Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

WANITA DI TEMPAT KERJA

Disusun Oleh Kelompok 5

1. SKOLASTIKA F. JINDUNG
2. MARIA F. MONTE
3. KRISTINA HALINDA

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ST. PAULUS RUTENG


TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Wanita di Tempat Kerja ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah
KB dan Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai wanita di tempat kerja. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Ruteng, 28 Maret 2017


Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

2
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Rumusan Masalah 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Wanita di Tempat Kerja 4
2.2 Jenis-Jenis Pekerjaan Wanita 4
2.3 Konsep dan Nilai Kerja Bagi Wanita 4
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Wanita 4
2.5 Peraturan dan Kebijakan 5
2.6 Kasus dan Kecelakaan Kerja Perempuan 5
2.7 Beban Kerja Wanita 5
BAB III PENUTUP 7
3.1 Kesimpulan 7
3.2 Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap sendi kehidupan, kita tak terlepas dari peran dan sentuh
wanita. Peran wanita sangat beragam dalam kehidupan. Ia bisa menjadi
seorang ibu yang pengasih dan penyayang, tapi juga bisa sekaligus menjadi
sosok kokoh untuk dijadikan tempat bersandar keluarganya.
Konon, sejarah Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember,
dimulai pada tahun 1928 di Yogyakarta. Pada awalnya hari itu diperingati
sebagai upaya untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan
dalam upaya perbaikan kualitas bangsa. Namun dari sana, kita bisa bercermin
bahwa sebenarnya, wanita yang selalu diidentikkan dengan kelemah lembutan
sebenarnya memiliki daya untuk mengubah suatu hal jika mereka mau
berupaya. Bahkan wanita memiliki daya untuk mengubah bahkan
menggerakkan suatu hal yang besar, contohnya, perekonomian negara kita.
Rommy Haryanto, dari Peduli Perempuan, pada acara The Surviving
Female Peddlers Photo Exhibition, (17/12), Plaza Senayan, Jakarta,
mengatakan, bahwa sebenarnya dua per tiga kontribusi ekonomi negeri kita
berasal dari wanita. Namun sayangnya, dampaknya tidak terlalu terasa karena
pekerjaan mereka tidak diakui. Di mulai dari yang terkecil, misal, di
pedesaan, yang didominasi petani wanita, nama mereka tidak tercantum
dalam koperasi, ataupun hasil kerja mereka menuai panen tumbuh-tumbuhan
tidak diekspos. Padahal hasil kerja mereka itu kemudian menggerakkan roda
ekonomi kita.
Kurangnya ekspos dan pengakuan bahwa wanita masa kini sudah
memiliki kekuatan dan memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan-
perubahan kecil mendorong banyak pihak untuk mendorong para wanita agar
lebih berkarya. Seperti yang dilakukan oleh Tupperware beberapa waktu,
lewat acara yang mereka beri nama Tupperware She Can! Award yang
dilakukan pada pertengahan Desember 2009 lalu di Hotel Indonesia
Kempinski. Acara ini merupakan sebuah penganugerahan penghargaan

1
kepada 38 wanita Indonesia yang dinilai inspiratif. Para wanita ini telah
melewati berbagai seleksi untuk bisa mendapatkan penghargaan tersebut.
Para wanita-wanita ini dianggap mampu menginspirasi banyak orang karena
kemampuan mereka yang mencerahkan, mengedukasi, dan memberdayakan
orang sekitar untuk mewujudkan impian-impian mereka. Sebut saja, Yayuk
Basuki, Waldjinah, Ligwina Hananto, Alberthiene Endah, Anne Avantie, dan
wanita-wanita Indonesia yang namanya mungkin belum banyak terekspos
media, namun peran karya mereka memiliki dampak tersendiri di sekitarnya.
Mereka mendapatkan penghargaan karena kemauan dan usaha mereka untuk
melakukan perubahan. Mereka adalah wanita-wanita Indonesia yang
membuktikan bahwa ketika seorang wanita mau berupaya, mereka bisa.
Sementara, pesan bahwa wanita memang memiliki peran dan warna
yang unik dalam hidup ini dan bisa menjadi seorang agen perubahan
disebarkan oleh Unilever dalam acaranya yang bertajuk Warna Warni Kasih
Ibu di Grand Indonesia Shopping Town. Pada peresmian dibukanya acara ini,
Kamis (17/12) lalu, Okty Damayanti, Customer Development Director
mengatakan, Bahwa jika kita menginginkan adanya perubahan di
masyarakat, maka mulailah dari wanita. Karena, perjuangan ibu adalah tanpa
pamrih, dan mereka melakukannya dengan hati. Wanita juga memiliki peran
yang besar dalam segala hal di kehidupan kita. Tanpa sadar, sentuh mereka
bisa mengubah banyak hal, dimulai dari keluarga.

1.2 Tujuan
a) Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui Aktifitas
Wanita diTempat Kerja
b) Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengetahui Definisi wanita ditempat kerja
2) Mahasiswa mampu mengetahui Jenis-jenis pekerjaan wanita
3) Mahasiswa mampu mengetahui Konsep dan nilai kerja
4) Mahasiswa mampu mengetahui Faktor yang mempengaruhi
5) Mahasiswa mampu mengetahui Peraturan dan kebijakan
6) Mahasiswa mampu mengetahui Kasus dan kecelakaan kerja.

1.3 Rumusan Masalah


1) Apa Definisi wanita ditempat kerja?

2
2) Apa saja Jenis-jenis pekerjaan wanita?
3) Apa saja Konsep dan nilai kerja?
4) Apa saja Faktor yang mempengaruhi?
5) Apa saja Peraturan dan kebijakan?
6) Bagaimana terjadinya Kasus dan kecelakaan kerja?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wanita di Tempat Kerja

3
a. Menurut Kardamo adalah wanitayang kerja mengandalkan kemampuan
dan keahlian untuk menghasilkan uang agar dpt memenuhi kebutuhan
hidup.
b. Pekerjaan diluar rumah adalah orang yang bekerja diluar rumah dengan
memperoleh imbalan upah dianggap pekerja dank arena mendapat
penghargaan sosial lebih tinggi dibandingkan pekerjaan rumah tangga.
c. Pekerjaan di dalam rumah adalah seseorang yang bekerja untuk mengurus
rumah tangga dan memelihara anak, telah diberi nilai sebagai penganggur
dan dianggap sebagai bukan pekerja.

2.2 Jenis-Jenis Pekerjaan Wanita


a. Full time worker : jenis pekerjaan yang biasa dilakukan oleh para wanita
secara penuh seharian.
Misalnya bekerja dikantor, pabrik, pekerja lapangan.
b. Half time worker : jenis pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita secara
part time( setengah hari) jenis pekerjaan ini
Contohnya: pelayan restoran, SPG, dll.
c. Freelance : jenis pekerjaan yang fleksibel dalam hal waktu bekerja,
pekerjaan ini tidak menentukan waktu bekerja yang spesifik

2.3 Konsep dan Nilai Kerja Bagi Wanita


a. Tugas domestic biasanya tidak dianggap sebagai kerja
b. Kerja bagi wanita menjadi symbol status & sekaligus alat untuk
mengekspresikan kemampuan bagi dirinya.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Wanita


a. Teknologi :
Mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja
b. Kebijakan produksi :
Menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan pekerja wanita, missal:
diberlakukannya jam kerja yang panjang, penetapan kuota serta ditetapkan
shift kerja.
c. Lingkungan kerja, misalnya:

4
Buruknya ventilasi, jumlah tempat duduk yang tidak memadai, kadar suara
dan debu yang berlebihan, penerangan yang buruk, fasilitas sanitasi yang
tidak memadai.
3 Ada 45,63% Buruh perempuan yang berdiri terus menerus 8-14 jam.
4 Ada 36,9% Buruh perempuan yang duduk terus menerus 8-14 jam.

2.5 Peraturan dan Kebijakan


a. Ada 47 jenis aturan dibawah Depnaker dan 6 aturan dibawah departemen
perkembangan dan energy antara lain menyakut hak2 reproduksi.
b. UU No. 1 / 1951
c. Pasal 13 ayat 1 : pekerja perempuan tidak boleh diwajibkan pada hari
pertama haid dan kedua haid.
d. Pasal 13 ayat 2 : pekerja wanita harus diberi cuti selama 1 bulan
sebelum melahirkan dan 1 bulan setelah melahirkan / keguguran.
e. Peralatan dan fasilitas kerja : masker, penutup kepala, celemek, sarung
tangan karet, penutup telinga.

2.6 Kasus dan Kecelakaan Kerja Perempuan


a. Kelelahan kerja
b. Keracunan
c. Gangguan pernafasaan, pendengaran, dan penglihatan
d. Kesehatan reproduksi
e. Kesehatan psikis

2.7 Beban Kerja Wanita


Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang
telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama.
Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya
kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya
dipengaruhi oleh waktu kerja, tetapi juga jenis pekerjaan yang berat, kotor dan
monoton bahkan membahayakan. Di India banyak kasus keguguran atau
kelahiran sebelum waktunya pada musim panen karena wanita terus-terusan
bekerja keras. Dibidang pertanian baik pria maupun wanita dapat terserang
efek dari zat kimia (peptisida), tetapi akan lebih berbahaya jika wanita dalam
keadaan hamil, karena akan berpengaruh terhadap janin dalam kandungannya.
Resiko-resiko yang harus dialami bila wanita bekerja di industri-industri

5
misalnya panas yang berlebihlebihan, berisik, dan cahaya yang menyilaukan,
bahan kimia, atau radiasi.
Peran jender yang menganggap status wanita yang rendah
berakumulasi dengan indikator-indikator lain seperti kemiskinan, pendidikan,
kawin muda dan beban kerja yang berat mengakibatkan wanita juga
kekurangan waktu, informasi, untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang
telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama.
Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya
kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Peran jender yang menganggap status
wanita yang rendah berakumulasi dengan indikator-indikator lain seperti

6
kemiskinan, pendidikan, kawin muda dan beban kerja yang berat
mengakibatkan wanita juga kekurangan waktu, informasi, untuk
memperhatikan kesehatan reproduksinya.

3.2 Saran
Terus semangat buat para wanita karir, karena tak selamanya wanita
hanya bisa menerima dan berpangku tangan kepada pemimpin dalam rumah
tangga yaitu suami

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-
a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=wanita+di+tempat+kerja&btnG=Telusuri&meta=
2. http:// geloraviolet.blogger.com, 05 April 2012
3. Copyright 2012 Scribd Inc.WANITADITEMPAT KERJA
4. http://agungsantoso77.wordpress.com/2009/02/24/memasyarakatkan-
kesehatan-reproduksi-wanita/
5. http://urfisyifa.blog.friendster.com/2007/07/wanita-di-tempat-kerja/
6. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-
a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US

7
%3Aofficial&q=makalah+kesehatan+reproduksi+wanita+bekerja&btnG=Telu
suri&meta

Anda mungkin juga menyukai