PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan atau organisasi perlu merencanakan strategi yang dapat mengoptimalkan
hasil yang ingin dicapai, yang berupa keuntungan maksimal (profit cost) atau biaya minimal.
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki keterbatasan atas sumber dayanya, baik
keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang, tenaga, kerja, maupun
model. Dengan keterbatasan ini, setiap perusahaan melakukan beberapa cara untuk
melakukan optimasi dengan hasil yang dicapai, salah satunya dengan program linear (Linear
Programming).
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Secara umum arti dari pemrograman linier adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat
analisis yang analisis-analisisnya memakai model matematika, dengan tujuan menemukan
beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah kemudian dipilih yang terbaik di antaranya
dalam rangka menyusun strategi dan langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang
alokasi sumber daya dan dana yang terbatas guna mencapai tujuan dan sasaran yang di
inginkan secara optimal.
1. Fungsi Permintaan
2. Fungsi Penawaran
3. Keseimbangan Pasar
Number of Variables : 15
Number of Constraints :9
Number of Objectives :1
Klik OK pada dialog bar tersebut. Number of Variables diisi dengan
jumlah variable yang ada baik untuk Pit A, B, C, D dan E untuk PLTU A,
B dan C. Sedangkan untuk Number of Constraints diisi dengan jumlah
batasan yang ada, berjumlah 9 karena terdiri dari batasan untuk Pit A, B,
C, D dan E lalu untuk PLTU A, B dan C serta untuk jumlah seluruh
kegiatan yang dilakukan.
5. Akan keluar table yang dapat diisi oleh variable-variable sesuai kegiatan
pada soal yang telah ditentukan. Baris/Row diisi sesuai dengan batasan
yang dimiliki. Baris/Row diisi sesuai dengan ada atau tidaknya kegiatan
pada setiap Pit dengan PLTU yang dicerminkan dengan adanya nilai biaya
angkut. Misalnya untuk variable X1 pada Row 1 akan diisi nilai 1 karena
batubara Pit A yang akan diangkut ke PLTU A (PA) memiliki biaya angkut
sebesar US$ 1 per ton, sehingga hal tersebut menyatakan bahwa terjadi
kegiatan pada Pit A ke PA. Berikut penjelasan untuk setiap baris:
Untuk nilai RHS diisi sesuai dengan kapasitas pada setiap Pit atau
PLTU. Nilai maksimum kapasitas ini sudah ada pada soal yang
diberikan. Contohnya untuk nilai RHS maksimum pada Row 1 adalah
300.000 ton dimana nilai tersebut merupakan nilai maksimum
kapasitas produksi dari Pit A. Lalu tanda yang digunakan adalah <=
agar nilai tidak lebih dari kapasitas maksimal produksi batubara pada
pit tersebut. Dan untuk Row 9 diisi dengan nilai target produksi
tambang batubara tersebut sebesar 2.100.000 ton. Namun untuk Row 9
menggunakan sama dengan = karena merupakan target produksi
yang harus dicapai sesuai dengan kapasitas dari tambang batubara.
Sehingga sesuai dengan kapasitas maksimum produksi.
Dan untuk Lower Bound diisi dengan nilai 0 karena untuk mengetahui
ada atau tidaknya kegiatan dari masing-masing constraints. Dan untuk
Upper Bound diisi dengan nilai kapasitas maksimum dari setiap PLTU
per tahunnya.
6. Setelah mengklik Solve pada menu bar yang tersedia. Maka akan
dihasilkan tabel seperti pada gambar dibawah. Tabel tersebut merupakan
hasil dari perhitungan variables berdasarkan batasan-batasan yang telah
ditentukan.
PLTU A PLTU B PLTU C
PIT A 0 0 300000 300000
PIT B 0 600000 0 600000
PIT C 0 200000 400000 600000
PIT D 400000 0 0 400000
PIT E 200000 0 0 200000
600000 800000 700000 2100000
Hasil yang didapat dari analisa data dengan menggunakan LiPS dapat diketahui
pola distribusi atau angkutan tambang yang optimal dari pit ke PLTU untuk
mencapai target produksi adalah sebagai berikut:
1. Untuk Pit A, kapasitas yang optimal yaitu 300.000 ton dengan pola
distribusi/angkutan batubara ke PLTU cukup pada PLTU C saja.
2. Untuk Pit B kapasitas yang optimal yaitu 600.000 ton. Dengan pola
distribusi/angkutan batubara hanya pada PLTU B saja sebesar 600.000 ton.
3. Untuk Pit C kapasitas optimal yaitu 600.000 ton, dengan distribusi batubara
untuk PLTU B sebesar 200.000 dan C sebesar 400.000.
4. Untuk Pit D Kapasitas optimal yaitu 400.000 ton, dengan pola distribusi
batubara hanya untuk PLTU A.
5. Untuk Pit E kapasitas optimal yaitu 200.000 ton, dikurang sebesar 100.000
ton dari kapasitas produksi sebelumnya yang sebesar 200.000 ton. Nilai
kapasitas pendistribusian batubara hanya untuk PLTU A.
6. Kapasitas PLTU mengalami perubahan yaitu pada kapasitas PLTU C, dimana
untuk nilai kapasitas dikurangi 200.000 ton dari kapasitas sebelumnya dan
hanya menjadi 700.000 ton.
7. Sedangkan untuk mencapai target produksi yang optimal, maka Pit C cukup
memproduksi 600000 batubara pertahun, dan untuk PLTU C cukup
didistribusikan dengan kapasitas 600.000 ton pertahun.
8. Namun nilai 0 pada kolom Value untuk beberapa variable didapatkan dari
hasil perhitungan program linear yang memiliki arti bahwa pada variable
tersebut tidak dilakukan aktivitas untuk mencapai suatu pola distribusi yang
optimal sehingga dapat sesuai dengan nilai target produksi.
BND.X1 0 600000 0
BND.X2 0 800000 0
BND.X4 0 600000 0
BND.X6 0 900000 0
BND.X7 0 600000 0
BND.X11 0 800000 0
BND.X12 0 900000 0
BND.X14 0 800000 0
BND.X15 0 900000 0
Dalam perhitungan ini dimana Pit C dan PLTU C mengalami pengurangan nilai kapasitasnya dapat
dikarenakan adanya faktor dari biaya angkut. Hal tersebut diakibatkan oleh harga dan kapasitas yang
tidak sesuai sehingga tidak mencapai target produksi yang optimal. Dimana biaya angkut
mempengaruhi keadaan produksi yang optimum karena akan berpengaruh pada pemaksimalan
keuntungan dan dapat meminimalkan cost yang akan dikeluarkan. Oleh karena itu, nilai biaya angkut
dari Pit ke PLTU harus sesuai dengan tujuan. Dilakukan perhitungan ini yaitu untuk mendapatkan
profit cost atau meminimalkan biaya yang dikeluarkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program linear adalah suatu cara matematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya yang terbatas untuk mencapai
keoptimuman (profit cost), yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang
bergabung pada sejumlah variabel input. Program linier bisa di selesaikan menggunakan
metode tabel ataupun grafik untuk menentukan persoalan maksimum keuntungan maupun
minimum pembiayaan. Dan dalam simulasi PLTU yang telah dilakukan dalam aplikasi
progrqam linear maka dalam kegiatan tersebut ada aktivitas yang tidak berjalan dengan sesuai
rencana, karena biayanya tidak sama dengan target produksi.
Levin, Richard I., David S. Rubin, Joel P. Stinson, dan Everette S. Gardner, Jr. (1992).
Quantitative Approaches to Management, eighth edition, New York, McGraw-Hill.
Taha, Hamdy A. (1997). Operations Research, an Introduction, sixth edition, Upper Saddle
River, New Jersey, Prentice Hall, Inc.
Disusun Oleh:
2017