MEKANISME ANTIBIOTIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat, kasih dan karuniaNya sehingga
Makalah Mikrobiologi farmasi yang berjudul Mekanisme antibiotik yang
menghambat sintesis dinding sel dapat selesai dengan lancar. Maksud dari
penulisan makalah ini adalah mengetahui lebih dalam bagaimana mekanisme
antibiotik dalam menghambat sintesis dinding sel dari suatu bakteri bakteri.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu membangun gagasan ini terutama dari Dosen mata
kuliah Mikrobiologi farmasi. Penulis juga tahu dan sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat berkembang dengan lebih baik. Penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-
hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A.. Kesimpulan
B. Saran...............
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antibiotika merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotika juga dapat
didefinisikan sebagai zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang
mempunyai khasiat antimikrobial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian antibiotik
2. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu mematikan sel bakteri, sel bakteri
tidak tumbuh jika antibiotik dihilangkan.
1. Spektrum luas (aktivitas luas) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap
banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh
antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin,
kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
Sejarah Antibiotik
Antibiotik pertama (penisilin) ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming,
seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Tahun 1930-an, penisilin mulai diresepkan
untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi. Sebelum antibiotik ditemukan, banyak
infeksi yang tidak bisa disembuhkan dan menyebabkan kematian. Namun sejak
penisilin ditemukan, jutaan penderita infeksi di seluruh dunia, bisa diselamatkan
nyawanya. Begitu hebatnya antibiotik, sehingga sejak tahun 1944 1972, rata-rata
harapan hidup manusia meningkat delapan tahun.
Antibiotik, seperti yang kita ketahui saat ini ternyata berasal dari bakteri yang
dilemahkan, tidak ada yang menduga bahwa bakteri lemah tersebut mampu
membunuh bakteri lain yang berkembang dalam tubuh makhluk hidup. Antibiotik
adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat menghambat
pertumbuhan ataupun membunuh mikroba lain.
Namun seiring berjalannya waktu, satu demi satu bakteri mulai kebal terhadap
antibiotik. Tahun 1950-an, telah muncul jenis bakteri baru yang tidak lagi bisa
dilawan dengan penisilin. Untungnya, para ilmuwan terus-menerus melakukan
penelitian. Untuk sementara waktu, dunia masih boleh bergembira karena para
ilmuwan berhasil menemukan antibiotik - antibiotik baru.
Antara tahun 1950 1960-an, jenis bakteri yang resisten masih belum
mengkhawatirkan, karena penemuan antibiotik baru masih bisa
membasminya.Namun sejak akhir 1960-an, tidak ada lagi penemuan baru yang bisa
diandalkan. Baru pada tahun 1999, ilmuwan berhasil mengembangkan antibiotik
baru. Itu pun harus adu cepat dengan semakin banyaknya bakteri-bakteri super
yang kebal antibiotik.
Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotik
intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik
kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep .
Istilah antibiotik muncul pada literatur mikrobiologi awal tahun 1928. Menurut
Selman Waksman, antibiotik adalah substansi kimia yang diperoleh dari
mikroorganisme, dalam larutan encer mereka mempunyai kemampuan
menghambat pertumbuhan dan membinasakan mikroba lain.
Pada waktu yang hampir sama, di Rockefeller Institute for Medical Research New
York. Dubos menemukan antibiotik komplek tyrothricin yang diproduksi oleh bakteri
tanah Baccilus brevis. Selanjutnya Dubos, Waksman dan Woodruff menemukan
aktinomisin yang diperoleh dari biakan aktinomisetes. Pada tahun 1944 Selman
Waksman menemukan streptomisin yang merupakan salah satu antibiotik yang
dihasilkan oleh Streptomyces anggota dari aktinomisetes. Streptomisin merupakan
anti tuberkulosis yang mujarab.perkembangan ini merangsang penelitian lebih
lanjut terhadap genus streptomises dalam usaha mencari mikroorganisme
penghasil antibiotik. Sejak itu aktinomisetes terutama streptomises menjadi gudang
utama untuk memperoleh antibiotik baru. Di berbagai lembaga penelitian dilakukan
pencarian antibiotik dari berbagai tipe mikroorganisme terutama aktinomisetes dan
telah berhasil mendapatkan antibiotik baru. Pada tahun 1945 telah ditemukan
basitrasin yang dihasilkan oleh Bacillus, diikuti khloramfenikol olehStrepto-myces
venezuelae dan polimiksin oleh B. polymyxa pada tahun 1947, khlortetrasiklin
oleh S. aureofaciens pada tahun 1948 dan neomisin oleh S. fradiaetahun 1949,
oksitetrasiklin 1950 dan eritromisin 1952, keduanya dihasilkan
olehStreptomyces. Kanamisin ditemukan oleh Umezawa dan koleganya tahun 1957
dari biakan streptomyces. Semua ini merupakan antibiotik yang sangat penting dan
sampai saat ini masih diperhitungkan sebagai salah satu antibiotik untuk melawan
infeksi.
Pada tahun enam puluhan, penemuan antibiotik agak berkurang tetapi usaha
penemuan dilakukan untuk aplikasi yang lebih luas yaitu untuk mencari antifungal,
anti mikoplasmal, anti spirochetal, anti protozoal, anti tumor, anti virus, dan
antibiotik untuk penggunaan non-medis. Pada dekade ini problem resistensi bakteri
terhadap antibiotik mulai muncul dan telah berkembang, sehingga memacu
mencari antibiotik baru atau derivat antibiotik yang telah dikenal untuk
menggantikan antibiotik yang sudah ada.
Penisilin
Efek samping yang sering ditemukan adalah (1% pasien) diare, urtikaria,
nausea, dan superinfeksi dri Candidiasis. Efek yang jarang (0.11% pasien) adalah
demam, muntah, dermatitis, angiodema atau kolitis pseudomembarnosus
Monobaktam
Adapun efek samping yang ditimbulkan dari obat ini adalah alergi, toksik,
dan idionsikrasi.
Sefalosporin
Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif
dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks protein
transpeptidase dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin
yang dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri yang
kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mati.
Jarang terjadi reaksi kulit yang berat seperti: erythema multiforme, sindrom
Steven-Johnson dan nekrolisis epidermal toksis, telah teramati.
Vankomisin
Efek sampingnya yang biasa ditemukan yaitu kerusakan ginjal dan yang
jarang (<0,1% dari pasien) meliputi: anafilaksis, nekrolisis epidermal toksik, eritema
multiforme, sindrom manusia merah, superinfeksi, trombositopenia, neutropenia,
leukopenia, tinnitus, pusing dan/atau ototoxicity.
Isoniazid (INH)
Etambutol
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA