Anda di halaman 1dari 8

Tugas Etika

Korupsi di Kalangan Mahasiswa

Nama : Wisma Mery Anjani

NIM : 14330008

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2015

Latar Belakang
Banyak di antara mahasiswa yang mengalami korupsi mulai dari korupsi tugas copy paste
punya temannya maupun copas tanpa mencantumkan daftar pustakanya, ada juga yang korupsi
dengan waktu belajar, misalnya dosen telah mulai mengajar hanya saja mahasiswanya dating
terlambat, tidak masuk tanpa sebab bahkan bolos saat jam pelajaran.

Entah kenapa mahasiswa tidak berfikir secara panjang mengenai perbuatannya tersebut,
sebenarnya mungkin ia paham mengenai itu semua hanya saja ia tidak mau berubah, padahal
berubah untuk lebih baik itu sangat bagus.

Mahasiswa yang berani adalah ia yang tidak melakukan kesalah untuk kedua kalinya, ia
mampu juga merubah temennya agar lebih baik, berteman juga akan mempengaruhi perilaku
kita, jika teman kita tidak baik dan melakukan korupsi maka kitapun akan terkena juga.

Kajian Pustaka
Konon, di akhirat nanti. Setiap negara mendapat sebuah jam khusus. Jam itu sangat
istimewa karena bisa menunjukkan tingkat kejujuran pejabat pemerintah suatu negara. Semakin
jujur, semakin lambat pula jalannya jarum jam, demikian juga sebaliknya. Jam Filipina berputar
kencang. Artinya tidak salah bila tuduhan bahwa negara yang dipimpin Marcos banyak korupsi.

Demikian juga Kongo, negara-nya Mobutu Seseko, yang berputar lebih cepat lagi. Jam
untuk sejumlah negara lain pun bervariasi. Kamerun dan China termasuk cepat. Amerika agak
cepat, sementara Iran berjalan perlahan. Namun anehnya di situ tak ada jam negara kita,
Indonesia.

Maka nyeletuklah seseorang: Lho jam Indonesia mana? tanyanya menyelidik. Sang
malaikat pun menjawab dengan tenang dan kalem; Kami taruh di belakang dapur, sangat cocok
dijadikan kipas angin.

Anekdot diatas jelas menyirakan bahwa negeri kita merupakan salah satu surganya
koruptor. Tengok saja hasil survei yang diinisiasi Political and Economic Risk Consultancy
(PERC) 2010 . Menempatkan Indonesia di peringkat pertama sebagai negara terkorup dari 16
negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi.

Hal ini membuktikan bahwa masalah korupsi di indonesia cukup sebagai acuan bahwa
korupsi merupakan ancaman besar dalam melanjutkan estafet pembangunan bangsa yang
digawangi oleh pemerintah. Berbicara bagaimana mengatasi korupsi, tak ubahnya mencari jarum
di kegelapan malam.

Sangat sulit,rumit, dan berdaya frustasi yang mendalam. Namun bagaimanapun juga,
sesulit apapun permasalahannya, toh juga kitalah yang akhirnya menanggung akibatnya.
Sehingga mau tidak mau, kita harus segera memulai memikirkan cara yang tepat untuk segera
mengenyahkan budaya korupsi dari bumi pertiwi.

Kartono (1983) mendefinisikan korupsi sebagai tingkah laku individu yang


menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum dan negara. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa korupsi
merupakan perilaku menyimpang sosial tingkat tinggi. Sebab cenderung merugikan kepentingan
umum dan negara. Meskipun hal ini sangatlah terkait dengan seberapa besar dampak sosialnya.

Namun bagaimana menghilangakan budaya korupsi?. Mengupayakan pembasmian


korupsi dari akar rumput mungkin menjadi sangat relevan untuk digalakkan . Tentunya kita
harus mengupayakan dari yang terkecil. Dari diri kita yang mengaku mahasiswa . Dari diri kita
yang mengaku sebagai agen perubahan. Dari benih-benih korupsi yang terjadi disekitar kita.

Dalam dunia kampus tidak dipungkiri bahwa mahasiswa pun sebagai corong perubahan
tidak luput dari perilaku menyimpang, seperti halnya korupsi . Perilaku anti korupsi yang
seharusnya tertanam dalam diri mahasiswa masih jauh dari kata cukup. Faktanya, masih banyak
budaya-budaya korupsi yang kerap dilakukan mahasiswa di dunia kampus, sebut saja menyontek
, proposal yang tak lazim, kwitansi bodong dan uang pelicin sebagai bentuk lain dari gratifikasi
dsb.

Jikalau ditelisik dari hati nurani, sebenarnya mahasiswa sangat sadar bahwa hal-hal
seperti itu merupakan riak-riak korupsi. Namun sayangnya, mahasiswa terkadang menganggap
biasa atau memandang sebagai hal yang lumrah. Nah disini perlu diupayakan tiga strategi yang
urgen antara pihak kampus dan mahasiswa agar budaya korupsi tidak berimbas dikemudian hari.

1. Stategi preventif

Hal ini berupa strategi pencegahan agar korupsi tidak berkembang dikalangan
Mahasiswa. Semisal ketika ujian semester berlangsung. Perlu adanya bahu membahu antara
pihak kampus yang mengatur sistem agar tidak terjadi kecurangan sedangkan mahasiswa sebagai
obyek ketika ujian berlangsung, harus mengupayakan diri agar men(jauh)kan dari moral-moral
hazard dan menanamkan sikap transparansi,akuntabilitas dan kejujuran.

2. Strategi investigatif
Strategi ini sangatlah berkaitan erat dengan upaya penegakan hukum. Pihak kampus
seharusnya mengupayakan penindakan yang tegas atas perilaku- perilaku mahasiswa. Berupa
penelusuran-penelusuran yang nyata. Sebab disinyalir selama ini masih banyak terjadi
kongkalikong antara pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan mahasiswa yang dibangun
dalam sekup organisasi. Setidaknya perlu diarahkan untuk ikut berpartisipasi dalam melaporkan
tindak korupsi yang terjadi di kalangan kampus.

3. Strategi edukatif

Berupa penanaman nilai-nilai luhur dikalangan kampus. Pihak kampus setidaknya perlu
mencontoh salah satu universitas di Jakarta. Yang mana, telah menjadikan pendidikan anti
korupsi sebagai matakuliah wajib bagi mahasiswanya. Pun demikian halnya mahasiswa, perlu
ikut menggaungkan budaya anti korupsi dengan menerapkan apa yang diperolehnya di bangku
kuliah dan organisasi.

Korupsi memang tidak bisa diberangus total. Namun setidaknya , korupsi dapat
diminimalisasi sedikit demi sedikit. Setapak demi setapak. Untuk Itu mari ikut berupaya
menggalakkan budaya anti korupsi di kalangan kampus. Dari diri kita yang mengaku beragama.
Dari diri kita yang mengaku mahasiswa. Ingatlah Pesan bung Hatta mahasiswa jangan hanya
berteriak di jalanan, cobalah teriakkan di hati masing-masing .

*Ahmad Musaddad Husain, Mahasiswa FE UII yogyakarta.

Analisis
Pada mulanya semua akan berjalan dengan baik tanpa adanya korupsi, karena
mahasiswanya sendiri yang memulai, dengan melakukan berbagai aktifitas di kampus. Semua
bias mempengaruhi fikiran mahasiswa.

Banyak di antara mahasiswa yang mengalami korupsi mulai dari korupsi tugas copy paste
punya temannya maupun copas tanpa mencantumkan daftar pustakanya, ada juga yang korupsi
dengan waktu belajar, misalnya dosen telah mulai mengajar hanya saja mahasiswanya dating
terlambat, tidak masuk tanpa sebab bahkan bolos saat jam pelajaran.

Entah kenapa mahasiswa tidak berfikir secara panjang mengenai perbuatannya tersebut,
sebenarnya mungkin ia paham mengenai itu semua hanya saja ia tidak mau berubah, padahal
berubah untuk lebih baik itu sangat bagus.

Mahasiswa yang berani adalah ia yang tidak melakukan kesalah untuk kedua kalinya, ia
mampu juga merubah temennya agar lebih baik, berteman juga akan mempengaruhi perilaku
kita, jika teman kita tidak baik dan melakukan korupsi maka kitapun akan terkena juga.

Sebenernya mahasiswa itu saat sedang belajar seharusnya tidak diperbolehkan


mengabseni temannya yang tidak hadir karna itu juga merupakan korupsi.

Korupsi bisa diatasi asal mahasiswa berbuat jujur, dengan melakukan perbuatan baik,
bias dikatakan semua akan baik baik saja jika mahasiswa jujur.
Kesimpulan

Jadi mahasiswa harus berbuat jujur apapun pekerjaan nya apapun yang dilakukan harus
jujur karna korupsi tidak baik maka lakukanlah yang terbaik.

Karna hidup hanya sekali maka perbanyaklah berubuat kebaikan dan tidak lupa haru jujur
dengan tidak adanya lagi korupsi di kalangan mahasiswa.

Daftar Pustaka
http://musaddadsemangat.blogspot.co.id/2012/12/menilik-budaya-korupsi-di-kalangan_12.html

Anda mungkin juga menyukai