Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI FARMASI MEKANISME ANTIBIOTIK PENGHAMBATAN

SINTESIS DINDING SEL

Muh Erwin 13:44 MAKALAH

MAKALAH MIKROBIOLOGI FARMASI

MEKANISME ANTIBIOTIK

PENGHAMBATAN SINTESIS DINDING SEL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat, kasih dan karuniaNya sehingga
Makalah Mikrobiologi farmasi yang berjudul Mekanisme antibiotik yang
menghambat sintesis dinding sel dapat selesai dengan lancar. Maksud dari
penulisan makalah ini adalah mengetahui lebih dalam bagaimana mekanisme
antibiotik dalam menghambat sintesis dinding sel dari suatu bakteri bakteri.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu membangun gagasan ini terutama dari Dosen mata
kuliah Mikrobiologi farmasi. Penulis juga tahu dan sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat berkembang dengan lebih baik. Penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-
hari.

Kendari, Juni 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A.. Latar Belakang

B.. Rumusan Masalah

C.. Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

BAB III

PENUTUP

A.. Kesimpulan

B. Saran...............

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Antibiotika merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotika juga dapat
didefinisikan sebagai zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang
mempunyai khasiat antimikrobial.

Antibiotika yang ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain mempunyai


kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
yang luas (broad spectrum antibiotic), tidak menimbulkan pengaruh samping (side
effect) yang buruk pada host, tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari
mikroorganisme patogen serta konsentrasi antibiotik dalam jaringan harus
mencapai taraf cukup tinggi sehingga mampu menghambat atau mematikan
penyebab infeksi.

Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrum atau kisaran kerja,


mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur
biokimianya. Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat
dibedakan menjadi antibiotik berspektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotik
berspektrum luas (broad spectrum). Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu
menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya hanya mampu menghambat
atau membunuh bakteri gram negatif saja atau gram positif saja. Sedangkan
antibiotik berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh bakteri dari
golongan gram positif maupun gram negatif.

Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima, yaitu antibiotik


dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel, perusakan membran
plasma, penghambatan sintesis asam nukleat, dan penghambatan sisntesis
metabolit esensial. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu mekanisme
antibiotik tersebut, yaitu mekanisme penghambatan sintesis dinding sel.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan antibiotik ?

2. Bagaimana sejarah ditemukannya antibiotik?

3. Bagaimana mekanisme antibiotik dalam menghambat sintesis dinding sel ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan antibiotik.


2. Untuk memahami sejarah ditemukannya antibiotik.

3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme antibiotik dalam menghambat


sintesis dinding sel?

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian antibiotik

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang


mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan
antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya.
Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar
bagi kuman untuk hidup. Selain itu, antibiotik didefinisikan sebagai substansi yang
bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan
reproduksi bakteri dan fungi.

Penggolongan antibiotik berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) :

1. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu menghambat / menghentikan


pertumbuhan bakteri selama antibiotik ada.

2. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu mematikan sel bakteri, sel bakteri
tidak tumbuh jika antibiotik dihilangkan.

Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :

1. Spektrum luas (aktivitas luas) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap
banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh
antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin,
kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.

2. Spektrum sempit (aktivitas sempit) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja


hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram
negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja
terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja
terhadap kuman gram-negatif.

Sejarah Antibiotik

Antibiotik pertama (penisilin) ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming,
seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Tahun 1930-an, penisilin mulai diresepkan
untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi. Sebelum antibiotik ditemukan, banyak
infeksi yang tidak bisa disembuhkan dan menyebabkan kematian. Namun sejak
penisilin ditemukan, jutaan penderita infeksi di seluruh dunia, bisa diselamatkan
nyawanya. Begitu hebatnya antibiotik, sehingga sejak tahun 1944 1972, rata-rata
harapan hidup manusia meningkat delapan tahun.

Antibiotik, seperti yang kita ketahui saat ini ternyata berasal dari bakteri yang
dilemahkan, tidak ada yang menduga bahwa bakteri lemah tersebut mampu
membunuh bakteri lain yang berkembang dalam tubuh makhluk hidup. Antibiotik
adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat menghambat
pertumbuhan ataupun membunuh mikroba lain.

Namun seiring berjalannya waktu, satu demi satu bakteri mulai kebal terhadap
antibiotik. Tahun 1950-an, telah muncul jenis bakteri baru yang tidak lagi bisa
dilawan dengan penisilin. Untungnya, para ilmuwan terus-menerus melakukan
penelitian. Untuk sementara waktu, dunia masih boleh bergembira karena para
ilmuwan berhasil menemukan antibiotik - antibiotik baru.

Antara tahun 1950 1960-an, jenis bakteri yang resisten masih belum
mengkhawatirkan, karena penemuan antibiotik baru masih bisa
membasminya.Namun sejak akhir 1960-an, tidak ada lagi penemuan baru yang bisa
diandalkan. Baru pada tahun 1999, ilmuwan berhasil mengembangkan antibiotik
baru. Itu pun harus adu cepat dengan semakin banyaknya bakteri-bakteri super
yang kebal antibiotik.

Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun


seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit
tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi
akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam
keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih
luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
mencapai lokasi tersebut.

Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotik
intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik
kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep .
Istilah antibiotik muncul pada literatur mikrobiologi awal tahun 1928. Menurut
Selman Waksman, antibiotik adalah substansi kimia yang diperoleh dari
mikroorganisme, dalam larutan encer mereka mempunyai kemampuan
menghambat pertumbuhan dan membinasakan mikroba lain.

Pada tahun 1929, Fleming mengamati substansi bakteri-ostatik yang dihasilkan


jamur Penicillium notatum dan diberi nama Penicillin. Sejak itu penisilin dikenal dan
diketahui dapat diproduksi oleh berbaga jamur. Namun karena kurang stabil
terutamabio-aktivitasnya akan hilang bila diuapkan sampai kering, maka penisilin
kemudian ditinggalkan. Sekitar tahun 1939, Florey dan kawan-kawan melakukan
percobaan kembali terhadap kemungkinan penggunaan penisilin Fleming untuk
terapi. Tahun 1940, Chain dan kawan-kawan juga melakukan penelitian penisilin,
mereka membiakkan organisme Fleming dan pada waktu ekstraksi dikontrol pada
temperatur rendah; akhirnya mereka mampu memekatkan penisilin sampai 1000
kali, serta dapat menghasilkan garam penisilin berbentuk bubuk kering yang
mempunyai stabilitas baik terutama bila disimpan. Hasil ini merupakan kemajuan
besar dalam perkembangan produksi antibiotik terutama penisilin dan merupakan
tonggak sejarah manusia dalam memerangi penyakit infeksi.

Pada waktu yang hampir sama, di Rockefeller Institute for Medical Research New
York. Dubos menemukan antibiotik komplek tyrothricin yang diproduksi oleh bakteri
tanah Baccilus brevis. Selanjutnya Dubos, Waksman dan Woodruff menemukan
aktinomisin yang diperoleh dari biakan aktinomisetes. Pada tahun 1944 Selman
Waksman menemukan streptomisin yang merupakan salah satu antibiotik yang
dihasilkan oleh Streptomyces anggota dari aktinomisetes. Streptomisin merupakan
anti tuberkulosis yang mujarab.perkembangan ini merangsang penelitian lebih
lanjut terhadap genus streptomises dalam usaha mencari mikroorganisme
penghasil antibiotik. Sejak itu aktinomisetes terutama streptomises menjadi gudang
utama untuk memperoleh antibiotik baru. Di berbagai lembaga penelitian dilakukan
pencarian antibiotik dari berbagai tipe mikroorganisme terutama aktinomisetes dan
telah berhasil mendapatkan antibiotik baru. Pada tahun 1945 telah ditemukan
basitrasin yang dihasilkan oleh Bacillus, diikuti khloramfenikol olehStrepto-myces
venezuelae dan polimiksin oleh B. polymyxa pada tahun 1947, khlortetrasiklin
oleh S. aureofaciens pada tahun 1948 dan neomisin oleh S. fradiaetahun 1949,
oksitetrasiklin 1950 dan eritromisin 1952, keduanya dihasilkan
olehStreptomyces. Kanamisin ditemukan oleh Umezawa dan koleganya tahun 1957
dari biakan streptomyces. Semua ini merupakan antibiotik yang sangat penting dan
sampai saat ini masih diperhitungkan sebagai salah satu antibiotik untuk melawan
infeksi.

Pada tahun enam puluhan, penemuan antibiotik agak berkurang tetapi usaha
penemuan dilakukan untuk aplikasi yang lebih luas yaitu untuk mencari antifungal,
anti mikoplasmal, anti spirochetal, anti protozoal, anti tumor, anti virus, dan
antibiotik untuk penggunaan non-medis. Pada dekade ini problem resistensi bakteri
terhadap antibiotik mulai muncul dan telah berkembang, sehingga memacu
mencari antibiotik baru atau derivat antibiotik yang telah dikenal untuk
menggantikan antibiotik yang sudah ada.

Mekanisme antibiotik dalam penghambatan sintesis dinding sel.

Mekanismenya yaitu dengan cara merusak lapisan peptidoglikan yang


menyusun dinding sel bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya adalah
penisilin, monobaktam, sefalosporin, karbapenem, basitrasin, vankomisin, isoniazid,
dan etambutol.

Penisilin

Penisilin memiliki struktur yang berupa cincin laktam. Penisilin diproduksi


secara alami ataupun semisintetik. Selain itu penisilin biasa digunakan dalam
penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif.

Mekanisme kerjanya yaitu dengan mencegah ikatan silang peptidoglikan


pada tahap akhir sintesis dinding sel, yaitu dengan cara menghambat protein
pengikat penisilin (penicilin binding protein). Protein ini merupakan enzim dalam
membran plasma sel bakteri yang secara normal terlibat dalam penambahan asam
amino yang berikatan silang dengan peptidoglikan dinding sel bakteri dan
mengeblok aktivitas enzim trasnpeptidase yang membungkus ikatan silang polimer-
polimer gula panjang yang membentuk dinding sel bakteri sehingga dinding sel
menjadi rapuh dan mudah lisis.

Efek samping yang sering ditemukan adalah (1% pasien) diare, urtikaria,
nausea, dan superinfeksi dri Candidiasis. Efek yang jarang (0.11% pasien) adalah
demam, muntah, dermatitis, angiodema atau kolitis pseudomembarnosus

Monobaktam

Monobaktam adalah senyawa -laktam yang cincin -laktamnya tunggal


dan tidak terhubung dengan cincin lain (berbeda dengan sebagian besar -laktam
lainnya yang memiliki sedikitnya dua cincin). Mereka hanya bekerja melawan
bakteri Gram-negatif Monobaktam adalah senyawa -laktamyang cincin -
laktamnya tunggal dan tidak terhubung dengan cincin lain (berbeda dengan
sebagian besar -laktam lainnya yang memiliki sedikitnya dua cincin). Mereka
hanya bekerja melawan bakteri Gram-negatif.

Mekanisme kerjanya, antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri


dengan cara menginhibisi sintesis dinding selnya. Pada proses
pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim
transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang antara dua rantai peptidoglikan.
Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasma bakteri tersebut juga
dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga menyebabkan enzim ini tidak
mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding sel tetap terus
dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang
dan peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah
terdegradasi. Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri
gram negatif dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel. Selain itu,
kompleks protein transpeptidase dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi
senyawa autolisin yang dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan
demikian, bakteri yang kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mati.

Adapun efek samping yang ditimbulkan dari obat ini adalah alergi, toksik,
dan idionsikrasi.

Sefalosporin

Sefalosporin mempunyai inti serupa dengan penisilin dan resistensi


terhadap penisilinase. Sefalosporin lebih efektif terhadap bakteri Gram
negatif. Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Contohnya adalah
sefalotin, sefamandol, sefpodoksin dan sefiksim.

Mekanisme kerjanya, seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja


antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba.
Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi
pembentukan dinding sel.
Efek sampingnya, yaitu :
Reaksi hipersensitifitas dan dermatologi : shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis,
udema,
Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik Hematologi :
pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik
Saluran cerna, terutama penggunaan oral : colitis (darah dalam tinja), nyeri
lambung, diare, rasa tidak enak pada lambung, anoreksia, nausea, konstipasi.
Defisiensi vitamin K : karena sefalosporin menimbulkan efek anti vitamin K.
Efek pada ginjal : meningkatnya konsentrasi serum kreatinin, disfungsi ginjal dan
toksik nefropati.
Meropenem

Meropenem merupakan suatu antibiotika turunan karbapenem yang


digunakan secara parenteral, stabil terhadap human dehydropeptidase-1 (DHP-1),
sehingga tidak diperlukan penambahan inhibitor DHP-1. Meropenem menunjukan
aktivitas bakterisidal dengan cara mengganggu pembentukan dinding sel
bakteri. Meropenem memiliki efek bakterisidal yang poten dan spektrum luas
terhadap bakteri aerob dan anaerob, karena Meropenem mudah menembus
dinding sel bakteri, memiliki stabilitas yang tinggi terhadap semua jenis beta-
laktamase dan juga afinitasnya sangat baik terhadap Penicilin Binding Proteins
(PBPs).

Mekanisme kerjanya, Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan


cara menginhibisi sintesis dinding selnya. Pada proses pembentukan dinding sel,
terjadi reaksi transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan
menghasilkan ikatan silang antara dua rantai peptida-glukan.
Enzim transpeptidase yang terletak pada membransitoplasma bakteri tersebut juga
dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga menyebabkan enzim ini tidak
mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding sel tetap terus
dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang
dan peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah
terdegradasi.

Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif
dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks protein
transpeptidase dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin
yang dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri yang
kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mati.

Efek sampingnya yang serius jarang ditemukan. Dari berbagai penelitian


efek samping yang pernah dilaporkan adalah sebagai berikut:

Reaksi lokal pada tempat suntikan: inflamasi, tromboflebitis, nyeri pada


tempat suntikan.

Jarang terjadi reaksi kulit yang berat seperti: erythema multiforme, sindrom
Steven-Johnson dan nekrolisis epidermal toksis, telah teramati.

Reaksi alergi sistemik jarang terjadi, reaksi alergi sistemik (hipersensitivitas)


dapat terjadi setelah pemberian meropenem. Reaksi tersebut termasuk
angioedema dan manifestasi anafilaksis seperti syok, hipotensi dan tekanan
pernafasan.
Reaksi pada saluran cerna: pernah dilaporkan terjadi nyeri perut, mual,
muntah, diare, kolitis pseudomembranosa.

Darah: trombositopenia reversibel, eosinofilia, leukopenia dan neutropenia.


Uji Coombs langsung atau tidak langsung yang positif dapat terjadi pada
beberapa subyek; telah dilaporkan pengurangan waktu tromboplastin parsial

Fungsi hati: telah dilaporkan peningkatan konsentrasi serum bilirubin,


transaminase, alkali fosfatase, dan laktat dehidrogenase secara tunggal atau
kombinasi .

Sistem saraf pusat: sakit kepala, parestesia. Walaupun jarang konvulsi


dilaporkan terjadi. Namun hubungan kausal kasus ini dengan meropenem
belum jelas. Kulit: skin rash, pruritus, urticaria

Lain-lain: kandidiasis oral dan vaginal.

Vankomisin

Vankomisin adalah antibiotik glycopeptide digunakan dalam profilaksis dan


pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif bakteri. Ini adalah
antibiotik alami yang dibuat oleh bakteri tanah. Vankomisin memiliki spektrum
sempit, digunakan bagi Staphylococcus aureusyang resisten terhadap penisilin
termaksud metisilin. Untuk bakteri yang resisten terhadap vankomisin, digunakan
Synercid yang diproduksi tahun 1999. Synercid ini merupakan kombinasi 2 peptida
siklik yang diproduksi oleh Streptomyces spp, yaitu quinipristin dan dalfopristin.
Synercid bekerja pada ribosom bakteri dengan merusak sintesis protein.

Mekanisme kerjanya, menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara


menghambat polimerasi glikopeptida melalui ikatan yang kuat kepada D-alanyl-D-
alanyn pada prekursor dinding sel.

Efek sampingnya yang biasa ditemukan yaitu kerusakan ginjal dan yang
jarang (<0,1% dari pasien) meliputi: anafilaksis, nekrolisis epidermal toksik, eritema
multiforme, sindrom manusia merah, superinfeksi, trombositopenia, neutropenia,
leukopenia, tinnitus, pusing dan/atau ototoxicity.

Isoniazid (INH)

Isoniazid atau isonikotinil hidrazid (INH) merupakan bahan antimikroba


yang sangat efektif terhadap Mycrobacterium tuberculosis. Isoniazid secara in vitro
bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid
(membunuh bakteri).
Mekanisme kerjanya, Isoniazid bekerja dengan menghambat sintesis asam
mikolat yang merupakan komponen dinding sel Mycobacteria dimana Isoniazid
menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi
oleh metanol dari mikobakterium. Akan tetapi antibiotik ini memiliki efek yang
rendah pada mikroba non-Mycrobacterium.

Efek sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga


untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti piridoksin (vitamin B6).

Etambutol

Etambutol hanya efektif terhadap Mycrobacterium antibiotik ini bekerja


dengan menghambat penyatuan asam mikolat ke dalam dinding sel. Etambutol
digunakan sebagai obat sekunder untuk mencegah resistensi bakteri terhadap obat
anti-TB
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan pada makalah ini yaitu :

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada makalah ini, yaitu

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai