SEJARAH SVLK
SVLK kepanjangan dari Sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau secara internasional
dikenal dengan TLAS (Timber Legallity Assurance System). SVLK merupakan suatu sistem
yang ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia untuk mencegah atau
menghentikan pembalakan liar (illegal logging). Jadi SVLK adalah alat dan mekanisme
untuk menilai atas keabsahan kayu yang diperdagangkan atau dipindahtangankan
berdasarkan pemenuhan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penilaian keabsahan
kayu itu dilakukan dari lokasi penebangan, pengangkutan sampai perdagangan.
Sejarah perjalanan dari SVLK ini ternyata panjang. Informasi ini didapat dari Laporan
Tahunan Penerapan VPA FLEGT antara Indonesia dengan Uni Eropa.
1980
Gerakan internasional intens untuk menyelamatkan hutan tropis, termasuk ide untuk
memboikot produk-produk kayu dari hutan tropis.
1993
Kelompok kerja pada Ekolabel Indonesia memprakarsai pengembangan sertifikasi kayu yang
berkelanjutan pertama di Indonesia, dipimpin oleh Profesor Emil Salim, mantan Menteri
Lingkungan. Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) atau Indonesia Ecolabel Institute, didirikan
pada tahun 1998.
1998
1999
Telapak dan Environmental Investigation Agency (EIA) meluncurkan The Final Cut,
sebuah publikasi pada kegiatan illegal logging dan penyelundupan kayu dari Indonesia.
Undang-undang kehutanan baru dikeluarkan (undang-undang No. 41 tahun 1999).
2000
EU secara finansial mendukug proyek Telapak dan EIA tentang kampanye illegal logging.
World Bank dan WWF mengadakan pertemuan regional di Jakarta untuk mendiskusikan isu-
isu illegal logging.
2001
Konferensi Kementrian regional pertama tentang FLEG untuk kawasan Asia Timur dan
Pasifik diadakan pada bulan September 2001 di Bali, Indonesia. Konferensi mengadopsi Bali
Declaration, dimana negara-negara peserta berkomitmen untuk mengatasi kejahatan hutan
dan pelanggaran hukum hutan.
2002-2005
Banyak perjanjian ditandatangani, termasuk MoU antara Indonesia dan Inggris untuk
memperbaiki pengelolaan hutan dan penegakan hukum hutan, memerangi illegal logging dan
perdagangan internasional produk kayu ilegal.
2003
Uni Eropa mengadopsi perjanjian ini tapi menambahkan satu aspek pada perdagangan
menjadi EU FLEGT action plan. Lembaga non-pemerintah mulai bekerja pada SVLK dan
definisi legalitas.
2005
Pengembangan dan perumusan standar, pedoman dan kriteria untuk legalitas kayu
berdasarkan berbagai standar hukum. Kegiatan illegal logging turun 70%.
2005-2007
2007-2009
Proses finalisasi SVLK dilakukan menuju proses sistem tersebut diadopsi sebagai peraturan
wajib. Pada tahun 2008, kelompok multistakeholder, di bawah naungan Dewan Kehutanan
Nasional, mengajukan standar legalitas dan SVLK pada Pemerintah.
Setiap saat dalam proses rancangan dan negosiasi, wakil-wakil masyarakat sipil, hutan dan
asosiasi industri kayu dan Kementerian lainnya yang terkait terlibat secara langsung dengan
Kementerian Kehutanan serta berkontribusi dalam perundingan dengan Uni Eropa melalui
berbagai saluran, termasuk senior official meeting, technical working group, joint expert
meeting, dan konferensi video.
2009
Dialog intensif untuk mengikuti peraturan, termasuk tujuh pertemuan Joint Expert Meeting
(JEM).
2011
Pernyataan dukungan terhadap perdagangan kayu legal dari berbagai asosiasi furniture,
eksportir, dan industri kehutanan. Peluncuran logo V-legal untuk kayu dan produk kayu legal
oleh Departemen Kehutanan.
2012
Departemen Perdagangan menerbitkan Peraturan No. P.64/2012 untuk mengatur ekspor kayu
legal. Peraturan ini direvisi oleh Peraturan No. P.81/2013 dan direvisi sekali lagi dengan
Peraturan P.97/2014. Indonesia melakukan tes menjalankan ekspor kayu legal ke Uni Eropa.
2013
SVLK mulai dijalankan pada Januari 2013. Situs dapat diakses di alamat:
http://silk.dephut.go.id
2014
Peraturan mengenai SVLK P.38/2009 diperkuat beberapa kali, dengan P.95/2014 sebagai
versi terbaru untuk mengakomodasi kebutuhan UKM. Beberapa highlights dari perubahan
meliputi:
VPA mulai berlaku dan pihak-pihak membentuk Joint Implementation Committee untuk
mengawasi penerapan untuk melaksanakan Perjanjian. Tahap kedua dari penilaian gabungan
SVLK berlangsung.
April 2015
Sistem Informasi Legalitas kayu (SILK) telah mendukung penerbitan lebih dari 234,592
dokumen V-legal untuk 193 negara tujuan melalui 86 pelabuhan muat dan 2,084
pelabuhan bongkar.
Desember 2015
Data statistik yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2015 menunjukkan progress SVLK:
Ekspor produk kayu berlisensi SVLK ke 195 negara termasuk 28 negara di Uni
Eropa.
November 2016
Dokumen V-Legal yang diterbitkan oleh Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) ke Uni
Eropa berfungsi sebagai FLEGT-License berlaku mulai tanggal 15 November 2016.