Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk menganalisa bahan alam berupa bahan makanan
untuk mentukan kadar patinya.Dan juga untuk menentukan Konstanta kecepatan reaksi
(K).
Pati merupakan karbohidrat yang mengandung polisakarida dengan rumus umum
(C6H10O5)n yang merupakan polimer satuan glukosa yang saling berkaitan melalui
ikAtan 1,4- glukosida.Reaksi hidrolisis:

( C6H10O5)n + n H2O nC6H12O6
Pada percobaan, menghidrolisis pati yang ditambah HcL menggunakan pendingin
balik. Menetralkan hasil hidrolisis dengan NaOH, kemudian mengencerkan.Hasil
pengenceran ditirasikan dengan fehling A dan B, saat warana biru hampir hilang dan
terbentuk endapan merah bata, menambahakan indikator MB, saat hidrolisis dan titrasi
dilakukan dengan pemanasan. Untuk peneraan larutan fehlling,menitrasi fehling A dan B
dengan larutan glukosa murni seperti pada analisa hasil.

Kata Kunci : Pati, Karbohidrat, Tumbuh-tumbuhan

I-1
PERCOBAAN 1
ANALISIS GLUKOSA

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menganalisis bahan alam yang
berupa bahan makanan untuk menentukan kadar glukosa.

1.1.2 Latar Belakang


Glukosa adalah salah satu karbonhidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber energi bagi manusia. Glukosa yang saling berikatan 1,4 d glukosa maka
akan membentuk pati. Pada tumbuhan, pati berfungsi untuk membentuk cadangan
makanan. Contohnya seperti pada umbi umbian atau biji bjian seperti beras
dan gandum.
Ada banyak contoh aplikasi industri kimia yang menggunakan glukosa.
Salah satu contohnya adalah sebagai pengental dan juga penstabil dalam makanan.
Selain itu, aplikasi industri yang dapat menggunakan pati juga ada, seperti
pembuatan edible coating yang diproses dari pati.
Untuk mempelajari masalah analisa glukosa, maka dilakukan percobaan
ini. Hal ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui proses dan caranya dalam
menganalisa dan menentukan kadar suatu glukosa. Oleh karena itu percobaan ini
penting untuk dilakukan agar praktikan dapat menggunakan dikemudian hari.

I-1
I-2

1.2 DASAR TEORI


2.2
3.2 Karbohiodrat( gula) merupakan istilah umum untuk
senyawa senyawa polihidroksi yang mengandung gugus fungsional
karbonil. Karbohidrat diklasifikasikan sesuai dengan jumlah atom karbon,
C7 heptosa, C6 heksosa, C5 pentosa dan sebagainya atau sesuai dengan
jumlah satuan dalam molekul, momosakarida, disakarida dan polisakarida.
Gula yang mengandung gugus fungsional aldehid disebut aldosa dan jika
mengandung gugus fungsional keto dikenal sebagai ketosa (Sastrohamid
jojo, 1996 : 18 ).
4.2 Semua ini terdapat pada benda hidup dan memainkan
peranan penting pada biosintesis primer, menghasilkan dan penyimpanan
tenaga. Heksosa sejumlah ini merupakan tipe gula yang paling umum dan
gula merupakan salah satu heksosa yang tersebar luas dan terdapat dalam
jumlah yang besar. Struktur glukosa, manosa dan fruktosa telah dikenal
sejak pada tahun 1986 oleh fiscer. Meskipun demikian konfigurasi mutlak
tidak dapat diketahui pada saat itu. Bila glukosa dan manosa dioksidasi
dengan asam nitrat maka diperoleh asam glukarat yang berbeda sifat aktif
optiknya. hingga struktur simetri I dan II dapat dieliminasi demikian pula
III. Hal ini disebabkan konfigurasi glukosa dan manosa hanya berbeda
pada C2 ( Sastrohamid jojo , 1996 : 18 ).
5.2 Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak
fungsi penting dalam tanaman maupun hewan melalui fotosintesis,
tanaman mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, yaitu dalam
bentuk selulosa, pati dan gula-gula lain. Selulosa adalah komponen
struktur pada tanaman yang digunakan untuk membangun dinding sel
yang kaku, serat dan jaringan kayu. Pati adalah bentuk utama
penyimpanan karbohidtar yang digunakan sebagai sumber makanan atau
energi. Beberapa tanaman ( tebu dan gula ) menghasilkan sukrosa yaitu
gula yang dapat dipanen secara besar-besaran ( Harold, 2003 : 332 ).
6.2 Karbohidrat merupakan sumber kalori utama baik hampir
seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk Negara nyang suidah
I-3

berkenbang. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram


karbohodrat hanya 4 kal ( kkal ) bila dibanding protein dan lemak,
karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa
gologan karbohidarat menghasilkan serat-serat ( dietary fiber) yang
berguna bagi pencernaan ( Harold, 2003 :332 ).
7.2 Karbohidart juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan. Misalakan rasa, warna, tekstur
dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlainan,
kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan
protein ( Winarno,1984 : 15 ).
8.2 Pada umumnya, karbohidarat dibentuk dari reaksi CO2 dan
H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel
tanaman yang berklorofil. Reaksi fotosintesis :
9.2 CO2 + H2O ( C6 H12O6 )n + O2 .
10.2 ( karbohidrat )
11.2 Penyetapan sinar matahari dilaksanaan okeh kloroplas daun yaitu
pada lapisan lapisan yang disebut thylakord ( Winarno, 1984 : 15 ).
12.2 Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi
monosakarida, olisakarida serta polisakarida.Monosakarida mengandung
satu gugus keton. Monisakarida dengan enam atom C disebut heksosa
misalnya glukosa ( dekstrosa atau gula anggur ). Olisakarida adalah
polimer derajat polimrerisasi 2 sampai 10 an biasanya bersifat larut dalam
air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida dan bila
terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa ( sakarosa atau gula
tebu ). Terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa.Pilisakarida merupakan
polimer molekul- molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau
bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim spesifik kerjanya
( anonim1, 2012 ).
13.2 Kerusakan pada karbohidrat yaitu pencoklatan enzimatis
terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa
fenolik, reaksi pencoklatan non enzimatis belum diketahui atau dimengerti
penuh. Umumnya ada 3 macam reaksi pencoklatan non enzimatis belum
I-4

diketahui atau dimengerti penuh.Umumnya ada 3 macam reaksi


pencoklatan non enzimatik yaitu kasamelisasi, reaksi maillard dan
pencoklatan akibat vitamin C ( Anonim2, 2012 ).
14.2 Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati baik
berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan
berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin, selulosa dan lignin. Selulosa
dan lignin berperan sebagai penyusun dinding sel tanaman. Pada
umumnya buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan
fraktosa. Disakarida seperti gula tebu ( sukrosa atau sakarosa ) banyak
terkandung dalam batang tebu; didalam air susu terdapat dalam sirup pati,
roti dan bir. Sedangkan berbagai polisakarida seperti pati, banyak terdapat
dalam serealia dan ubi-ubian; selulosa dan pektin banyak terdapat buah-
buahan( Fessenden, 1992 : 17 ).
15.2 Karbohidrat dapat pula disintesis secara kimia, misalnya
pada pembuatan sirup Formosa yang dibuat dengan menambahkan larutan
alkali encer pada formaldehida. Reaksi spontan disertai sedikit panas akan
terjadi dan akan terjadi kondensasi beberapa molekul formaldehida yang
menghasilakan suatu campuran DL rasemat dar beberapa aldosa dan
ketosa dengan beberapa cabang rantai karbon yang bersifat toksis siruf
formosa lebih dari 13 % heksosa dan campuran tersebut dapat diubah
menjadi gula alam seperti D glukosa, D- fruktosa dan D- mannnosa.
Beberapa reaksi yang dapat menghaslkan sirup dengan kandungan heksosa
yang lebih tinggi telah ditemukan. Cara yang lebih mudah dan murah
untuk mendapatkan karbohidrat adalah mengekstraknya dari bahan-bahan
nabati sumber karbohidrat yaitu serealia, umbi-umbian dan batanng
tanaman misalnya sagu (Fessenden, 18992 : 16 ).
16.2
17.2
18.2
19.2
20.2
21.2
22.2
23.2
I-5

24.2
25.2
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN
26.2
1.3.1 Alat
27.2 Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Gelas ukur 10 ml dan 100 ml Pipet volume 25 ml
Erlenmeyer 250 ml Labu didih
Labu ukur 100 ml Pipet mohr
Gelas beker 500 ml Statif
Pengaduk gelas Kondensor
Pipet tetes Pemanas mantel

Keterangan :

1. Statif dan klem


2. Kondensor
3. Labu didih
4. Hotplate stirrer
5. Stirrer

Air pendingin masuk dan


keluar


Gambar 1.1 Rangkaian Alat Hidrolisis
1.3.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Fehling A dan B Indikator pp
Akuades Larutan glukosa standar
NaOH Pati singkong
Indikator metil biru HCl 0,1 N




1.3.3 Prosedur Kerja

1.3.3.1 Standarisasi Larutan Fehling
1. Dicampurkan larutan fehling A dan B masing masing 5 ml.
2. Dipanaskan hingga mendidih.
3. Dititrasi dengan larutan glukosa standar sampai warna biru pada larutan
hilang.
4. Ditambahkan 3 tetes indikator metil biru.
5. Dididihkan kembali.
6. Dititrasi kembali hingga warna biru benar benar hilang dan terbentuk
endapan merah bata.
7. Dicatat volume titran.

1.3.3.2 Analisa Kadar Glukosa
1. Diambil larutan pati sebanyak 5 ml.
2. Diencerkan 100 ml didalam labu ukur dan dinetralkan dengan NaOH 0,1
N.
3. Diambil 5 ml dan diencerkan hingga 10 ml.
4. Ditambahkan fehling A dan B dan dipanaskan hingga mendidih.
5. Ditirasi dengan larutan glukosa standar sampai warna biru pada larutan
hilang.
6. Ditambahkan 3 tetes metil biru dan dititrasi kembali.
7. Dihentikan titrasi jia warna biru benar benar hilang dan terbentuk
endapan merah bata.
8. Dicatat volume titrannya.







1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Data Hasil Pengamatan Standarisasi Larutan Fehling

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


No.
Mencampurkan Fehling A dan Warna larutan menjadi
1. B masing masing 5 ml. biru
Memanaskan campuran hingga Warna larutan perlahan
2. mendidih. berubah menjadi lebih bening,
kemudian menjadi merah bata
kebiru biruan
Mentitrasi larutan campuran Warna biru hilang dan
3. dengan glukosa standar. warna larutan menjadi merah
bata
Menambahkan 3 tetes Warna larutan menjadi
4. indikator metil biru. kebiruan
Mentitrasi kembali dengan Warna biru benar
5. larutan glukosa standar. benar hilang dan warna larutan
menjadi merah bata. Terbentuk
endapan berawarna merah bata
Mencatat volume titran yang V = 4 ml
6. diperlukan.

Tabel 1.2 Data Hasil Pengamatan Analisa Kadar Glukosa
Langkah Kerja Hasil Pengamatan
No.
Mengambil larutan pati
1. sebanyak 5 ml dan diencerkan hingga
100 ml dalam labu ukur dan
dinetralkan dengan NaOH.
Mengambil 5 ml larutan tadi
2. dan diencerkan hingga 10 ml.
Mencampurkan larutan tadi Larutan menjadi
3. dengan fehling A dan B sebanyak 5 berwarna biru
ml.
Memanaskan sampai larutan Warna larutan berubah
4. mendidih. menjadi merah bata kebiruan
Mentitrasi dengan larutan Warna larutan menjadi
5. glukosa standar. merah bata
Menambahkan 3 tetes metil Warna larutan menjadi
6. biru. merah bata kebiruan
Mentitrasi larutan campuran Warna larutan manjadi
7. dengan larutan glukosa standar. merah bata dan terbentuk
endapan
Mencatat volume titran V1 = 1,54 ml
V2 = 0,43 ml
8.
Vtotal = 1,97 ml

1.4.2 Pembahasan
Fehling A adalah larutan yang mengandung CuSO 4 dan fehling B
adalah larutan yang mengandung NaOH dan garam rochelle,yang berfungsi
mengikat Cu2+ menjadi CuO dalam larutan agar tidak mengendap, sehingga
fehling A dan B dicampur maka akan menghasilkan reaksi sebagai berikut :
CuSO4 + 2NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
Penggunaan fehling A dan B pada percobaan ini mengakibatkan
adanya endapan merah bata apabila dinetralkan dengan glukosa murni. Glukosa
murni digunakan sebagai titran karena glukosa terdapat gugus aldehid yang
merupakan reduktor kuat yang dapat merduksi fehling menjadi Cu 2O dengan
reaksi sebagai berikut :
RCOH + 2CuO(aq) RCOOH + Cu2O(s)
Titrasi dilakukan sambil dipanaskan dan digoyang agar larutan
dapat tercampur merata dan lebih mudah bereaksi dengan glukosa serta
menunjukan titik ekivalen, karena bila dilakukan dalam keadaan dingin, ikatan
pada partikel larutan sulit untuk diputus sehingga butuh waktu yang lama
menunjukan titik ekivalen atau lebih lambat bereaksi dengan glukosa. Pada titrasi
ini ditambahkan indikator metil biru yang mempunyai rentang pH 10,6 13,4.
Fungsi dari indikator ini adalah untuk mengetahui terjadinya titik ekivalen reaksi
yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata. Titrasi ini terus dilakukan
sampai warna biru hilang dan terbentuk endapan merah bata. Volume titrasi yang
diperoleh pada percobaan ini adalah 4 ml.
Pada percobaan ini digunakan tepung tapioka. Tepung tapioka
digunakan sebagai sampel karena memiliki kadar karbonhidrat yang cukup tinggi
dan mudah dihidrolisis. Tepung tapioka yang sudah diendapkan tadi dihidrolisis
dengan menggunakan larutan HCl 1 N, bertujuan agar ion H+ aktif sebagai
katalisator.
Percobaan ini menggunakan kondensor yang berfungsi agar
volume larutan tetap stabil dan konstan. Larutan dipanaskan agar pati dapat
menyerap air dari pemanasan hingga terjadi pengurangan viskositas tegangan
permukaan sehingga dapat larut dalam air. Fungsi pemanasan lainnya adalah
untuk mempercepat reaksi pati dengan HCl. Ketika dipanaskan larutan akan
menghasilkan uap. Uap ini tertahan dalam kondensor, sehingga uap tersebut dapat
menjadi cair kembali dan turun ke dalam labu didih sehingga jumlah volume
larutan tetap. Pada proses ini menghasilkan larutan hidrolisis dengan katalisator
HCl. Larutan hidrolisis adalah larutan hasil reaksi antara pati dan air yang
membentuk senyawa yang lebih sederhana, yaitu membentuk glukosa, dimana
reaksi pengikat gugus hidroksil atau OH- oleh suatu senyawa. Gugus OH- dapat
diperoleh dari senyawa air. Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah :
(C6H10O5)n + nH2O n(C6H12O6)

Larutan disaring, diencerkan dan dinetralkan dengan NaOH yang


bertujuan untuk menentralkan larutan yang bersifat asam karena HCl yang
ditambahkan sebelumnya pada larutan. Reaksi yang terjadi adalah :
HCl + NaOH NaCl + H2O
Larutan ini dititrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan
sampai warna biru hampir hilang lalu ditambahkan indikator metil biru. Pada titik
akhir titrasi larutan berwarna coklat muda keruh dan terdapat endapan merah bata
dengan volume titrasi sampel yang didapat yaitu 1,97 ml. Kadar yang didapat dari
perhitungan pati singkong atau tapioka adalah 12, 992 %.
Faktor faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis adalah suhu
yang apabila dihidrolisis dalam suhu panas maka ikatan antar molekul pati akan
mudah putus, waktu yang apabila teralu lama dalam waktu pemanasan maka akan
menimbulkan karbon atau arang, dan konsentrasi katalis yang apabila
menggunakan katalis asam berlebih maka akan mempengaruhi hasil akhir dan
menyebabkan garam yang dihasilkan akan lebih banyak.

























1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percoban ini adalah kadar glukosa
yang terdapat dalam tepung taioka adalah sebesar 12,992 %.

1.5.2 Saran
Praktikan diharapkan fokus dan berkonsentrasi dalam melakukan
percobaan, karena jika terjadi kelalaian akan terjadi kesalahan proses.






















DAFTAR FUSTAKA


Anonim1, 2012. Analisa Karbohidrat.
Http : // elhabiddot com . wordpress. Com
Diakses pada tanggal 10 maret 2013.

Anonim2, 2012.Hidrollisis Pati.


Http : // ariefvi. Blogspot. Com.
Diakses pada tanggal 10 maret 2013.

Fessenden, R.J dan Fessenden, S.J.1992 .Kimia Organik. Erlangga :


Jakarta.

Hart, Harold.2003. Kimia Organik Satu kulih singkat. Erlangga :


Jakarta.

Sastrohamidjojo, Hardjono.1996 : Sintesis Bahan Alam.UGM :


Yogyakarta.















LAMPIRAN

Diketehui : F = 4 ml
M = 1,54 ml + 0,43 ml = 1,97 ml
W = 2,5 gram
Ditanya : Kadar glukosa = . . . ?
Jawab :
2
( FM ) x 40
500
kadar glukosa ( )= x 100
W

Keterangan :
F = volume titrasi standarisasi larutah fehling
M = volume titrasi kadar glukosa
2 = jumlah glukosa standar yang dilarutkan sebanyak 2
gram
500 = volume pelarutan glukosa standar sebanyak 500 ml
40 = larutan sampel yang diambil sebanyak 5 ml dan
diencerkan sampai 100 ml (20 kali pengenceran). Diambil lagi
5 ml dan diencerkan lagi sampai 10 ml (2 kali pengenceran
W = massa tepung tapioka

2
( 41,97 ) x x 40
500
kadar glukosa ( )= x 100
2,5
2,03 x 0,004 x 40
x 100
2,5
0,3248
x 100
2,5

0,12992 x 100

12,992

Anda mungkin juga menyukai