PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,
1
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum
2013 sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada pelaksanaan K-13,
mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus menjadi poros
perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target
kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.
Kurikulum 2013 mulai disosialisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah
mulai 2013 sebagai pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
Implementasi Kurikulum 2013 masih terus mengalami perkembangan dan
pembenahan dari pemerintah. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, implementasi
Kurikulum 2013 di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dilaksanakan untuk kelas X, XI
dan kelas XII di semua program dan paket keahlian. Terlepas dari berbagai kendala yang
dihadapi, baik berupa materi ajar, buku guru dan buku siswa, pemahaman tentang kurikulum
2013 oleh guru dan lain sebagainya, implementasi kurikulum 2013
di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tetap berjalan dengan perbaikan berkelanjuta n.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia
2
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia
0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan
antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dikembangkan dengan penyempurnaan
pola pikir sebagai berikut:
a. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
3
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains );
e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok ( berbasis tim );
f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi
Inti;
6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
5
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa
kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas
bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan,dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum
2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
6
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menggunakan
filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menganut: (1) pembelajaan yang
dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
7
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan
karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
4. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMK yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kejuruan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang
mencerdaskan, mendidik dan memandirikan. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian
kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian
8
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik
sepanjang hayat.
9
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda No. 9 tahun 2012
c. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 Juli
2013 tentang implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
d. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5 / 14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MT.s, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
10
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan
bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
D. Acuan Konseptual
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
8. Perkembangan Ipteks
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
12
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
14
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
15
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan
pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
16
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika
dalam kerangka NKRI.
7. Prosedur Operasional
1. Analisi
2. Penyusunan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 disusun dan
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan Guru, Komite
Sekolah dan Dunia Usaha.
3. Penetapan
Berdasarkan acuan normatif dan pertimbangan dari seluruh warga sekolah maka
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tahun Pelajaran 2016/2017 ditetapkan
oleh Kepala Sekolah.
4. Pengesahan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah
disusun dan ditetapkan kemudian akan disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
17
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Visi merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga SMK Pelita
Nusantara 2 yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga sekolah, yang
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan pihak-
pihak yang berkepentingan selaras dengan visi pendidikan nasional.
a. Visi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Unggul dalam kompetensi, berakhlak mulia , profesional, berakhlak mulia dan
berwawasan global
18
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;
c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
3. Tujuan Khusus SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya;
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
19
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6. Peningkatan kemampuan siswa dalam penguasan Kompetensi Keahlian Teknik
dalam upaya memenangkan Lomba Ketrampilan Siswa ( LKS ) baik ditingkat
local, regional maupun Nasional.
7. Peningkatan kemampuan siswa dalam bidang prestasi olahraga dan seni yang
berjalan efektif dapat meraih juara tingkat kabupaten dan propinsi.
8. Terwujudnya lingkungan sekolah yang indah, bersih, asri, nyaman dan kondusif
untuk KBM.
9. Terwujudnya Institusi pasangan yang harmonis dengan Dunia Usaha / Dunia
Industri dan Instansi Pemerintah baik di tingkat kota maupun propinsi.
10. Meningkatnya keterserapan lulusan di Dunia Kerja melalui optimalisasi Bursa
Kerja Khusus Sekolah.
11. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan ( Stake Holder ).
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
20
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Lulusan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang harus mempunyai Standar Kompetensi
Lulusan yang mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai berikut :
Tabel 1 : Standar Kompetensi Lulusan
SKL SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam bernteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian.
Ketrampilan Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah absrtak dan kongkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan.
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada
Kompetensi inti.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
21
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah kejuruan
SMK Pelita Nusantara 2 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2 : Kompetensi Inti
SMK Pelita Nusantara 2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, (gotong royong, (gotong royong,
toleran, damai), santun, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, damai),
responsif dan proaktif dan damai), santun, responsif santun, responsif dan
menunjukan sikap sebagai dan proaktif dan proaktif dan menunjukan
bagian dari solusi atas menunjukan sikap sebagai sikap sebagai bagian dari
berbagai permasalahan bagian dari solusi atas solusi atas berbagai
dalam berinteraksi secara berbagai permasalahan permasalahan dalam
efektif dengan lingkungan dalam berinteraksi secara berinteraksi secara efektif
sosial dan alam serta dalam efektif dengan lingkungan dengan lingkungan sosial
menempatkan diri sebagai sosial dan alam serta dan alam serta dalam
cerminan bangsa dalam dalam menempatkan diri menempatkan diri sebagai
pergaulan dunia. sebagai cerminan bangsa cerminan bangsa dalam
dalam pergaulan dunia. pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis dan menganalisis menganalisis, dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi pengetahuan
konseptual, dan prosedural konseptual, prosedural, faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin dan metakognitif prosedural, dan
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan seni, budaya, dan humaniora dengan
kemanusiaan, kebangsaan, humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
22
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
kenegaraan, dan peradaban wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
terkait penyebab fenomena kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
dan kejadian dalam bidang dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kerja yang spesifik untuk penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
memecahkan masalah. kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak dalam ranah konkret dan
terkait dengan terkait dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang pengembangan dari yang dengan pengembangan
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dari yang dipelajarinya di
secara mandiri, dan secara mandiri, bertindak sekolah secara mandiri,
mampu melaksanakan secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
pengawasan langsung.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran. Kompetensi Dasar
dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, mata
pelajaran sesuai dengan Kompetensi inti.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2) Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
23
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4) Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Struktur umum Kurikulum SMK Pelita Nusantantara 2 Semarang dibagi dalam tiga
kelompok Mata pelajaran :
1. Kelompok A ( Wajib )
2. Kelompok B ( Wajib ) dan
3. Kelompok C ( Peminatan ) yang terdiri atas :
a. Peminatan C1 ( Dasar Bidang Keahlian )
b. Peminatan C2 ( Dasar Program Keahlian )
c. Peminatan C3 ( Paket Keahlian )
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta
pelaksanaan penerimaan Peserta didik baru berdasarkan wawancara orang tua dan peserta
didik yang direkomendasikan oleh guru BK dan/atau hasil tes penempatan (placement
test).
Berikut adalah tabel struktur kurikulum pada Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Tabel. 3 STRUKTUR KURIKULUM
Kelas/Semester
X XI XII
No. Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK WAJIB A
1. Pendidikan Agama 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Ingris 2 2 2 2 2 2
24
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
KELOMPOK WAJIB B
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3 3 3 3
Jumlah jam 24 24 24 24 24 24
KELOMPOK PILIHAN C
C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN
10. Fisika 2 2 2 2 - -
11. Kimia 2 2 2 2 - -
12. Gambar Teknik 2 2 2 2 - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN
13. Teknik Dasar Otomotif 6 6 - - - -
14. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 6 6 - - - -
15. Teknik Listrik Dasar Otomotif 4 4 - - - -
16. Simulasi Digital 2 2 - - - -
C3 PAKET KEAHLIAN
17. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan - - 6 6 8 8
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
18. - - 6 6 8 8
Kendaraan Ringan
19. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 6 6 8 8
JUMLAH JAM C1 + C2 + C3 24 24 24 24 24 24
MUATAN LOKAL
20. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
TOTAL JUMLAH JAM 50 50 50 50 50 50
C. Muatan Kurikulum
1. Muatan KTSP
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum.
a. Mata pelajaran
Mata Pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.
25
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b. Muatan lokal
Mata pelajaran Muatan Lokal ( Mulok ) mengacu pada Peraturan Daerah No. 9
Tahun 2012 dan Peraturan Gubernur No. 57 Tahun 2012. Mata Pelajaran Muatan
Lokal (Mulok) di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang adalah Bahasa Jawa yang
dalam Struktur Kurikulum masuk kedalam Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib
Dinas Pendidikan Provinsi ). Adapun implementasinya di dalam kurikulum SMK
Pelita Nusantara 2 adalah sebagai berikut :
1) Merupakan Mata Pelajaran Muatan Lokal Wajib.
2) Merupakan Mata Pelajaran yang berdiri sendiri.
3) Jam Pelajaran dialokasikan pada struktur kurikulum.
4) Alokasi jam pelajaran 2 jam per minggu.
5) Mata pelajaran muatan local telah tertuang dalam table struktur kurikulum
tersebut diatas.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 62 Tahun 2014, kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan
kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intra
kurikuler dan kegiatan kokurikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik
secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
29
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Bentuk-bentuk penilaian yang dilakukan pada kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
adalah sebagai berikut:
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan
8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan adalah sebagai berikut:
A. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik dalam melakukan penilaian kompetensi sikap, dapat melalui salah satu
atau lebih metode penilaian berikut ini:
a) Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri (self assessment), dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi.
c) Penilaian teman sejawat (peer assessment) oleh peserta didik dengan meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
d) Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik yang dikembangkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Nilai sikap
dikualifikasikan menjadi predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
Kurang (K).
B. Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) melalui:
a) Tes tertulis, instrumennya berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
b) Tes lisan, instrumennya berupa berupa daftar pertanyaan.
31
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
c) Penugasan, instrumennya berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai Ulangan
Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester = UAS.
a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang
dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan UAS atau
dengan pembobotan antara Nilai Pengetahuan dan Nilai Ketrampilan. Contoh
perhitungan dengan perbandingan 70% untuk Nilai Ketrampilan dan 30% untuk
Nilai Pengetahuan.
b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas salah satu atau lebih dari:
1. Nilai Praktik,
2. Nilai Projek,
3. Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD yang
relevan.
d) Nilai keterampilan adalah mode dari hasil Penilaian Praktik, Penilaian Projek dan
Penilaian Portofolio melalui rerata atau pembobotan tertentu
32
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
No Predikat Nilai
1 Sangat Baik (SB) 86-100
2 Baik (B) 71 - 85
3 Cukup (C) 56 - 70
4 Kurang (K) 55
33
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6 Bahasa Inggris 75 75 75
Kelompok B ( Wajib )
7 Seni Budaya 75 75 75
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan 75 75 75
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 75 75 75
10 Bahasa dan Sastra Jawa 75 75 75
Kelompok C ( Peminatan )
C1. Dasar Bidang Keahlian
11 Fisika 75 75 75
12 Kimia 75 75 75
13 Gambar Teknik 75 75 75
C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan
1 Teknologi Dasar Otomotif 75 75 75
2 Pekerjaan dasar Teknik Otomotif 75 75 75
3 Teknik Listrik dasar Otomotif 75 75 75
4 Simulasi Digital 75 75 75
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
1 Dasar dan Pengukuran Listrik 75 75 75
2 Pekerjaan dasar Elektromekanik 75 75 75
3 Simulasi Digital 75 75 75
Teknik Audio Video
1 Teknik Kerja Bengkel 75 75 75
2 Teknik Listrik 75 75 75
3 Teknik Elektro Dasr 75 75 75
4 Teknik Microprosessor 75 75 75
5 Teknik Pemrograman 75 75 75
6 Simulasi Digital 75 75 75
C3. Dasar Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan
1 Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan 75 75 75
2 Perbaikan Sasis dan Pemindah 75 75 75
Tenaga
3 Pemeiharaan Kelistrikan Kendaraan 75 75 75
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
1 Instalasi Penerangan Listrik 75 75 75
2 Instalasi Tenaga Listrik 75 75 75
3 Instalasi Motor Listrik 75 75 75
Teknik Audio Video
1 Penerapan rangkaian Elektronik 75 75 75
2 Perekayasaan Sistem Audio 75 75 75
3 Perekayasaan Sisem Radio dan 75 75 75
Televisi
4 Perekayasaan Sistem Antena 75 75 75
34
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
1) Kenikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan
KKM.
c) Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaan minimal baik.
d) Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada tiga mata pelajaran.
e) Ketidak hadiran siswa tanpa keterangan maksimal 10 % dari jumlah hari
efektif.
Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ( LHBS ) disampaikan kepada orang
tua/wali siswa dalam satu semester dilaksanakan dua kali yakni penerimaan
LHBS Tengah Semester dan LHBS Akhir Semester. Penentuan nilai akhir yang
tercantum dalam LHBS merupakan hasil penilaian ketiga aspek pembelajaran :
Sikap, Pengetahuan dan ketrampilan dari hasil seluruh evaluasi termasuk
remidiasi dan pengayaan. Penentuan Kenaikan Kelas dilakukan dalam Sidang
Pleno Dewan Guru.
2) Kelulusan
Untuk tahun pelajaran 2014/2015, kelas XII masih menggunakan kurikulum
2006, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal
72 ayat (1), dan untuk memudahkan berdasarkan Pos Ujian Nasional Tahun
2014 dan akan direvisi sesuai Peraturan Menteri Kebudayaan Republik
Indonesia dan atau Peraturan BSNP tentang Prosedur Operasi Standar ( POS )
Ujian Nasional / Ujian Sekolah yang sesuai.
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan berdasarkan rapat dewan guru
dengan menggunakan kriteria :
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, yaitu memiliki nilai
Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) dari dari seluruh nilai mulai
semester 1 kelas X sampai dengan semester 6 kelas XII.
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran.
c) Lulus Ujian Sekolah.
d) Lulus Ujian Nasioal.
Kelulusan Ujian Nasional mengikuti aturan atau kriteria yang dikeluarkan oleh
Peraturan BSNP yang tertuang dalam POS UN.
Mengacu pada POS UN tahun 2015, bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus
khususnya Ujian Nasional, diberikan 2 pilihan anternatif melalui proses
35
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
bimbingan konseling terhadap siswa bersama orang tua. Alternatif pilihan
tersebut adalah :
1. Mengulang mengikuti Ujian Tahun
2016.
2. Mengikuti Ujian Persamaan Kejar Paket
C pada tahun yang sama .
Sekolah membantu menyiapkan siswa untuk meningkatkan kompetensi untuk
menghadapai ujian yang dimaksud.
Peminatan peserta didik pada dasarnya merupakan proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian didasarkan atas pemahaman
potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan koseling
membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri,
mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal
dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi. Disamping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan
mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera,
serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui
pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan dan Menengah, bahwa
peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan,
perluasan,dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
Peminatan memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
ketrampilan peserta didik sesuai minat, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang
kejuruan, program kejuruan, dan paket kejuruan.
1) Tujuan Peminatan
Secara khusus tujuan peminatan peserta didik adalah mengarahkan peserta didik
untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :
a) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
36
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan
potensi dasar, bakat, minat dan ketrampilan pekerjaan / karir.
c) Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk memilih dan menentukan peminatan kelompok mata pelajaran
program keahlian, peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman
mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar
umum ( kecerdasan ), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.
2) Fungsi peminatan peserta didik :
a) Fungsi pemahaman
b) Fungsi pencegahan.
c) Fungsi pengentasan.
d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
e) Fungsi advokasi.
3) Aspek Peminatan
Aspek peminatan perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang meliputi
a) Prestasi belajar
b) Prestasi non akademik.
c) Nilai Ujian Nasional.
d) Pernyataan peserta didik.
e) Cita-cita peserta didik.
f) Perhatian orang tua peserta didik.
g) Deteksi potensi.
4) Pelaksanaan Peminatan
Program penjurusan sebagaimana istilah dalam kurikulum 2013 disebut sebagai
peminatan, dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru diawal tahun
ajaran baru. Peminatan Bidang Kejuruan SMK Pelita Nusantara adalah Teknologi
dan Rekayasa.
Peminatan mengacu pada Spectrum Kejuruan terdiri atas : Bidang Kejuruan,
Program Kejuruan, Paket Kejuruan.
a) Peminatan Bidang Kejuruan
Peminatan bidang kejuruan Teknologi dan Rekayasa berisi kelompok mata
pelajaran dasar bidang kejuruan yang meliputi :
1. Fisika
2. Kimia dan,
3. Gambar Teknik.
b) Peminatan Program Keahlian Teknik Otomotif berisi kelompok mata pelajaran
Dasar Program Keahlian yang meliputi :
37
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4. Simulsi Digital
c) Peminatan Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan berisi kelompok mata
pelajaran Paket Keahlian :
1. Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan.
2. Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga
3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
Pendalaman Minat di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang lebih bersifat penyiapan siswa
terkait dengan rekruitmen tenaga kerja, Uji Kompetensi Siswa, prakerin, dan guru
tamu yang melibatkan institusi pasangan dari Dunia Usaha Dunia Industri. Institusi
Pasangan dari kalangan Dunia Usaha Dunia Industri yang peduli terhadap
pendalaman minat di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menandatangai Naskah
Kerjasama / MoU dan melaksanakan kesepakatan kegiatan dalam rangka pendalaman
peminatan untuk kemajuan pendidikan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain yang
sejajar, dan atau dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar (Imron, 2012:152).
Sedangakan menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang
(1989:118) mutasi adalah Perpindahan siswa bisa juga disebut istilah mutasi
siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu: perpindahan siswa dari
suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari suatu jenis
program ke jenis program yang lain. Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah
perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah, tingkat/kelas dan jurusan atau
program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada
sekolah asalnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi adalah perpindahan peserta
didik baik antar sekolah yang sejajar maupun antar kelas atau jurusan yang sejajar.
Peserta didik yang akan melakukan mutasi tentunya harus memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu yang ditentukan sekolah agar dapat menginghindari
penumpukan peserta didik di sekolah-sekolah tertentu. Jika persyaratan peserta
didik telah terpenuhi maka kemungkinan besar mutasi peserta didik dapat
dilaksanakan.
2) Macam-macam Mutasi
38
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Menurut Imron (2012:153) Mutasi atau perpindahan peserta didik dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a) Mutasi Intern
Mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik di dalam
sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas
saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan
oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.
b) Mutasi Ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah
lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta
didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada
sekolah-sekolah negeri hal demikian menjadi persoalan, meskipun pada
sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik, tidak pernah menjadi
persoalan.
Mutasi perlu dicegah, agar terdapat kesinambungan pengetahuan peserta didik yang
diterima sebelumnya dengan kelanjutannya. Oleh karena itu, ijin mutasi hendaknya
diberikan jika disertai dengan alasan yang dapat diterima dan sangat baik bagi
perkembangan peserta didik itu sendiri.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mutasi, jika
seseorang mau melakukannya khususnya seorang guru dalam pengaturan peserta
didik seperti dijelaskan Imron (2012:156). Cara-cara tersebut seperti:
40
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
a) Melakukan tindakan preventif melalui jaminan
Jika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka
langkah preventif yang harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan
kepada peserta didik, bahwa kalau dapat menyelesaikan studi di sekolah
tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai prospek tertentu sebagaimana
lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar mereka yakin benar dengan
kebaikan sekolahnya.
Peserta didik juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah tersebut,
agar dapat menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat mengikuti pelajaran
dengan baik. Penyesuaian diri yang baik dan belajar dengan baik, ia tidak
ketinggalan dengan teman-temannya yang lain. Selain itu, peserta didik perlu
bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan diupayakan
konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun sebelumnya oleh
peserta didik tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus
menerus dari sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan
tidak malas.
Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada alternatif
lain kecuali memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja sarana dan
prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah secara
keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses dan metode belajar
pembelajaran dibuat sevariatif mungkin, fasilitas dan sarana yang ada
difungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang ada di
sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta didiknya.
Jika sumber penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari lingkungan
keluarga, maka kerja sama antara sekolah dengan keluarga memang perlu
ditingkatkan. Jangan sampai, hanya karena persoalan sepele saja kemudian
anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah lain. Perlu ada komunikasi
41
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga kedua pihak tidak
mengalami miscommunication.
Adapun, jika peserta didik memilih alasan untuk mutasi maka hendaknya
mereka diberi keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak boleh dibaik-
baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab, bagaimanapun juga, mutasi ke sekolah
lain adalah hak peserta didik sendiri. Keterangan-keterangan yang lazim
diberikan berkaitan dengan peserta didik yang mutasi misalnya identitas anak,
asal sekolah, prestasi akademik di sekolah, kelakuan dan kerajinan dan alasan-
alasan yang bersangkutan mutasi. Dengan demikian, sekolah yang dituju oleh
peserta didik tersebut, mendapatkan gambaran yang senyatanya mengenai anak
tersebut.
Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi, hendaknya
juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan menerima.
Untuk itulah, sekolah harus meneliti mengenai identitas, kelakuan/kerajinan,
prestasi akademiknya, jurusan atau program asalnya, dan alasan-alasan yang
berangkutan mutasi. Peserta didik dapat diterima tidaknya sekolah tersebut,
juga harus didasarkan atas ketersediaan fasilitas dan kesejajaran sekolah
tersebut. Ini sangat penting, karena tidak mungkin sekolah dapat menerima
peserta didik tanpa fasilitas dan menerima peserta didik yang kemampuannya
tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di sekolah tersebut. Sebab kalau ini
terjadi, akan memberatkan peserta didik itu sendiri.
g) Mencatat mutasi
Dibuat buku mutasi yaitu buku yang dipergunakan untuk mencatat siswa yang
masuk, pindah dan keluar pada tiap-tiap bulan. Buku ini juga merupakan alat
bantu untuk mengisi data mutasi pada buku induk dan data statistik tentang
keadaan siswa di sekolah.
42
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4) Prosedur Mutasi
Menurut Tim Dosen AP FIP IKIP Malang (1989:96) mengenai perpindahan siswa
(mutasi siswa) dari seolah kesekolah lain ini biasanya ada
a) Pembatasan wilayah
Murid tidak diperkenankan pindah dari sekolah ke sekolah lain dalam satu
wilayah. Perpindahan antar wilayah bisa dibenarkan apabila didasarkan pada
alasan yang cukup mendasar misalnya orang tua pindah tempat kerja dan anak
ikut saudaranya dikota lain.
b) Status sekolah
Murid dari sekolah swasta walaupun memiliki mutu yang lebih baik dari pada
sekolah negeri, tidak diperkenankan untuk pindah ke sekolah negeri. Sekolah-
sekolah negeri hanya diperkenankan siswa pindahan dari sekolah negeri saja.
c) Jenis sekolah
Sekolah negeri atau sekolah menengah dapat dibedakan dalam dua jenis
sekolah, yaitu sekolah-sekolah umum dan sekolah-sekolah kejuruan. Sekolah
kejuruan ada beberapa jenis pula, misalnya Sekolah Teknologi Menengah
(STM), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Kesejahteraan
Keluarga Atas (SKKA), dll. Perpindahan siswa dari lain jenis sekolah tidak
diperbolehkan.
Suatu sekolah tidak boleh menaikkan kelas seorang siswa yang telah
dinyatakan tidak naik kelas oleh sekolah lain, walaupun sama-sama sebagai
sekolah negeri. Menaikan kelas seorang murid yang telah dinyatakan tidak
naik kelas oleh suatu sekolah mungkin saja terjadi di sekolah-sekolah swasta.
Misalnya tidak naik kelas disekolah negeri kemudian pindah di sekolah swasta
sejenis dengan dinaikan kelasnya.
43
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
5) Pengaturan Peserta Didik yang Drop Out
a) Pengertian Drop Out Peserta Didik
Menurut Imron (2012:159) Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Pencegahan drop out harus dilaksanakan karena
dapat menyebabkan pemborosan selain itu menunjukkan bahwa produktivitas
pendidikannya rendah. Untuk mencegah terjadinya drop out maka perlu
kerjasama antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat agar dapat menekan
terjadinya drop out agar tidak mengakibatkan hal yang negatif pada peserta
didik.
Peserta didik yang drop out atau tidak menyelesaikan pendidikannya dalam
suatu lembaga pendidikan tertentu disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik yang drop out ini antara lain
akan dijelaskan sebagai berikut. Menurut Imron (2012:159) yaitu:
2. Peserta didik yang tidak memiliki biaya sekolah. Hal ini banyak terjadi di
daerah-daerah pedesaan dan kantong-kantong kemiskinan. Padahal
semakin tinggi tingkatan dan jenjang pendidikan yang akan ditempuh
oleh peserta didik, semakin banyak pula biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan.
3. Sakit parah. Peserta didik yang mengalami sakit parah tidak dapat masuk
sekolah sampai dengan batas waktu yang ditentukan. Hal ini
menyebabkan peserta didik tertinggal jauh pelajaran di sekolah sehingga
peserta didik lebih memilih tidak melanjutkan sekolah.
44
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
tersebut. Oleh karena itu, lambat laun ia tidak dapat melanjutkan
sekolahnya karena harus bekerja.
6. Peserta didik di-drop out oleh sekolah. Hal ini terjadi karena yang
bersangkutan memang sudah tidak mungkin dapat dididik lagi. Faktor ini
disebabkan karena kemampuan belajarnya yang rendah, atau dapat juga
yang bersangkutan tidak mau belajar.
7. Peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah. Pada
peserta didik demikian, memang tidak dapat dipaksa untuk sekolah
termasuk orang tuanya sendiri.
8. Kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti. Pidana yang
dialami oleh peserta didik untuk beberapa tahun, bisa menjadikan yang
bersangkutan akan drop out dari sekolah.
Kasus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat dipecahkan. Dalam
pengertian, ada beberapa kasus peserta didik drop out yang dapat dicegah dan yang
tak dapat dicegah. Pada peserta didik drop out karena alasannya biaya, masih dapat
dicarikan jalan keluarnya dengan memberikan beasiswa, mencarikan orang tua asuh
dan sebagainya. Sedangkan kasus peserta didik drop out karena yang bersangkutan
tidak mau lagi bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu, amanat
wajib belajar, dengan memberikan sanksi bagi orang tua yang anak-anaknya tidak
sekolah, bisa dijadikan sebagai sarana untuk menekan angka drop out.
7. Pendidikan Kewirausahaan
45
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Pendidikan kewirausahaan adalah proses menumbuhkan dan pengembangan serta
upaya menanamkan, dan menguatkan kesiapan mental seseorang, sehingga memiliki
semangat untuk mampu menciptakan atau melaksanakan aktifitas bahkan mungkin
merupakan aktifitas yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak
inovatif. Upaya nyata pengembangan sikap wirausaha dapat dimulai dengan membuat
perencanaan pendidikan yang benar dan lebih radikal (Kirby, 2005).
kembangnya mental wirausaha dari peserta didik yang pada gilirannya terdapat
kemampuan dalam merintis usaha sesuai dengan potensi pasar dan lingkungan.
Sementara itu, secara khusus dapat mengembangkan sikap percaya diri, berorientasi
tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berorientasi masa depan serta berfikir kreatif
dan bertindak inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai spiritual dan sosial yang memadai.
Misi kompetensi yang harus menjadi perhatian SMK Pelita Nusantara 2 Semarang ;
46
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
5) Memiliki keberanian memulai merintis usaha berdasarkan perencanaan yang
memadai
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
47
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
A. Pengertian Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran.
Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
Tabel 6. Uraian Rencana Kegiatan SMK Pelita Nusantara 2 Tahun Ajaran 2016/2017
N
TANGGAL URAIAN KEGIATAN
O
Tanggal 1-2 dan 9 -16 Juli
1
2016 Libur Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016
2 Tanggal 4,5,8 Juli 2016 Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1437 H
3 Tanggal 6-7 Juli 2016 Libur Hari Raya Idul Fitri 1437 H (1 Syawal 1437 H)
4 Tanggal 18 Juli 2016 Permulaan Tahun Pelajaran 2016/2017
Hari-hari Pertama Masuk Satuan
5 Tanggal 18-20 Juli 2016 Pendidikan (Kegiatan MPLS )
6 Tanggal 15 Agustus 2016 Mengikuti Upacara Hari Pramuka
7 Tanggal 15-16 Agustus 2016 Lomba-lomba memperingati HUT Kemerdekaan RI
8 Tanggal 17 Agustus 2016 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
9 Tanggal 8 September 2016 Memperingati Hari Aksara Internasional
10 Tanggal 12 September 2016 Libur Umum (Hari Raya Idul Adha 1437H)
Tanggal 19-24 September
11
2016 Ulangan Tengah Semester ( Tahap I )
Tanggal 26-29 September
12
2016 Kegiatan Jeda Semester Gasal
13 Tanggal 1 Oktober 2016 Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila
14 Tanggal 2 Oktober 2016 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1438 H)
15 Tanggal 18-21 Oktober 2016 MID Semester Tahap II
16 Tanggal 28 Oktober 2016 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
17 Tanggal 10 November 2016 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
18 Tanggal 5-10 Desember 2016 Ulangan Akhir Semester Gasal
19 Tanggal 12 Desember 2016 Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi SAW 1438 H)
48
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Tanggal 13-16 Desember Ulangan Susulan dan Persiapan Penyerahan Buku Rapor
20
2016 Semester Gasal
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar (BLHB ) Semester
21 Tanggal 16 Desember 2016 Gasal
Tanggal 19-31 Desember
22
2016 Libur Akhir Semester Gasal
Tanggal 25-26 Desember
23
2016 Libur Umum (Hari Raya Natal) dan cuti bersama
24 Tanggal 1 Januari 2017 Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2017)
25 Tanggal 28 Januari 2017 Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2567).
26 Tanggal 1-3 Februari 2017 Pembekalan OJT
27 Tanggal 6-8 Februari 2017 Penerjunan OJT
28 Tanggal 1-10 Februari 2017 Ujian Praktik Sekolah Mapel Normatif dan Adaptif
29 Tanggal 13-16 Februari 2017 Tryout UN ( Jadwal Kota 28 Februari-3 Maret 2017 )
Sebelum tanggal 3 Maret Uji Kompetensi Keahlian selesai (paling lambat 1 bulan
30
2017 sebelum UN Utama)
31 Tanggal 6-10 Maret 2017 Ulangan Tengah Semester ( Tahap I )
32 Tanggal 6-14 Maret 2017 Ujian Sekolah
33 Tanggal 13-16 Maret 2017 Kegiatan Jeda Semester Genap
34 Tanggal 28 Maret 2017 Libur Umum (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939)
35 Tanggal 3-8 April 2017 Ujian Nasional SMA/MA/SMALB/SMK/MAK (Utama)
36 Tanggal 10-17 April 2017 Ujian Nasional SMA/MA/SMALB/SMK/MAK (Susulan)
37 Tanggal 14 April 2017 Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih)
38 Tanggal 18-21 April 2016 Ulangan Tengah Semester Tahap II
39 Tanggal 21 April 2017 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Kartini
Libur Umum (Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
40 Tanggal 24 April 2017 SAW 1438 H)
41 Tanggal 1 Mei 2017 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
42 Tanggal 2 Mei 2017 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
43 Tanggal 3-5 Mei 2017 Penarikan OJT
44 Tanggal 11 Mei 2017 Libur Umum (Hari Raya Waisak Tahun 2561)
45 Tanggal 20 Mei 2017 Mengikuti Upacara Hari Kebangkitan Nasional
46 Tanggal 25 Mei 2017 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
47 Tanggal 26-27 Mei 2017 Libur awal Ramadhan 1438 H
48 Tanggal 1-10 Juni 2017 Ulangan Akhir Semester Genap/Kenaikan Kelas
Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester
49 Tanggal 12-16 Juni 2017 Genap
50 Tanggal 16 Juni 2017 Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
Libur Akhir semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran
51 Tanggal 19Juni-15 Juli 2017 2016/2017
52 Tanggal 25-26 Juni 2017 Libur Hari Raya Idul Fitri 1438 H (1 Syawal 1438 H)
53 Tanggal 1,3,4,5 Juli 2017 Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2017/2018
54 Tanggal 17 Juli 2017 Permulaan Tahun Pelajaran 2017/2018
49
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
pendidikan dimulai pada setiap awal tahun pelajaran. Untuk kelas X hari-hari pertama
masuk sekolah selama 3 hari diisi dengan kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru
( MOPD ) Permulaan tahun pelajaran 2016/2017 adalah hari Senin tanggal 18 Juli 2016.
50
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
51
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Tabel 9. Perhitungan Minggu Efaktif Pembelajaran Tahun 2016/2017
52
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
1. Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk
belajar dan maksimum 38 kegiatan pembelajaran
minggu efektif pada setiap
satuan pendidikan
53
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan
umum/nasional Peraturan Pemerintah
BAB V
PE N UTU P
55
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang