Percobaan ini bertujuan mempelajari reaksi kimia aldehid dan keton serta
penggunaan aldehid dan keton untuk indentifikasi senyawa.
Untuk uji fehling menggunakan reagen fehling, uji tollens menggunakan larutan
AgNO3 dan NaOH, uji iodoform menggunakan I2 dalam KI dan NaOH, pembentukan
damar dengan NaOH pekat, Uji natrium Bisulfit menggunakan Natrium bisulfit jenuh.
Reaksi asam karboksilat menggunakan KMnO4 dan asam sulfat pekat. Reaksi
pembentukan fenilhidrazin menggunakan fenilhidrazin.
Uji positif pada uji fehling akan ditandai dengan adanya endapan merah bata. Uji
Tollens akan ditandai dengan adanya endapan cermin perak. Uji Iodoform akan ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi kuning. Uji Pembentukan Damar ditandai
dengan warna larutan berubah menjadi kuning hingga coklat. Uji Adisi Natrium Bisulfit
ditandai dengan adanya gumpalan putih. Reaksi pembentukan asam karboksilat untuk
membuktikan apakah aldehid atau keton dapat dioksidasi dengan KMnO 4 encer. Reaksi
pembentukan fenilhidrazin ditandai dengan terbentuknya kristal.
Kata Kunci : Reaksi Aldehid dan Keton
IV-1
IV-2
4.1 PERCOBAAN 4
5.1 ALDEHID DAN KETON
6.1
7.1
8.1 PENDAHULUAN
9.1
4.1.1 Tujuan Percobaan
10.1 Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mempelajari reaksi kimia aldehid dan keton.
2. Penggunaan aldehid dan keton untuk identifikasi senyawa.
11.1
4..1.2 Latar Belakang
12.1 Aldehid adalah senyawa karbon turunan alkana yang memiliki
gugus fungsi CHO pada salah satu ujungnya. Keton merupakan senyawa
karbonil yang mengandung gugus fungsi CO yang terikat pada dua gugus alkil
atau aril. Kedua senyawa ini merupakan senyawa organik yang mengandung
gugus karbonil.
13.1 Ada banyak aplikasi aldehid dan keton dalam industri. Aplikasi
aldehid dapat ditemukan dalam industri kertas yang menggunkan metanal sebagai
pelarut zat perekat. Aplikasi pada keton juga dapat ditemukan pada industri lain
seperti industri pembuatan gelas yang menggunakan propanon sebagai bahan
bakunya.
14.1 Pada percobaan ini, akan dipelajari reaksi reaksi yang terdapat
pada aldehid dan keton. Percobaan ini dimaksudkan agar praktikan dapat
memanfaatkan reaksi reaksi tersebut. Salah satu manfaatnya adalah untuk
menentukan atau mengidentifikasi suatu senyawa.
15.1
16.1
17.1
18.1
19.1
20.1
21.1
IV-1
IV-2
9.2
10.2 Gambar 4.1 Etanal
11.2
12.2 Gambar 4.2 Propanal
13.2
14.2 Gambar 4.3 Sikloheksana karbaldehida
IV-3
15.2 Senyawa keton diberi nama dengan mengganti akhiran na pada alkana
dengan on. Rantai utama harus mengandung gugus keton, dan gugus keton
diberi prioritas utama dengan nomer terendah (nomer 1). Dalam senyawa siklo,
gugus karbonil diberi nomer 1.
16.2
17.2 Gambar 4.4 2 butanon
18.2 (Riswiyanto, 2009 : 50 51).
19.2 Aldehida sebagai senyawa karbonil. Aldehid senyawa senyawa
sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil sebuah ikatan rangkap C = O.
Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya
gugus gugus reaktif yang lain seperti OH atau Cl yang terikat langsung pada
atom karbon digugus karbonil seperti yang biasa ditemukan misalnya asam
asam karboksilat yang mengandung gugus COOH. Pada aldehid, gugus karbonil
mamiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan atom hidrogen
lain atau yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus
alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzene (Anonim1, 2009 :1).
20.2 Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil (C = O) yang terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau
sebuah alkil dan sebuah aril. Keton memiliki rumus umum RCOR. Senyawa
karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam
karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa senyawa beroksigen lainnya.
Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang
paling sederhana adalah aseton. Atom karbon yang berada disamping gugus
karbonil dinamakan karbon . Hidrogen melekat pada karbon ini dinamakan
hidrogen . Dengan keberadaan asam katalis, keton mengalami tautomerisme keto
enol. Reaksi dengan basa kuat menghasilkan enolat (Anonim2, 2012 :1).
21.2 Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehida adalah oksidasi dari
alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan
mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksida khrompiridin
kompleks seperti piridinium khlor khromat adalah oksidator yang dapat merubah
alkohol primer menjadi aldehida tanpa merubahnya terus menjadi asam
IV-4
Benzaldehid
Fehling A dan B
AgNO3 0,1 N
KMnO4
H2SO4 pekat
NaOH
Amonia 10 %
50.2
51.2
52.2
53.2
4.3.3 Prosedur Kerja
4.3.3.1 Uji Fehling
54.2 Masing masing tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 1 ml.
Kemudian larutan reagen fehling A dan fehling B dimasukan sebanyak 1
ml, dikocok, lalu dipanaskan. Setelah itu, diamati perubahan yang terjadi.
55.2
4.3.3.2 Uji Tollens (Cermin Perak)
56.2 Masing masing tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 1 ml.
Kemudian AgNO3 dimasukan sebanyak 1 ml, 1 ml NaOH dan 1 ml
amonia ke dalam tabung reaksi, lalu dikocok dengan kuat. Setelah itu
dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi pada masing masing
tabung reaksi.
57.2
4.3.3.3 Pembentukan Damar
58.2 Masing masing tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 1 ml.
Kemudian, ditambahkan NaOH pekat sebanyak 1 ml. Lalu dipanaskan.
Diamati warna dan bentuk endapan yang terjadi.
59.2
4.3.3.4 Reaksi Pembentukan Asam Karboksilat
60.2 Masing masing tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 1 ml.
Lalu ditambahkan KMnO4 sebanyak 1 ml dan H2SO4 sebanyak 1 ml,
kemudian dipanaskan. Diamati perubahan bau yang timbul.
61.2
62.2
63.2
64.2
65.2
66.2
IV-7
67.2
68.2
69.2
4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
70.2
4.4.1 Hasil Pengamatan
71.2 Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Uji Fehling
72.2 73.2 Langkah Kerja 74.2 Hasil
No.
75.2 76.2 Memasukan 1 ml reagen 77.2 Larutan berwarna biru
1. fehling A dan 1 ml reagen fehling
B.
78.2 79.2 Memasukan 1 tetes 80.2
2. sampel.
81.2 82.2 Mengamatati perubahan 91.2
92.2 Berwana biru, terdapat
3. sampel :
83.2 Benzaldehid lapisan bening diatas, dan terdapat
84.2
endapan didasar
85.2
93.2 Berwana biru, terdapat
86.2 Sikloheksanon
87.2 lapisan hijau diatasnya, dan tidak
88.2 Formaldehid
ada endapan
89.2
94.2 Berwarna biru kecoklatan,
90.2 Aseton
terdapat endapan
95.2 Bewarna biru tua, tidak
terdapat endapan
96.2
97.2 Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Uji Tollens
98.2 99.2 Langkah Kerja 100.2 Hasil
No.
101.2 102.2 Memasukan 1 ml AgNO3, 103.2 Larutan berwarna hitam
1. 1 ml NaOH 10% dan 1 ml amonia
encer.
104.2 105.2 Menambahkan 1 ml 106.2
2. sampel.
107.2 108.2 Mengamati perubahan 112.2
113.2 Terbentuk cermin perak,
3. sampel :
109.2 Formaldehid terdapat endapan didasar tabung
IV-8
181.2 (aseton)
182.2
4.4.2.2 Uji Tollens
183.2 Uji Tollens berfungsi untuk mengidentifikasi senyawa aldehid dan
keton yaitu dioksidasi oleh pereaksi Tolles seperti Ag+, suatu larutan basa dari ion
diamin perak(I) (Ag(NH3)2). Ion tersebut dapat dibuat dengan mereaksikan larutan
NaOH ke dalam larutan perak(I) nitrat sampai menghasilkan sebuah endapan
perak(I) oksida yang kemudian ditambahkan amonia encer untuk melarutkan ulang
endapan.
184.2 Uji Tollens menunjukan hasil positif jika terdapat endapan cermin
perak pada reaksi. Aldehid mereduksi ion diamin perak(I) menjadi logam perak dan
karena larutan bersifat basa, sehingga aldehid dioksidasi menjadi garam dari asam
karboksilat. Reaksi reduksi ion diamin perak(I) menjadi perak adalah :
185.2 Ag(NH3)2- + e- Ag + 2NH3
(4.5)
186.2 Digabung dengan reaksi oksidasi aldehid pada kondisi basa :
187.2 RCHO + 3OH-RCOO- + 2H2O + 2e-
(4.6)
188.2 Menghasilkan persamaan reaksi :
189.2 2Ag(NH3)2+ + RCHO + 3OH- 2Ag + RCOO- + 4NH3 + 2H2O (4.7)
190.2 Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
191.2 C6H5CHO + 3OH- + 2Ag(NH3)2 2Ag + C6H5COO- + 4NH3 +
2H2O (4.8)
192.2 (benzaldehid)
193.2 HCOH + 3OH- + 2Ag(NH3)2 2Ag + CH2COO- + 4NH3 +
2H2O (4.9)
194.2 (formaldehid)
195.2 Pada sampel keton, tidak ada reaksi yang terjadi :
196.2 C3H6O + 3OH- + 2Ag(NH3)2
(4.10)
197.2 (aseton)
198.2 C6H5O + 3OH- + 2Ag(NH3)2
(4.11)
199.2 (sikloheksanon)
200.2
4.4.2.3 Pembentukan Damar
IV-11
KMnO4, karena H+ berfungsi untuk melepas oksigen H2SO4 juga berperan sebagai
pendonor H+ agar suasana larutan menjadi asam. Reaksi yang terjadi adalah :
212.2 C6H5CHO + KMnO4 + H2SO4 C6H5COOH
(4.16)
213.2 (benzaldehid)
214.2 HCOH + KMnO4 + H2SO4 HCOOH
(4.17)
215.2 (formaldehid)
216.2 C6H5O + KMnO4 + H2SO4
(4.18)
217.2 (sikloheksanon)
218.2 C3H6O + KMnO4 + H2SO4
(4.19)
219.2 (aseton)
4.5 PENUTUP
220.2
4.5.1 Kesimpulan
221.2 Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
1. Senyawa aldehid, yaitu formaldehid dan benzaldehid menunjukan reaksi
positif terhadap uji fehling. Sedangkan pada senyawa keton, yaitu aseton
dan sikloheksanon menunjukan reaksi negatif. Sementara itu, pada uji
Tollens benzaldehid dan formaldehid menunjukan reaksi positif serta
menunjukan hasil negatif pada aseton dan sikloheksanon. Pada uji
pembentukan damar, menunjukan reaksi positif benzaldehid dan
formaldehid. Dan untuk uji reaksi pembentukan asam karboksilat yang
menunjukan reaksi negatif adalah aseton dan sikloheksanon.
2. Senyawa aldehid, formaldehid dan benzaldehid adalah reduktor untuk
pereaksi Tollens dan Fehling yang apabila dioksidasi akan membentuk
suatu asam karboksilat. Sedangkan senyawa keton yaitu aseton dan
sikloheksanon tidak dapat dioksidasi karena tidak ada atom H yang terikat
pada gugus karbonilnya.
222.2
4.5.2 Saran
IV-13