Paper Fix Intan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Manajemen Pertambangan

Dikumpul : Rabu, 10 Mei 2017

PENJELASAN MENGENAI KATEGORI RESIKO

OLEH:
INTAN SILAMBI MANGOLO
D621 14 317

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

GOWA
2017

Penjelasan Mengenai Kategori Resiko


A. Definisi Resiko
Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,

membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Menurut Arthur J.

Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai

(operasional sebagai deviasi standar).


Definisi risiko menurut Hanafi (2006) risiko merupakan besarnya

penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan

(expected return ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual

return).
Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko

didefinisikan sebagai;
1) Kans kerugian the chance of loss,
2) Kemungkinan kerugian the possibility of loss,
3) Ketidakpastian uncertainty,
4) Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan the

dispersion of actual from expected result


5) Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan the

probability of any outcome different from the one expected

Atau dapat diambil kesimpulan bahwa definisi risiko adalah suatu

kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi

tidak menguntungkan yang mungkin terjadi. Resiko berhubungan

dengan kejadian di masa yg akan dating, resiko melibatkan perubahan

(spt. perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat), resiko melibatkan

pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan.

Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan

meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya

kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko

dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek


dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat

pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.

Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral

dari pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses

manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang dapat

dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous

improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan

proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan

sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks,

identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.

Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan,

proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan

manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun

demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap

pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.

B. Kategori Resiko
Resiko dibagi kedalam beberapa kategori yaitu:
1. Resiko Pasar
Risiko pasar(market risk) adalah suatu risiko yang timbul karena

menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor

pasar. Empat faktor standar risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku

bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas.


Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang

merugikan organisasi.Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio

sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar.Misalkan harga

saham jatuh, sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp 800
juta.Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio

sahamnya turun sebesar Rp 200 juta.Kerugian tersebut disebabkan

karena harga saham bergerak kearah yang kurang menguntungkan

(dalam hal ini turun).


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu

perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar

di luar dari kendali perusahaan.Risiko pasar sering disebut juga sebagai

risio yang menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat

menyeluruh dan di alami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis

ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998,

coupdtat yang terjadi di Filipina pada saat presiden Marcos di ambil alih

oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino menjadi presiden,

Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand pada

saat Bank Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang

menyebabkan terjadinya kegoncangan pada ekonomi Thailand secara

keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa Negara di

kawasan Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami

kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.

Bentuk Bentuk Risiko Pasar. Risiko pasar secara umum ada 2

(dua) bentuk yaitu:

a) General market risk (risiko pasar secara umum) ini di alami oleh

seluruh perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang

dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut

mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.


Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market

risk (risiko pasar secara umum) yaitu :


1. Foreign exchange risk secara umum dalam ilmu keuangan

dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar modal (capital market) dan

pasar uang (money market).


2. Interest rate risk(Risiko suku bunga) adalah risiko yang di alami

akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang

mampu memberi pengauh bagi pendapatan perusahaan.


3. Commodity position risk(risiko perubahan nilai komoditi) adalah

suatu siuasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat

perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh

faktor-faktor tertentu.
4. Equity position risk(risiko perubahan kekayaan) adalah suatu

kondisi dimana kekayaan perusahaan (stock and share)

mengalami perubahan dari biasanyan sehingga perubahan

tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian

karyawan.
5. Politic risk(Stabilitas politik) adalah sesuatu sangat pening bagi

suatu Negara.Stabilitas politik menjanjikan terciptanya

pembangunan yang berkelanjutan, namun jika pemimpin dan

pihak terkait di suatu Negara tidak mampu menciptakan iklim

kondusif dalam bidang politik maka artinya seluruh pemimpin

dan aparatur di Negara tersebut tidak memiliki semangat

kemimpinan.
b) Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik) adalah suatu

bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada satu sektor

atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.

2. Resiko Keuangan
Risiko keuangan adalah segala macam risiko yang berkaitan

dengan keuangan, biasanya diperbandingkan dengan risiko non


keuangan, seperti risiko operasional. Jenis risiko keuangan misalnya

adalah risiko nilai tukar, risiko suku bunga, dan risiko likuiditas.
Resiko keuangan adalah resiko yang timbul akibat ketidakpastian

target keuangan sebuah usaha atau ukuran keuangan usaha. Target

keuangan usaha adalah besaran target yang ditetapkan oleh wirausaha

dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan usaha adalah

kondisi keuangan usaha yang bisa berupa arus kas, laba usaha, dan

pertumbuhan penjelasan.

Tujuan utama manajemenrisiko keuangan adalah untuk

meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak

terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko

volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar. Para

pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa

keuangan dan pencipta pasar memberikan respons dengan

menciptakan produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku

pasa untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada

orang lain-pihak lawan.

Ada beberapa jenis Jenis Resiko Keuangan, antar lain:

Resiko nilai tukar atau resiko mata uang adalah suatu bentuk resiko

yang muncul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang

terhadap mata uang yang lain. Suatu perusahaan atau pemodal

yang memiliki aktiva atau operasi bisnis lintas Negara akan

memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai

(hedging).
Resiko nilai tukar yang terkait dengan instrument mata uang asing

penting dalam investasi asing. Resiko ini muncul karena perbedaan


kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas nyata, yang

akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi.


Resiko suku bunga adalah resiko yang timbul karena nilai relative

aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk

karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga

meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian

juga sebaliknya. Resiko suku bunga umumnya diukur dengan

jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan

untuk mengelola resiko suku bunga. Pengelolaan harta dan

kewajiban adalah suatu nama umum yang digunakan untuk

rangkaian lengkap teknik-teknik yang digunakan untuk mengelola

resiko dalam suatu kerangka kerja manajemen resiko perusahaan.


Resiko likuiditas adalah resiko yang muncul jika suatu pihak tidak

dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai

meskipun pihak tersebut memiliki asset yang cukup bernilai untuk

melunasi kewajibannya, tapi ketika asset tersebut dikatakan tidak

likuid.
Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual

hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat

membelinya; hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga

aktiva, karena pada kasus penurunan harga, pasar berpendapat

bahwa aktiva tersebut tak bernilai. Tidak adanya pihak yang

berminat menukar aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena

kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, resiko

likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar

yang baru tumbuh atau bervolume kecil.


Resiko likuiditas merupakan suatu resiko keuangan karena adanya

ketidakpastian likuiditas. Suatu lembaga dapat berkurang

likuiditasnya jika peringkat kreditnya turun, mengalami

pengeluaran kas yang tak terduga, atau peristiwa lainnya yang

menyebabkan pihak lain menghindari transaksi atau memberikan

pinjaman ke lembaga tersebut, suatu perusahaan juga dapat

terpapar terhadap resiko likuiditas jika pasar yanga diiuktinya

mengalami penurunan likuiditas.


Beberapa sebab yang melatar belakangi terjadinya risiko likuiditas

pada perusahaan, yaitu :


Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage.

yang artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori

yang membahayakan perusahaan itu sendiri.


Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang saat jatuh

tempo sudah begitu besar, baik utang diperbankan, leasing,

mitra bisnis, utang dagang, baik utang diperbankan, leasing,

mitra bisnis, utang dagang, utang dalam bentuk bunga obligasi

yang sudah jatuh tempo harus secepatnya dibayar, dan berbagai

bentuk tagihan lainnya.


Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah

sehingga memberi pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka

pendek dan panjang.


Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk

menstabilkan perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak asset yang

dijual sehingga jika asset yang tersisa tersebut masih ingin dijual

maka itu tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.


Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi

penurunan yang sistematis serta fluktuatif, jika penjualan dan


keuntungan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya

perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum

terlambat. Karena jika keterlambatan akan menyebabkan

perusahaan memperoleh profit secara fluktuatif, sementara

kondisi profit yang baik adalah yang bersifat konstan

bertumbuh. Konstan bertumbuh artinya penjualan dan

keuntungan perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil

dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif yang

membahayakan.

3. Resiko Teknologi

Risiko teknologi berupa potensi penyimpangan hasil karena

teknologi yang digunakan tidak sesuai lagi dengan kondisi. Misalnya

transaksi terhambat karena teknologi perusahaan dengan teknologi

klien tidak compatible. Atau karena terjadinya perubahan kualitas dan

spesifikasi bahan baku menyebabkan teknologi pengolahan saat ini

tidak sesuai. Risiko teknologi tidak hanya dialami pelaku industri jasa

keuangan, namun juga para konsumen. Oleh karena itu, konsumen juga

bergantung pada cara industri melindungi sistemnya dari serangan

cyber yang mungkin dilakukan oleh para penjahat.

4. Resiko Orang

Risiko proses adalah risiko mengenai potensi penyimpangan dari

hasil yang diharapkan dari proses karena ada penyimpangan atau


kesalahan yang terjadi sumber daya anggota atau individu, biasanya

timbul akibat kelalaian, kelelahan, atau ketidakperdulian.

5. Resiko Struktur/ Resiko Proses

Risiko proses adalah risiko mengenai potensi penyimpangan dari

hasil yang diharapkan dari proses karena ada penyimpangan atau

kesalahan dalam kombinasi sumber daya (SDM, keahlian, metode,

peralatan, teknologi dan material) dan karena perubahan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai