Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Evaluasi
2.1.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi,


pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui
bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini
adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah
evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan (Yunanda : 2009).
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan
pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam
dalam Lababa (2008), evaluasi adalah the process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives," Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Masih dalam Lababa (2008),
Worthen dan Sanders mendefenisikan evaluasi sebagai usaha mencari sesuatu yang
berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu
program, produksi serta alternatif prosedur tertentu.
Tague-Sutclife (1996 : 1-3), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process
of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils".
Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah
berdasarkan tuiuan yang jelas.

15

Universitas Sumatera Utara


Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah
penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya
menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan
efektifitas suatu program.
Evaluasi meliputi mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan. Hubungan antara pengukuran dan penilaian saling berkaitan.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
ukuran atau kriteria tertentu (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran
bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung
arti, mengambil keputusan terhadap sesuatu yang berdasarkan pada ukuran baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Dan penilaian bersifat
kualitatif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2009 : 3) bahwa
mengukur adalah ,membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif),
menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk
(bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas.
Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008 : 2),
bahwa:
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi
dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak
decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan.

Sedangkan Uzer (2003 : 120), mengatakan bahwa:

Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh


informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang
merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam
ini tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai
relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang
rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan

Menurut Djaali dan Pudji (2008 : 1), evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses
menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya
diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi. Sedangkan Ahmad
16

Universitas Sumatera Utara


(2007 : 133), mengatakan bahwa evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
obyek,dll.) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria,
evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan
kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur baru melakukan
proses menilai tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan Crawford (2000 : 13), mengartikan penilaian sebagai
suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran
suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.
Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa
ahli di atas, dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi merupakan
sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan
sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil
yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang
terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandingan
antara output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk
menghasilkan output lewat suatu proses (Sudharsono dalam Lababa, 2008).
Jadi evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal
tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah
mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai
dengan keinginannya semula.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan
evaluasi. Menurut Arikunto (2002 : 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan
tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

17

Universitas Sumatera Utara


Menurut Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah :

1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai


dalam kegiatan.
2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil.
3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4. untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan


pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis.

2.1.3 Teknik Evaluasi


Untuk membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses
evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan
teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes (alternative test).
Hisyam Zaini, dkk. dalam Qomari (2008 : 8), mengelompokkan tes sebagai
berikut:
a. Menurut bentuknya; secara umum terdapat dua bentuk tes, yaitu tes objektif
dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang diskor secara objektif.
Disebut objektif karena kebenaran jawaban tes tidak berdasarkan pada
penilaian (judgement) dari korektor tes. Tes bentuk ini menyediakan beberapa
option untuk dipilih peserta tes, yang setiap butir hanya memiliki satu jawaban
benar. Tes subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan penilaian
(judgement) dari korektor tes. Jenis tes ini antara lain: tes esai, lisan.
b. Menurut ragamnya; tes esai dapat diklasifikasi menjadi tes esai terbatas
(restricted essay), dan tes esai bebas (extended essay). Butir tes objektif
menurut ragamnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: tes benar-salah (true-false),
tes menjodohkan (matching), dan tes pilihan ganda (multiple choice).
Teknik nontes dalam evaluasi banyak macamnya, beberapa di antaranya
adalah: angket (questionaire), wawancara (interview), pengamatan
(observation), skala bertingkat (rating scale), sosiometri, paper, portofolio,
kehadiran (presence), penyajian (presentation), partisipasi (participation),
riwayat hidup, dan sebagainya.

2.1.4 Standar Evaluasi


Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat
dari tiga aspek utama (Umar, 2002 : 40), yaitu;
18

Universitas Sumatera Utara


a. Utility (manfaat)
Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan atas program yang sedang berjalan.
b. Accuracy (akurat)
Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
c. Feasibility(layak)
Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

2.1.5. Model Evaluasi


Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi (Umar, 2002 :
41-42), yaitu :
Sistem assessment
Yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu
sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan informasi
mengenai posisi terakhir dari sauatu elemen program yang tengah diselesaikan.
Program planning
Yaitu evalusi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program
tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.
Program implementation
Yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan
kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang telah direncanakan.
Program Improvement
Yaitu evaluasi orang memberikan informasi tentang bagaimana program
berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisispasi masalah-
masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.
Program Certification
Yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai atau manfaat program.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat beberapa


perbedaan antara model-model evaluasi, tetapi secara umum model-model tersebut
memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang dievaluasi
sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan.

2.1.6 Pendekatan-pendekatan terhadap Evaluasi

Evaluasi memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan tersebut


mempengaruhi evaluasi suatu program atau kegiatan. Mengenal pandangan-pandangan
yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua evaluator setuju pada
pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi suatu program/kegiatan adalah penting.
Ada beberapa pendekatan umum dalam melakukan evaluasi yaitu
19

Universitas Sumatera Utara


1. Pendekatan pertama adalah objective-oriented approach.
Fokus pada pendekatan ini hanya tertuju kepada tujuan program/proyek dan
seberapa jauh tujuan itu tercapai. Pendekatan ini membutuhkan kontak intensif
dengan pelaksana program/proyek yang bersangkutan.
2. Pendekatan kedua adalah pendekatan three-dimensional cube atau Hammonds
evaluation approach.
Pendekatan Hammond melihat dari tiga dimensi yaitu instruction (karateristik
pelaksanaan, isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi program/proyek),
institution (karakteristik individual peserta, instruktur, administrasi
sekolah/kampus/organisasi), dan behavioral objective (tujuan program itu sendiri,
sesuai dengan taksonomi Bloom, meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor)
3. Pendekatan ketiga adalah management-oriented approach.
Fokus dari pendekatan ini adalah sistem (dengan model CIPP: context-input-
proses-product). Karena pendekatan ini melihat program/proyek sebagai suatu
sistem sehingga jika tujuan program tidak tercapai, bisa dilihat di proses bagian
mana yang perlu ditingkatkan.
4. Pendekatan keempat adalah goal-free evaluation.
Berbeda dengan tiga pendekatan di atas, pendekatan ini tidak berfokus kepada
tujuan atau pelaksanaan program/proyek, melainkan berfokus pada efek
sampingnya, bukan kepada apakah tujuan yang diinginkan dari pelaksana
program/proyek terlaksana atau tidak. Evaluasi ini biasanya dilaksanakan oleh
evaluator eksternal.
5. Pendekatan kelima adalah consumer-oriented approach.
Dalam pendekatan ini yang dinilai adalah kegunaan materi seperti software, buku,
silabus. Mirip dengan pendekatan kepuasan konsumen di ilmu Pemasaran,
pendekatan ini menilai apakah materi yang digunakan sesuai dengan
penggunanya, atau apakah diperlukan dan penting untuk program/proyek yang
dituju. Selain itu, juga dievaluasi apakah materi yang dievaluasi di-follow-up dan
cost effective.

20

Universitas Sumatera Utara


6. Pendekatan keenam adalah expertise-oriented approach.
Dalam pendekatan ini, evaluasi dilaksanakan secara formal atau informal, dalam
artian jadwal dispesifikasikan atau tidak dispesifikasikan, standar penilaian
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Proses evaluasi bisa dilakukan oleh
individu atau kelompok. Pendekatan ini merupakan pendekatan tertua di mana
evaluator secara subyektif menilai kegunaan suatu program/proyek, karena itu
disebut subjective professional judgement.
7. Pendekatan ketujuh adalah adversary-oriented approach.
Dalam pendekatan ini, ada dua pihak evaluator yang masing-masing
menunjukkan sisi baik dan buruk, disamping ada juri yang menentukan argumen
evaluator mana yang diterima. Untuk melakukan pendekatan ini, evaluator harus
tidak memihak, meminimalkan bias individu dan mempertahankan pandangan
yang seimbang.
8. Pendekatan terakhir adalah naturalistic & participatory approach.
Pelaksana evaluasi dengan pendekatan ini bisa para stakeholder. Hasil dari
evaluasi ini beragam, sangat deskriptif dan induktif. Evaluasi ini menggunakan
data beragam dari berbagai sumber dan tidak ada standar rencana evaluasi.
Kekurangan dari pendekatan evaluasi ini adalah hasilnya tergantung siapa yang
menilai (Salehudin, 2009 : 5-7).

Berbagai pendekatan untuk mengevaluasi suatu program atau proyek diterapkan


untuk mendapatkan keefektifan dan keefisienan program atau proyek tersebut baik secara
internal yaitu pihak pengembang atau pengelola, maupun secara eksternal yaitu
pengguna. Bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang telah ada harus terus dikembangkan
untuk meningkatkan kepuasan pengguna sebagai tujuan utama suatu program dijalankan.

2.7 Evaluasi Situs


Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan.
Dalam proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penilaian. Situs web merupakan
suatu aplikasi yang terdapat di dalam teknologi internet. Jadi dapat disimpulkan evaluasi
situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap sebuah situs web

21

Universitas Sumatera Utara


berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui mutu/kualitas dari situs web
tersebut.
Karena isi internet sekarang lebih beragam karena potensi interaksi dengan lebih
banyak media tidak hanya dalam bentuk audio dan video, tetapi semua bantuan teknologi
komunikasi maka kita harus menggunakan ketrampilan evaluatif kritis tidak hanya pada
sumber informasi berupa buku, majalah dan koleksi tercetak lainnya, namun juga pada
informasi elektronik yang terdapat pada situs-situs di internet. Melakukan evaluasi
terhadap hasil pencarian adalah penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat
benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak
benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa
kepada masalah penyebaran informasi yang salah. Dan hal ini harus dihindari.
Jha (2009) menyatakan bahwa web yang bermutu dapat dinilai dari 5 indikator
yang meliputi aspek fungsi (functionality) yang sesuai dengan tujuan, desain (design)
yang menarik, isi website (content) yang memenuhi kebutuhan pengunjung, originalitas
web (originality) yang menunjukkan produk yang khas sebuah karya yang tidak
duplikatif dari web lain, serta profesionalisme dan efektivitas (professionalism &
effectiveness).
Dari lima persyaratan tersebut, yang menyangkut pengelola adalah perlunya
pemenuhan asas profesional. Pengelola perlu memiliki pengetahuan yang terus
berkembang melalui proses belajar, pengalaman yang terus dikembangkan dalam proses
perbaikan pekerjaan, dan keterampilan dalam pengelolaan teknologi dan informasi.
Nilai efektivitas berkenaan dengan pentingnya lembaga pengelola web memiliki rencana
pengelolaan dengan target kerja yang terukur, melakukan proses penerapan perencanaan,
melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa kegiatan mengarah pada pencapaian target
dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
Management Centre International Limited (MCIL) (2010), berpendapat bahwa
yang paling penting web harus memenuhi kesan pertama (first impressions) yang baik,
kemudahan navigasi (navigation) , mutu konten (content) , web yang attractor (attractors)
atau berpenampilan baik, mudah dicari atau ditemukan orang (findability), menjalin
kontak dengan anggota komunitas (making contact), sesuai dengan berbagai sistem
teknologi pencarian atau kompatibilitas browser (browser compatability), meningkatkan
22

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan tentang pengguna (knowledge of users), memahami tingkat kepuasan
pengguna (user satisfaction).
Evaluasi sebuah situs juga dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka
situs yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi, yang dikenal
dengan nama uji ketergunaan atau usability testing. Badre dalam Dewiyana (2008 : 70)
memberikan defenisi usability testing atau uji ketergunaan sebagai berikut, usability
testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of learning, and the ability to
remember how to perform interactive tasks without difficulty or errors(uji ketergunaan
adalah mengukur efisiensi, kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat
bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau kesalahan)
Salah satu teknik mengevaluasi situs menurut Lambert (2003 : 26) ialah:
Who or which organization is responsible for this site
Pengguna harus mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas website yang
sedang dikunjung. Apakah orang atau organisasi yang memang ahli di bidang atau
di suatu subjek disiplin ilmu.
How accurate is the information likely to be?
Menilai keakuratan informasi yang sebelumnya tidak diketahui merupakan hal
yang sulit. Namun yang dapat dilakukan ialah dengan memeriksa apakah sumber
informasi yang ditampilkan pada website disajikan dengan jelas dan apakah daftar
referensinya sama dengan daftar referensi artikel pada jurnal.
Why was the site made available?
Hal ini sangat penting apakah terdapat bias atau penyimpangan dalam informasi
yang disajikan pada situs. Hal ini berhubungan dengan siapa yang memproduksi
situs dan apakah mempengaruhi cara penyajian data.
How comprehensive is the information?
Kita harus mencoba untuk mengukur seberapa luas dan seberapa dalam topik
yang dicakup di dalamnya. Apakah situs tersebut menyediakan link ke situs yang
lain.
How current of the information?
Apakah informasi yang terdapat pada situs yang dikunjungi diupdate sacara
teratur. Untuk mengetahui kemutakhiran suatu informasi pada suatu website dapat
dilihat pada tanggal terakhir informasi tersebut diupdate.

Untuk menjawab hal tersebut di atas dapat dilihat melalui menu About,
Frequently Asked Questions (FAQS), atau News.
Dalam mengevaluasi sebuah situs dapat dilakukan berdasarkan sudut pandang
pengguna/pengunjung web (web surfer), pengelola situs web (web owner), dan

23

Universitas Sumatera Utara


pengembang situs (web developer) yang merupakan rangkuman dari pihak internal dan
eksternal sebuh situs.
Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan
terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs tentu mereka
akan puas, dan hal ini tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs
tersebut. Dan ini memberi kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan
serta menunjukkan bahwa tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai.
Untuk mengetahui sejauh mana situs web digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan informasi dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat
pada pengguna yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan
situs, frekwensi kunjungan mereka pada situs, relevansi/keakuratan informasi pada situs,
pola pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.

2.2 Situs
2.2.1 Defenisi Situs

Situs adalah sesuatu yang penting di zaman internet sekarang ini. Begitu
pentingnya sebuah situs sehingga banyak organisasi, bisnis, maupun individu
memilikinya untuk menunjukkan eksistensi mereka di dunia maya. Ada yang sekedar
menjadikan situs sebagai jurnal atau diary, ajang promosi, penyampaian opini, dan ada
juga yang memanfaatkannya sebagai media komunikasi lingkungan pertemanan.
Website atau World Wide Web adalah salah satu sumber daya internet yang paling
cepat berkembang dan populer. Informasi web didistribusikan melalui pendekatan
hypertext, yang memungkinkan suatu teks pendekatan menjadi acuan untuk membuka
dokumen yang lain. Dengan adanya hypertext ini seseorang dapat memperoleh informasi
dengan meloncat dari suatu dokumen ke dokumen yang lain (Kadir : 2003, 4). Pendapat
tersebut di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Rasiman (2005 : 9), bahwa
dengan fasilitas www ini, host internet dapat dikunjungi dan menyajikan informasi dalam
berbagai bentuk seperti teks, gambar, bunyi, musik animasi, dan video, yang penyajian
informasinya menggunakan bahasa HTML (Hypertext Markup Language). Dan dapat

24

Universitas Sumatera Utara


diakses dengan menggunakan http (hypertext transmission protocol atau hypertext
transfer protocol).
Menurut Tharom (2002 : 63), web adalah arsitektur kerja dalam mengakses
dokumen-dokumen yang tersebar pada ribuan mesin di internet.
Situs Web sering pula disingkat dengan situs saja; web site; website; site; web,
adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah
domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di
Internet (Wikipedia : 2010)
Pengertian lain tentang situs, Sutedjo (2003 : 170), menyatakan bahwa:
Layanan web (WWW) adalah merupakan aplikasi internet yang paling diminati,
karena tampilannya yang multimedia seperti suara, gambar, video, dan animasi
sehingga aplikasi ini menjadi semacam sarana pengetahuan yang interaktif. Yang
memang dirancang terdiri dari ribuan halaman atau dokumen yang saling
terhubung yang dapat ditampilkan di monitor.

Sedangkan menurut Graiftan (2010), bahwa:

World Wide Web sering disingkat sebagai WWW atau web saja, yakni sebuah
sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain
dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat lunak
yang disebut browser. Informasi di web pada umumnya di tulis dalam format
HTML. Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF,
JPEG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya
(seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World). WWW dijalankan
dalam server yang disebut HTTP.

Dari uraian di atas jelas bahwa situs web merupakan salah satu aplikasi internet
yang terdiri dari ribuan halaman atau dokumen yang saling terhubung dengan bentuk
tampilan multimedia seperti gambar, animasi, teks, suara, dan lain sebagainya, yang
dapat diakses dengan browser.
Walaupun website sudah secara umum dipakai, namun Associated Press
Stylebook, Reuters, Microsoft, Academia, dan kamus-kamus, penulisan yang mereka
gunakan adalah dengan menggunakan dua kata, yaitu web site. Hal ini karena Web
bukanlah terminologi umum, namun merupakan singkatan dari World Wide Web
(Wikipedia : 2010)

25

Universitas Sumatera Utara


2.2.2 Unsur-Unsur Situs
Untuk membangun situs diperlukan beberapa unsur agar situs dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Saputro (2007) unsur-unsur
yang harus ada dalam situs antara lain:
1. Domain Name
Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat permanen situs di
dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs. Istilah yang
umum digunakan adalah URL. Contoh: http://www.adidas.com atau dapat juga
tanpa www--
Nama domain ada bermacam-macam. Berikut beberapa nama domain yang sering
digunakan dan tersedia di internet:
Generic Domains (gTLDs)
Merupakan domain name yang berakhiran dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil atau
.Gov. Jenis domain ini sering juga disebut top level domain dan domain ini tidak
berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun dapat mendaftar.
.com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan
"commercial".
.edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan
(education)
.gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government)
.mil : merupakan domain untuk kebutuhan angkatan bersenjata (military)
.org : domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization).
Country-Specific Domains (ccTLDs)
Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga disebut
second level domain, seperti .id (Indonesia), .au (Australia), .jp (Jepang) dan lain
lain. Domain ini dioperasikan dan didaftarkan pada masing-masing negara. Di
Indonesia, domain-domain ini berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id, dan
pada akhir-akhir ini ditambah dengan war.net.id, .mil.id, dan web.id.
Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut berbeda, tergantung pada
pengguna dan pengunaannya, antara lain:
.co.id : untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah
26

Universitas Sumatera Utara


.ac.id : untuk Lembaga Pendidikan
.go.id : khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia
.mil.id : khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
.or.id : untuk segala macam organisasi yang tidak termasuk dalam kategori
"ac.id", "co.id", "go.id", "mil.id" dan lain-lain.
.war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia
.sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan seperti SD, SMP dan atau SMU
.web.id : ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang
melakukan kegiatannya di World Wide Web.
Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga
tidak ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman
situsnya. Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam
jangka tertentu (tahunan) (Saputro : 2007)
2. Hosting
Hosting merupakan ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan
berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di
situs. Besarnya data yang dapat masuk, tergantung dari besarnya hosting yang
disewa/dipunyai Semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat
dimasukkan dan ditampilkan pada situs. Besarnya hosting ditentukan ruangan
harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte).
Hosting juga dapat diperoleh dengan menyewa. Lama penyewaan hosting rata-
rata dihitung pertahun. Penyewaan hosting dilakukan melalui perusahaan-
perusahaan penyewa web hosting yang banyak dijumpai di Indonesia maupun di
luar negeri (Pardosi, 2001 : 288)
3. Script/Bahasa Program
Script adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah
dalam situs pada saat diakses. Jenis script sangat menentukan statis, dinamis atau
interaktifnya sebuah situs. Semakin banyak ragam script yang digunakan maka
akan terlihat situs semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Kualitas
situs dapat terlihat dengan tanggapan pengunjung serta frekuensi kunjungan. Jenis
27

Universitas Sumatera Utara


jenis script yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP,
JSP, Java Script, Java applet dan sebagainya. Bahasa dasar yang dipakai setiap
situs adalah HTML sedangkan ASP dan lainnya merupakan bahasa pendukung
yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs. Bahasa program
ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri. Script biasanya digunakan untuk
membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi,
email, mailing list dan sebagainya yang memerlukan update setiap saat (Saputro :
2007).
4. Desain Web
Setelah melakukan penyewaan domain dan hosting serta penguasaan script, unsur
situs yang paling penting dan utama adalah desain. Desain web sangat
menentukan kualitas dan keindahan situs. Desain sangat berpengaruh kepada
penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah situs. Untuk membuat situs
dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa web designer. Kualitas situs sangat
ditentukan oleh kualitas designer. Jasa web designer pada umumnya memerlukan
biaya yang tertinggi dari seluruh biaya pembangunan situs. Namun itu semua
tergantung pada kualitas web designer (Suyanto, 2007 : 3).
5. Program transfer data ke pusat data.
Setelah Website selesai dibuat, maka perlu diletakkan di rumah hosting versi
online agar dapat diakses oleh pengguna di seluruh dunia. Untuk itu pengguna
akan diberikan akses FTP (File Transfer Protocol ) setelah memesan sebuah web
hosting untuk memindahkan file-file website ke pusat data web hosting. Untuk
dapat menggunakan FTP diperlukan sebuah program FTP, misalnya WS FTP,
Smart FTP, Cute FTP, dan lain lain. Program FTP ini banyak ditemui di internet
dengan status penggunaan gratis maupun berbayar (Pardosi, 2001 : 289).
6. Publikasi
Keefektifan suatu situs sangat tergantung dari besarnya jumlah pengunjung dan
komentar yang masuk. Karena itu perlu mengenalkan situs tersebut kepada
masyarakat pengguna, yang dapat dilakukan melalui publikasi atau promosi.
Publikasi situs dapat dilakukan dengan cara seperti menyebarkan pamflet,
selebaran, baliho dan sebagainya. Namun cara yang paling efektif dan efesien
28

Universitas Sumatera Utara


adalah publikasi langsung di internet melalui search engine (Yahoo, Google,
Search Indonesia, dan sebagainya) karena tidak terbatas akan ruang dan waktu.
Publikasi melalui search engine ada yang gratis dan membayar. Yang gratis
biasanya terbatas dan cukup lama untuk dapat masuk dan dikenali oleh search
engine terkenal. Cara publikasi yang efektif adalah dengan membayar, walaupun
harus mengeluarkan dana akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan
dikenal oleh pengunjung (Saputro : 2007).

2.2.3 Fungsi Situs


Agar desain sebuah situs benar-benar sesuai dengan fungsi situs tersebut,
sebaiknya seorang desainer web mengetahui beberapa fungsi situs. Secara umum situs
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi komunikasi
Situs yang memiliki fungsi ini pada umumnya adalah situs web dinamis.
Beberapa fasilitas yang mempunyai fungsi komunikasi, seperti : web mail, form
contact, chating, forum dan lain-lain.
b. Fungsi informasi
Situs yang memiliki fungsi informasi lebih menekankan pada kualitas bagian
kontennya karena tujuan situs adalah menyampaikan isinya. Website yang
memiliki fasilitas yang memberikan fungsi informasi seperti: News, Profile
company, Library, referensi, dan lain-lain.
c. Fungsi Entertainment
Beberapa contoh website dengan fungsi ini misalnya web-web yang menyediakan
Online Game, Music Online, Online Movie, dan lain-lain.
d. Fungsi Transaksi
Sebuah website dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan transaksi bisnis
antara lain: Online order, pembayaran menggunakan kartu kredit dan lain-lain.
(Suyanto, 2007 : 5)

2.2.4 Kategori Situs


Dalam internet terdapat berbagai macam model situs yang gunanya untuk
memudahkan dalam identifikasi situs.
Menurut Jasmadi (2004 : 3), situs dapat dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu:

29

Universitas Sumatera Utara


1. Kategori website berdasarkan bidang operasionalnya.
Website berdasarkan bidang operasionalnya: website bidang pendidikan,
website bisnis, website sosial, website entertainmen, website iklan dan lain-
lain.
2. kategori website berdasarkan bentuknya
Ada beberapa macam bentuk website, seperti :
1. Profile
2. Online
3. Reference/library
4. Utility (dictionary, search engine, dan lain-lain)
5. Portal (multi services)

2.2.5 Kriteria-kriteria Situs yang Baik


Setiap sesuatu yang diciptakan mempunyai kriteria, dalam hal ini juga situs
mempunyai kriteria. Adapun kriteria-kriteria situs yang baik menurut Suyanto (2007 : 61-
69), dapat dilihat dari:
a. Usability
Usability merupakan pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau
situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat.
Untuk mencapai tingkat usability yang ideal, sebuah situs harus memenuhi 5 syarat
berikut:
Mudah untuk dipelajari. Dengan meletakkan isi yang paling penting pada bagian
atas halaman agar pengunjung dapat menemukannya dengan cepat.
Efisien dalam penggunaan. Dengan menyediakan link seperlunya saja agar
pengunjung dapat mencapai informasi yang diperlukan dengan cepat dan mudah.
Mudah untuk diingat. Dengan tidak banyak melakukan perubahan yang mencolok
pada situs, khususnya pada navigasi.
Tingkat kesalahan rendah. Dengan menghindari link yang tidak berfungsi (broken
link) atau halaman masih dalam proses pembuatan (under construction)
Kepuasan pengguna. Hal ini wajib diperhatikan karena berhubungan dengan
kelangsungan situs web. Oleh karena itu sebuah website seharusnya mudah
digunakan oleh user. Dalam artian user harus dapat menemukan apa yang mereka
cari, mendownloadnya dengan cepat, mengetahui kapan mereka selesai, dan dapat
dengan mudah memberitahukan site atau konten yang mereka temukan kepada

30

Universitas Sumatera Utara


user lainnya. Dan ini merupakan promosi bagi situs tersebut. (Suyanto, 2007 : 61-
62)
b. Sistem navigasi (struktur)
Aspek navigasi berkaitan dengan cara atau mekanisme perpindahan dari satu situs ke
situs yang lain (menu system) di dalam sebuah sistem website. Kemudahan
bernavigasi dalam situs web melibatkan sistem navigasi situs web secara keseluruhan
dan desain interface situs web tersebut. Navigasi membantu user menemukan jalan
yang mudah ketika menjelajahi situs web untuk dapat menemukan apa yang mereka
butuhkan dengan cepat. Navigasi dapat ditampilkan dalam berbagai media seperti
teks, image atau animasi.
Syarat navigasi yang baik:
Mudah dipelajari
Konsisten
Memungkinkan feedback
Muncul dalam konteks
Memberikan alternatif lain
Memerlukan perhitungan waktu dan tindakan
Menyediakan pesan visual yang jelas
Menggunakan label yang jelas dan mudah dipahami
Mendukung tujuan dan prilaku user
Beberapa saran untuk membuat navigasi yang baik:
Rencanakan dengan benar.
Kelompokkan link navigasi dan atur seperlunya
Membuat tampilan navigasi yang berbeda dari tampilan lainnya.
Navigasi yang singkat, tepat dan jelas.
Navigasi yang memungkinkan user feedback.
Bila diperlukan buatlah breadcrumb untuk memudahkan pengunjung menjelajahi
situs dengan cepat dan mengetahui lokasi serta kedalaman kunjungan mereka
pada situs.

31

Universitas Sumatera Utara


Tidak ada navigasi yang non fungsional (broken link, baik internal maupun
eksternal) dan navigasi yang belum ada isinya.
Jaga konsistensi. Posisi daerah navigasi harus tetap dan struktur navigasi harus
konsisten dengan struktur isi, yang diurutkan berdasarkan logika pengunjung.
Seperti penempatan yang sama pada setiap halaman, warna yang sama dan mudah
untuk dilihat (Suyanto, 2007 : 62-64).
c. Graphic Design ( Desain Visual)
Desain yang baik sekurang-kurangnya memiliki komposisi warna yang baik dan
konsisten, layout grafik yang konsisten, teks yang mudah dibaca, penggunaan grafik
yang memperkuat isi teks, penggunaan animasi pada tempat yang tepat, isi animasi
yang memperkuat isi teks, dan secara keseluruhan membentuk suatu pola yang
harmonis.
Beberapa saran untuk membuat desain visual yang baik:
Desain visual harus menciptakan kejelasan kegunaan, sesuai dengan tujuan situs,
dan desainnya harus mampu mengomunikasikan, mendukung dan
menyempurnakan situs tersebut secara visual.
Berkesan profesional dan orisinal
Keep it clean and simpel. Jaga agar situs web tetap bersih dan sederhana dengan
menggunakan grafik secukupnya.
Jaga agar grafik berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program
pengolah grafik.
Menggunakan format yang tepat. Seperti format JPEG dan PNG 24 bit digunakan
untuk foto, format GIF dan PNG 8 bit digunakan untuk image berwarna
sederhana (Suyanto, 2007 : 64).
d. Contents
Konten atau isi adalah ruh utama sebuah situs, karena itu haruslah menarik, relevan,
dan sesuai untuk target audien situs yang dituju.
Situs web sebaiknya memiliki arsip dari konten data-data lama. Untuk objektivitas
dan ketepatan informasi yang terdapat pada konten, lebih baik bila konten tersebut
merupakan hasil kompilasi data dan diperkuat dengan pendapat pihak-pihak

32

Universitas Sumatera Utara


berwenang. Miliki data-data atau penjelasan pendukung. Sertakan juga daftar
referensi dari sumber yang berwenang.
Bila konten berbentuk multimedia, usahakan berhubungan dengan isi situs web.
Streaming bersama isi situs web. Sinkronkan antara audio dan visual. Jika perlu
aksesnya dikelompokkan pada halaman tertentu dan diberikan informasi mengenai
besar file dan total waktu pemutarannya.
Beberapa saran untuk membuat konten yang baik:
Mengenali audien. Menulis dengan gaya mereka dan sesuaikan dengan isinya.
Selalu up-to-date.
Menyatakan kebijakan dengan jelas.
Kualitas di atas kuantitas.
Membuat tulisan pada halaman web agar mudah dan cepat dalam proses scanning
(Suyanto, 2007 : 64-66).
e. Compatibility
Situs web harus kompatibel dengan berbagai perangkat tampilannya (browser), harus
memberikan alternatif bagi browser yang tidak dapat melihat situs tersebut.
Beberapa saran untuk meningkatkan kompatibilitas:
Uji di berbagai browser. Dengan pertimbangan bahwa browser yang dipakai user
bisa berbeda, versi berbeda, atau setting berbeda, dan lain-lain.
Pastikan situs web bekerja paling tidak di platform PC.
Bila memungkinkan, tawarkan pilihan tampilan situs, baik halaman web yang
pelan (versi grafis atau animasi) atau cepat (versi HTML).
Bila menggunakan plug in, pastikan pengunjung dapat dengan mudah
mendownloadnya (Suyanto, 2007 : 66).
f. Loading time
Bila sebuah situs web dapat tampil lebih cepat, kemungkinan besar user akan kembali
mengunjungi situs tersebut, apalagi bila ditunjang dengan konten dan tampilan yang
menarik.
Beberapa saran untuk meningkatkan loading time:
Menguji dalam berbagai kecepatan koneksi.

33

Universitas Sumatera Utara


Bila menggunakan grafik, jagalah grafik agar berukuran kecil dan gunakan
fasilitas optimize pada program pengolah grafik.
Melakukan slicing pada image secara efektif.
Menggunakan atribut pada image.
Melakukan manajemen tabel yang baik.
Menggunakan animasi dan suara seefektif mungkin (Suyanto, 2007:66-68).
g. Functionality
Fungsionalitas ini menyangkut beragam fasilitas dan kemudahan yang tersedia di situs
web. Seberapa baik sebuah situs web bekerja dari aspek teknologinya, hal ini bisa
melibatkan programmer dengan scriptnya, misalnya HTML, (DHTML), PHP, ASP,
COLDFUSION, CGI, SSI, dan lain-lain (Suyanto, 2007 : 68).
h. Accesibility
Halaman web harus dapat digunakan oleh setiap orang, tanpa memandang usia dan
keadaan fisiknya.
Hambatan infrastruktur juga harus diperhatikan, seperti akses internet yang lambat,
spesifikasi komputer, penggunaan browser, dan lain-lain, yang dapat mempengaruhi
akses seseorang, termasuk berbagai teknologi baru seperti PDA dan ponsel. Web juga
harus dapat diakses melalui teknologi tersebut (Suyanto, 2007 : 68).
g. Interactivity
Interaktivitas adalah hal-hal yang melibatkan pengguna situs web sebagai user
experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah hyperlinks
(link) dan mekanisme feed back.
Hyperlinks digunakan untuk membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih
lanjut, topik terkait, atau lainnya. Seperti link yang berbunyi More info about this,
glossary, related links. Untuk mekanisme feed back, contohnya seperti kritik,
komentar, pertanyaan, polling/survey. Keuntungan dari adanya mekanisme feedback
adalah user dapat memberitahu pengelola bila ada kesalahan pada situs seperti missing
link, dead link, atau kesalahan lainnya. User juga dapat memberikan kritik/saran demi
kemajuan situs (Suyanto, 2007 : 69).

34

Universitas Sumatera Utara


2.3 Pemanfaatan Situs sebagai Sumber Informasi
Untuk mendefenisikan apa yang dimaksud dengan pemanfaatan situs sebagai
sumber daya informasi, maka terlebih dahulu didefenisikan arti pemanfaatan. Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 711), disebutkan bahwa pemanfaatan
mengandung arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan
tersendiri. Kemudian telah disebutkan sebelumnya bahwa situs merupakan suatu
layanan yang banyak memuat informasi yang dapat membantu pengguna dalam
memenuhi kebutuhan informasi mereka. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan situs sebagai sumber daya informasi berarti suatu proses mempergunakan
situs sebagai sarana untuk mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan
Biasanya informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran dapat di download,
dicetak/hanya dibaca di monitor. Pada dasarnya pengguna dapat secara bebas
memperlakukan informasi yang di dapatnya melalui penelusuran dari internet (Hasugian,
2005 : 14).

2.3.1 Frekuensi Pemanfaatan Situs


Setiap pengguna situs memiliki frekuensi kunjungan dalam memanfaatkan
fasilitas situs yang berbeda. Hal ini tergantung pada kebutuhan mereka akan informasi
dan lainnya, sebab setiap orang memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda pula. Oleh
sebab itu frekuensi pemanfaatan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
bagaimana pengguna situs memanfaatkan fasilitas situs.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:322), frekuensi didefenisikan
sebagai kekerapan. Sedangkan pemanfaatan seperti yang tercantum pada poin 2.3
adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan tersendiri.
Dengan merujuk pada kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi
pemanfaatan adalah proses atau cara yang kerap dilakukan secara teratur untuk
memanfaatkan sesuatu guna kepentingan tersendiri. Kemudian apabila pengertian
tersebut ditempatkan pada ruang lingkup yang lebih spesifik dalam penelitian ini yaitu
situs, maka dapat dinyatakan bahwa frekuensi pemanfaatan situs adalah proses atau cara
yang kerap dilakukan oleh pengguna dalam menggunakan situs untuk mencari informasi
yang dibutuhkan. Adapun frekuensi pemanfaatan situs biasanya dipengaruhi oleh
35

Universitas Sumatera Utara


ketersediaan dan kelengkapan informasi pada sebuah situs, kebutuhan informasi, waktu
dan lain sebagainya.

2.3.2 Tujuan Pemanfaatan Situs


Pada umumnya tujuan pengguna menggunakan sebuah situs dapat beragam, selain
untuk mendukung studi bagi mahasiswa sebagai pemenuhan tugas kuliah, tugas
praktikum dan bahan referensi tergantung ada atau tidaknya kaitan isi situs yang diakses
dengan tugas kuliah, tugas praktikum, dan materi perkuliahan, juga dapat digunakan
untuk tujuan lainnya seperti refreshing, menambah wawasan, penelitian dan sebagainya.

2.4 Kebutuhan Informasi


2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi
Di zaman yang serba dinamis ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu sangat
cepat. Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tanpa informasi kita akan kesulitan menentukan keputusan paling tepat. Rasa keingin
tahuan yang besar melatarbelakangi seseorang untuk selalu berusaha menambah
pengetahuannya, dengan demikian tanpa disengaja seseorang membutuhkan informasi
untuk memenuhi rasa keingintahuan tersebut. Jika rasa keingin tahuan tersebut
merupakan sesuatu yang sangat mendesak, maka sesuatu tersebut akan terus dicari
sampai mendapatkan informasi yang benar-benar sesuai dengan keinginan seseorang.
Karena itu informasi terus diburu sebagai upaya menciptakan solusi.
Menurut Belkin dalam Ishak (2006 : 91), kebutuhan informasi adalah: when a
person recognize something wrong in his or her state of knowledge and wishes to resolve
the anomaly, yang berarti kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari
adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan
berkeinginan mengatasi keinginan tersebut.
Pada Wikipedia (2010) dinyatakan bahwa kebutuhan informasi yaitu
Information need is an individual or groups desire to locate and obstain
information to satisfy a conscious need.The information and need in
information need are inseparable interconnection. Needs and interest call forth
information. The objectives of studyinginformation needs are :
1. The explanation of observed phenomena of information use are expressed
need;
36

Universitas Sumatera Utara


2. The prediction of instances of information uses;
3. The control and thereby improvement of the utilization of information
manipulation of essentials conditions.

Artinya kebutuhan informasi adalah keinginan seseorang atau keinginan


kelompok untuk mendapatkan dan memperoleh informasi di dalam memenuhi kebutuhan
secara sadar atau tidak sadar. Informasi dan kebutuhan pada kalimat kebutuhan
informasi adalah hubungan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan dan
keinginan menimbulkan informasi. Tujuan mempelajari kebutuhan informasi adalah :
1. Menjelaskan tentang gejala yang diamati mengenai kegunaan informasi atau
menjelaskan suatu kebutuhan;
2. Memprediksikan kejadian dari kegunaan informasi;
3. Membatasi dengan memperbaiki peningkatan memanipulasi informasi dari suatu
kondisi yang penting.
Menurut Taylor dalam Putubuku (2008), ada empat lapisan atau tingkatan yang
dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud
secara pasti:
1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika need for information not existing in the
remembered experience of the inquirer atau dengan kata lain ketika kebutuhan
informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum
dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya.
Inilah kebutuhan tersembunyi yang seringkali baru muncul setelah ada
pengalaman tertentu. Misalnya, semua orang sebenarnya membutuhkan petunjuk
jalan ke sebuah tempat (katakanlah ke Paris, kota yang indah itu!) tetapi tak
semua orang menyadari kebutuhan ini sampai pada suatu hari seseorang harus ke
kota itu.
2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan mental-description
of an ill-defined area of indecision atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa
sesungguhnya yang ia butuhkan. Misalnya, ia mulai berpikir, Apakah saya perlu
peta kota Paris?, atau Apakah saya perlu visa untuk ke sana? Biasanya ini
muncul karena orang itu mengalami sebuah peristiwa, yakni ketika ia tiba-tiba
mendapat tugas untuk pergi ke Paris.
3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu
dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru
dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. Misalnya, di saat inilah dia
berkunjung ke perpustakaan dan berbicara kepada seorang pustakawan, Apakah
ada buku tentang Paris di sini?. Perhatikanlah, belum tentu orang ini akan
menyampaikan apa sebenarnya yang menyebabkan dia ingin membaca buku
tentang Paris.
37

Universitas Sumatera Utara


4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan
kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap, kondisi tertentu.
Misalnya, boleh jadi dua orang yang sama-sama membutuhkan informasi tentang
Paris mengemukakan kebutuhannya dengan dua cara berbeda. Yang satu mungkin
langsung berkata, Saya butuh peta Paris (karena tahu bahwa dia perlu bertanya
lebih spesifik), sementara yang lain mungkin berkata, Kamu pernah ke Paris,
kan? (karena dia tahu bahwa yang ditanya memang pernah ke Paris).

Menurut Krikelas dalam Purnomowati (2008), bahwa kebutuhan informasi adalah


pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong
seseorang untuk mencari informasi. Dalam kehidupan yang sempurna, kebutuhan
informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants),
namun umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik
dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi
menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar-
benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi
(information demands).
Selain uraian di atas Belkin dalam Harisanty (2008 : 1), menyatakan perilaku
penemuan informasi dimulai dari adanya kesenjangan antara pengetahuan dan kebutuhan
informasi yang diperlukannya dalam diri pencari informasi. Dan Kuhltau dalam
Harisanty (2008:1), juga memberikan pernyataan dengan munculnya kesenjangan dalam
diri seseorang tersebut akhirnya mendorong orang untuk mencari informasi guna
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Dengan menelaah penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan informasi adalah suatu kebutuhan yang muncul setelah seseorang atau
sekelompok orang merasa ada kekurangan di dalam dirinya, dalam artian kekurangan
akan pengetahuan tentang suatu hal, yang memicu keinginan untuk mencari tahu apa
kekurangan tersebut sehingga menghasilkan informasi yang sesuai dengan yang
diinginkannya.

2.4.2 Jenis-jenis Kebutuhan Informasi


Jenis kebutuhan akan informasi bagi pengguna informasi sangat beragam.
Menurut Yusup (1995:10), bahwa jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu :
38

Universitas Sumatera Utara


1. Informasi lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur
dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahua
manusia pada umumnya.
2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh
berbagai kalangan, baik secara peorangan maupun dalam bermasyarakat,
berorganisasi, dan bergaul sesama anggota masyarakat pada umumnya, terutama
bergaul yang bertujuan mengembangkan diri ke arah yang lebih baik.

Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2003:23) memberi klasifikasi


terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:
1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan
syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi
jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah
yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini
kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.
2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah terdiri dari pengetahuan tentang fakta,
konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah
konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan
tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan
teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan
buku teks.
3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan
memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang
akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi
jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai
informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada
keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada
beberapa jenis antara lain yaitu informasi lisan, informasi terekam, informasi yang
berkaitan dengan masalah (problem information), informasi yang berkaitan dengan
wilayah (domain information), dan informasi sebagai pemecahan masalah (problem-
solving information).

39

Universitas Sumatera Utara


2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Setiap individu merasa membutuhkan informasi karena adanya faktor-faktor
tertentu yang mendorongnya untuk mencari informasi. Seperti yang dikemukakan oleh
Pamen dalam Ishak (2006:93) bahwa faktor yang paling umum mempengaruhi
kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang
diminati, kebiasaan dan lingkungan sekitar
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya seseorang
merasa terdorong untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya karena adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah masalah yang dihadapi di dalam
pekerjaan, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dalam keseharian dan lingkungan
tempat tinggal.

2.4.4 Sumber Informasi


Dalam kehidupan sehari-hari informasi dapat kita temukan di mana saja, baik di
rumah, di tempat ibadah, di sekolah, di perjalanan, di perpustakaan, di internet dan lain
sebagainya. Setiap saat dapat tercipta informasi baru yang merupakan masukan dari
berbagai sumber seperti ide, pengalaman seseorang, opini individu maupun masyarakat,
hasil penelitian dan lain-lain. Dan informasi tersebut memerlukan wadah untuk
penyimpanan.
Menurut Suwanto dalam Harisanty (2009), menyatakan bahwa sumber informasi
merupakan sarana penyimpanan informasi. Pendapat ini didukung oleh Soeatminah
(1992 : 49) bahwa sumber informasi yang beraneka ragam bentuk atau wadahnya, perlu
diatur dan ditata dengan baik agar mudah dan cepat ditemukan sewaktu-waktu
dibutuhkan.
Menurut Setiarso (1997:5-6), sumber-sumber informasi ilmiah dapat dibagi
menjadi:
a. Manusia
Manusia sebagai sumber informasi dapat kita hubungi baik secara lisan maupun
tertulis.Untuk mengetahui alamat dan bidang keahlian mereka dapat digunakan
biografi, buku telepon, ensiklopedia, direktori, apa dan siapa, dan lain-lain.
Kesempatan lain yang lazim digunakan untuk kontak langsung dengan sumber
ini ialah pertemuan dalam bentuk ceramah, panel diskusi, konferensi, lokakarya,
seminar dan lain-lain.
40

Universitas Sumatera Utara


b. Organisasi
Badan atau lembaga penelitian baik pemerintah maupun swasta yang bergerak
dalam bidang sejenis marupakan sumber informasi penting termasuk industri dan
himpunan profesi. Mereka memiliki kemampuan karena mempunyai fasilitas
berupa tenaga peneliti, peralatan atau laboratorium, perpustakaan, dan jasa
informasi yang tersedia.
c. Literatur
Literatur atau publikasi dalam bentuk terbaca maupun mikro merupakan sumber
informasi yang cukup majemuk.
Literatur dapat dikelompokkan menjadi :
Literatur primer adalah bentuk dokumen yang memuat karangan yang
lengkap dan asli. Jenisnya berupa makalah, koleksi karya ilmiah, buku
pedoman, buku teks, publikasi resmi, berkala, dan lain-lain.
Literatur sekunder mengacu ke literatur primer disebut juga sebagai
sarana dalam penemuan informasi pada literature primer. Jenisnya berupa
indeks, bibliografi, abstrak, tinjauan literatur, katalog induk dan lain-lain.

2.4.5 Pengguna Informasi


Setiap orang yang membutuhkan informasi disebut pengguna informasi.
Pengguna informasi dapat juga dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan
informasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungannya dengan
kebutuhan informasi.
Menurut Sulistiyo-Basuki dalam Priyanto (2010) bahwa :
Pengguna adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan
dokumen primer atau menghendaki penelusuran bibliografi. Pada sistem yang
memiliki pangkalan data elektronik, pengguna adalah orang yang menelusur
pangkalan data tersebut. Ada yang menganggap pengguna adalah klien jasa
informasi dan juga produsen informasi. Pandangan lain menganggap pengguna
sebagai bagian integral dari sistem informasi.

Sedangkan Sankarto dan Maman (2008 : 4), menyatakan bahwa:

Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi.


Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa, menyampaikan apa
dan bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia informasi harus bekerja
dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerjasama dengan
sumber informasi lain.

Adapun karakteristik jenis pengguna informasi menurut Djatin (1996 : 8), adalah:
Mahasiswa
Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan
penjelasan mengenai topik-topik tertentu.
41

Universitas Sumatera Utara


Mahasiswa pasca sarjana
Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang
mereka.
Dokter
Tenaga medis yang bekerja di rumah sakit yang memiliki kesibukan dengan
kegiatan dan aktivitas lainnya.
Dosen dan peneliti
Para dosen yang memeerlukan informasi untuk keperluan belajar atau mengajar
sedangkan peneliti memerlukan iformasi untuk mengetahui sejauhmana telaah
orang untk digunakan dalam menentukan langkah yang akan di ambil selanjutnya
Pengamat
Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang.
Bidang-bidang khusus
Orang yang mencari informasi mengenai penelitian di masa lalu dengan motivasi
atau sasaran belajar seumur hidup
Masyarakat umum
Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan
Industri dan pemasarannya
Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pengguna informasi adalah


pihak yang menerima atau menggunakan informasi seperti mahasiswa, mahasiswa pasca
sarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang khusus, masyarakat umum, industri
dan pemasarannya untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

42

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai