Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,

1
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum
2013 sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada pelaksanaan K-13,
mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus menjadi poros
perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target
kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.
Kurikulum 2013 mulai disosialisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah
mulai 2013 sebagai pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
Implementasi Kurikulum 2013 masih terus mengalami perkembangan dan
pembenahan dari pemerintah. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, implementasi
Kurikulum 2013 di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dilaksanakan untuk kelas X, XI
dan kelas XII di semua program dan paket keahlian. Terlepas dari berbagai kendala yang
dihadapi, baik berupa materi ajar, buku guru dan buku siswa, pemahaman tentang kurikulum
2013 oleh guru dan lain sebagainya, implementasi kurikulum 2013
di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tetap berjalan dengan perbaikan berkelanjuta n.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia

2
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia
0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan
antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dikembangkan dengan penyempurnaan
pola pikir sebagai berikut:
a. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);

3
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains );
e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok ( berbasis tim );
f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 adalah Kurikulum
2013 menyesuaikan keadaan satuan pendidikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Oleh karena itu dalam Kurikulum ini dilakukan penguatan tata kelola sebagai
berikut:
a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

5. Karakteristik Kurikulum 2013


Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;

4
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi
Inti;
6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

6. Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum


1. Landasan Filosof i s
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

5
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa
kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas
bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan,dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum
2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
6
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menggunakan
filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menganut: (1) pembelajaan yang
dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
7
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan
karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

4. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMK yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kejuruan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang
mencerdaskan, mendidik dan memandirikan. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian
kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian

8
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik
sepanjang hayat.

5. Landasan yuridis Kurikulum 2013


a. Undang undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang
StandarIsi.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang
Standar Proses.
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 tahun 2013 tentang
Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiayah.
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
j. Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014 tentang
Peminatan Pendidikan Menengah
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang
pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dan Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Landasan Hukum untuk Muatan Lokal Provinsi Jawa Tengah ;


a. Peraturan daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahsa, Sastra dan Aksara
Jawa.

9
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda No. 9 tahun 2012
c. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 Juli
2013 tentang implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
d. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5 / 14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MT.s, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.

C. Fungsi Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan


Fungsi kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendididkan, dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Kurikulum disusun sebagai pedoman guru dan siswa agar
terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi kurikulum meliputi :
1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus
disesuaikan dengan kondisi perorangan
2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka
pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-
perbedaan perorangan pada peserta didik. Pada dasarnya deferensiasi akan
mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan mendorong kemajuan
sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
minat mereka.
5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang
erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan
kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum
perlu diprogram secara fleksibel.

10
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan
bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
D. Acuan Konseptual

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman,
takwa, dan akhlak mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan


kerukunan interumat dan antarumat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta


didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat


Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan


harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan


yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan


11
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta


didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis


pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

11. Dinamika Perkembangan Global

12
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya


masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum memperhatikan prinsip-prinsip sebagai


berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran
dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab
tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam
proses pembelajaran.
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
13
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.

4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan


Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global

14
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

Selain memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan Kurikulum tersebut diatas, SMK


Pelita Nusantara 2 juga memperhatikan prinsip-prinsip dalam mekanisme pengelolaan
sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

15
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan
pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan

16
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika
dalam kerangka NKRI.

7. Prosedur Operasional
1. Analisi

a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Menengah menjadi acuan dasar penyusunan Kurikulum SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang.

b. Peminatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya di kota Semarang


sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan lapangan kerja di industri semakin
mendorong SMK pelita Nusantara untuk terus mengembangkan sarana dan
prasarana sebagai penunjang pendidikan serta peningkatan profesionalisme guru
untuk mencapai visi dan misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

2. Penyusunan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 disusun dan
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan Guru, Komite
Sekolah dan Dunia Usaha.
3. Penetapan
Berdasarkan acuan normatif dan pertimbangan dari seluruh warga sekolah maka
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tahun Pelajaran 2016/2017 ditetapkan
oleh Kepala Sekolah.
4. Pengesahan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah
disusun dan ditetapkan kemudian akan disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah

BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang


1. VISI

17
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Visi merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga SMK Pelita
Nusantara 2 yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga sekolah, yang
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan pihak-
pihak yang berkepentingan selaras dengan visi pendidikan nasional.
a. Visi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Unggul dalam kompetensi, berakhlak mulia , profesional, berakhlak mulia dan
berwawasan global

b. Visi Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan


Mewujudkan tamatan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan unggul dalam
kompetensi, berakhlak mulia, profesional dan berwawasan global.

2. Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang


Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi program jangka
pendek, menengah dan jangka panjang. Berdasarkan visi tersebut, SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang menetapkan misi sekolah sebagai berikut :
a. Misi Sekolah :
1) Memberikan pelayanan prima kepada peserta didik.
2) Menciptakan managemen sekolah yang bermutu.
3) Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan.
4) Membina hubungan kerjasama dengan Dunia Usaha Dunia Industri
5) Menciptakan suasana yang kondusif yang siap menerima perubahan.
b. Misi Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan:
1) Menyiapkan peserta didik untuk siap memasuki lapangan kerja.
2) Menciptakan peserta didik berjiwa wirausaha
3) Mengembangkan peserta didik menuju sikap profesional.
4) Membekali peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar
kompeten dalam kompetensi.
B. Tujuan Pendidikan Menengah

1. Tujuan Pendidikan Dasar/Menengah


Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Tujuan Umum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :


a. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja , berjiwa wirausaha dan
mengembangkan sikap profesionalisme.

18
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;
c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
3. Tujuan Khusus SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya;
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.

Guna mengukur keberhasilan tujuan sekolah tersebut sekolah menetapkan indikator


pencapaaian pada akhir tahun pelajaran 2015/2016 supaya dapat :
1. Mewujudkan kehidupan sekolah berbudaya yang berkarakter berbudi pekerti luhur,
kreatif dan mandiri
2. Mengoptimalkan proses KBM dengan melalui pembelajaran scientific.
3. Menghasilkan pencapaian standar kelulusan rata-rata 70 untuk semua mata
pelajaran termasuk mulok
4. Peningkatan prestasi akademik dibuktikan dengan kenaikan rata-rata nilai raport
sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 75 untuk semua tingkat (kelas X, XI
dan XII).
5. Mengoptimalisasi layanan bimbingan dan konseling (BK).

19
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6. Peningkatan kemampuan siswa dalam penguasan Kompetensi Keahlian Teknik
dalam upaya memenangkan Lomba Ketrampilan Siswa ( LKS ) baik ditingkat
local, regional maupun Nasional.
7. Peningkatan kemampuan siswa dalam bidang prestasi olahraga dan seni yang
berjalan efektif dapat meraih juara tingkat kabupaten dan propinsi.
8. Terwujudnya lingkungan sekolah yang indah, bersih, asri, nyaman dan kondusif
untuk KBM.
9. Terwujudnya Institusi pasangan yang harmonis dengan Dunia Usaha / Dunia
Industri dan Instansi Pemerintah baik di tingkat kota maupun propinsi.
10. Meningkatnya keterserapan lulusan di Dunia Kerja melalui optimalisasi Bursa
Kerja Khusus Sekolah.
11. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan ( Stake Holder ).

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan Standar Kompetensi Lulusan
terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan
pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi
digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di
masa yang akan datang.

20
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Lulusan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang harus mempunyai Standar Kompetensi
Lulusan yang mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai berikut :
Tabel 1 : Standar Kompetensi Lulusan
SKL SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam bernteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian.
Ketrampilan Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah absrtak dan kongkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan.
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada
Kompetensi inti.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

21
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah kejuruan
SMK Pelita Nusantara 2 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2 : Kompetensi Inti
SMK Pelita Nusantara 2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, (gotong royong, (gotong royong,
toleran, damai), santun, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, damai),
responsif dan proaktif dan damai), santun, responsif santun, responsif dan
menunjukan sikap sebagai dan proaktif dan proaktif dan menunjukan
bagian dari solusi atas menunjukan sikap sebagai sikap sebagai bagian dari
berbagai permasalahan bagian dari solusi atas solusi atas berbagai
dalam berinteraksi secara berbagai permasalahan permasalahan dalam
efektif dengan lingkungan dalam berinteraksi secara berinteraksi secara efektif
sosial dan alam serta dalam efektif dengan lingkungan dengan lingkungan sosial
menempatkan diri sebagai sosial dan alam serta dan alam serta dalam
cerminan bangsa dalam dalam menempatkan diri menempatkan diri sebagai
pergaulan dunia. sebagai cerminan bangsa cerminan bangsa dalam
dalam pergaulan dunia. pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis dan menganalisis menganalisis, dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi pengetahuan
konseptual, dan prosedural konseptual, prosedural, faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin dan metakognitif prosedural, dan
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan seni, budaya, dan humaniora dengan
kemanusiaan, kebangsaan, humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
22
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
kenegaraan, dan peradaban wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
terkait penyebab fenomena kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
dan kejadian dalam bidang dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kerja yang spesifik untuk penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
memecahkan masalah. kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak dalam ranah konkret dan
terkait dengan terkait dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang pengembangan dari yang dengan pengembangan
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dari yang dipelajarinya di
secara mandiri, dan secara mandiri, bertindak sekolah secara mandiri,
mampu melaksanakan secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran. Kompetensi Dasar
dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, mata
pelajaran sesuai dengan Kompetensi inti.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2) Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan

23
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4) Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Struktur umum Kurikulum SMK Pelita Nusantantara 2 Semarang dibagi dalam tiga
kelompok Mata pelajaran :
1. Kelompok A ( Wajib )
2. Kelompok B ( Wajib ) dan
3. Kelompok C ( Peminatan ) yang terdiri atas :
a. Peminatan C1 ( Dasar Bidang Keahlian )
b. Peminatan C2 ( Dasar Program Keahlian )
c. Peminatan C3 ( Paket Keahlian )
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta
pelaksanaan penerimaan Peserta didik baru berdasarkan wawancara orang tua dan peserta
didik yang direkomendasikan oleh guru BK dan/atau hasil tes penempatan (placement
test).

Berikut adalah tabel struktur kurikulum pada Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Tabel. 3 STRUKTUR KURIKULUM

SMK Pelita Nusantara 2 Semarang

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF
PAKET KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Kelas/Semester
X XI XII
No. Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK WAJIB A
1. Pendidikan Agama 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Ingris 2 2 2 2 2 2

24
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
KELOMPOK WAJIB B
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3 3 3 3
Jumlah jam 24 24 24 24 24 24
KELOMPOK PILIHAN C
C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN
10. Fisika 2 2 2 2 - -
11. Kimia 2 2 2 2 - -
12. Gambar Teknik 2 2 2 2 - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN
13. Teknik Dasar Otomotif 6 6 - - - -
14. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 6 6 - - - -
15. Teknik Listrik Dasar Otomotif 4 4 - - - -
16. Simulasi Digital 2 2 - - - -
C3 PAKET KEAHLIAN
17. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan - - 6 6 8 8
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
18. - - 6 6 8 8
Kendaraan Ringan
19. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 6 6 8 8
JUMLAH JAM C1 + C2 + C3 24 24 24 24 24 24
MUATAN LOKAL
20. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
TOTAL JUMLAH JAM 50 50 50 50 50 50

C. Muatan Kurikulum
1. Muatan KTSP
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum.
a. Mata pelajaran
Mata Pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.

25
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b. Muatan lokal
Mata pelajaran Muatan Lokal ( Mulok ) mengacu pada Peraturan Daerah No. 9
Tahun 2012 dan Peraturan Gubernur No. 57 Tahun 2012. Mata Pelajaran Muatan
Lokal (Mulok) di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang adalah Bahasa Jawa yang
dalam Struktur Kurikulum masuk kedalam Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib
Dinas Pendidikan Provinsi ). Adapun implementasinya di dalam kurikulum SMK
Pelita Nusantara 2 adalah sebagai berikut :
1) Merupakan Mata Pelajaran Muatan Lokal Wajib.
2) Merupakan Mata Pelajaran yang berdiri sendiri.
3) Jam Pelajaran dialokasikan pada struktur kurikulum.
4) Alokasi jam pelajaran 2 jam per minggu.
5) Mata pelajaran muatan local telah tertuang dalam table struktur kurikulum
tersebut diatas.

c. Kegiatan Pengembangan diri


Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran wajib yang
merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri
merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang
dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler.

1) Bimbingan dan Konseling


Bimbingan karir dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam mengembangkan kehidupan pribadi,
kehidupan social, kemampuan belajar, terkait dengan pengembangan karir,
melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Tujuan Bimbingan Karir dan konseling adalah :
a) Memiliki pemahaman diri ( kemampuan, minat dan kepribadian ) yang
terkait dengan pekerjaan.
b) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi kerja.
c) Memiliki sikap positip terhadap dunia kerja.
d) Memahami relevansi kompetensi belajar dengan persyaratan keahlian
atau ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa
depan.
e) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja dan kesempatan kerja.
f) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
26
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
g) Mengenal ketrampilam, minat dan bakat.
h) Memiliki kemampuan atau kematangan untuk menhambil keputusan
karir.
i) Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial
yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

Kegiatan layangan bimbingan konseling meliputi pengembangan bidang :


a) Pengembangan kehidupan pribadi
b) Pengembangan kehidupan social
c) Pengembangan kemampuan belajar.
d) Pengembangan karier.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 62 Tahun 2014, kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan
kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intra
kurikuler dan kegiatan kokurikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik
secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

Kegiatan eksta kurikuler terdiri atas :


a) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib ( Pendidikan Kepramukaan )
Adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler wajib yang dimaksud berbentuk Pendidikan Kepramukaan.
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib
dalam konteks kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi
dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap bingkai
KI-1, KI-2, dan ranah ketrampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat
konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan kepramukaan.Kegiatan
eksrakurikuler wajib Pendidikan Kepramukaan di SMK Pelita Nusantara 2
Semarang diorganisasikan dalam model Aktualisasi yang dikombinasikan
dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru, yang mempunyai
karakteristik :
1. Diikuti oleh seluruh siswa
2. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali
3. Setiap satu kali kegiatan dilakasanakan selama 120 menit.
Selain memiliki karakteristik seperti tersebut diatas, model aktualisasi
memiliki sifat :
1. Wajib
27
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2. Rutin
3. Terjadwal
4. Berlaku untuk seluruh peserta didik dalam setiap kelas
5. Penjadwalan
6. Penilaian formal

Pengorganisasian kegiatan Pendidikan Kepramukaan di SMK Pelita


Nusantara 2 :
1. Dilakukan oleh Pembina Pramuka
2. Bersifat intramural ( dalam lingkungan satuan pendidikan )

b) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan


Yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan
ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh sekolah
sesuai bakat dan minat peserta didik. Kegiatan kstrakurikuler pilihan
sebagaimana yang dimaksud berbentuk olah bakat dan latihan minat.
Dari hal tersebut diatas maka, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan di SMK Pelita Nusantara 2 adalah :

Tabel 4 : Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler


SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
No Nama Ekstrakurikuler Jenis Ekstrakurikuler
1 Pendidikan Kepramukaaan Wajib
2 Futsal Pilihan
3 Persilatan Ragajati Pilihan
4 Beladiri Karate Pilihan
5 Bola Voli Pilihan
6 Bola Basket Pilihan
7 Musik Rebana Pilihan
8 Band Pilihan
9 Karya Ilmiah Remaja Pilihan
Prinsip Kegiatan :
1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai denagn
potensi, bakat dan minat peserta didik.
2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasanan yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
5. Etos Kerja, yaitu prisip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. Kemamfaatan social, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.

2. Pengaturan beban belajar


28
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a.Beban belajar di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI, XII
adalah 50 jam pembelajaran . Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45
menit.
b. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
c.Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
e.Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
f. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur ( PT ) dan kegiatan mandiri tidak
tersetruktur dialokasikan maksimum 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan.
g. Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
dilaksanakan pada kelas XI semester 4 (empat) selama 3 bulan.

3. Penilaian dan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)


a.Penilaian
Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 Penilaian hasil belajar dilakukan
dalam bentuk penilaian autentik, yang antara lain meliputi penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian
nasional.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan atas dasar prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi
2) faktor subjektivitas penilai.
3) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
4) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
5) pelaksanaan, dan pelaporannya.
6) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
7) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
8) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

29
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Bentuk-bentuk penilaian yang dilakukan pada kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
adalah sebagai berikut:
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan
8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.

9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan


kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi
30
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan
pendidikan.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan adalah sebagai berikut:
A. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik dalam melakukan penilaian kompetensi sikap, dapat melalui salah satu
atau lebih metode penilaian berikut ini:
a) Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri (self assessment), dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi.
c) Penilaian teman sejawat (peer assessment) oleh peserta didik dengan meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
d) Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik yang dikembangkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Nilai sikap
dikualifikasikan menjadi predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
Kurang (K).
B. Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) melalui:
a) Tes tertulis, instrumennya berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
b) Tes lisan, instrumennya berupa berupa daftar pertanyaan.
31
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
c) Penugasan, instrumennya berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai Ulangan
Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester = UAS.
a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang
dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan UAS atau
dengan pembobotan antara Nilai Pengetahuan dan Nilai Ketrampilan. Contoh
perhitungan dengan perbandingan 70% untuk Nilai Ketrampilan dan 30% untuk
Nilai Pengetahuan.

C. Penilaian Kompetensi Keterampilan


a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
melalui salah satu atau lebih model berikut:

1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan


melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi
2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu
3. Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.

b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas salah satu atau lebih dari:
1. Nilai Praktik,
2. Nilai Projek,
3. Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD yang
relevan.
d) Nilai keterampilan adalah mode dari hasil Penilaian Praktik, Penilaian Projek dan
Penilaian Portofolio melalui rerata atau pembobotan tertentu

Tabel . Predikat Capaian Kompetensi untuk Nilai Pengetahuan dan Nilai


Ketrampilan

32
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
No Predikat Nilai
1 Sangat Baik (SB) 86-100
2 Baik (B) 71 - 85
3 Cukup (C) 56 - 70
4 Kurang (K) 55

b. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )


Ketuntasan belajar minimal Kurikulum 2013 untuk seluruh Kompetensi Dasar (KD)
pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 75 (B) dan
pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.

a) Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ditentukan berdasarkan krakteristik


kompetensi Dasar, daya dukung dan karakteristik peserta didik.
b) KKM tidak dicantumkan dalam buku hasil belajar, melainkan pada buku
penilaian guru.
c) Dalam upaya peningkatan kualitas siswa KKM mata pelajaran untuk kelas
X , XI dan XI ditetapkan 75 (B).
d) Peserta didik yang belum mencapai KKM, diberi kesempatan mengikuti
program remedial sepanjang semester yang diikuti sebelum melanjutkan
pada kompetensi berikutnya.
e) Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan,
dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester
berikutnya.
f) Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberikan
program pengayaan.
g) Yang dimaksud ketuntasan :
a. Kompetensi pengetahuan dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM.
b. Kompetensi Ketrampilan dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM.
c. Kompetensi sikap spiritual dan social dinyatakan tuntas apabila
mencapai nilai Baik ( B )
h) Kriteria Ketuntasan Minimal untuk masing-masing mata pelajaran tertuang
pada table sebagai berikut :

Tabel 5.Kriteria Ketuntasan Minimal Implementasi Kurikulum 2013


SMK Pelita Nusantara 2
KKM
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A ( Wajib )
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75
2 Pendidikan Pancasila dan 75 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 75 75

33
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6 Bahasa Inggris 75 75 75
Kelompok B ( Wajib )
7 Seni Budaya 75 75 75
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan 75 75 75
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 75 75 75
10 Bahasa dan Sastra Jawa 75 75 75
Kelompok C ( Peminatan )
C1. Dasar Bidang Keahlian
11 Fisika 75 75 75
12 Kimia 75 75 75
13 Gambar Teknik 75 75 75
C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan
1 Teknologi Dasar Otomotif 75 75 75
2 Pekerjaan dasar Teknik Otomotif 75 75 75
3 Teknik Listrik dasar Otomotif 75 75 75
4 Simulasi Digital 75 75 75
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
1 Dasar dan Pengukuran Listrik 75 75 75
2 Pekerjaan dasar Elektromekanik 75 75 75
3 Simulasi Digital 75 75 75
Teknik Audio Video
1 Teknik Kerja Bengkel 75 75 75
2 Teknik Listrik 75 75 75
3 Teknik Elektro Dasr 75 75 75
4 Teknik Microprosessor 75 75 75
5 Teknik Pemrograman 75 75 75
6 Simulasi Digital 75 75 75
C3. Dasar Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan
1 Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan 75 75 75
2 Perbaikan Sasis dan Pemindah 75 75 75
Tenaga
3 Pemeiharaan Kelistrikan Kendaraan 75 75 75
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
1 Instalasi Penerangan Listrik 75 75 75
2 Instalasi Tenaga Listrik 75 75 75
3 Instalasi Motor Listrik 75 75 75
Teknik Audio Video
1 Penerapan rangkaian Elektronik 75 75 75
2 Perekayasaan Sistem Audio 75 75 75
3 Perekayasaan Sisem Radio dan 75 75 75
Televisi
4 Perekayasaan Sistem Antena 75 75 75

4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

34
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
1) Kenikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan
KKM.
c) Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaan minimal baik.
d) Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada tiga mata pelajaran.
e) Ketidak hadiran siswa tanpa keterangan maksimal 10 % dari jumlah hari
efektif.
Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ( LHBS ) disampaikan kepada orang
tua/wali siswa dalam satu semester dilaksanakan dua kali yakni penerimaan
LHBS Tengah Semester dan LHBS Akhir Semester. Penentuan nilai akhir yang
tercantum dalam LHBS merupakan hasil penilaian ketiga aspek pembelajaran :
Sikap, Pengetahuan dan ketrampilan dari hasil seluruh evaluasi termasuk
remidiasi dan pengayaan. Penentuan Kenaikan Kelas dilakukan dalam Sidang
Pleno Dewan Guru.

2) Kelulusan
Untuk tahun pelajaran 2014/2015, kelas XII masih menggunakan kurikulum
2006, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal
72 ayat (1), dan untuk memudahkan berdasarkan Pos Ujian Nasional Tahun
2014 dan akan direvisi sesuai Peraturan Menteri Kebudayaan Republik
Indonesia dan atau Peraturan BSNP tentang Prosedur Operasi Standar ( POS )
Ujian Nasional / Ujian Sekolah yang sesuai.
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan berdasarkan rapat dewan guru
dengan menggunakan kriteria :
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, yaitu memiliki nilai
Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) dari dari seluruh nilai mulai
semester 1 kelas X sampai dengan semester 6 kelas XII.
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran.
c) Lulus Ujian Sekolah.
d) Lulus Ujian Nasioal.
Kelulusan Ujian Nasional mengikuti aturan atau kriteria yang dikeluarkan oleh
Peraturan BSNP yang tertuang dalam POS UN.
Mengacu pada POS UN tahun 2015, bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus
khususnya Ujian Nasional, diberikan 2 pilihan anternatif melalui proses
35
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
bimbingan konseling terhadap siswa bersama orang tua. Alternatif pilihan
tersebut adalah :
1. Mengulang mengikuti Ujian Tahun
2016.
2. Mengikuti Ujian Persamaan Kejar Paket
C pada tahun yang sama .
Sekolah membantu menyiapkan siswa untuk meningkatkan kompetensi untuk
menghadapai ujian yang dimaksud.

5. Peminatan Peseerta Didik

Peminatan peserta didik pada dasarnya merupakan proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian didasarkan atas pemahaman
potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan koseling
membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri,
mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal
dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi. Disamping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan
mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera,
serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui
pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan dan Menengah, bahwa
peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan,
perluasan,dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
Peminatan memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
ketrampilan peserta didik sesuai minat, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang
kejuruan, program kejuruan, dan paket kejuruan.

1) Tujuan Peminatan
Secara khusus tujuan peminatan peserta didik adalah mengarahkan peserta didik
untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :
a) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

36
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
b) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan
potensi dasar, bakat, minat dan ketrampilan pekerjaan / karir.
c) Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk memilih dan menentukan peminatan kelompok mata pelajaran
program keahlian, peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman
mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar
umum ( kecerdasan ), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.
2) Fungsi peminatan peserta didik :
a) Fungsi pemahaman
b) Fungsi pencegahan.
c) Fungsi pengentasan.
d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
e) Fungsi advokasi.
3) Aspek Peminatan
Aspek peminatan perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang meliputi
a) Prestasi belajar
b) Prestasi non akademik.
c) Nilai Ujian Nasional.
d) Pernyataan peserta didik.
e) Cita-cita peserta didik.
f) Perhatian orang tua peserta didik.
g) Deteksi potensi.

4) Pelaksanaan Peminatan
Program penjurusan sebagaimana istilah dalam kurikulum 2013 disebut sebagai
peminatan, dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru diawal tahun
ajaran baru. Peminatan Bidang Kejuruan SMK Pelita Nusantara adalah Teknologi
dan Rekayasa.
Peminatan mengacu pada Spectrum Kejuruan terdiri atas : Bidang Kejuruan,
Program Kejuruan, Paket Kejuruan.
a) Peminatan Bidang Kejuruan
Peminatan bidang kejuruan Teknologi dan Rekayasa berisi kelompok mata
pelajaran dasar bidang kejuruan yang meliputi :
1. Fisika
2. Kimia dan,
3. Gambar Teknik.
b) Peminatan Program Keahlian Teknik Otomotif berisi kelompok mata pelajaran
Dasar Program Keahlian yang meliputi :

1. Teknologi Dasar Otomotif


2. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
3. Teknik Listrik Dasar Otomotif

37
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4. Simulsi Digital
c) Peminatan Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan berisi kelompok mata
pelajaran Paket Keahlian :
1. Perbaikan Mesin Kendaraan Ringan.
2. Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga
3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
Pendalaman Minat di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang lebih bersifat penyiapan siswa
terkait dengan rekruitmen tenaga kerja, Uji Kompetensi Siswa, prakerin, dan guru
tamu yang melibatkan institusi pasangan dari Dunia Usaha Dunia Industri. Institusi
Pasangan dari kalangan Dunia Usaha Dunia Industri yang peduli terhadap
pendalaman minat di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menandatangai Naskah
Kerjasama / MoU dan melaksanakan kesepakatan kegiatan dalam rangka pendalaman
peminatan untuk kemajuan pendidikan di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.

6. Mutasi peserta didik


1) Pengertian Mutasi Peserta Didik

Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain yang
sejajar, dan atau dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar (Imron, 2012:152).
Sedangakan menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang
(1989:118) mutasi adalah Perpindahan siswa bisa juga disebut istilah mutasi
siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu: perpindahan siswa dari
suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari suatu jenis
program ke jenis program yang lain. Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah
perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah, tingkat/kelas dan jurusan atau
program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada
sekolah asalnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi adalah perpindahan peserta
didik baik antar sekolah yang sejajar maupun antar kelas atau jurusan yang sejajar.

Peserta didik yang akan melakukan mutasi tentunya harus memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu yang ditentukan sekolah agar dapat menginghindari
penumpukan peserta didik di sekolah-sekolah tertentu. Jika persyaratan peserta
didik telah terpenuhi maka kemungkinan besar mutasi peserta didik dapat
dilaksanakan.

2) Macam-macam Mutasi

38
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Menurut Imron (2012:153) Mutasi atau perpindahan peserta didik dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:

a) Mutasi Intern

Mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik di dalam
sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas
saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan
oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.

b) Mutasi Ekstern

Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah
lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta
didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada
sekolah-sekolah negeri hal demikian menjadi persoalan, meskipun pada
sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik, tidak pernah menjadi
persoalan.

c) Sebab-Sebab Mutasi Peserta Didik

Ada banyak penyebab peserta didik mutasi. Penyebabnya dapat bersumber


dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan teman sebaya. Seperti yang disebutkan Imron (2012:154) yaitu:

Sebab bersumber dari peserta diri sendiri adalah:


1. Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran di sekolah
tersebut.
2. Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.
3. Malas.
4. Ketinggalan dalam pelajaran.
5. Bosan dengan sekolahnya.

Sebab bersumber dari lingkungan keluarga adalah:


1. Mengikuti orang tua pindah kerja.
2. Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena
ditinggal tugas belajar ke luar negeri.
Mengikuti orang tua yang sedang tugas belajar.
Orang tua meminta pindah.
39
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di
sekolah tersebut.
Mengikuti orang tua pindah rumah.
Mengikuti orang tua transmigrasi.

d) Sebab bersumber dari lingkungan sekolah adalah:


Lingkungan sekolah yang tidak menarik.
Fasilitas sekolah yang tidak lengkap.
Guru sering tidak masuk.
Kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta didik.
Jarak sekolah yang jauh dan sulit dijangkau.
Sekolah dibubarkan.
Sekolah dianggap tidak bermutu yang diidentifikasi dengan rendahnya
angka kelulusan setiap tahun.
e) Sebab bersumber dari lingkungan teman sebaya yaitu:
Bertengkar dengan teman.
Diancam oleh teman.
Tidak cocok dengan teman.
Usia peserta didik lebih tua dibanding teman sebayanya.
Peserta didik merasa rendah diri.
f) Sebab bersumber dari lain-lain adalah:
Sekolah tersebut sering dilanda banjir.
Terjadi peperangan sehingga tidak memungkinkan adanya aktifitas
mengajar.
Adanya bencana alam di wilayah atau daerah tempat sekolah tersebut
berada.
Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk karena sudah terlalu tua.

Mutasi perlu dicegah, agar terdapat kesinambungan pengetahuan peserta didik yang
diterima sebelumnya dengan kelanjutannya. Oleh karena itu, ijin mutasi hendaknya
diberikan jika disertai dengan alasan yang dapat diterima dan sangat baik bagi
perkembangan peserta didik itu sendiri.

3) Alternatif Pencegahan, Pengurangan, dan Pemecahan Masalah Mutasi

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mutasi, jika
seseorang mau melakukannya khususnya seorang guru dalam pengaturan peserta
didik seperti dijelaskan Imron (2012:156). Cara-cara tersebut seperti:

40
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
a) Melakukan tindakan preventif melalui jaminan

Jika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka
langkah preventif yang harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan
kepada peserta didik, bahwa kalau dapat menyelesaikan studi di sekolah
tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai prospek tertentu sebagaimana

lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar mereka yakin benar dengan
kebaikan sekolahnya.

b) Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta didik

Peserta didik juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah tersebut,
agar dapat menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat mengikuti pelajaran
dengan baik. Penyesuaian diri yang baik dan belajar dengan baik, ia tidak
ketinggalan dengan teman-temannya yang lain. Selain itu, peserta didik perlu
bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan diupayakan
konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun sebelumnya oleh
peserta didik tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus
menerus dari sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan
tidak malas.

c) Memperbaiki kondisi sekolah

Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada alternatif
lain kecuali memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja sarana dan
prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah secara
keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses dan metode belajar
pembelajaran dibuat sevariatif mungkin, fasilitas dan sarana yang ada
difungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang ada di
sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta didiknya.

d) Menjalin hubungan baik dengan orang tua peserta didik

Jika sumber penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari lingkungan
keluarga, maka kerja sama antara sekolah dengan keluarga memang perlu
ditingkatkan. Jangan sampai, hanya karena persoalan sepele saja kemudian
anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah lain. Perlu ada komunikasi

41
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga kedua pihak tidak
mengalami miscommunication.

e) Memberikan alasan mengapa ingin melaksanakan mutasi

Adapun, jika peserta didik memilih alasan untuk mutasi maka hendaknya
mereka diberi keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak boleh dibaik-
baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab, bagaimanapun juga, mutasi ke sekolah
lain adalah hak peserta didik sendiri. Keterangan-keterangan yang lazim
diberikan berkaitan dengan peserta didik yang mutasi misalnya identitas anak,
asal sekolah, prestasi akademik di sekolah, kelakuan dan kerajinan dan alasan-
alasan yang bersangkutan mutasi. Dengan demikian, sekolah yang dituju oleh
peserta didik tersebut, mendapatkan gambaran yang senyatanya mengenai anak
tersebut.

f) Meneliti peserta didik yang akan masuk ke sekolah

Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi, hendaknya
juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan menerima.
Untuk itulah, sekolah harus meneliti mengenai identitas, kelakuan/kerajinan,
prestasi akademiknya, jurusan atau program asalnya, dan alasan-alasan yang
berangkutan mutasi. Peserta didik dapat diterima tidaknya sekolah tersebut,
juga harus didasarkan atas ketersediaan fasilitas dan kesejajaran sekolah
tersebut. Ini sangat penting, karena tidak mungkin sekolah dapat menerima
peserta didik tanpa fasilitas dan menerima peserta didik yang kemampuannya
tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di sekolah tersebut. Sebab kalau ini
terjadi, akan memberatkan peserta didik itu sendiri.

g) Mencatat mutasi

Dibuat buku mutasi yaitu buku yang dipergunakan untuk mencatat siswa yang
masuk, pindah dan keluar pada tiap-tiap bulan. Buku ini juga merupakan alat
bantu untuk mengisi data mutasi pada buku induk dan data statistik tentang
keadaan siswa di sekolah.

42
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4) Prosedur Mutasi

Menurut Tim Dosen AP FIP IKIP Malang (1989:96) mengenai perpindahan siswa
(mutasi siswa) dari seolah kesekolah lain ini biasanya ada

Pedoman-pedoman peraturan yang harus diikuti pedoman-pedoman tersebut antara


lain menyangkut:

a) Pembatasan wilayah

Murid tidak diperkenankan pindah dari sekolah ke sekolah lain dalam satu
wilayah. Perpindahan antar wilayah bisa dibenarkan apabila didasarkan pada
alasan yang cukup mendasar misalnya orang tua pindah tempat kerja dan anak
ikut saudaranya dikota lain.

b) Status sekolah

Murid dari sekolah swasta walaupun memiliki mutu yang lebih baik dari pada
sekolah negeri, tidak diperkenankan untuk pindah ke sekolah negeri. Sekolah-
sekolah negeri hanya diperkenankan siswa pindahan dari sekolah negeri saja.

c) Jenis sekolah

Sekolah negeri atau sekolah menengah dapat dibedakan dalam dua jenis
sekolah, yaitu sekolah-sekolah umum dan sekolah-sekolah kejuruan. Sekolah
kejuruan ada beberapa jenis pula, misalnya Sekolah Teknologi Menengah
(STM), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Kesejahteraan
Keluarga Atas (SKKA), dll. Perpindahan siswa dari lain jenis sekolah tidak
diperbolehkan.

d) Pindah sekolah tidak naik kelas

Suatu sekolah tidak boleh menaikkan kelas seorang siswa yang telah
dinyatakan tidak naik kelas oleh sekolah lain, walaupun sama-sama sebagai
sekolah negeri. Menaikan kelas seorang murid yang telah dinyatakan tidak
naik kelas oleh suatu sekolah mungkin saja terjadi di sekolah-sekolah swasta.
Misalnya tidak naik kelas disekolah negeri kemudian pindah di sekolah swasta
sejenis dengan dinaikan kelasnya.

43
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
5) Pengaturan Peserta Didik yang Drop Out
a) Pengertian Drop Out Peserta Didik

Menurut Imron (2012:159) Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Pencegahan drop out harus dilaksanakan karena
dapat menyebabkan pemborosan selain itu menunjukkan bahwa produktivitas
pendidikannya rendah. Untuk mencegah terjadinya drop out maka perlu
kerjasama antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat agar dapat menekan
terjadinya drop out agar tidak mengakibatkan hal yang negatif pada peserta
didik.

b) Sebab-sebab Drop Out Peserta Didik

Peserta didik yang drop out atau tidak menyelesaikan pendidikannya dalam
suatu lembaga pendidikan tertentu disebabkan oleh banyak faktor.

Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik yang drop out ini antara lain
akan dijelaskan sebagai berikut. Menurut Imron (2012:159) yaitu:

1. Ketidakmampuan mengikuti pelajaran menjadi penyebab peserta didik


merasa berat untuk menyelesaikan pendidikannya. Oleh sebab itu,
mereka ini perlu mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dengan
peserta didik kebanyakan.

2. Peserta didik yang tidak memiliki biaya sekolah. Hal ini banyak terjadi di
daerah-daerah pedesaan dan kantong-kantong kemiskinan. Padahal
semakin tinggi tingkatan dan jenjang pendidikan yang akan ditempuh
oleh peserta didik, semakin banyak pula biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan.

3. Sakit parah. Peserta didik yang mengalami sakit parah tidak dapat masuk
sekolah sampai dengan batas waktu yang ditentukan. Hal ini
menyebabkan peserta didik tertinggal jauh pelajaran di sekolah sehingga
peserta didik lebih memilih tidak melanjutkan sekolah.

4. Anak-anak terpaksa bekerja. Pada negara-negara berkembang jumlah


pekerja anak sangat banyak. Anak-anak ini tidak jarang bekerja pada
sektor formal yang terikat oleh waktu dan peraturan di perusahaan

44
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
tersebut. Oleh karena itu, lambat laun ia tidak dapat melanjutkan
sekolahnya karena harus bekerja.

5. Membantu orang tua di ladang. Di daerah agraris, anak laki-laki


dipandang sebagai pembantu terpenting oleh ayahnya untuk bekerja di
ladang. Membantu di ladang dibutuhkan waktu yang relatif banyak
sehingga menyita waktu belajar dan peserta didik tidak dapat mengikuti
pelajaran di sekolah. Karena merasa peserta didik tidak dapat mengikutui
tersebut, peserta didik drop out.

6. Peserta didik di-drop out oleh sekolah. Hal ini terjadi karena yang
bersangkutan memang sudah tidak mungkin dapat dididik lagi. Faktor ini
disebabkan karena kemampuan belajarnya yang rendah, atau dapat juga
yang bersangkutan tidak mau belajar.

7. Peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah. Pada
peserta didik demikian, memang tidak dapat dipaksa untuk sekolah
termasuk orang tuanya sendiri.

8. Kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti. Pidana yang
dialami oleh peserta didik untuk beberapa tahun, bisa menjadikan yang
bersangkutan akan drop out dari sekolah.

9. Sekolah dianggap tidak menarik bagi peserta didik. Mereka memandang


lebih baik tidak sekolah saja.

Kasus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat dipecahkan. Dalam
pengertian, ada beberapa kasus peserta didik drop out yang dapat dicegah dan yang
tak dapat dicegah. Pada peserta didik drop out karena alasannya biaya, masih dapat
dicarikan jalan keluarnya dengan memberikan beasiswa, mencarikan orang tua asuh
dan sebagainya. Sedangkan kasus peserta didik drop out karena yang bersangkutan
tidak mau lagi bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu, amanat
wajib belajar, dengan memberikan sanksi bagi orang tua yang anak-anaknya tidak
sekolah, bisa dijadikan sebagai sarana untuk menekan angka drop out.

7. Pendidikan Kewirausahaan

45
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Pendidikan kewirausahaan adalah proses menumbuhkan dan pengembangan serta
upaya menanamkan, dan menguatkan kesiapan mental seseorang, sehingga memiliki
semangat untuk mampu menciptakan atau melaksanakan aktifitas bahkan mungkin
merupakan aktifitas yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak
inovatif. Upaya nyata pengembangan sikap wirausaha dapat dimulai dengan membuat
perencanaan pendidikan yang benar dan lebih radikal (Kirby, 2005).

Implementasi pendidikan kewirausahaan memerlukan perencanaan yang menyeluruh


dari sekolah, dalam model ini terdapat 4 (empat) bagian yang perlu disiapkan yakni (1)
terkait komitmen sekolah yang tertuang dalam visi dan misi sekolah serta tujuan yang
ekplisit, (2) Penyediaan fasilitas praktik siswa dan guru yang berupa penyediaan
semacam Business Centre dan jaringan bisnis dengan pelaku usaha. (3) Kurikulum,
masalah ini terutama saat sekarang menjadi mendesak dipersiapkan guna dapat
mengimplementasikan dengan baik isi kurikulum 2013. Pengembangan lebih rinci dari
kompetensi inti ( KI.1,2,3 dan 4) serta pendekatan pembelajaran perlu segera disiapkan
mengingat mayoritas guru belum siap perangkat pembelajarannya. Termasuk
didalamnya terkait dengan jadwal dan kebijakan sekolah yang memberikan keleluasaan
guru dan siswa melakukan uji coba sistem maupun model-model terbarukan dalam
praktik dan pembelajaran wirausaha.

kembangnya mental wirausaha dari peserta didik yang pada gilirannya terdapat
kemampuan dalam merintis usaha sesuai dengan potensi pasar dan lingkungan.
Sementara itu, secara khusus dapat mengembangkan sikap percaya diri, berorientasi
tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berorientasi masa depan serta berfikir kreatif
dan bertindak inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai spiritual dan sosial yang memadai.

Misi kompetensi yang harus menjadi perhatian SMK Pelita Nusantara 2 Semarang ;

1) Penyadaran akan potensi dirinya menjadi makluk yang sempurnya untuk


dapat hidup secara mandiri dan memadai dengan bekal potensi diri yang
dimilikinya.
2) Menjadikan kemampuan/keterampilan karya yang dimiliki dari hasil
pembelajaran mapel produktif menjadi bernilai pasar.
3) Memahami kondisi diri dan situasi lingkungan, sehingga menjadi inspirasi
untuk memulai suatu usaha.
4) Menetapkan jenis usaha yang akan dijalankan secara matang sesuai potensi
pasar & lingkungan.

46
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
5) Memiliki keberanian memulai merintis usaha berdasarkan perencanaan yang
memadai

8. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup sangat dibutuhkan dalam pengembangan potensi dan


kreatifitas peserta didik. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) adalah pendidikan yang
memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik
tentang nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan
peserta didik. Dengan demikian pendidikan life skill harus dapat merefleksikan kehidupan
nyata dalam proses pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup tersebut,
sehingga peserta didik siap untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.
SMK Pelita Nusantara 2 Semarang mengintegrasikan Pendidikan Kecakapan Hidup
kedalam muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran. Setiap pelajaran memuat
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang mengajarkan pendidikan
kecakapan hidup sebagai bekal untuk peserta didik untuk hidup dilingkungan masyarakat
dan mempunyai ketrampilan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

47
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
A. Pengertian Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran.
Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.

B. Dasar Hukum Kalender Pendidikan


Kalender Pendidikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang disusun berdasarkan ;
1. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 420 / 02734 ,
Tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2016/2017 .

C. Rencana Kegiatan atau Jadwal


Rencana Kegiatan atau Jadwal kegiatan selama 1 Tahun pada Tahun Pelajaran 2016/2017 di
SMK Pelita Nusantara 2 Semarang adalah sebagai berikut ;

Tabel 6. Uraian Rencana Kegiatan SMK Pelita Nusantara 2 Tahun Ajaran 2016/2017
N
TANGGAL URAIAN KEGIATAN
O
Tanggal 1-2 dan 9 -16 Juli
1
2016 Libur Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016
2 Tanggal 4,5,8 Juli 2016 Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1437 H
3 Tanggal 6-7 Juli 2016 Libur Hari Raya Idul Fitri 1437 H (1 Syawal 1437 H)
4 Tanggal 18 Juli 2016 Permulaan Tahun Pelajaran 2016/2017
Hari-hari Pertama Masuk Satuan
5 Tanggal 18-20 Juli 2016 Pendidikan (Kegiatan MPLS )
6 Tanggal 15 Agustus 2016 Mengikuti Upacara Hari Pramuka
7 Tanggal 15-16 Agustus 2016 Lomba-lomba memperingati HUT Kemerdekaan RI
8 Tanggal 17 Agustus 2016 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
9 Tanggal 8 September 2016 Memperingati Hari Aksara Internasional
10 Tanggal 12 September 2016 Libur Umum (Hari Raya Idul Adha 1437H)
Tanggal 19-24 September
11
2016 Ulangan Tengah Semester ( Tahap I )
Tanggal 26-29 September
12
2016 Kegiatan Jeda Semester Gasal
13 Tanggal 1 Oktober 2016 Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila
14 Tanggal 2 Oktober 2016 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1438 H)
15 Tanggal 18-21 Oktober 2016 MID Semester Tahap II
16 Tanggal 28 Oktober 2016 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
17 Tanggal 10 November 2016 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
18 Tanggal 5-10 Desember 2016 Ulangan Akhir Semester Gasal
19 Tanggal 12 Desember 2016 Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi SAW 1438 H)
48
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Tanggal 13-16 Desember Ulangan Susulan dan Persiapan Penyerahan Buku Rapor
20
2016 Semester Gasal
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar (BLHB ) Semester
21 Tanggal 16 Desember 2016 Gasal
Tanggal 19-31 Desember
22
2016 Libur Akhir Semester Gasal
Tanggal 25-26 Desember
23
2016 Libur Umum (Hari Raya Natal) dan cuti bersama
24 Tanggal 1 Januari 2017 Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2017)
25 Tanggal 28 Januari 2017 Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2567).
26 Tanggal 1-3 Februari 2017 Pembekalan OJT
27 Tanggal 6-8 Februari 2017 Penerjunan OJT
28 Tanggal 1-10 Februari 2017 Ujian Praktik Sekolah Mapel Normatif dan Adaptif
29 Tanggal 13-16 Februari 2017 Tryout UN ( Jadwal Kota 28 Februari-3 Maret 2017 )
Sebelum tanggal 3 Maret Uji Kompetensi Keahlian selesai (paling lambat 1 bulan
30
2017 sebelum UN Utama)
31 Tanggal 6-10 Maret 2017 Ulangan Tengah Semester ( Tahap I )
32 Tanggal 6-14 Maret 2017 Ujian Sekolah
33 Tanggal 13-16 Maret 2017 Kegiatan Jeda Semester Genap
34 Tanggal 28 Maret 2017 Libur Umum (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939)
35 Tanggal 3-8 April 2017 Ujian Nasional SMA/MA/SMALB/SMK/MAK (Utama)
36 Tanggal 10-17 April 2017 Ujian Nasional SMA/MA/SMALB/SMK/MAK (Susulan)
37 Tanggal 14 April 2017 Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih)
38 Tanggal 18-21 April 2016 Ulangan Tengah Semester Tahap II
39 Tanggal 21 April 2017 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Kartini
Libur Umum (Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
40 Tanggal 24 April 2017 SAW 1438 H)
41 Tanggal 1 Mei 2017 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
42 Tanggal 2 Mei 2017 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
43 Tanggal 3-5 Mei 2017 Penarikan OJT
44 Tanggal 11 Mei 2017 Libur Umum (Hari Raya Waisak Tahun 2561)
45 Tanggal 20 Mei 2017 Mengikuti Upacara Hari Kebangkitan Nasional
46 Tanggal 25 Mei 2017 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
47 Tanggal 26-27 Mei 2017 Libur awal Ramadhan 1438 H
48 Tanggal 1-10 Juni 2017 Ulangan Akhir Semester Genap/Kenaikan Kelas
Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester
49 Tanggal 12-16 Juni 2017 Genap
50 Tanggal 16 Juni 2017 Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
Libur Akhir semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran
51 Tanggal 19Juni-15 Juli 2017 2016/2017
52 Tanggal 25-26 Juni 2017 Libur Hari Raya Idul Fitri 1438 H (1 Syawal 1438 H)
53 Tanggal 1,3,4,5 Juli 2017 Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2017/2018
54 Tanggal 17 Juli 2017 Permulaan Tahun Pelajaran 2017/2018

D. Permulaan Tahun Ajaran


Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan

49
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
pendidikan dimulai pada setiap awal tahun pelajaran. Untuk kelas X hari-hari pertama
masuk sekolah selama 3 hari diisi dengan kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru
( MOPD ) Permulaan tahun pelajaran 2016/2017 adalah hari Senin tanggal 18 Juli 2016.

E. Pengaturan Waktu Belajar


Pengaturan waktu belajr di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menggunakan system
semester yang membagi satu tahun pembelajaran menjadi semester gasal dan semester
genap.
a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar
waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal
(kurikulum tingkat daerah).
a) Waktu belajar dalam satu minggu diatur dengan jadwal sebagai berikut :
b) Hari efektif belajar dari hari Senin sampai hari Jumat
c) Durasi waktu belajar perjam pelajaran = 1 Jam Pelajaran @ 45 menit
d) Beban belajar per minggu setiap kelas = 50 Jam pelajaran perminggu
Tabel.7. Pengaturan Waktu Belajar
Jam Ke Waktu Seni Selas Rab Kami Jumat
n a u s
1 07.00 07.45
2 07.45 08.30
3 08.30 09.15
4 09.15 10.00
ISTIRAHAT -1 10.00 10.15
5 10.15 11.00
6 11.00 11.45
7 11.45 12.30
8 12.30 13.15
ISTIRAHAT-2 13.15 13.45
9 13.45 14.30
10 14.30 15.15
ISTIRAHAT-3 15.15 15.35
11 15.35 16.20
12 16.20 17.05

F. Pengaturan Waktu Libur


Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:

50
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

G. Waktu Pembelajaranr Efektif


Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu Pembelajaran efektif di SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang diatur sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku yaitu 48 Jam
per minggu ditambah dengan 2 Jam per minggu untuk mata pelajaran Muatan lokal (Bahasa
Jawa).
H. Minggu Efektif Belajar
Minggu efektif pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Jumlah waktu pembelajaran per minggu disesuaikan dengan kurikulum yang dilaksanakan
oleh SMK Pelita Nusantara 2 Semarang. Jumlah waktu pembelajaran pada setiap semester
minimal 18 minggu efektif dan pada Semester Genap untuk kelas terakhir setiap jenjang
pendidikan minimal 14 minggu efektif.
Berikut adalah Kalender Pendidikan SMK pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017.
Tabel 8. Kalender Pendidikan

51
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Tabel 9. Perhitungan Minggu Efaktif Pembelajaran Tahun 2016/2017

Tabel 10 . Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan


NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

52
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
1. Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk
belajar dan maksimum 38 kegiatan pembelajaran
minggu efektif pada setiap
satuan pendidikan

2. Jeda tengah Maksimum 2 Digunakan untuk


semester minggu Ulangan Tengah
Semester Terprogram

3. Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II


semester minggu Digunakan untuk
penyiapan administrasi
awal semester genap.
Clas Meeting,
Pendalaman Kelas XII

4. Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk


tahun pelajaran minggu penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir
dan awal tahun
pelajaran
5. Hari libur 2 4 minggu Digunakan untuk
keagamaan ibadah keagamaan
sesuai agamanya dari
setiap warga sekolah
baik guru, karyawan
maupun siswa.
Waktu dan
pengaturannya
mengikuti ketentuan
pemerintah.

53
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan
umum/nasional Peraturan Pemerintah

7. Hari libur Maksimum 1 minggu Untuk satuan


khusus pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan
masing-masing

8. Kegiatan Maksimum 3 minggu Digunakan untuk


khusus sekolah kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu
pembelajaran efektif
( LDK, Kemah Bakti,
Bakti social, dll )

BAB V
PE N UTU P

Demikianlah revisi dan pengembangan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang


Tahun Pelajaran 2014 / 2015 sebagai manifestasi Implemetasi Kurikulum 2013 ke dalam tataran
teknis secara fleksibel terutama dalam aspek pembelajaran. Harapannya segala upaya yang telah
dirancang dalam kurikulum ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK
Pelita Nusantara 2 Semarang dan di Indonesia pada umumnya. Sebagaimana yang tercantum
dalam rasional pengembangan kurikulum dalam upaya menjawab tantangan eksternal dan
internal, maka pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan
diutamakan oleh semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa
kemajuan bangsa di masa yang akan datang yang dikatakan sebagai generasi emas.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya kurikulum ini kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya semoga
54
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
Allah SWT membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda. Untuk
melengkapi dokumen ini, maka didampingi dengan Buku 2 tentang Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan Silabus yang sudah ditetapkan pemerintah, serta Buku 3 tentang RPP.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum ini masih
jauh dari sempurna, banyak kekurangan atau kesalahan, harapkan kami saran dan petunjuk
semua pihak demi perbaikan di masa mendatang sangat kami perlukan.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita semua bertawakal, semoga niatan baik kita
dalam upaya menyiapkan generasi bangsa yang lebih baik melalui layanan penndidikan dan
pembelajaran senantiasa mendapatkan petunjuk dan ridlo-Nya. Amin.

55
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang

Anda mungkin juga menyukai