serotipe dari virus Dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4,
tangga dan tempat perindukan alamiah berupa genangan air pada pohon.
yaitu dengan 3M: menguras bak mandi, menutup TPA, dan mengubur
barang bekas.
1. Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir
berwarna hitam.
menghisap oksigen.
dalam air. Pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi
memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini
Pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi
nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air. Stadium pupa pada
jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, telur yang dihasilkan dapat
hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 100 butir. Nyamuk
akan menghisap darah setelah 24 jam kemudian dan siap bertelur lagi.
daripada darah binatang dan nyamuk jantan hanya tertarik pada cairan
WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB (Lestari dkk, 2011). Malam
kebiasaan menggigit berulang kali. Nyamuk ini memang tidak suka air
kotor seperti air got atau lumpur kotor tapi hidup di dalam dan di sekitar
rumah
ember.
bekas, ban bekas, botol, pecahan gelas, vas bunga dan perangkap semut.
petang dengan dua puncak waktu yaitu setelah matahari terbit (8.00-
tinggal pada tempat gelap di dalam ruangan seperti lemari baju dan di
air (TPA), termasuk kaleng bekas, ban mobil bekas, pecahan botol,
pecahan gelas, talang air, vas bunga, dan tempat yang dapat menampung
keperluan rumah tangga seperti bak penampungan air, reservoar air, bak
pada pohon, seperti pohon pisang, pohon kelapa, pohon aren, potongan
terpisah satu dengan yang lain, dan menempel pada dinding tempat
sebanyak seratus butir telur tiap kali bertelur. Telur menetas dalam satu
Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar
membutuhkan waktu tujuh hingga delapan hari, namun bisa lebih lama
id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti, 2008).
Telur Ae. aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga satu
bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat
Epidemiologi
Aedes aegypti adalah vektor utama penyakit DBD di daerah
(Chahaya, 2003).
Aedes aegypti tersebar luas di seluruh Indonesia meliputi semua
dkk., 2006).
Virus Dengue sensitif terhadap eter, namun stabil bila disimpan pada
suhu minus 70C dan pada keadaan liofil stabil pada suhu 5C. Virus
daerah tropis dan subtropis oleh nyamuk Ae. aegypti, spesies yang
nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat
hujan
2.
BAB II
ISI
1) Telur
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 0,8 mm, berwarna hitam,
bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat
pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan
nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari apabila berada pada
tempat yang kering (tanpa air).
2) Jentik
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan
bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam
pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali pergantian
kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III,
IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1
2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan
corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah
besar, ukuraan 2,5 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong
pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur
anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal),
dada (thorax),dan perut (abdomen).
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang
antena tanpa duri- duri, dan alat- alat mulut tipe pengunyah (chewing).
Bagian dada tampak paling besar dan terdapat bulu- bulu simetris. Perut
tersusun atas delapan ruas. Pada ruas perut kedelapan, ada alat untuk
bernafas yang disebut corong. Corong pernafasan tanpa duri- duri,
berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft). Ruas kedelapan juga
dilengkapi dengan seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian ventral dan
gigi- gigi sisir (comb) yang berjumlah 15 19 gigi yang tersusun dalam
satu baris.
Gigi- gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi.
Jentik ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat
fototaksis negatif, waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus
dengan bidang permukaan air.
3) Kepompong (Pupa) pernafasan.
Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan
bagian kepala- dada (chepalothorax) lebih besar apabila dibandingkan
dengan besar perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca koma.
Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat bernafas seperti
terompet. Pada ruas perut kedelapan terdapat sepasang alat pengayuh
yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai
panjang dan bulu di nomor tujuh pada ruas kedelapan tidak bercabang.
Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila
dibandingkan dengan jentik. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan
bidang permukaaan air.
4) Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu
kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata
majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe
penusuk- pengisap (piercing- sucking) dan termasuk lebih menyukai
manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan bagian mulut
lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu
tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk
betina mempunyai antena tipe pilose.
Dada nyamuk ini tersusun dari tiga ruas porothorax, mesothorax
dan metathorax. Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri dari
femur (paha), tibia (betis), dan tarsus (tampak). Pada ruas- ruas kaki
terdapat gelang- gelang putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang
tidak ada gelang putih. Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap
tanpa noda- noda hitam. Bagian punggung (mesontuim) ada gambaran
garis- garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis
lain. Gambaran punggung nyamuk Aedes aegypti berupa sepasang garis
lengkung putih pada tepinya dan sepasang garis submedian di
tengahnya.
Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat
bintik- bintik putih. Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini
tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.
Kutu rambut
2.1 Klasifikasi Pediculus humanus capitis (Kutu rambut)
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Class Insekta
Ordo Phthriraptera
Family Pediculidae
Genus Pediculus
Species Pediculus humanus capitis
4.2 Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah ini,
sehingga para pembaca dapat mengerti apa isi makalah ini, tapi tidak
hanya mengerti akan isi makalah ini tetapi pembaca juga akan
mendapatkan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang nantinya dapat
digunakan dalam proses balajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Kutu rambut
Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih
abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari
khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana
disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan
proboscis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang
telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan
berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan
tonjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. (Rikasetiyo, 2007).
dan mamalia. Serangga ini sering kali dibagi menjadi 2 ordo yang
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Class Insekta
Ordo Phthriraptera
Family Pediculidae
Genus Pediculus
(Borror, 2005)
lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut.
wlaktu 3-9 hari menjadi nimfa instar satu, dua, tiga dan berubah menjadi
kutu dewasa dengan ukuran maksimal 4,5 mm. Kutu jantan maupun
betina menghisap darah inang setiap saat sejak stadium nimfa hingga