Anda di halaman 1dari 17

PENGUKURAN PERMEABILITAS TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN AIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah Praktikum Pengelolaan
Air.

Disusun oleh :
Kiki Fatmawati 1137060042
Nida Uli Al-Azmiya 1137060053
Riki Kurnia Firdaus 1137060063
Rizal Fathin 1137060065
Ummi Abdillah 1137060079
Semester/kelas : 5/Agroteknologi B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah
dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. Permeabilitas tanah
memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak
cepat, sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang.
Pengamatan pada permeabilitas tanah sangat tinggi. Karena setiap jenis tanah
mempunyai permaebilitas yang berbeda. Selain itu pengukuran permeabilitas
amat sangat penting untuk pengukuran beberapa aspek pertanian, masuknya air ke
dalam tanah, alir air drainase, evaporasi airdari permukaan tanah dan penentuan
besarnya erosi tanah dengan factorpermeabilitas tanah merupakan beberapa
keadaan yang nyata dimanahantaran hidro memainkan perannya.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah
berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang
lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka
pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar
dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung
yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).

1.2. Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur permeabilitas
tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo (1983), mengemukakan bahwa


permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui
pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah
adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga
ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu
titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan
air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat
ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor
lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki
permeabilitas yang berbeda.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah
berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang
lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka
pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar
dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung
yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-
rongga (pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi
utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama
menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar. Sedangkan
asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium menggunakan
metode Constant Head Permeameter dan Variable/Falling Head Permeameter.
1. Constant Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki
koefisien permeabilitas yang tinggi.
Rumus :
Q = k.A.i.t
k = (Q.L) / (h.A.t)
Dengan :
Q : Debit (cm3)
k : Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
A : Luas Penampang (cm2)
i : Koefisien Hidrolik = h/L
L : Panjang/Tinggi Sampel (cm)
t : Waktu (detik)
2. Variable/Falling Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki
koefisien permeabilitas yang rendah.
Rumus :
k = 2,303.(a.L / A.L).log (h1/h2)
Dengan :
k : Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
a : Luas Penampang Pipa (cm2)
L : Panjang/Tinggi Sampel (cm)
A : Luas Penampang Sampel Tanah (cm2)
t : Waktu Pengamatan (detik)
h1 : Tinggi Head Mula-mula (cm)
h2 : Tinggi Head Akhir (cm)
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh
koefisien permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada
berbagai faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi
permeabilitas tanah, yaitu:
Viskositas Cairan, yaitu semakin tinggi viskositasnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.
Distribusi Ukuran Pori, yaitu semakin merata distribusi ukuran porinya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
Distibusi Ukuran Butiran, yaitu semakin merata distribusi ukuran
butirannya, koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
Rasio Kekosongan (Void Ratio), yaitu semakin besar rasio
kekosongannya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
Kekasaran Partikel Mineral , yaitu semakin kasar partikel mineralnya,
koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
Derajat Kejenuhan Tanah, yaitu semakin jenuh tanahnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air
hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari
permukaan tanah maupun melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas
drainasenya, tanah dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat
cepat. Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh.
1. Permeabilitas (KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri
tanah itu sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam
menghantarkan zat tertentu melalui pori-porinya.
2. Permeabilitas tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta
mempengaruhi ketebalan dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat
menentukan permeabilitas tanah.
Apabila dikaitkan dengan porositas dan drainase maka permeabilitas pada
kelas:
Lambat/tidak permeabel merupakan dominasi fraksi liat menyebabkan
terbentuknya banyak pori-pori mikro, sehingga luas permukaan sentuhnya
menjadi sangat luas. Dengan demikian daya pegang terhadap air sangat
kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk kepori-pori segera
terperangkap dan udara sulit masuk. Pada kondisi ini, sebagian besar ruang
pori terisi air, sehingga poripori mikro ini disebut juga pori kapiler karena
proses kehilangan airnya berlangsung lambat ( drainase lambat )
Sedang/cukup permeabel merupakan dominasi fraksi debu
menyebabkan terbentuknya pori-pori mesodalam jumlah sedang, sehingga
luas situs sentuhanmenjadi cukup luas, menyebabkan daya pegang terhadap
air cukup kuat. Hal ini menyebabkan air dan udara cukup mudah masuk-
keluar tanah, sebagian air akan tertahan. Dalam kondisi ini, sebagian besar
ruang pori terisi udara dan air dalam jumlah yang seimbang, sehingga pori-
pori meso termasuk juga pori drainase karena proses kehilangan air cukup
cepat.
Cepat/permeabel merupakan dominasi fraksi pasir akan menyebabkan
sedikit pori-pori makro, sehingga luas permukaan yang disentuh bahan
menjadi sangat sempit, sehingga daya pegang tergadap air sangat lemah.
Kondisi ini menyebabkan air dan udara mudah masuk keluar tanah, hanya
sedikit air yang tertahan. Sebagian besar ruang pori terisi oleh udara
sehingga pori-pori makro disebut juda pori drainase tinggi karena proses
kehilangan airnya sangat cepat. (Hanafiah,2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas
Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan antara pasir, liat, dan debu yang
menyusun suatu tanah. Tekstur sangat berppengaruh pada permeabilitas. Apabila
teksturnya pasir maka permeabilitas tinggi, karena pasir mempunyai pori-pori
makro. Sehingga pergerakan air dan zat-zat tertentu bergerak dengan cepat.
Struktur tanah
Struktur tanah adalah agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder
yang dipisahkan oleh bidang belah alami. Tanah yang mempunyai struktur mantap
maka permeabilitasnya rendah, karena mempunyai pori-pori yang kecil.
Sedangkan tanah yang berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga
permeabilitanya tinggi.(Semakin kekanan semakin rendah)
Porositas
Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang dipengaruhi oleh
ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran
partikel, maka semakin rendah permeabilitas.
Viskositas cairan
Viskositas merupakan kekentalan dari suatu cairan. Semakin tinggi
viskositas, maka koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.
Gravitas
Gaya gravitasi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk mengikat air.
Semakin kuat gaya gravitasinya, maka semakin tinggi permeabilitanya.
BI dan BJ
Jika BI tinggi, maka kepadatan tanah juga tinggi, sehingga
permeabilitasnya lambat atau rendah.
Faktor-faktor yang di pengaruhi permeabilitas
Infiltrasi, kemampuan tanah menghantar partikel. Jika permeabilitas tinggi
maka infiltrasi tinggi.
Erosi, perpindahan massa tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah
Drainase, adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat
mungkin dari profil tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah
menentukan kelas drainase tersebut. Air dapat menghilang dari permukaan
tanah melalui peresapan ke dalam tanah. Pada tanah yang berpori makro
proses kehilangann airnya cepat, karena air dapat bergerak dengan lancer.
Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka permeabilitas juga tinggi.
Konduktifitas, didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan
nilai), untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak. Konduktifitas
tinggi maka permeabilitas tinggi.
Run off, merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga,
apabila run off tinggi maka permeabilitas rendah.
Perkolasi, merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang
kandungan litany tinggi, maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi
rendah maka permeabilitasnya pun rendah.
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas
berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 9,46 cm jam-1), sedangkan di
lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1)
( N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008)

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pengelolaan air pengukurran permeabilitas tanah dilaksanakan
pada hari Jumat 04 Desember 2015 pukul 16.00 WIB

3.2. Alat dan Bahan


Unit Permeameter
Ring sample
Kran sumber air
Beacker glass (500 dan 1000 ml)
Alat ukur

3.3. Cara kerja


1. Contoh tanah diambil dari lapang dengan ring sample, kemudian direndam
dalam baki perendam berisi air 3 cm dari dasar baki selama 24 jam.
2. Setelah perendaman selesai, contoh tanah yang sudah jenuh air dengan
ringnya dipindahkan ke alat penetapan permeabilitas, kemudian dialiri air.
3. Pengukuran jumlah air yang tertampung pertama dilakukan setelah 8 jam,
selanjutnya diamati volume air yang keluar melalui masa tanah selama 1
jam lagi. Ambil rata-rata dari pengukuran setiap kelompok dan sesuaikan
dengan tabel.

Tabel kelas permeabilitas menurut United Soil Survey (Survey Tanah Amerika
Serikat)
Kecepatan Permeabilitas
No Keterangan
(inci/jam) (cm/jam)
1 < 0.05 < 0.12 Sangat lambat
2 0.05 - 0.20 0.13 0.51 Lambat
3 0.20 - 0.80 0.51 2.00 Agak lambat
4 0.80 2.50 2.01 6.25 Sedang
5 2.50 5.00 6.26 12.50 Agak cepat
6 5.00 10.00 12.51 25.00 Cepat
7 >10.00 > 25.00 Sangat cepat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Perlakuan Pengamatan
Contoh tanah diambil dari Dilakukannya perendaman selama 24 jam agar
lapang dengan ring sample, tanah menjadi jenuh air.
kemudian direndam dalam
baki perendam berisi air 3
cm dari dasar baki selama
24 jam.

Contoh tanah yang sudah


jenuh air dengan ringnya Hasil perhitungan setiap kelompok:
dipindahkan ke alat Kelompok Hasil
1 300 ml
penetapan permeabilitas, 2 0
kemudian dialiri air selama 3 650 ml
4 40 ml
8 jam. Kemudian dialiri 5 78 ml
kembali 1 jam setelah itu air 6 1200 ml
7 60 ml
yang keluar melalui masa 8 700 ml
tanah dihitung.
Hasil Perhitungan Diketahui :
I = 4 cm
t = 1 jam
h = 7 cm
A = 7,5 cm2
No Perhitungan Permeabilitas
1 Q l 1
( x x
(K) = t h A cm/jam )
300 cm3 4 cm
(K) = ( x x
1
1 jam 7 cm 7,5 cm2 )
300 cm3
(K) = x 0,57 x 0,13 cm2
jam

(K) = 22,23 cm/jam


2 0
3 Q l 1
( x x
(K) = t h A cm/jam )
650 cm3 4 cm
(K) = ( x x
1
1 jam 7 cm 7,5 cm2 )
650 cm3
(K) = x 0,57 x 0,13 cm2
jam

(K) = 48,165 cm/jam


4 Q l 1
( x x
(K) = t h A cm/jam )
40 cm3 4 cm
(K) = ( x x
1
1 jam 7 cm 7,5 cm 2 )
40 cm 3
(K) = x 0,57 x 0,13 cm 2
jam

(K) = 2,964 cm/jam


5 Q l 1
( x x
(K) = t h A cm/jam )
3

(K) = ( 78 cm 4 cm
x x
1
1 jam 7 cm 7,5 cm2 )
3
78 cm
(K) = x 0,57 x 0,13 cm2
jam

(K) = 5,7798 cm/jam


6 Q l 1
( x x
(K) = t h A cm/jam )
3

(K) = ( 1200 cm 4 cm
1 jam
x x
1
7 cm 7,5 cm2 )
3
1200 cm
(K) = x 0,57 x 0,13 cm 2
jam

(K) = 88,92 cm/jam


7 Q l 1
( x x
(K) = t h A cm/jam )
60 cm3 4 cm
(K) = ( x x
1
1 jam 7 cm 7,5 cm2 )
60 cm3
(K) = x 0,57 x 0,13 cm2
jam

(K) = 4,446 cm/jam


8 Q l 1
(
x x
(K) = t h A cm/jam )
700 cm3 4 cm
(K) = ( x x
1
1 jam 7 cm 7,5 cm2 )
700 cm 3
(K) = x 0,57 x 0,13 cm2
jam

(K) = 51,87 cm/jam


22,23+0+ 48,165+ 2,964+5, 7798
88,92+ 4,446+51,87
( K )= cm / jam
Rata- 8
rata
224,3748
( K )= =28,05 cm/ jam
8

4.2. Pembahasan
Dari praktikum yang telah kami lakukan diperoleh data seperti di atas dan
untuk nilai permeabilitas diperoleh hasil 28,05 cm/jam. Jika di bandingkan dengan
tabel kelas permeabilitas menurut United Soil Survey (Survey Tanah Amerika
Serikat), hasil praktikum menunjukkan bahwa sampel tanah memiliki
permeabilitas yang sangat cepat karena hasil perhitungan 28,08 > 25,00. Hasil
dari praktikum ini dipengaruhi oleh berbagai faktor setiap jenis tanah yang
mempunyai permaebilitas yang berbeda.
Hasil praktikum menunjukkan permaebilitas yang sangat cepat. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah permeabel merupakan dominasi fraksi pasir akan
menyebabkan sedikit pori-pori makro, sehingga luas permukaan yang disentuh
bahan menjadi sangat sempit, sehingga daya pegang tergadap air sangat lemah.
Kondisi ini menyebabkan air dan udara mudah masuk keluar tanah, hanya sedikit
air yang tertahan. Sebagian besar ruang pori terisi oleh udara sehingga pori-pori
makro disebut juga pori drainase tinggi karena proses kehilangan airnya sangat
cepat. (Hanafiah,2007). Hasil permeabilitas yang tinggi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu tekstur tanah. Permeabilitas tinggi
menunjukkan bahwa tanah bertekstur pasir, karena pasir mempunyai pori-pori
makro. Sehingga pergerakan air dan zat-zat tertentu bergerak dengan cepat. Selain
itu, tanah berpasir berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga
permeabilitanya tinggi. Hasil permeabilitas ini juga akan mempengaruhi beberapa
hal. Faktor-faktor yang di pengaruhi permeabilitas yaitu:
1. Infiltrasi, hasil praktikum menunjukkan permeabilitas tinggi, sehingga
infiltrasi nya pun tinggi.
2. Erosi, hasil permeabilitas akan mempengaruhi erosi. Permeabilitas yang
tinggi menunjukkan tingkat erosi yang redndah.
3. Drainase, pada tanah yang berpori makro proses kehilangann airnya cepat,
karena air dapat bergerak dengan lancer. Dengan demikian, apabila
permeabilitas nya tinggi menunjukkan drainase nya pun tinggi.
4. Konduktifitas, permeabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa
konduktivitasnya atau kejenuhan tanah dalam air nya pun tinggi.
5. Run off, permeabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa run off nya rendah.
merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila run
off tinggi maka permeabilitas rendah.
6. Perkolasi, permeabilitas yang tinggi menunjukan bahwa perkolasinya pun
tinggi.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Dalam praktikum, hasil
permaebilitas menunjukkan permaebilitas yang tinggi, sehingga tanah yang di
gunakan dalam praktikum termasuk tanah yang distribusi partikelnya besar,
ukuran partikel dan juga ukuran porinya besar.
Laju permeabilitas merupakan parameter penting dalam irigasi dan
drainase. Selama proses drainase, permeabilitas sangat menentukan besar kecilnya
aliran air yang didrainase. Israelsen and Hansen (1962) menyatakan bahwa di
dalam studi irigasi dan drainase, permeabilitas adalah variabel yang dominan.
Permeabilitas tanah sangat penting didalam desain sistem drainase untuk
mengatasi banjir serta reklamasi tanah salin dan alkali.
Permeabilitas yang cepat dalam hasil praktikum menunjukkan bahwa
masuknya air pada tanah dalam keadaan jenuh berlangsung cepat. Penetapan
permeabilitas dalam tanah baik vertial makupun horizontal sangat penting
peranannya dalam pengelolaan tanah dan air. Tanah-tanah yang mempunyai
kecepatan permeabilitas lambat, diinginkan untuk persawahan yang membutuhkan
banyak air. Perkiraan kebutuhan air bagi tanaman memerlukan pertimbangan-
pertimbangan kehilangana air dari tanah melalui rembesan ke bawah dan ke
samping. Selain itu bagi daerah berdrainase buruk atau tergenang memerlukan
data kecepatan permeabilitas tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat
dibuat untuk dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik
melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal.
Dari praktikum yang telah kami lakukan diperoleh data untuk nilai permeabilitas
diperoleh hasil 28,05 cm/jam. Jika di bandingkan dengan tabel kelas permeabilitas
menurut United Soil Survey (Survey Tanah Amerika Serikat), hasil praktikum
menunjukkan bahwa sampel tanah memiliki permeabilitas yang sangat cepat
karena hasil perhitungan 28,08 > 25,00. Hasil dari praktikum ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor setiap jenis tanah yang mempunyai permaebilitas yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Ali Kemas. 2007. Dasar dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo
Persada.Jakarta
Israelsen, O. W., and Hansen, V. E., 1962. Irrigation Principles and Practices.
Willey, New York.
Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo. 1983. Pengantar Geografi Tanah.
Yogyakarta. Fakultas Geografi Gadjah Mada
N.Suharta dan B.H Prasetyo. 2008. Susunan Mineral dan Sifat Fisiko-Kimia
Tanah Bervegetasi Hutan dari Batuan Sedimen Masam di Provinsi Riau. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai