Percobaan 2
Percobaan 2
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari reaksi kimia spesifik pada protein
(asam amino) serta memanfaatkan sifat kimia untuk indentifikasi protein pada sampel.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah susu dan putih telur. Uji
analisa ini dapat dilakukan melalui reaksi Pengendapan, reaksi Biuret, reaksi
Xanthoprotein, reaksi Millon nasse, reaksi Hopkins-cole, uji Belerang.
Pada reaksi pengendapan, pada putih telur terbentuk endapan, sedangkan pada
susu tidak semuanya berbentuk endapan. Pada biuret kedua sampel terbentuk endapan
berwarna ungu. Pada reaksi Xanthoprotein kedua sampel terbentuk endapan berwarna
kuning. Pada Millon nasse kedua sampel terbentuk endapan. Pada reaksi Hopkins-cole,
pada sampel telur larutan berubah menjadi berwarna merah bata denagan endapan putih,
sedangkan pada susu larutan berwarna ungu dengan endapan putih. Pada uji Belerang
kedua sampel terbentuk endapan.
II-i
PERCOBAAN 2
ANALISA PROTEIN (ASAM AMINO)
2.1 PENDAHULUAN
II-1
II-2
Protein adalah molekul organik yang paling banyak didalam sel. Zat ini
terdapat disemua bagian jasad hidup dan merupakan golongan yang paling
beraneka macamnya diantara senyawa yang penting dalam biologi. Protein
bertanggung jawab atas keterpaduan struktur jasad tertentu maupun enzim yang
mengatur fungsi keidupan. Penelitian mengenai protein menunjukkan batas-batas
yang agak dipaksakan dalam ilmu kimia. Untuk mengetahui dengan sempurna
tentang protein maka dapat dilakukan dengan cara penelitian yang bersifat
organic, anakisis, anorganik, fisika dan biokimia( Stanley, 1988 : 866 ).
Protein tersusun atas molekul-molekul asam amino dengan unsur
penyusunnya C, H, O, N dan S. Antara molekul asam amino dihubungkan dengan
ikatan peptida. Asam amino mempunyai gugus asam (COOH) dan gugus amino
(NH2) disebut C-alfa (Syukri, 1999).
O
R CH C OH
NH2
Sebagian protein merupakan penyusun tubuh (daging, kulit, rambut dan lain-
lain), sebagian mempunyai fungsi katalisator (enzim), yang menyebabkan reaksi-
reaksi tertentu dapat berlangsung dengan baik pada kondisi tubuh. Protein yang
lain berfungsi sebagai pengatur (hormon) dan immunologi (pertahanan tubuh).
Protein disusun oleh asam amino dengan melalui ikatan amida, yang disebut
ikatan peptida (Respati, 1986)
Protein memiliki lebih dari satu rantai peptida dan bisa pula mengandung
komponen-komponen prostetik yaitu komponen pengganti yang bukan peptida.
Protein merupakan polipeptida yang memiliki bobot tinggi yang terdapat secara
alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino digolongkan sebagai protein
sederhana (Pine, 1988).
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam-asam amino melalui
ikatan peptida. Asam amino mempunyai gugus karboksil (-COOH) dan gugus
II-3
amino (-NH2). Variasi dalam struktur monomer-monomer asam amino terjadi pada
rantai sampingnya. Asam amino paling sederhana adalah glisina. (Wilbraham,
1992).
Didalam protein hanya terdapat asam L--amino. Kendati asam D-amino
dan non- - amino juga ditemukan di dalam. Semua asam amino mempunyai
sedikitnya dua gugus fungsional yang bersifat asam lemah, yaitu R-NH 2+ dan R-
COOH yang pada asam amino dalam protein terletak pada atom -karbon.
Disamping ini, dari gugus fungsional yang memiliki sifat asam lemah (-OH, -SH,
guanidino, midozoi) menyebabkan muatan netto pada asam amino bervariasi
menurut nila pH. Oleh karena itu, asam amino bersifat amfolit yang muatan
nettonya pada pHnya tertentu bergantung nilai pKa gugus fungsionalnya.
H
R C NH2
COOH
Gambar struktur rumus bangun, yang menggambarkan asam -amino.
Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam
pelarut non polar seperti dietil eter atau benzena. Asam amino kurang bersifat
asam jika dibandingkan dengan asam karboksilat lain dan kurang bersifat basa
dibandingkan dengan sebagian besar amina. Hal ini karena gugus amino yang
bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat asam berada dalam satu molekul.
Sehingga asam amino mengalami reaksi asam basa internal yang menghasilkan
suatu ion dipolar atau zwitterion. Hal ini menyebabkan titik leleh asam amino
sangat tinggi dan mempunyai titik isoelektrik. Titik isoelektrik terjadi bila muatan
positif dan negatif saling meniadakan.
Beberapa reaksi asam amino yang khas :
1. Reaksi ninhidrin
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk suatu produk yang
disebut ungu Ruheman. Reaksi ini bersifat kuantitatif dan dapat dijadikan
sebagai pelacak asam amino pada uji bercak (spot test).
NH2 NH2
NO2
NH2 NH2
NO2
NaNO3
OH CH2-CH-COOH + HgSO4
Hg CH2-CH-COOH + H2SO4
NH2
NH2
CH2-CH-COOH + H2 O
CH2-CH-COOH + H-C-H + HgSO4
NH2
NH2
OHg
NH2 NH2
6 Reaksi Biuret
Uji ini positif untuk asam amino yang mempunyai ikatan peptida lebih
dari satu. Reaksi yang terjadi adalah
NH2 NH2
Asam amino merupakan bahan pangan penting yang sangat diperlukan oleh
tubuh. Kemudian dari kebutuhan asam amino tersebut, ada beberapa jenis asam
amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Dalam bahan pangan banyak terdapat
asam amino, kurang lebih sekitar 20 macam asam amino, yaitu:
1. Asam amino sensial, yaitu asam amino yang diperlukan untuk sintetis
protein dan tidak disentetis sendiri oleh organisme itu tetapi harus terdapat
dalam makanan. Adapun yang termasuk dalam asam amino esensial adalah :
a. Arginina
OH
O C NH
CH C C C N C NH2
H2 H2 H2 H
NH2
b. Histidina
NH2
N
C CH
H2
HN
C O
OH
c. Isoleusina
NH2
H3C C CH CH
H2
CH3 C O
OH
II-7
d. Leusina
NH2
H3C CH C CH
H2
CH3 C O
OH
e. Lisina
f. metionina
g. fenilalanina
h. treonina
i. triptofan
j. valina
2. Asam amino non esensial yaitu asam amino yang dapat disintetis oleh
organisme itu sendiri, adapun yang termasuk asam amino non essensial adalah
a. Alanina
O
H2N CH C OH
CH3
b. Asparagina
NH2
H2N C C CH
H2
O C O
OH
c. asam aspartat
NH2
H2
HO C C CH
O C O
OH
d. sisteina
II-8
O
H2N CH C OH
CH2
SH
e. asam glutamat
f. glutamina
g. glisin
h. prolina
i. serina
j. tirosina
Asam amino adalah senyawa yang mempunyai gugus karboksil (COOH)
dan gugus amino (NH3), macam-macam asam amino :
- Asam amino
- Asam amino
- Asam Amino
Tergantung apa gugus amino yang terikat pada atom C , C , C , dan
seterusnya, yang paling penting adalah asam amino yang memiliki konfigurasi L,
jadi
R
CH NH2
COOH
Asam amino yang bangun molekulnya tertera di atas sebenarnya bermuatan
ganda, merupakan ion zwitter. Peristiwa ini dibuktikan dengan tingginya titik
lebur pada kristal asam amino; tetapan dielektrika yang relatif tinggi dan lain-lain
(Soeharsono, 1976).
II-9
2.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- botol semprot
- Pipet tetes
- Erlenmeyer 50 mL
- Gelas beker 500 mL
- Pemanas mentel
2.3.1 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
- Susu
- Formaldehid
- Akuades
- Natrium Hidroksida (NaOH ) 10 %
- Asam Nitrat( HNO3 )
- Amoniak
- Asam asetat ( CH3COOH )
- Tembaga Sulfat ( CuSO4 ) 5 %
- Asam Sulfat ( H2SO4 ) 10 %
- Asam Klorida ( HCl ) 10 %
- Natrium Nitrat ( NaNO3 )
- Merkuri (II ) Sulfat (HgSO4 )1 %
2.4.1 Hasil
2.4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
2.
1 mL sampel + 1 mL HNO3 Susu: Sediki gumpalan
Telur : terjadi gumpalan
1. 2 mL sampel + 2 mL akuades V = 2 ml
Susu : beku
memanaskan. kecoklatan.
1. Mengambil sampel V = 1 ml
Telur: tetap
V = 1 ml Telur: tetap
dasarnya.
4.2 Pembahasan
II-14
Pada tabung reaksi III, putih telur dan susu ditambahkan akuadest yang
kemidian dipanaskan. Pada putih telur terbentuk endapan sedangkan pada susu
tidak terjadi perubahan.
Reaksi yang terjadi:
R CH COOH + H2O panas R CH COOH
NH2 NH3OH
NH2 NH3CH3COO
NaOH dan 2 tetes CuSO4. Warna ungu ini muncul karena terbentuk kompleks
dengan ion Cu2+ dan gugus NH2.
Reaksi uji diatas adalah:
R CH COOH + 2NaOH 2R CH COONa + 2H2O
NH2 NH2
NH2
R CH COO
R CH COOH + CuSO4 Cu + NaSO4
R CH COO
NH2
Reaksi yang terjadi adalah:
NH2 NH2
0 0
NH2 NH2
NH2 NH2
CH2 CH COOH
NH2
N
H
CH2-CH-COOH + H2 O
CH2-CH-COOH + H-C-H + HgSO4
NH2
NH2
OHg
II-19
5.1 PENUTUP
5.1.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakn, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Reaksi biuret bertujuan untuk mengetahui bahwa asam amino
memiliki ikatan peptida lebih dari satu.
2. Reaksi xanthoprotein berdasarkan pada nitrasi benzena yang
terdapat dalam molekul protein.
3. Reaksi millon-Nasse bertujuan untuk menunjukkan adanya
asam amino pada protein yang mempunyai gugus fenol.
4. Reaksi Hopkins-cole digunakan untuk mengetahui apakah
triptopan terkandung dalm larutan protein, ditandai oleh terbentuknya
larutan ungu.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada percobaan ini adalah :
1. Praktikan agar lebih teliti lagi dalam mengamati perubahan yang terjadi
pada sampel setelah ditambahkan reagen tertentu.
2. Jumlah reagen yang digunakan hendaknya cukup (tidak berlebihan atau
kurang) untuk dapat bereaksi dengan sampel.
II-20
DAFTAR PUSTAKA