OLEH :
NAMA : NADYA AWALIAH
NIM : 155040201111216
KELAS :K
KELOMPOK : K2
ASISTEN : AZIZIAH SALOKA
2017
I. PENDAHULUAN
1. Seed coat, It is the outer brownish layer of the grain. In this, seed and fruit
wall are fused together.
2. Endosperm, It comprises the major part of grain and is filled with reserve
food. It is composed of two regions:
a) Outer single layered aleurone layer mainly made up of aleurone
proteins.
b) Inner starchy endosperm. It is separated from embryo by a layer
called epithelium.
3. Embryo, It contains a single lateral cotyledon called scutellum and embryo
axis with plumule and radicle are at its two ends. Root cap protects the tip
of radicle. Radicle is surrounded by a protective sheath called coleorhiza.
Plumule is also protected by a covered sheath known as coleoptile.
Struktur Monocot, butiran endospermik (butiran jagung): Ini adalah salah
satu buah unggulan yang disebut caryopsis atau butiran karena pericarp (dinding
buah) disatukan dengan testa (kulit luar). Setiap butir terdiri dari bagian-bagian
berikut:
1. Lapisan biji, Ini adalah lapisan kecoklatan luar dari gandum. Dalam hal ini,
benih dan dinding buah disatukan.
2. Endosperma, terdiri dari bagian utama dari gandum dan diisi dengan
makanan cadangan. Terdiri dari dua wilayah:
a) lapisan aleuron berlapis tunggal luar terutama terdiri dari protein
aleuron.
b) endosperma tepung dalam. Ini terpisah dari embrio dengan lapisan
yang disebut epitel.
3. Embrio, Ini berisi kotiledon lateral tunggal yang disebut skutela dan sumbu
embrio dengan plumulus dan radikel berada di dua ujungnya. Topi akar
melindungi ujung radicle. Radicle dikelilingi oleh selubung pelindung yang
disebut coleorhiza. Plumule juga dilindungi oleh selubung tertutup yang
dikenal sebagai coleoptile.
Menurut Kamil (1979) perbedaan morfologi dari benih monokotil dengan benih
dikotil adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Perbedaan morfologi benih monokotil dan dikotil
Monokotil Dikotil
Embrio terdiri dari kotiledon Embrio terdiri atas kotiledon, plumula,
epikotil, dan radikal.
Endosperm merupakan bagian yang besar Endosperm merupakan bagian yang
terkecil
Cadangan makanan yang terdapat pada
Cadangan makanan pada endosperm
kotiledon sudah dapat dicerna dan diserap
belum dicerna sebelum biji masak
embrio sebelum biji masak.
Menurut Salisbury dan Ross (1995) perbedaan dari morfologi biji dikotil dan
monokotil dapat dicermati pada tabel berikut:
Tabel 2. Perbedaan biji dikotil dan monokotil
Pembeda Dikotil Monokotil
Jumlah keping Dua atau lebih Satu
(kotiledon)
Endosperma Tidak ada Ada
Embrio Tidak dilindungi Dilindungi seludang
Radikula dan Plumula Tidak dilindungi Radikula dilindungi
koleoriza, dan plumula
dilindungi koleoptil
Endosperma adalah cadangan makanan yang dimiliki oleh biji. Baik dikotil dan
monokotil awalnya sama-sama memiliki endosperma namun ketika biji dikotil telah masak,
endosperma tersebut biasanya telah hilang. Endosperma pada dikotil hilang karena semua
cadangan makanan di dalamnya telah diserap semuanya hingga masuk ke kotiledon. Namun
pada monokotil, cadangan makanan tetap terdapat pada endosperma, dan kotiledon berperan
sebagai penghubung antara embrio dengan cadangan makanan dalam endosperma.
Embrio monokotil dilindungi dua jaringan yaitu seludang yang melingkupi seluruh
bagian embrio dan kulit biji , sedangkan embrio dikotil hanya dilindungi kulit biji saja. Oleh
karena itu, embrio monokotil akan sulit dilihat dari luar karena ditutupi beberapa selaput,
sedangkan embrio dikotil dapat dilihat dengan mudah setelah mengelupas kulit biji atau
membuka bagian kotiledonnya. Biji-biji yang tidak mengandung endosperma atau hanya
mengandung sedikit endosperma disebut biji exalbuminous, sedangkan biji yang
mengandung banyak endosperma disebut biji albuminous.
Ketika berkecambah, monokotil akan akan menghasilkan daun tunggal sedangkan
dikotil akan menghasilkan daun ganda. Daun pertama yang dihasilkan monokotil biasanya
memiliki bentuk yang hampir sama dengan daun kedua dan berikutnya. Sedangkan pada
dikotil, daun pertama biasanya memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan daun kedua dan
berikutnya (Salisbury dan Ross, 1995).
III. METODOLOGI
3.1.2 Bahan
Adapun di bawah ini bahan-bahan yang diperlukan dalam melaksanakan
praktikum teknologi produksi benih analisis morfologi dan anatomi benih, yaitu:
1. Benih Kacang Tanag : Benih yang diamati
2. Benih Jagung : Benih yang diamati
3. Air : Untuk merendam benih
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Perendaman dan Pemeraman
Siapkan alat dan bahan
Tiriskan dan peram jagung dengan memasukkannya ke dalam gelas aqua kosong
yang ditutupi oleh tissue yang sudah dibasahi selama 16 jam
Gambar tangan
Dokumentasikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Dokumentasi Dokumentasi
No. Benih Gambar Tangan
Praktikum Literatur
1. Monokotil Utuh
Melintang
Membujur
Melintang
Membujur
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum, terlihat bahwa terdapat perbedaan struktur benih antara benih
monokotil dengan benih dikotil. Sampel benih monokotil pada praktikum kali ini adalah
benih jagung, dimana terlihat morfologi jagung yang memiliki bentuk hilum yang lonjong
dan berlokasi di bagian pangkal biji dan posisinya menonjol. Selain itu terlihat perbedaan
warna yang membedakan antara embrio, endosperm, dan epicarp benih jagung, ketika benih
jagung dibelah. Pada benih jagung terlihat endosperma, embrio dan posisi hilum. Pada benih
kacang tanah terlihat jelas selaput benih, plumula yang menjadi bakal daun serta radikula
yang menjadi bakal akar, yang paling luas bentuknya adalah kotiledon.
Sesuai dengan pernyataan McDonald (1994), morfologi dari benih tanaman
monokotil, misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan
endosperma. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk
pertumbuhan tanaman. Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan
poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama,
sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar
primer. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi
skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di
dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula. Biji jagung disebut
kariopsis, dinding ovary atau pericarp menyatu dengan kulit bijiatau testa, membentuk
dinding buah.
Selain itu juga terlihat jelas perbedaan antara struktur dari benih jagung dan benih
kacang tanah yaitu pada bagian endosperma dan embrio. Menurut Salisbury dan Ross
(1995), Endosperma adalah cadangan makanan yang dimiliki oleh biji. Baik dikotil dan
monokotil awalnya sama-sama memiliki endosperma namun ketika biji dikotil telah masak,
endosperma tersebut biasanya telah hilang. Endosperma pada dikotil hilang karena semua
cadangan makanan di dalamnya telah diserap semuanya hingga masuk ke kotiledon. Namun
pada monokotil, cadangan makanan tetap terdapat pada endosperma, dan kotiledon berperan
sebagai penghubung antara embrio dengan cadangan makanan dalam endosperma.
Embrio monokotil dilindungi dua jaringan yaitu seludang yang melingkupi seluruh
bagian embrio dan kulit biji , sedangkan embrio dikotil hanya dilindungi kulit biji saja. Oleh
karena itu, embrio monokotil akan sulit dilihat dari luar karena ditutupi beberapa selaput,
sedangkan embrio dikotil dapat dilihat dengan mudah setelah mengelupas kulit biji atau
membuka bagian kotiledonnya. Biji-biji yang tidak mengandung endosperma atau hanya
mengandung sedikit endosperma disebut biji exalbuminous, sedangkan biji yang
mengandung banyak endosperma disebut biji albuminous.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum morfologi dan struktur benih yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan antara struktur benih tanaman dikotil dan tanaman monokotil.
Yang pada praktikum kali ini menggunakan sampel tanaman jagung untuk tanaman
monokotil dan kedelai, kacang tanah dan kacang hijau untuk tanaman dikotil.
2. Perbedaan antara benih monokotil dan dikotil terletak pada Jumlah keping
(kotiledon), Endosperma, Embrio, Radikula dan Plumula
3. Terdapat bagian-bagian calon/bakal tanaman di dalam benih, baik benih monokotil
maupun dikotil, dimana terdapat pula endosperm yang mendukung kelangsungan
embrio sebagai cadangan makanannya.
5.2 Saran
Sebaiknya asisten memberi penjelasan yang lebih rinci mengenai materi praktikum
sehingga mahasiswa mencatat secara detail hal-hal yang penting pada saat praktikum, teliti
dalam melaksanakan praktikum, dan mendokumentasikan hasil dari kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ance. G.1989. Teknologi Benih (Pengelolaan Benih dan Tuntutan Praktikum).
Jakarta: PT Bina Aksara.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan : Jilid III. Bandung:
Penerbit ITB Press.