Anda di halaman 1dari 2

A.A.

Istri Wiwin Iswanti Laras (1402305012)


Ni Kadek Utari Warmadewi (1402305013)
Bedah Toraks

Bedah toraks merupakan segala tindakan bedah yang dilakukan di area toraks. Tujuan
pembedahan ini adalah untuk penatalaksanaan suatu penyakit atau cedera organ yang ada di
dalam toraks, termasuk esofagus, trakea, pleura, mediastinum, dinding dada, diafragma, jantung
dan paru-paru. Ahli bedah biasanya menggunakan dua jenis pendekatan insisi, yaitu sternotomy (
sayatan melalui dan ke bawah sternum) atau thoracotomy (melalui bagian sisi dada).
Terdapat dua teknik bedah yang bisa dilakukan, yaitu open procedure (torakotomi) dan
thorascopic procedure / VATS (Video Assisted Thoracoscopic Surgery) . Pada torakotomi
pembedahan menggunakan sayatan 6-8 inci di sisi lateral dada. Torakotomi membutuhkan
pemotongan satu atau lebih otot utama dinding dada, termasuk otot latissimus dorsi, pectoralis
atau serratus, bersama dengan pembukaaan tulang rusuk dengan spreader. Ahli bedah toraks
umumnya sengaja memotong sebagian dari satu atau lebih tulang rusuk untuk mencegah fraktur
saat penggunaan spreader karena fleksibelitas sendi costa dan vertebra rendah. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan sebelum torakotomi seperti, tidak merokok 4 minggu sebelumnya, tidak berjalan 2-3 mil
sehari, tidak menggunakan spirometer secara intensif setidaknya 30 kali sekali (10 napas lambat, 3 kali
sehari). Torakotomi berpotensi menyebabkan rasa nyeri signifikan yang dapat berlangsung lama,
atau mengakibatkan fraktur yang memerlukan minimal 6 minggu untuk penyembuhan sehingga
pasien harus membatasi aktivitas. Sedangkan pada VATS dilakukan menggunakan kamera video
kecil berukuran 5 mm-10 mm. Dokter dapat melihat instrumen yang digunakan menuju ke letak
anatomi yang akan dioperasi. Kamera dimasukkan ke dada pasien melalui sebuah lubang kecil
(port) di dekat ujung tulang belikat dimana memiliki keuntungan mengurangi risiko infeksi dan
luka dehisens. Keuntungan VATS dibandingkan torakotomi adalah menghindari divisi otot dan
patah tulang, mengurangi intensitas nyeri, dan waktu yang lebih singkat untuk kembali ke
aktivitas penuh. Evaluasi pre-operasi pada sebagian besar pasien (kecuali pasien gawat darurat)
harus menyertai tes jantung, analisis gas darah, dan pemeriksaan fisik. Pasien tidak boleh makan
dan minum selama 10-12 jam sebelum operasi.
Penting untuk diperhatikan pada pasien dengan kelainan pembekuan darah dan bedah toraks
sebelumnya. Risiko yang mungkin terjadi pada bedah toraks meliputi perdarahan, infark
miokard, stroke, cedera saraf, emboli, dan infeksi. Kolaps paru total bisa terjadi karena
akumulasi cairan atau udara.
A.A. Istri Wiwin Iswanti Laras (1402305012)
Ni Kadek Utari Warmadewi (1402305013)
Sumber :

Gulli, et al. 2010. Thoracic Surgery. Encyclopedia of Surgery. Available at :


http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Thoracic-Surgery.html. Diakses pada : 1 Maret
2017.

Oxford University Hospital. Thoracotomy, Information for parents. Available at :


http://www.ouh.nhs.uk/patient-guide/leaflets/files/5743Pthoracotomy.pdf. Diakses pada : 1
Maret 2017.

Department of Thoracic Surgery. 2011. Preparing for your Thoracotomy.University of


Michigan Health System

Wahyu, Suryo. 2016. Akses Sub Xiphoid pada Video Assisted Thoracoscopic Surgery (Vats).
Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai