LINGKUNGAN
A (Rp)
MB, MC
B
MC
C
0 Proyek
D MB
Suatu prinsip yang ldeal dalam kebijaksanaan penggunaan barang sumber daya alam adalah
membuat pengeluaran-pengeluaran bagi setiap tujuan sedemikian rupa sehingga manfaat
(marginal benefit) dari pengeluaran satuan rupiah yang terakhir marginal benefit leblh
besar dari pada atau paling tidak sama dengan hilangnya manfaat dari kegiatan-kegiatan
lain karena pengeluaran tersebut (marginal cost).
Kurva manfaat marginal (marginal benefit = MB) tampak mula-mula menalk kemudlan
menurun. lni disebabkan oleh berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang
(Law of diminishing marginal returns), sehingga tambahan manfaat menjadi semakin kecil
dengan adanya manfaat tambahan satu-satuan kegiatah.
Mula-mula kalau tambahan kegiatan ltu terus dilakukan maka manfaat juga akan
bertambah, tetapi setelah mencapar suatu tingkat tertentu, tambahan kegiatan yang sama
tidak lagi mengakibatkan tambahan manfaat yang semakin besar melainkan justru
2
sebaliknya dan bahkan dapat mengurangi total manfaat yang perneh dicapai oreh kegiatan
pengambilan sumber daya alam tersebut.
Dengan menyamakan tambahan manfaat (Marginal benefit = MB) sama dengan tambahan
biaya (Marginal cost MC). maka akan berarti tercapainya pemecahan masalah alokasi
faktor-falor produksi (input) yang rnaksimal dalam kegiatan pengambilan sumber daya
alam tersebut, ini akan berarti terpenuhinya suatu keadaan di mana setiap kegiatan
pengamblian sumber daya alam menghasilkan suatu manfaat yang paling tidak sama
dengan nilai barangbarang yang hilang dari kegiatan lain yang tidak jadi dilaksanakan pada
saat ini, atau dari kegiatan yang sama pada saat yang akan datang. Dengan demikian akan
berarti pula bahwa manfaat dan tambahan kegiatan pengambilan sumber daya alam akan
melebihi atau paling tidak sama dengan biaya altematif(opporcunity costs).
Analisis perbandingan biaya dan manfaat dapat digunakan untuk menganalisis layak atau
tidaknya pengambilan suatu jenis sumber daya alam.
Rumus :
M1 M2 M3 + Mn
MS= + + +
(1+r ) (1+ r)2 (1+ r)3 (1+r )n
Atau
n
Mt
M S=
t=1 (1+r )t
Dimana:
MS = Manfaat sekarang (present value of benefit)
BS = Biaya sekarang (present value of cost)
r = Tingkat bunga
Manfaat dan biaya dari suatu proyek dapat dibedakan antara manfaat dan biaya riil (real
benefits and costs) dan manfaat dan blaya semu (pecuniary benefits and costs).
Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang/masyarakat yang tidak diimbangi
oleh hilang manfaat bagi pihak lain. Demikian pula biaya rill adalah biaya yang sungguh-
sungguh ada dalam masyarakat dan tidak lagi dikurangi beban biaya bagi pihak lain.
Selanjutnya manfaat semu adalah manfaat yang timbul darl suatu proyek dan diterima oleh
sekelompok orang tertentu, tetapi ada sekelompok orang lain yang menjadi menderita
3
karena adanya proyek tersebut. Manfaat semu lni tidak dlperhitungkan dalam perhitungan
manfaat dan biaya proyekk, sedangkan manfaat riil diperhitungkan dalam perhitungan
manfaat dan biaya suatu proyek.
Pembedaan lebih lanjut terhadap manfaat dan biaya rill dari suatu proyek adalah antara
manfaat dan biaya langsung (direct benefits and costs) dengan manfaat dan biaya tidak
langsung (Indirect benefits and costs).
Manfaat dan biaya langsung adalah manfaat dan biaya yang dekat hubungannya dorogan
tujuan utama dari suatu proyek. Sedangkan manfaat dan biaya tidak langsung dari suatu
proyek lebih merupakan hasil sampingan dari proyek tersebut.
Biaya langsung adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan seperti biaya pembangunan itu
sendlri, sedangkan biaya tidak langsung dari proyek itu berupa pemindahan penduduk dari
lokasi proyek ke daerah lain. Manfaat dan biaya tidak langsung ini sering pula disebut sebgai
manfaat dan biaya sekunder (secondary benefits and secondary costs), sedangkan manfaat
dan biaya langsung disebut juga sebagal manfaat dan biaya primer (primary benefits and
primary costs).
Manfaat dan biaya dibedakan pula berdasarkan sifatnya tangible (yang dapat diraba) dan
intangible (yang tidak dapat diraba). Istilah dapat diraba diterapkan bagi biaya dan
manfaat yang dapat dinilai pasar, sedangkan manfaat dan biaya yang tidak dapat dipasarkan
adalah tidak dapat diraba.
Manfaat dan biaya internal adalah suatu wilayah dapat menghasilkan manfaat dan biaya
dari wilayah itu sendiri, sedangkan manfaat dan biaya eksternal adalah suatu wilayah
mendapatkan manfaat dan dan biaya dari perngorbanan wilayah lain. Manfaat dan biaya
eksternal disebut juga sebagai manfaat dan biaya lingkungan.
Analisis biaya dan manfaat (ABM) ini dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek
yang dapat mengganggu lingkungan hidup dan untuk kepentingan umum. Konsep ABM
sangat sederhana yaitu mengenali manfaat (benefit) dan biaya (costs atas suatu proyek,
kemudian mengukurnya dalam ukuran yang dapat diperbandingkan. Apabila nilai manfaat
lebih besar dari pada nimal biaya, maka proyek tersebut akan menuju ke alokasi faktor
produksi yang efisien. Seperti diuraikan di atas tampak sangat sederhana, tetapi dalam
pelaksanaannya akan terdapat banyak kesulitan yang berhubungan dengen hal berikut :
a. bagaimana mengenal dan mengukur manfaat,
b. bagaimana mengenal dan mengukur biaya, dan
c. bagaimana menentukan waktu/umur proyek dan
d. bagaimana menentukan tingkat diskont /discount rate.
4
Langkah-langkah yang di lakukan dalam ananalisis ini adalah :
a. Menentukan dampak dari proyek, yaitu barang dan jasa apa yang akan diperoleh dari
proyek tersebut, dan
b. Menyatakan dampak dari proyek tersebut secara fisik kuantitatif,
c. Menyatakan nilai uang Rupiah, US$ dari dampak fisik
Biasanya kedua langkat di atas mengunakan pendekatan kesedian membayar (WTP) karena
memanfaatkan jasa-jasa untuk proyek itu.
Tingkat diskonto yang ditetapkan pada investasi publik berbeda dengan tingak suku bunga
pasar, dan biasa justu lebih rendah.
Tingkat diskonto yang lebih tinggi, apabila hal-hal lain tetap (ceteris paribus) akan
menyebakan lebih sedikit usulan yang dapat lulus dari saringan ABM; dan usulan proyek
yang menghasilkan manfaat besar pada awal periode dan biaya besar pada akhir periode
akan lebih dapat di terima untuk dilaksanakan.
Tingkat bunga sesungguhnya mencerminkan empat parameter yang berbeda:
1. Tlngkat hasil yang diperoleh (MEI ).
2. Biaya transaksi di sektor finanslal yang menyebabkan peminjam harus membayar tingkat
bunga yang lebih tinggi darlpada penabung.
3. Tingkat inflasi yang di perkirakan.
5
4. Risiko kreditor, yang mencerminkan kemungkinan adanya debitor yang tidak membayar
pokok pinjaman maupun bunganya karena berbagai alasan.