Anda di halaman 1dari 3

B.

Teknik Pembibitan
1. persiapan media tanam
2.Persiapan Benih
a.Benih
Perbanyakan bibit secara generatif bisa dilakukan melalui biji. Untuk menghasilkan bibit yang
berkualitas, benih yang digunakan juga harus berkualitas bagus. Pada umumnya tanaman tanaman
jabon diperbanyak dengan bijinya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman
hutan yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi
inang dari hama ataupun penyakit.

b.Perlakuan Benih
Biji jabon berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan teknik khusus untuk memisahkannya dari daging
buah. Biji jabon dapat diekstrak dengan dua cara, yaitu melalui ekstraksi kering dan ekstraksi basah.
Dengan ekstraksi kering, kemurnian benih kurang dari 50% karena tercampur dengan serbuk dari
daging buah. Selain itu, pada ekstraksi kering, sering kali sulit untuk membedakan antara biji dengan
serbuk daging buah yang berukuran sama. Sementara itu, dengan ekstraksi basah, kemurnian benih
bisa mencapai 100% dan biji dapat dilihat dengan jelas.

c. Persiapan media dan wadah perkecambahan

Media perkecambahan benih jabon berupa campuran pasir dan tanah halus (1 : 1) yang disterilkan
dengan cara disangrai selama 2 jam atau disterilkan dengan fungisida berdosis rendah (50 mI/I air).
Media selanjutnya disiram sampai jenuh dan ditaburi benih pada bak tabur (dapat terbuat dari kayu
atau plastik). Dalam penaburan biji jabon, sebaiknya biji dicampur dengan pasir halus (1 : 10) agar
benih tersebar merata. Setelah penaburan, bak tabur ditutup dengan plastik transparan. Setelah
penyiraman pertama, penyiraman selanjutnya dilakukan pada hari ke-7 sampai ke-10. Setelah periode
tersebut, plastik dibuka dan dilanjutkan dengan penyiraman setiap hari sekali dengan sprayer yang
halus selama kurang Iebih 1 bulan. Apabila benih terserang penyakit (jamur), dapat dicegah dengan
pemberian fungisida Dithane M-45 (2 g/liter air).

d. Penaburan benih

Sebelum penaburan benih dilakukan, media tabur disterilisasi dengan disiram larutan fungisida sampai
merata dan jenuh. Banyak fungsida yang bisa digunakan untuk sterilisasi media, salah satunya adalah
Dithane M45. Penaburan benih dilakukan kemudian setelah larutan fungisida benar-benar tuntas dari
media. Karena benih Jabon merah berukuran sangat kecil dan lembut, supaya lebih merata penaburan
bisa dilakukan dengan terlebih dahulu dicampur dengan pasir halus setelah itu baru ditaburkan merata
di atas media. Setelah benih tertabur kemudian dilakukan sterilisasi kembali dengan menggunakan
semprotan lembut/pengabut (sprayer) pada permukaan media, seluruh bagian wadah dan lingkungan
sekitar wadah. Setelah wadah ditutup, wadah tersebut ditutupi/diselimuti lagi dengan lembaran plastik
transparan. Penutupan plastik tersebut bertujuan untuk memastikan wadah tetap tertutup agar
kelembaban di dalam bak tabur tetap terjaga dan mencegah gangguan hama maupun penyakit.
e. Penyapihan bibit

Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah : Siapkan polybeg plastik ukuran 10 x 20
cm, Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).Jika
tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi. Setelah media tanam tercampur merata, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi bagian, barulah kecambah tanaman hutan ditanam,
setiap kantong diberi satu batang kecambah.

Kemudian semprotkan media di polybag dengan larutan pupuk gandasil secara merata pada
permukaan. Ulangi setiap 10 14 hari sekali sampai tanaman siap untuk di tanam di lahan (pada usia
8 bulan). Polibak plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah paranet agar tidak langsung
tersengat terik matahari. Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak
untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip

f. Penyungkupan dan penaungan

Penempatan bibit di dalam sungkup plastik dilakukan selama 1 bulan pertama dan di areal naungan
selama 1,5 - 2 bulan, selanjutnya persemaian di buka tanpa naungan sampai bibit siap tanam. Untuk
penaung tidak harus menggunakan sarlon atau paranet bisa juga menggunakan bahan lainnya seperti
daun kelapa, alang-alang atau jenis lainnya. Naungan disini berfungsi sebagai peneduh bibit supaya
tidak bersentuhan langsung dengan sinar matahari dan mencegah terkena kucuran air hujan secara
langsung, dimana pada umur tersebut bibit masih relatif kecil.

g. Penyiraman

Penyiraman sebaiknya dilakukan 2 kali sehari, pagi sekitar jam 07.00 09.00 dan sore sekitar jam
15.00 17.00 dan bisa juga lebih tergantung kebutuhan bibit pada saat itu. Penyiraman dilakukan
dengan memberikan siraman air pada bibit secukupnya tidak kurang dan tidak boleh lebih. Pada tahap
awal agar tidak merusak bibit yang baru disapih atau yang masih kecil sebaiknya penyiraman dilakukan
dengan menggunakan sistem pangabutan dan setelah bibit cukup umur dan dirasa kuat, dapat disiram
langsung dengan selang yang dikabutkan.

h. Penyiangan rumput
Rumput atau gulma di sekitar polybag atau bedengan sangat menggagu pertumbuhan bibit di
persemaian. Selain rumput yang tumbuh juga lumut yang terbentuk di lapisan tanah yang ada di
polybag. Penyiangan rumput dilakukan setiap saat dari awal penyapihan sampai bibit siap tanam di
lapangan. Penyiangan rumput dilakukan pada polybag dan sekitar bedengan, hal ini dimaksudkan
kalau kondisi bersih bisa mencegah timbulnya penyakit dan serangan hama seperti jangkrik, belalang
dan siput yang akan merusak semai.

i. Penyulaman
Penyulaman sebaiknya segera dilakukan apabila ada bibit yang mati. Penyulaman dapat dilakukan
bersamaan dengan kegiatan penyapihan sampai kecambah benar-benar sudah habis dan tidak bersisa
lagi. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada kecambah yang tersisa dan bibit yang dihasilkan nantinya
relatif seragam.

j. Pemupukan
Pemupukan di persemaian diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara untuk pertumbuhan semai.
Pemupukan juga merupakan cara untuk memacu pertumbuhan semai. Jenis pupuk yang cukup baik
digunakan adalah NPK dengan dosis pemakaian 6 gram yang dilarutkan pada 1 liter air. Larutan pupuk
tersebut dituangkan ke media sapih dengan mengunakan alat gembor kecil. Air pupuk tidak boleh
terkena daun karena bisa mengakibatkan daun kering dan rontok. Meskipun tidak menyebabkan
kematian, tetapi pertumbuhan bibit akan terhambat sekitar 1-2 minggu dan kemudian pertumbuhan
kembali normal seiering dengan munculnya tunas daun baru. Untuk kepentingan memacu
pertumbuhan bibit Jabon merah di persemaian (bilamana diperlukan), pemupukan dapat dilakukan
dengan dosis dan frekuensi sebagai berikut :

1. Bibit umur 1 bulan setelah penyapihan :


2. 6 gram NPK x 1 liter air dicampur hingga merata, dilakukan seminggu 1x.
3. Bibit umur 2 bulan setelah penyapihan:
4. 12 gram NPK x 1 liter air dicampur hingga merata, dilakukan seminggu 2x.
5. Pemupukan dihentikan 1 bulan sebelum dilakukan penanaman di lapangan, dengan tujuan supaya
bibit diharapkan bisa menyesuaikan kondisi lapangan yang sebenarnya.

k. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang
tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.

l. Seleksi Bibit

Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan,
maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit
yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan
bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu
pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas
yang merata.

Anda mungkin juga menyukai