkat II Kotamadya Medan,


disajikan pada "Temu Karya LKMD Propinsi Sumatera Utara", Medan, 1998.

Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 0 Tahun 1990.
Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Jakarta, 1990.

Eacang, I, Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni,1986.

Kanwil Depkes RI Propinssi Sumatera Utara: Mekanisme Operasional Sistem


Informasi Posyandu (SIP), disajikan pada Temu Karya Tim Pembina LKMD,
Tingkat Propinsi Sumatera Utara, Dalam Rangka Peningkatan Mutu Posyandu
Pada Tanggal 5-6 Desember 1996 di Bina Graha Pemdasu Medan, Medan
1996.

Tim Pengerak PKK Pusat dan Direktorat Jendral PMD : Posyandu dan
Perkembangan, Jakarta,1993.

Tim Penggerak PKK Pusat : Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional IV PKK, 11-
14 Februari di Jakarta, Jakarta, 1993.

Tim Pengerak PKK Pusat: Hasil Rumusan Lokakarya Nasional Peningkatan


Mutu Posyandu di Jakarta, 30 Oktober -1 Nopember 1996, Jakarta, 1996.

Sumber: library.usu.ac.id
Pelaksanaan 5 Langkah Kegiatan Posyandu

Sunday, 16 June 2013 16:38 | | |

1. MATERI 3PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU Manjilala |


www.gizimu.com

2. TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menyebutkan pelaksanaan 5 langkah kegiatan


pada hari buka Posyandu Peserta dapat melaksanakan proses atau langkah-
langkah kegiatan dari langkah kegiatan 1 sampai langkah kegiatan 5

3. PENGERTIAN 5 langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan yang


dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah 1 sampai dengan 4 dilaksanakan
oleh para kader, sedangkan langkah- 5 oleh petugas sektor, yaitu petugas
kesehatan, PLKB atau sektor yang lainnya. 5 langkah kegiatan bukan berarti benar-
benar harus ada 5 meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya 5
jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan meja yang
sesungguhny.

4. SIMULASI (persiapan) KAMI MEMBUTUHKAN RELAWAN SEBANYAK 11 ORANG


UNTUK MENJADI PEMERAN DI BAWAH INI Pemeran-1 : Kader yang bertugas di
kegiatan ke-1 (Pendaftaran) Pemeran-2 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-2
(Penimbangan) Pemeran-3 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-3 (Pencatatan)
Pemeran-4 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-4 (Penyuluhan) Pemeran-5 : Kader
yang bertugas di kegiatan ke-5 Pemeran-6 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia
2 tahun yang keadaannya sangat kurus Pemeran-7 : Ibu hamil dengan balita usia 1
tahun yang sedang Diare Pemeran-8 : Ibu menyusui dengan bayi usia 8 bulan dan
belum diimunisasi Pemeran-9 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 15 bulan
yang belum mendapat imunisasi lengkap Pemeran-10 : ibu hamil yang usianya
lebih dari 37 tahun dan kedua kakinya bengkak Pemeran-11 : Ibu / Bapak yang
sakit perut hebat sekali sehingga mengaduh-aduh kesakitan dan meminta
pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan
5. SIMULASI (pelaksanaan) Para kader dan petugas kesehatan bersiap-siap dan
duduk didepan mejanya masing-masing. Pemeran-6 dan 7 kemudian datang dan
dilayani oleh kader sesuai langkah-langkah yang seharusnya. Setelah itu,
pemeran-8, 9 dan 10 datang menyusul dan juga dilayani sebagai mana mestinya
oleh para kader Pemeran-11 kemudian datang juga menyusul

6. PLENO Didalam simulasi, apakah cara kader menghadapi peserta posyandu


yang bermacam-macam keadaannya sudah sesuai dengan tugas masing- masing ?
Bagaimana langkah-langkah kegiatan 1 s.d 5 yang benar ? Di lapangan, proses di
meja berapa yang paling sulit dilaksanakan ? Mengapa ? Bagaimana cara
mengatasi kesulitan tersebut ?

7. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DI POSYANDULANGKAH -1 : Kader


mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu : yaitu nama bayi / balita tersebut
ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita
merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS
dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya. Selain itu, kader juga
mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada Formulir atau
Register Ibu Hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan
menuju ke kegiatan 4.LANGKAH - 2 : Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita
untuk membawa bayi / balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan-
2. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi / balita
tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMSLANGKAH - 3 : Setelah
ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan
kepada kader di kegiatan 3. setelah itu kader memindahkan catatan hasil
penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. Kader
menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju ke kegiatan 4.

8. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DI POSYANDU (lanjut)LANGKAH -


4 : Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan
dan menjelaskan data KMS tersebut. Kader kemudian memberikan nasihat kepada
keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil
pengamatan terhadap anaknya. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5
(pelayanan), kader dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB,
atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu
menyusui. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau
pertolongan dasar, misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah
darah (tablet besi), Vitamin A, Oralit dan sebagainyaLANGKAH - 5 : Khusus untuk
kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau
PLKB yang memberikan layanan antara lain : Imunisasi Keluarga Berencana (KB)
Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya

9. MASALAH-MASALAH YANG SERING DITEMUKANDari hasil temuan lapangan,


beberapa kesulitan yang dihadapikader di masing-masing meja adalah sebagai
berikut: Di kegiatan 1 : balita biasanya tidak sabar menunggu giliran apabila
peserta yang datang banyak Di kegiatan 2 : bayi/balita biasanya menangis apabila
ditimbang Di kegiatan 3 : kader seringkali kerepotan mencatat hasil penimbangan
ke dalam KMS apabila pesertanya banyak Di kegiatan 4 (penyuluhan) : merupakan
proses yang paling sulit karena kader harus melayani penyuluhan perorangan
secara bergantian sedangkan keluarga dan balita biasanya tidak sabar menunggu
dan ingin segera pulang

10. SARAN-SARAN UNTUK KADER Selama menunggu, berikan makanan PMT


kepada balita supaya mereka bisa menunggu dengan tenang, atau berikan alat
mainan edukatif apabila ada Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan
ini seperti kegiatan bermain yang gembira sehingga anak tidak merasa takut,
mintalah para keluarga pengantar untuk terlibat dalam menimbang balita Kader
sebaiknya saling membantu, apabila tugas di mejanya sudah selesai, bantulah
kader lain yang masih sibuk melayani peserta Dalam melakukan penyuluhan,
kader mengutamakan peserta yang keadaan balitanya memang perlu diberi saran-
saran atau penyuluhan; selain itu, kader juga bisa melaksanakan penyuluhan
kelompok sebelum pendaftaran / penimbangan Laksanakan kegiatan buka
Posyandu dengan disiplin waktu, tidak perlu menunggu keluarga balita yang
terlambat, dengan demikian, ibu-ibu yang lain tidak merasa bosan karena
menunggu terialu lama

11. PENUTUP SEBELUM KITA AKHIRI MATERI INI, KAMI PERSILAHKAN KEPADA
PESERTA UNTUKMENANYAKAN PENJELASAN MATERI YANG BELUM DIPAHAMI

Posyandu

Posyandu

A. Pengertian Posyandu
Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara
program Keluarga Berencana Kesehatan di tingkat desa.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan


dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
B. Bentuk kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu
(Panca Krida Posyandu), antara lain:
1) Kesehatan Ibu dan Anak

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,


anak balita dan anak prasekolah

Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena


kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan
vitamin dan mineral

Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya

Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan


program KIA.

2) Keluarga Berencana

Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan


perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi

Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya

3) Immunisasi

Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x,
dan campak 1x pada bayi.

4) Peningkatan gizi

Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat

Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup


kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui

Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun

5) Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan


Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan Diare

6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air
limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman

7. Penyediaan Obat essensial.

C. Pembentukan Posyandu

Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:


1) Pos penimbangan balita
2) Pos immunisasi
3) Pos keluarga berencana desa
4) Pos kesehatan
5) Pos lainnya yang dibentuk baru.

D. Alasan Pendirian Posyandu


Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya
pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan
dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

E. Penyelenggara Posyandu
1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal
dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang
ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).

F. Lokasi / Letak Posyandu


Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:
1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3) Dapat merupakan lokal tersendiri
4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat,
pos RT/RW atau pos lainnya.

G. Pelayanan Kesehatan Di Posyandu


Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

a) Penimbangan bulanan

b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang

c) Immunisasi bayi 3-14 bulan

d) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare

e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur

a) Pemeriksaan kesehatan umum

b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas

c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besi

d) Immunisasi TT untuk ibu hamil

e) Penyuluhan kesehatan dan KB

f) Pemberian alat kontrasespsi KB

g) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

h) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

i) Pertolongan pertama pada kecelakaan (Effendi, 1998).

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari
Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui
masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada,
masalah tersebut dapat berupa:

a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.

b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.

c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.

d) Balita yang mencret.

e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.


f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan
terlambat.

g) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.

h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus
(Depkes RI-Unicef, 2000).

Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;


1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok
SKDN.
2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.
3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.
Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:
1) Melaksanakan kunjungan rumah.
2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
UPGK.
3) Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.
4) Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan
(Depkes RI-Unicef, 2000).

Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu,


maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk
mencari jalan keluar:

a) Bidan desa.

b) Kepala Desa.

c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.

d) Petugas LKMD, RT, RW.

e) Tim Penggerak PKK.

f) Petugas PLKB.

g) Petugas pertanian ( PPL ).

h) Tutor dari P dan K.

H. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas Kesehatan


Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:

1) Aspek komunikasi.
2) Tehnik berpidato.
3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4) Proses pengembangan.
5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.
6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:

Cara melakukan pendataan / pencatatan.

Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan


kesehatan pada masyarakat.

7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu.

I. Dukungan dari Masyarakat / LKMD


LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan
masyarakat di desa / kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka
kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang
diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya.
Perananan LKMD dalam pembentukan Posyandu;

1. Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk


membentuk posyandu di wilayahnya.

2. Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara


pembentukannya.

3. Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah


masyarakat dalam rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal,
pemilihan kader dan lain-lainnya.

Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu:

1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu


melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.

2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu
usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu.

1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur


setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.

2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap


(KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).
3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar
Posyandu dapat berfungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal,
melakukan pelayanan secara lengkap dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan anak
balita serta ibu usia subur).

4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat


melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita
secara swadaya.

5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu


(kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.

6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan


melaksanakan tugas dan perannya (tidak drop out). Misalnya dengan
pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis atau bantuan lainya.

7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD


Kecamatan cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.

8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini
dapat dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan
yang berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD.

Sumber: syakira-blog.blogspot.com

Tugas dan Peran Kader Kesehatan dalam Kegiatan Posyandu

Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya
serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya. Posyandu merupakan bagian dari pembangunan
untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dilaksanakan oleh keluarga bersama
dengan masyarakat di bawah bimbingan petugas kesehatan dari puskesmas setempat.
Sasaran utama kegiatan posyandu ini adalah balita dan
orangtuanya, ibu hamil, ibu menyusui dan bayinya,
serta wanita usia subur. Sedangkan yang bertindak
sebagai pelaksana posyandu adalah kader.

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut


dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas
membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan
rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu
harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan
sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau
dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk
melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu
(Ismawati dkk, 2010).

Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI


memberikan batasan kader : Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau
oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela (Zulkifli, 2003).

Kader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk
menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di
tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin, dan Hamidah, 2006).

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas
mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor
kesehatan (Yulifah R, dan Yuswanto, 2006).

Kader aktif adalah kader yang selalu melaksanakan kegiatan posyandu dan selalu menjalankan
tugas dan perannya sebagai kader (Dinas Kesehatan Tuban, 2005).

Kader tidak aktif adalah kader yang tidak melaksanakan tugas dan perannya sebagai kader
posyandu serta tidak rutin mengikuti kegiatan posyandu (Republika, 2005).

2.1.2 Syarat Menjadi Kader Posyandu

1. Dapat membaca dan menulis

2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan

3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat


4. Mempunyai waktu yang cukup

5. Bertempat tinggal di wilayah posyandu

6. Berpenampilan ramah dan simpatik

7. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu.

2.1.3 Tugas dan Peran Kader Posyandu

2.1.3.1 Melakukan kegiatan bulanan posyandu :

a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu

i. Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka Posyandu, meliputi :

a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, LILA, alat
pengukur, obat-obat yang dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan.

b. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke


Posyandu.

c. Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan
meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu.

d. Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas di antara kader Posyandu
baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.

ii. Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu

a. Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :

1. Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau ballita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS
dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama
ibu hamil pada Formulir atau Register ibu hamil.

2. Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada
secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS.

3. Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan
balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
4. Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan
berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan
memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari
hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

5. Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh petugas
kesehatan, PLKB, PPL, dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan antara lain : Pelayanan
Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, Pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat besi),
vitamin A, dan obat-obatan lainnya.

b. Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu

Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi :

1. Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam buku register atau
buku bantu kader.

2. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada bulan
berikutnya. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu yang rumahnya
berdekatan (kelompok dasawisma).

3. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) merupakan tindak lanjut dan mengajak
ibu-ibu datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

2.1.3.2 Melaksanakan kegiatan di luar posyandu :

a. Melaksanakan kunjungan rumah

i. Setelah kegiatan di dalam Posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan dikunjungi ditentukan
bersama.

ii. Tentukan keluarga yang akan dikunjungi oleh masing-masing kader. Sebaiknya diajak pula
beberapa ibu untuk ikut kunjungan rumah.

iii. Mereka yang perlu dikunjungi adalah :

a. Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 (dua) bulan berturut-turut di Posyandu

b. Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin

c. Berat badanny tidak naik 2 (dua) bulan berturut-turut


d. Berat badannya di bawah garis merah KMS

e. Sasaran Posyandu yang sakit

f. Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan Posyandu 2 (dua) bulan berturut-turut

g. Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk ke puskesmas

h. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya

i. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium

j. Balita yang terlalu gemuk

b. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu

i. Langsung ke tengah masyarakat

ii. Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat

c. Membantu petugas kesehatandalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan


masyarakat.

Sumber: adivancha.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai