PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
mengajukan rumusannya masalah secara singkat sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan birokrasi?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi birokrasi?
3. Apakah yang dimaksud dengan politik?
4. Bagaimana birokrasi Indonesia sebelum adanya reformasi birokrasi?
5. Bagaimana sejarah lahirnya reformasi birokrasi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji kembali bagaimana keadaan
serta hubungan birokrasi dengan politik di Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai bagaimana proses dari reformasi birokrasi itu
sendiri di Indonesia yang pada kenyataannya belum berjalan secara efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Birokrasi
1. Pengertian Birokrasi
Jika dilihat dari segi bahasa, birokrasi terdiri dari dua kata yaitu biro yang artinya
meja dan krasi yang artinya kekuasaan. Birokrasi memiliki dua elemen utama yang dapat
membentuk pengertian, yaitu peraturan atau norma formal dan hirarki. Jadi, dapat dikatakan
pengertian birokrasi adalah kekuasaan yang bersifat formal yang didasarkan pada peraturan
atau undang-undang dan prinsip-prinsip ideal bekerjanya suatu organisasi. Secara etimologi
birokrasi berasal dari istilah buralist yang dikembangkan oleh Reineer von Stein pada 1821,
kemudian menjadi bureaucracy yang akhir-akhir ini ditandai dengan cara-cara kerja yang
rasional, impersonal dan leglistik (Thoha, 1995 dalam Hariyoso, 2002). Birokrasi dapat dirujuk
kepada empat pengertian yaitu,
Birokrasi dapat diartikan sebagai kelompok pranata atau lembaga tertentu.
Birokrasi dapat diartikan sebagai suatu metoda untuk mengalokasikan sumber daya dalam
suatu organisasi.
Kebiroan atau mutu yang membedakan antara birokrasi dengan jenis organisasi lain.
(Downs, 1967 dalam Thoha, 2003)
Kelompok orang yang digaji yang berfungsi dalam pemerintahan. (Castle, Suyatno,
Nurhadiantomo, 1983)
Birokrasi Ideal Menurut Weber
Max Weber sebagai bapak birokrasi mengatakan bahwa birokrasi menjadi elemen
penting yang menghubungkan ekonomi dengan masyarakat. Weber mengajukan sebuah
model birokrasi ideal yang memiliki karakteristik sebagai berikut (dalam Islamy, 2003):
Pembagian Kerja (division of labour)
Adanya prinsip hierarki wewenang (the principle of hierarchi)
Adanya sistem aturan (system of rules)
Hubungan Impersonal (formalistic impersonality)
Sistem Karier (career system)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi birokrasi:
a. Faktor budaya
Budaya dan perilaku koruptif yang sudah terlembaga (uang administrasi atau uang
pelicin)
Budaya sungkan dan tidak enak dari sisi masyarakat
Masyarakat harus menanggung biaya ganda karena zero sum game
Internalisasi budaya dalam mekanisme informal yang profesional
b. Faktor individu
Perilaku individu sangat bersifat unik dan tergantung pada mentalitas dan moralitas
Perilaku individu juga terkait dengan kesempatan yang dimiliki seseorang yang memiliki
jabatan dan otoritas
Perilaku opportunistik hidup subur dalam sebuah sistem yang korup
Individu yang jujur seringkali dianggap menyimpang dan tidak mendapat tempat
c. Faktor organisasi dan manajemen
Meliputi struktur, proses, leadership, kepegawaian dan hubungan antara
pemerintah dan masyarakat
Struktur birokrasi masih bersifat hirarkis sentralistis dan tidak terdesentralisasi
Proses Birokrasi seringkali belum memiliki dan tidak melaksanakan prinsip-prinsip efisiensi,
transparansi, efektivitas dan keadilan
Birokrasi juga sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan yang kredibel
Dalam aspek kepegawaian, Birokrasi dipengaruhi oleh rendahnya gaji, proses rekrutmen
yang belum memadai, dan kompetensi yang rendah.
Hubungan masyarakat dan pemerintah dalam Birokrasi belum setara; pengaduan dan
partisipasi masyarakat masih belum memiliki tempat (citizen charter)
d. Faktor politik
Ketidaksetaraan sistem birokrasi dengan sistem politik dan sistem hukum
Birokrasi menjadi Geld Automaten bagi partai politik
Kooptasi pengangkatan jabatan birokrasi oleh partai politik
B. Politik
1. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalammasyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagaidefinisi yang berbeda
mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan
secara konstitusionalmaupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles)
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaankebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
A. Kesimpulan
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis mensyaratkan kinerja
dan akuntabilitas aparatur yang makin meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa reformasi
birokrasi merupakan kebutuhan dan harus sejalan dengan perubahan tatanan kehidupan
politik, kemasyarakatan, dan dunia usaha. Dalam peta tantangan nasional, regional, dan
internasional, aparatur negara dituntut untuk dapat mewujudkan profesionalisme, kompetensi
dan akuntabilitas. Pada era globalisasi, aparatur negara harus siap dan mampu menghadapi
perubahan yang sangat dinamis dan tantangan persaingan dalam berbagai bidang. Saat ini
masyarakat Indonesia sedang memasuki era yang penuh tuntutan perubahan serta
antusiasme akan pengubahan. Ini merupakan sesuatu yang di Indonesia tidak dapat
dibendung lagi. Oleh karena itu, reformasi di tubuh birokrasi indonesia harus terus dijalankan
demi terciptanya pelayanan prima bagi masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh
departemen keuangan.
B. Saran
Untuk memayungi reformasi birokrasi, diupayakan penataan perundang-undangan,
antara lain dengan menyelesaikan rancangan undang-undang yang telah ada. Dengan
demikian, proses reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik dengan adanya legalitas
secara hukum dalam pelaksanaannya.
Untuk membangun bangsa yang bermartabat, harus dilakukan bersama oleh
pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan pemerintah yang lebih baik dari able
government ke better government dan trust government. Selain itu, diharapkan masyarakat
dapat lebih partisipatif dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, prinsip-prinsip good
governance, pelayanan publik, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang baik,
bersih, dan berwibawa, serta pencegahan dan percepatan pemberantasan korupsi.