Bab 2 10405244013
Bab 2 10405244013
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Geografi
realisme diferensiasi area muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam
lain (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 13-15). Seminar dan Lokakarya
2. Pendekatan Geografi
a. Pendekatan keruangan
interaksi tertentu dengan jenis unit yang lain. Pendekatan ekologi melihat
ini tidak menggunakan semua konsep geografi, tetapi beberapa konsep saja,
yaitu:
a. Konsep lokasi
b. Konsep morfologi
erosi dan sedimentasi sehingga membentuk bentang muka bumi saat ini.
12
dari 40%. Desa Kalegen memiliki beberapa lahan pertanian yang berada
pada daerah berlereng curam, oleh karena itu perlu adanya konservasi
c. Konsep interaksi
objek atau tempat satu dengan tempat yang lainnya. Setiap tempat
mendorong terjadinya interaksi antar tempat yang satu dengan yang lain.
pertanian yang berada pada lereng 0-25% cenderung ditanami padi lahan
basah, sedangkan pada lereng lebih dari 25% ditanami tanaman cabai.
ekonomis.
4. Pengertian Erosi
tanah dari suatu tempat oleh air atau angin. Daerah beriklim basah dan
tropis seperti Indonesia, erosi air yang memiliki peran penting dalam proses
bumi yang selalu berubah sepanjang masa, pada suatu tempat terjadi
secara alami dan sangat lambat sehingga seringkali tidak disadari oleh
justru akan mempercepat laju erosi (Wani Hadi Utomo, 1994: 15-19).
istirahat (fallow), dan tanpa disertai cara pengelolaan tanaman, tanah, dan
air yang baik dan tepat, khususnya daerah basah dengan curah hujan yang
pada lapisan tanah bagian atas saat terjadi erosi. Oleh karena itu, lahan
oleh media yang erosif, dan bila energi untuk mengangkut sudah tidak ada
Percikan air adalah media utama pelepasan partikel tanah (Suripin, 2004:
30). Air hujan yang mengenai permukaan tanah, maka secara langsung akan
oleh adanya daya penghancur dari air sendiri, selanjutnya partikel tanah
dan laju infiltrasi air ke dalam tanah (Ananto Kusuma Seta, 1987: 18).
15
turun lebih tinggi dari kapasitas dan laju infiltrasi, kemudian genangan air
a. Erosi geologi adalah erosi yang terjadi sejak permukaan bumi terbentuk
c. Erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah dengan laju yang lebih cepat
2010: 53-56):
tanah.
b. Erosi alur (rill erosion) adalah pengangkutan tanah dari alur-alur tertentu
c. Erosi parit (gully erosion) adalah erosi yang terjadi dengan proses sama
dengan erosi alur, namun alur yang terbentuk sudah sangat besar. Erosi
parit yang baru terbentuk lebarnya sekitar 40cm dan kedalaman 30cm,
erosi substratanya.
d. Erosi tebing sungai (river bank erosion) adalah akibat pengikisan tebing
sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan
106-107):
E = f (i, r, v, t, m)
Dimana:
E = besarnya erosi
i = iklim
r = topografi
v = tumbuhan
t = tanah
m = manusia
faktor yang dapat diubah oleh manusia dan faktor yang tidak dapat diubah
oleh manusia. Faktor yang dapat diubah oleh manusia adalah tumbuhan atau
ketahanan agregat, dan kapasitas infiltrasi tanah). Faktor yang tidak dapat
18
diubah manusia adalah iklim, tipe tanah, kecuraman lereng dan panjang
a. Iklim
adalah hujan dan suhu. Hujan adalah faktor yang paling penting karena
memiliki peran dalam erosi tanah melalui tenaga pelepasan dari pukulan
volume air yang jatuh pada areal tertentu yang dinyatakan dalam satuan
m3 per satuan luas atau dinyatakan dalam tinggi kolom air yaitu mm.
waktu yang singkat (5, 10, 15, 30 menit) dan dinyatakan dalam satuan
Dimana:
HB = hujan berlebih
jam namun memiliki jumlah seluruh air yang jatuh lebih dari 20 mm.
110):
hujan terdapat berbagai ukuran butir hujan, namun terdapat korelasi yang
2010: 111-112):
tahanan udara, dan angin. Gravitasi bekerja secara seragam pada semua
butir hujan saat keadaan udara tenang tetapi tahanan udara per satuan
massa air semakin besar dengan semakin kecilnya butir hujan, karena
menyebabkan ancaman erosi yang hebat atau tidak. Salah satu sifat hujan
(Ep) dan energi kinetik (Ek). Energi potensial timbul karena adanya
perbedaan yang tinggi antara benda dengan titik tinjau. Energi potensial
merupakan hasil kali antara massa, beda tinggi, dan percepatan gravitasi.
41).
115):
Dimana:
bersangkutan dalam cm
b. Topografi
adalah kemiringan lereng dan panjang lereng. Unsur lain yang juga
1) Kemiringan lereng
panjang lereng. Percikan butir air hujan pada lahan datar melemparkan
2) Panjang lereng
2010: 118).
3) Konfigurasi lereng
terjadi erosi alur atau erosi parit (Sitanala Arsyad, 2010: 120).
jumlah hujan dan jumlah air yang diterima. Wilayah yang terletak di
4) Keseragaman lereng
kemiringan lereng adalah lereng yang sangat tidak seragam lebih sulit
5) Arah lereng
c. Tumbuhan (Vegetasi)
yang masuk ke sungai dan danau, ke dalam tanah, dan cadangan air
sifat-sifat yang sama, tetapi yang satu terbuka dan yang lain tertutup
d. Tanah
sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik dan kimia tanah yang
dkk, 2013: 49). Butir pimer tanah terkelompok dalam liat (clay), debu
27
(silt), dan pasir (sand). Menurut sistem USDA, liat berukuran kurang
tanah yang dalam maka erosi diabaikan. Tanah bertekstur pasir halus
juga memiliki kapasitas infiltrasi yang tinggi, namun bila terjadi aliran
2010: 138).
% pasir + % debu
% liat
2010: 139).
dari luar dan kemampuan tanah untuk menyerap air (infiltrasi dan
28
maka makin besar limpasan permukaan, dan makin besar massa tanah
e. Manusia
untuk jangka waktu yang tidak terbatas, antara lain (Sitanala Arsyad,
2010: 149):
mengusahakannya.
29
6) Sistem perpajakan.
singkat.
rumus USLE (Universal Soil Lost Equition). USLE adalah suatu model
erosi yang dirancang untuk memprediksi erosi jangka panjang dari erosi
lembar atau alur di bawah keadaan tertentu. Rumus pendugaan besar erosi
1988: 113).
A = R. K. L. S. C. P
Dimana:
K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan
dan teras), yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang
erosi dari tanah yang diolah searah lereng, dalam keadaan yang
identik.
laju curah hujan atau volume hujan (Chay Asdak, 2010: 357).
kinetik (E) dari suatu kejadian hujan dengan intensitas hujan maksimal
atas selama satu tahun merupakan erosivitas hujan tahunan. Pada metode
32
Dimana:
bersangkutan dalam cm
1) Sifat fisik dan kimia tanah yang mempengaruhi erosi adalah sifat
menahan air.
aliran permukaan.
33
1) Tekstur
partikel tanah, yaitu fraksi debu, lempung dan pasir dalam suatu massa
halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi cukup tinggi dan jika terjadi
pori lapisan permukaan akan tersumbat oleh butir-butir liat. Hal ini
Dimana:
2) Struktur
debu, dan liat) menjadi butir sekunder (agregat, clod) dengan ruang
3) Permeabilitas
Dimana:
c. Kelerengan (LS)
rasio antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng
Dimana:
digunakan dalam lahan berkemiringan lebih dari 20% yaitu (Chay Asdak,
2010: 365-367):
Dimana:
S = kemiringan lereng
C = 34.71
besarnya erosi. Besarnya angka C tidak selalu sama dalam kurun waktu
satu tahun. Berikut adalah tabel nilai C untuk berbagai jenis tanaman dan
nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang diberi perlakuan, tindakan
strip, atau teras, terhadap besarnya erosi tanah yang diolah searah lereng
laju erosi, namun pengelolaan lahan yang tidak baik dapat meningkat laju
menyarankan, penentuan besar erosi tanah yang dapat dibiarkan atau dalam
lapisan bawah, tingkat pelapukan sub stratum dan berat volume tanah
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat
(batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf) atau dari bahan-
bahan lunak dan lepas seperti abu vulkan dan endapan baru. Proses
yaitu: (1) tanah terletak di atas batuan kompak atau batuan induk, (2)
tanah terletak di atas batuan yang telah melapuk atau bahan induk (M.
makin padat suatu tanah dan makin tinggi berat volume tanah, berarti
akan makin sulit ditembus akar tanaman dan akan sulit untuk meloloskan
42
2006: 108). Berikut adalah tabel pedoman penetapan nilai T untuk tanah-
pada cara penggunan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
akibat erosi dan memperbaiki tanah yang telah rusak, juga ditujukan untuk
sifat tanah dan perlakuan yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
bahaya erosi tanah atau besar erosi tanah dengan erosi yang diperbolehkan
dapat diterapkan di dalam suatu wilayah. Arahan dalam penelitian ini yang
dilakukan, sehingga dapat menurunkan laju erosi sampai sama atau lebih
A T
RKLSCP T
( CP )
Dimana:
K : erodibilitas tanah
C : faktor tanaman
terdispersi, dan mengatur kekuatan dan jumlah aliran permukaan agar tidak
a. Menutup lahan dengan tumbuhan agar terlindung dari daya perusak (daya
a. Metode Vegetatif
yang sama dan disusun memotong lereng atau menurut garis kontur.
jenis tumbuhan yang ditanam sepanjang tepi kiri dan kanan sungai.
secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada sebidang tanah (M.
6) Agroforestry
b. Metode Mekanik
pertumbuhan tanaman.
atau memotong lereng. Metode ini dapat dibuat pada lereng dengan
Tujuan metode ini adalah agar air yang tidak dapat segera masuk ke
lapangan.
47
4) Parit pengelak
5) Teras
a) Teras Datar
pengolahan.
b) Teras Kredit
c) Teras Bangku
d) Teras Guludan
atasnya (M. Nursaban, 2006: 114). Kolam atau balong (farm ponds)
7) Perbaikan drainase
bebas dari air lebih dan mencerminkan kecepatan air lebih keluar
air keluar dari pori-pori tanah ke arah bawah di dalam profil tanah
8) Irigasi
sebelum penelitian dilakukan oleh peneliti, dan dijadikan pedoman atau sumber
untuk melengkapi data. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
50
dan Desa Sutopati Kecamatan Kajoran pada tahun 2013, sedangkan penelitian
laboraturium.
C. Kerangka Berfikir
sebagian besar digunakan untuk lahan sawah dan pertanian kering yaitu untuk
menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomis, tetapi hal itu justru
memicu terjadinya erosi. Faktor penyebab erosi yaitu banyaknya hujan yang
turun, jenis tanah, tingkat kelerengan, metode konservasi, jenis vegetasi, dan
pola pertanian.
banyaknya hujan yang turun di daerah penelitian. Banyaknya hujan yang turun
ini dapat diketahui berdasarkan data curah hujan yang turun, intensitas hujan,
dan lamanya hujan. Hujan di daerah tropis memiliki energi yang cukup besar
untuk dapat mengakibatkan erosi tanah. Hujan yang deras dengan waktu yang
lama akan mempercepat terjadinya erosi. Air yang jatuh ke permukaan bumi
Curah hujan di Desa Kalegen yaitu 3028 mm/ tahun. Curah hujan ini termasuk
dalam intensitas hujan yang tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya erosi.
Jenis tanah yang ada di Desa Kalegen termasuk jenis tanah latosol. Tanah
latosol adalah jenis tanah yang mudah tererosi bila terkena air hujan. Tanah
latosol saat terkena air hujan akan menjadi licin dan mudah tererosi.
maka erosi yang terjadi akan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan, lereng
53
yang curam lebih mudah mengangkut dan memindahkan partikel tanah saat
terjadi hujan atau saat adanya aliran air di permukaan tanah. Desa Kalegen
yang berada di lereng Gunung Sumbing memiliki kemiringan lereng antara 20-
45%.
vegetasi. Vegetasi yang ada di Desa Kalegen ada beberapa jenis, namun yang
paling banyak keterdapatannya adalah padi dan cabai. Jenis vegetasi tersebut
masyarakat Desa Kalegen masih kurang sesuai dengan kondisi lahan di Desa
tanah. Erosi lebih mudah terjadi karena tidak ada gundukan tanah yang
mengetahui besarnya erosi yang terjadi di Desa Kalegen. Besar erosi yang
terjadi pada lahan pertanian Desa Kalegen belum tentu akan sesuai dengan
erosi yang diperbolehkan. Setelah diketahui besar erosi yang terjadi dan besar
sesuai untuk Desa Kalegen. Berikut adalah bagan kerangka berfikir penelitian
ini:
54
Desa Kalegen
Faktor-faktor erosi
D. Pertanyaan Penelitian
1. Berapa besar erosi yang terjadi pada lahan pertanian di Desa Kalegen