Anda di halaman 1dari 9

Sumber: http://assetmanagement.wordpress.

com/2007/06/14/proses-dari-aset-
manajemen/

Paper Pengertian Manajemen Aset

ABSTRAK

Dalam paper ini akan dibahas mengenai pengertian dan proses manajemen aset
yang disajkan sesuai dengan jurnal-jurnal dan pendapat para ahli dibidang
manajemen. Maka hipotesis atau rumusan masalah pada paper ini adalah Apa
yang dimaksud dengan manajemen aset? Apa input dan Output manajemen
aset?

Dari hasil peninjauan beberapa pendapat para ahli penulis dapat menyimpulkan
bahwa manajemen aset merupakan suatu proses perencanaan, pengadaan,
pengelolaan dan perawatan, hingga penghapusan suatu sumber daya yang
dimiliki individu atau organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan individu atau organisasi tersebut.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa manajemen aset mengolah suatu


sumber daya sejak perencanaan , pengadaan, pengelolaan dan perawatan
hingga penghapusan secara efectif dan efisien. Dalam hal ini manajemen aset
membantu memudahkan pemilik aset atau sumber daya dalam pengelolaan
asetnya agar tidak ada aset yang terbengkalai atau tidak terkelola dengan baik.

BAB I

PENDAHULUAN

Terkait dengan perkembangan yang terjadi pada istilah manajemen, dikenal juga
istilah management asset yang nantinya digunakan untuk mengelola aset-aset
yang dimiliki oleh negara.

Manajemen aset itu sendiri adalah suatu kondisi yang manggambarkan tetang
suatu pengelolaan aset yang baik dalam jangka waktu tertentu dengan maksud
untuk memberikan keyakinan mengenai nilai dari suatu asset dalam satuan
mata uang dan juga untuk mengatur mengenai jumlah minimum pengeluaran
(lebih dikenal dengan istilah efisien). Sedangkan asset itu sendiri adalah segala
sesuatu yang dimiliki oleh sebuah entitas baik itu swasta atau pemerintah pusat
dan mampu meningkatkan nilai.

Karena asset itu sendiri mengandung nilai dan berarti bagi entitas tersebut,
maka asset harus dikelola dengan baik, khususny aset-aset pemerintah agar
aset-aset tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab karena pada dasarnya aset milik pemerintah tersebut
bertujuan untuk memakmurkan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Manajemen, Aset, dan Manajemen Aset

Menurut Daft yang diterjemahkan oleh Tarnujaya & Shirly (2006), Manajemen
(management) adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif
dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya organisasi.

Dalam manajemen mencakup istilah proses, efektif, dan efisien, sesuai dengan
pendapat Robbins & David (2004) The term management refers to the process
of getting things done, effectively and efficiently, through and with other
people. Istilah proses dalam manajemen yang di maksud Robbins & David disini
adalah langkah-langakah dan kegiatan utama yang dilakukan oleh seorang
manajer.

Selanjutnya istilah efisien dalam manajemen disini adalah melakukan pekerjaan


dengan benar dan mencapai tujuan organisasi. Sedangkan istilah efisien dalam
manajemen melakukan tugas dengan benar yang mana mengacu pada
hubungan antara input dan output.

Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard


Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut: Assets are service potential or
future economic benefits controlled by the reporting entity as a result of past
transaction or other past events.

Menurut Siregar (2004) Pengertian aset secara umum adalah barang (thing)
atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic
value), nilai komersil (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang
dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu. Ada dua jenis aset yaitu aset
berwujud (tangible) dan aset tidak berwujud (intangible).

Hariyono (2007) dalam Modul Diklat Teknis Manajemen Aset Daerah berpendapat
bahwa Aset (Asset) dalam pengertian hukum disebut benda yang terdiri dari
benda bergerak dan tidak bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang
tidak berwujud (intangible) yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta
kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha atau individu.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, tentang Standar Akuntansi


Pemerintah menyatakan bahwa: Aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dengan satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Menurut Danylo dan A. Lemer (dalam Hariyono:2007), Asset Mangement is a


methodology to efficiently and equitably allocate resources amongst valid
andcompeting goals and objectives.

Menurut Kaganova dan McKellar (dalam Hariyono:2007), mendefinisikan


manajemen aset sebagai the process of decisionmaking and implementation
relating to the acquisition, use, and disposal of realproperty.

Menurut British Standard Institution Publicly Available Specifications (BSI PAS)


55:2008, manajemen aset adalah Systematic and coordinated activities and
practices through which an organization optimally and sustainably manages its
assets and asset systems, their associated performance, risks and expenditures
over their life cycles for the purpose of achieving its organizational strategic
plan.

Definisi manajemen aset menurut Siregar (2004) Manajemen Aset merupakan


salah satu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya berkembang dan
populer di lingkungan pemerintahan maupun di satuan kerja atau instansi.

Sehingga dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen


aset merupakan suatu proses perencanaan, pengadaan, pengelolaan dan
perawatan, hingga penghapusan suatu sumber daya yang dimiliki individu atau
organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan individu atau
organisasi tersebut.

2. Daur Hidup Aset

a. Planning

Perencanaan yang merupakan fase pertama dalam siklus hidup aset menjadi
dasar bagi manajemen yang efektif atas bisnis yang ditekuni oleh suatu entitas.
Perencanaan dalam manajemen aset bertujuan untuk membuat kesesuaian
antara kebutuhan aset dari suatu entitas dengan strategi penyediaan pelayanan
entitas yang akan menghasilkan aset dengan kapasitas dan kinerja yang
diperlukan. Perencanaan aset meliputi konfirmasi tentang pelayanan yang
dibutuhkan oleh pelanggan dan memastikan bahwa aset yang diajukan
merupakan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perencanaan aset juga memberi arah pada tindakan-tindakan khusus seperti
membeli aset baru yang diperlukan, menjual aset yang berlebih, dan
mengoperasikan dan memelihara aset secara efektif.

b. Acquisition

Merupakan pengadaan atau peningkatan dari aset dimana pembiayaan dapat


menjadi alasan yang diharapkan untuk menyediakan keuntungan diluar tahun
pembiayaan. Sebuah pendekatan management yang berharga dapat diadopsi
untuk menghasilkan solusi yang paling ekonmis dan kreatif.
c. Operation and maintenance

Mempunyai fungsi yang berhubungan dengan kerja dan pengendalian aset dari
hari ke hari dan biaya yang berhunbungan dengannya yang merupakan
komponen penting dalam aset yang dinamis atau berumur pendek,mengevaluasi
dan mengoptimalkan fungsi aset dengan melakukan inventarisasi, legal audit,
penilaian, optimalisasi pemanfaatan, dan pengendalian.

d. Disposial

Adalah pilihan ketika sebuah aset tidak diperlukan lagi, menjadi tidak ekonomis
untuk di rawat atau direhabilitasi. Ini menyediakan kesempatan untuk mereview
konfigurasi, tipe dan lokasi dari aset dan proses layanan yang dihasilkan yang
relevan dengan aktivitas.

3. Alur dan Proses Manajemen Aset

Untuk dapat melakukan pengelolaan sebuah aset dengan baik, dibutuhkanlah


suatu sistem informasi manajemen aset yang mengatur bagaimana proses
pengelolaan suatu aset dapat terjadi sehingga keberadaan sebuah aset pada
suatu entitas baik swasta maupun pemerintah dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam mengelola sebuah aset khususnya aset-aset milik pemerintah yang


keberadaannya menyebar di lingkungan kementerian dan lembaga, dari mulai
pengadaan, khususnya untuk aset-aset yang diperoleh sudah sejak lama, yang
sebelumnya belum dilakukan pencatatan (hanya diadakan kemudian digunakan
tanpa dilakukan pencatatan harga perolehannya), yang pertama kali dilakukan
oleh entitas pemilik aset tersebut adalah melakukan inventarisasi terhadap aset-
aset yang dimiliki dengan cara mengumpulkan aset-aset sejenis sembari
melakukan identifikasi terhadap aset-aset tersebut.

Untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pelaporan aset yang ada, baik
secara fisik maupun administrasi, tidak cukup hanya dilakukan oleh si pemilik
barang saja, tapi pengelola aset yang berada di bawah Kementerian Keuangan
juga melakukan pengecekan kembali terhadap hasil inventarisasi yang dilakukan
oleh satker-satker di bawah kementerian dan lembaga tersebut. Proses ini
termasuk ke dalam bagian legal audit dan estimasi potensi, dimana pengelola
aset melakukan cek fisik kembali atas catatan yang diberikan oleh satker-satker
yang bersangkutan guna memastikan bahwa hasil catatan tersebut benar-benar
sesuai dengan keadaan fisik yang ada (benar-benar ada) sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara jelas dan terbuka.

Estimasi potensi juga dilakukan oleh pengelola aset guna melihat dan kemudian
memperkirakan tentang kemungkinan penggunaan aset-aset tersebut untuk
masa-masa yang akan datang (berapa lama lagi aset tersebut dapat digunakan
atau memutuskan bahwa aset tersebut tidak dapat digunakan kembali karena
kondisinya yang sudah tidak layak lagi). Proses selanjutnya pada alur
manajemen aset adalah studi kelayakan dan penilaian. Pada proses ini aset-aset
yang sudah diinventarisasi dan diestimasi potensinya dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori yaitu baik, rusak ringan dan rusak berat.

Kondisi-kondisi ini dapat membantu pengguna barang untuk melihat aset-aset


apa saja yang masih bisa mereka gunakan atau yang sudah tidak layak lagi
mereka gunakan karena kondisinya yang memang sudah hancur (rusak berat).
Setelah dibuat studi kelayakan, dilakukanlah sebuah proses yang bertujuan
untuk menentukan nilai dari aset-aset yang pengadaannya sudah puluhan tahun
dan nilai perolehannya tidah lagi ada. Penilaian ini dilakukan untuk menyajikan
aset-aset tersebut ke dalam bentuk angka pada laporan keuangan yang
diharapkan benar-benar mencerminkan kondisi yang terjadi pada saat ini karen
dalam proses penilaian, aset-aset dicatat pada nilai wajarnya. Proses terakhir
dalam manajemen aset yaitu melakukan optimalisasi pemanfaatan terhadap
aset-aset yang ada dengan berbasis profit centra (aset yang ada dengan kondisi
apapun dapat menghasilkan pendapatan bagi negara).

Proses pemanfaatan ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu melakukan


pengahapusan untuk aset-aset yang berada dalam kategori rusak berat. Aset-
aset tersebut sebaiknya dihapuskan untuk membebaskan tanggung jawab si
pengguna barang terhadap aset tersebut baik secara fisik maupun administrasi.

Segera setelah dihapuskan aset tersebut dapat dipindahtangankan dan masih


memungkinkan untuk menambah penerimaan bagi negara, contognya dengan
cara menjualnya. Untuk aset-aset yang masih berada dalam kondisi rusak ringan
maupun baik yang sekiranya masih dapat digunakan namun tidak dalam
kegiatan operasional satker (tidak lagi digunakan untuk mendukung tupoksi dari
satker yang bersangkutan), satker yang bersangkutan masih dapat
mengoptimalisasi pemanfaatan aset-aset tersebut sehingga aset tersebut tidak
dibiarkan menganggur dan masih dapat menambah penerimaan kas negara
yang cukup besar, contohnya dengan cara menyewakan aset tersebut ataupun
meminjamkan aset tersebut ke satker lain yang membutuhkan.

BAB III

SIMPULAN

1. Aset merupakan suatu barang (thing) atau sesuatu (anything) yang


memiliki nilai ekonomis, nilai tukar dan nilai komersil yang dimiliki seseorang
atau sekelompok orang yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
seseorang terebut.

2. Manajemen aset merupakan suatu proses perencanaan, pengadaan,


pengelolaan dan perawatan, hingga penghapusan suatu sumber daya yang
dimiliki individu atau organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan individu atau organisasi tersebut.
3. Manajemen aset mengolah suatu aset atau sumber daya mulai dari
perencanaan, pengadaan, pengoperasian dan perawatan hingga penghapusan
aset tersebut.
Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan suatu proses kerja manajemen aset dalalm rangka
penggunaan dan pemanfaatan aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan aset
tersebut. Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan suatu
aset, harus dicari faktor penyebab ketidakoptimalan penggunaan dan
pemanfaatan aset tersebut. Fakto-faktor penyebab ini dapat meliputi berbagai
aspek diantaranya legal, fisik, nilai ekonomi dan faktor lainnya. Optimalisasi aset
ini diharapkan dalam waktu singkat akan menghasilkan penggunaan dan
pemanfaatan aset yang efektif dan efisien.

1.1.Pengertian Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang


bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal,
dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut, Sutrisno (2004). Pada tahap ini aset-
aset yang dimiliki negara diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan potensi
dari aset tersebut. Sedangkan menurut Nugent (2010) optimizing the utilization
of asset is terms of service benefit and financial returns. Optimalisasi
pemanfaatan aset adalah hubungan antara kegunaan layanan dan imbalan
keuntungan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa optimalisasi
aset merupakan pengoptimalan pemanfaatan dari sebuah aset dimana dapat
menghasilkan manfaat yang lebih atau juga mendatangkan pendapatan.

Analisis optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset digunakan untuk


mengidentifikasi dan memilah aset yang masuk ke dalam aset opersasional atau
aset non operasional (Siregar, 2004). Untuk aset operasional, dilakukan kajian
yang lebih mendalam untuk mengetahui apakah aset operasional tersebut sudah
optimal atau belum penggunaan dan pemanfaatannya. Sedangkan untuk analisis
terhadap aset non operasional yang dilakukan terhadap kondisi eksisting suatu
aset. Untuk mengetahui pemanfaatannya sudah optimal, dilihat dari penggunaan
aset dari aspek ekonomis. Sebagaimana disebutkan oleh Siregar (2004) bahwa
untuk mengoptimalkan suatu aset harus dibuat sebuah formulasi strategi untuk
meminimalisasi dan menghilangkan ancaman dari faktor lingkungan dan untuk
aset yang tidak dapat dioptimalkan harus dicari penyebabnya.

Menurut Siregar (2004) bahwa optimalisasi pengelolaan aset itu harus


memaksimalkan ketersediaan aset (maximize asset availability),
memaksimalkan penggunaan aset (maximize asset utilization), dan
meminimalkan biaya kepemilikan (minimize cost of ownership). Untuk
mengoptimakan suatu aset dapat dilakukan melalui Highest and Best Use
Analysis, Siregar (2004). Hal ini dapat dilakukan dengan meminimalisasi atau
menghilangkan hambatan atau ancaman atas pengelolaan aset-aset tersebut.
Sehingga optimalisasi dari suatu aset yang berstatus idle capacity bisa
dilakukan.

1.2.Tujuan Optimalisasi Aset


Siregar (2004:776), menyebutkan bahwa tujuan optimalisasi aset secara umum
adalah sebagaimana gambar berikut:

Sumber: Siregar (2004:776)

Gambar 1

Tujuan Optimalisasi Aset

Gambar diatas merupakan gambaran dari tujuan optimalisasi aset. Berikut ini
penjelasan mengenai gambar diatas:

1. Mengidentifikasi dan menginventarisasi semua aset. Kegiatan ini meliputi


bentuk, ukuran, fisik, legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas masing-masing
aset tersebut yang mencerminkan manfaat ekonominya.

2. Pemanfaatan aset. Pada tahap ini pengelola aset harus mengetahaui


apakah aset telah sesuai dengan peruntukannya atau tidak.

3. Terciptanya suatu sistem informasi dan administrasi sehingga tercapainya


efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan aset.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa optimalisasi aset bertujuan untuk


mengidentifikasi aset, untuk mengetahui aset yang perlu dioptimalkan dan
bagaimana cara mengoptimalkan aset tersebut. Pada akhirnya diperoleh
rekomendasi yang berupa sasaran, strategi, dan program untuk mengoptimakan
aset yang diteliti.

1.3. Prosedur Optimalisasi Aset

Menurut Djumara (2007:23) secara umum ada beberapa langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan optimalisasi aset diantaranya sebagai berikut:

1. Identifikasi aset, inventarisasi fisik dan legal

Melakukan pendataan terhadap temuan aset yang dimiliki yang mencakup


ukuran, fisik, legal status, dan kondisi aset. Kemudian melakukan identifikasi
kelengkapan dokumen-dokumen legalnya atas aset bermasalah yang pada
akhirnya dapat memberikan legal opinion.

2. Penilaian aset tetap

Melakukan kegiatan penilaian untuk mengetahui nilai pasar (market value) atas
objek properti dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan metode
penilaian yang lazim digunakan, yaitu:

a. Pendekatan data pasar (market data approach) dengan metode


perbandingan langsung (direct comparison)

b. Pendekatan biaya (cost approach) dengan metode biaya pengganti baru


yang disusutkan (depreciated replacement cost)
c. Pendekatan pendapatan (income approach) dengan metode arus kas
terdiskonto (discounted cash flow)

d. Pendekatan pengembangan tanah (land development approach) dengan


land residual method.

3. Analisis optimalisasi pemanfaatan fixed assets.

Analisis optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset digunakan untuk


mengidentifikasi dan memilah aset yang masuk ke dalam aset opersasional atau
aset non operasional (Siregar, 2004). Untuk aset operasional, dilakukan kajian
yang lebih mendalam untuk mengetahui apakah aset operasional tersebut sudah
optimal atau belum penggunaan dan pemanfaatannya. Sedangkan untuk analisis
terhadap aset non operasional yang dilakukan terhadap kondisi eksisting suatu
aset. Untuk mengetahui pemanfaatannya sudah optimal, dilihat dari penggunaan
aset dari aspek ekonomis. Sebagaimana disebutkan oleh Siregar (2004) bahwa
untuk mengoptimalkan suatu aset harus dibuat sebuah formulasi strategi untuk
meminimalisasi dan menghilangkan ancaman dari faktor lingkungan dan untuk
aset yang tidak dapat dioptimalkan harus dicari penyebabnya.

4. Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA)

Sistem Informasi Msnajemen Aset (SIMA) merupakan suatu sistem informasi


penggunaan dan pengelolaan aset. Objek pengembangan sistem informasi
manajemen aset (SIMA) sebagai alat untuk optimalisasi dan efisiensi pengelolaan
aset.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada lima tahapan yang harus
dilakukan dalam melakukan optimalisasi aset. Langkah-langkah tersebut meliputi
identifikasi aset, inventarisasi fisik dan legal, penilaian aset tetap, analisis
optimalisasi pemanfaatan aset, dan Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA).
Berikut ini alur prosedur optimalisasi aset.

Sumber: Djumara (2007)

Gambar 2

Diagram Prosedur Optimalisasi Aset

Anda mungkin juga menyukai