Anda di halaman 1dari 6

Referensi

Simanjuntak, S., & Talib, W. (2014). SIKAP PETANI TERHADAP PENERPAN


TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI LAHAN PASANG SURUT (di
Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur
. Jurnal Sosio Ekonomika, 17(1), 2735. Retrieved from http://online-
journal.unja.ac.id/index.php/jseb/article/view/2790

Masalah Penelitian

Permintaan kedelai di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan


jumlah penduduk. Usahatani kedelai juga memiliki peranana strategis dalam
rumah tangga petani, industri, bahan baku dll. Program pengembangan agribisnis
kedelai ditujukan untuk meningkatkan produksi kedelai dan pendapatan
masyarakat petaninya yang dalam pelaksanaannya melalui peningkatan
penguasaan teknologi usahatani yang didukung dengan memperbaiki dan
mencukupi ketersediaan sarana dan prasarana produksi dalam pengembangan
teknologi budidaya. Tinggi rendahnya usahatani kedelai ini dapat dipengaruhi
oleh sikap petani itu sendiri. Sikap berpengaruh besar dalam pembentuk karakter
seseorang, dengan pembentukan sikap yang baik maka petani akan mampu dan
mau dalam mengadopsi teknologi apa saja yang berkaitan dengan upaya
peningkatan produksi dalam membudidayakan tanaman pertaniannya.

Tujuan, Pertanyaan Penelitian, atau Hipotesis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap petani terhadap
penerapan teknologi budidaya kedelai di lahan pasang surut. Sikap tersebut terdiri
dari afektif, kognitif dan konatif. Komponen kognitif berisi kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap,
komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap
suatu objek sikap dan komponen konatif menunjukkan bagaimana prilaku atau
kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan sikap
yang dihadapinya.
Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan wawancara langsung dengan petani responden


yang disertai pengisian daftar pertanyaan atau kuisioner, disamping observasi.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis deskriptif dengan
menggunakan tabulasi frekuensi dan persentase (%) bertujuan untuk mengetahui
sikap petani, untuk mengetahui penerapan teknologi budidaya kedelai juga
digunakan tabulasi frekuensi dan persentase (%) sedangkan untuk mengetahui
hubungan sikap petani terhadap penerapan teknologi budidaya kedelai dilakukan
uji Chi-Square dengan table kontingensi 2x2.

Hasil

Sikap petani di daerah penelitian dari segi kognitif yaitu 54.6 %, kemudian dari
segiafektif sebesar 60.6 % dan segi konatif yaitu 66.7 %. Konsep penerapan
teknologi budidaya tanaman kedelai di daerah penelitian sudah terlaksana dengan
baik yang ditunjukkan oleh data penerapan teknologi yaitu 57.5 % yang termasuk
dalam kategori tinggi. Kemudian Hubungan Sikap petani terhadap penerapan
teknologi budidaya kedelai di daerah penelitian dari aspek Kognitif tergolong
tinggi yaitu 36.1 % dengan derajat hubungan r = 0.51 dikategorikan hubungan
kuat dan memiliki hubungan nyata sebesar 3.03, kemudian dari segi afektif
tergolong tinggi sebesar 35.9 % dengan derajat hubungan r = 0.508 dikategorikan
hubungan kuat dan memilki hubungan nyata 3.28 dan segi konatif tergolong
tinggi yaitu 46 % dengan derajat hubungan r = 0.651 dikategorikan hubungan kuat
dan memiliki hubungan nyata 4.78.

Komentar

Terdapat beberapa kekurangan dari artikel ilmiah yang berjudul Sikap Petani
Terhadap Penerpan Teknologi Budidaya Kedelai Lahan Pasang Surut. Seperti
kurangnya literatur mengenai tinggi rendahnya usahatani kedelai yang
dipengaruhi oleh sikap petani. Selain itu menggunakan kalimat Indonesia adalah
negara agraris pada pendahuluan yang terlalu luas dalam suatu latar belakang
penelitian. Tidak ditampilkannya hipotesis dalam artikel juga menjadi kekurangan
tersendiri. Serta pemilihan tempat penelitian di lahan pasang surut yang tidak
mendasar dan tidak dijelaskan secara jelas pengaruhnya terhadap usahatani
kedelai.

Referensi

Sadati, S. A., Fami, H. S., Asadi, A., & Sadati, S. A. (2010). Farmers attitude on
sustainable agriculture and its determinants: A case study in Behbahan
county of Iran. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and
Technology, 2(5), 422427.

Masalah Penelitian

Saat ini, dunia mengalami kerusakan lingkukangan yang diakibatkan teknologi


dalam pertanian yang canggih sehingga berakibat jangka panjang terhadap
keberlanjutan lingkungan. Degradasi tanah, erosi, polusi air, penggunaan
berlebihan bahan kimia, limbah air, penurunan kualitas air tanah, perusakan
habitat alami bagi satwa liar dan serangga dan hama perlawanan terhadap
insektisida dan pestisida adalah contoh dari beberapa kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh teknologi dalam pertanian. Selain itu juga mempengaruhi sosial
ekonomi masyarakat. Sikap petani terhadap pertanian berlanjut mencerminkan
faktor pribadi dan mengukur sejauh mana sikap dan persepsi terhadap konsep
pertanian berlanjut.

Tujuan, Pertanyaan Penelitian, atau Hipotesis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sikap dan persepsi petani Iran
terhadap konsep dan pengalaman pertanian berkelanjutan dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang efektif pada sikap mereka. Untuk menggambarkan karakteristik
sosial ekonomi; untuk mengukur sikap petani terhadap pertanian berkelanjutan,
dan untuk menentukan sejauh mana yang dipilih karakteristik sosial ekonomi
mempengaruhi pentingnya sikap petani untuk pertanian berkelanjutan.

Prosedur Pengumpulan Data


Pengambilan data menggunakan kuisioner yang diberikan kepada 208 petani di
Iran. Kuisioner dibagi menjadi dua bagian, yang pertama berisi pertanyaan
tentang konsep pertanian berlanjut yang diukur dengan skala likert 1-5. Bagian
kedua berisi tentang informasi petani seperti umur, tingkat pendidikan, tahun
pengalaman, luas lahan, dll.

Hasil

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa petani yang lebih tua mempunyai
pengalaman dalam kegiatan pertanian dan tanah agraria lebih luas memiliki sikap
rendah terhadap pertanian berkelanjutan dari petani muda. Petani dengan tingkat
melek huruf tinggi dan partisipasi dalam program ekstensi memiliki sikap yang
lebih baik terhadap jenis pertanian ini. Di daerah penelitian menurut hasil
penelitian, faktor-faktor yang memiliki korelasi positif dengan sikap petani yaitu
melek huruf, pendapatan off-farm, pengetahuan petani, penggunaan metode
mampu tidak memiliki status yang baik, karena dari semuafaktor ini dapat
mengakibatkan petani tidak memiliki tingkat yang baik dari sikap terhadap
pertanian berkelanjutan.

Komentar

Penelitian ini sudah baik, memiliki teori yang dapat menjadikan dasar yang kuat,
serta literatur yang lengkap sehingga dapat mendukung pernyataan dengan baik.
Hanya saja pada tabel pembahasan kurang dijelaskan secara detail. Selain itu juga
kurang dijelaskan pada kerangka pemikiran dan hipotesis.
Latar Belakang

Pada saat ini terdapat banyak degradasi lahan, pencemaran air,


penggunaan berlebihan bahan kimia, penurunan kualitas air tanah, perusakan
habitat alami bagi satwa liar dan serangga dan hama perlawanan terhadap
insektisida dan pestisida adalah contoh dari beberapa kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh teknologi dalam pertanian. (leeuwis, 2004 dalam Sadati, 2010).
Pertanian berlanjut merupakan suatu jalan serta tantangan utama dalam memenuhi
kebutuhan alam dan manusia pada saat ini ( Pretty, 1995 dalam Sadati, 2010). Di
negara berkembang pertanian mempunyai peran penting dalam pebangunan dan
keberlanjutan di sektor pertanian haruslah dapat mengentaskan kemiskinan,
mewujudkan ketahanan pangan, dan pendapatan yang stabil untuk populasi yang
tumbuh pesat (Lee, 2005 dalam Sadati 2010)

Pada penelitian Aktas (2001) menyebutkan bahwa terdapat lemahnya


pengawasan pemerintah dan undang-undang terhadap penggunaan pestisida.
Keruskan lahan pada dasarnya disebabkan oleh penggunaan lahan yang intensif,
pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan. Untuk mencapai keberlanjutan
lingkungan, petani haruslah dapat mengadopsi praktek-praktek penggunaan pupuk
kimia secara bijaksanana, pengendalian hama terpadu, irigasi yang memadai, dan
perawatan tanaman yang tepat terutama sikap petani terhadap prinsip berlanjut ini.

Kondisi seperti ini tentu saja memberikan dampak bagi petani. Sikap
petani terhadap pertanian berlanjut ini menjadi kajian menarik untuk diteliti.
Sikap petani menunjukkan bagaimana seharusnya bertindak dengan cara tertentu
dalam menghadapi sesuatu (Rahman et al., 1999 dalam Sadati 2010). Sikap ini
dilihat berdasarkan karakteristik individu yang meliputi jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, status pekerjaan bertani, jumlah tanggungan dalam keluarga,
tingkat pendapatan, serta luas dan penguasaan lahan oleh petani.

Anda mungkin juga menyukai