Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PELAPORAN KORPORAT

PSAK 50 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan


Pengukuran

Disusun Oleh:

M. Furqan Aulia 1401103030044


M. Gebrika Ruzan 1401103030030
Haswin Fikri 1401103030041
Kadri Ardinan 1401103030042
Safriani 1401103030048

Program Pendidikan Profesi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala
2016

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pesatnya arus globalisasi dan semakin majunya perekonomian dunia saat ini, memaksa

Indonesia untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional sehingga dapat

meningkatkan kewajaran, keandalan dan transparansi laporan keuangan.

Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi

tak henti-hentinya menerbitan Exposure Draft yang kemudian dimintakan tanggapannya kepada

masyarakat sehingga kemudian dapat disahkan menjadi PSAK dan menjadi aturan akuntansi

formal bagi perusahaan, perbankan, BUMN dan organisasi lain untuk mematuhinya.

Bermula pada 1998 Komite Standar Akuntansi Keuangan (KSAK) telah mengesahkan

PSAK No.50 tahun 1998 tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu. PSAK ini berlaku sejak

tanggal 1 Januari 1999. Kemudian dilanjutkan dengan PSAK 55 tentang Akuntansi Instrumen

Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dikeluarkan pada tanggal 21 September 1998 dan

dinyatakan berlaku sejak 1 Januari 2000.

Karena dianggap kedua PSAK tersebut belum sesuai dengan standar Internasional, maka

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), yang dulunya disebut Komite Standar Akuntansi

Keuangan (KSAK) mengesahkan revisi atas PSAK No. 50 (1998) tersebut yaitu PSAK No.50

(revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan pengungkapan dan PSAK No.55

(revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan pada tanggal 16

Desember 2006. PSAK 50 & 55 revisi 2006 ini sudah mengadopsi sebagian besar aturan IFRS,

2
berbeda dengan PSAK No. 50 (1998) dan PSAK No. 55 (1999) yang lebih cenderung ke US

GAAP.

Belum sempurna penerapan yang dilakukan perusahaan dan lembaga keuangan terhadap

PSAK tersebut, Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan lagi PSAK 50 (revisi 2010):

Instrumen Keuangan: Penyajian yang disahkan pada tanggal 26 November 2010 yang mana

merevisi PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:Penyajian dan Pengungkapan.

2. Rumusan Masalah

a) Apa saja isi dan perubahan dari PSAK Revisi 2010

b) Bagaimana konsep penyajian Instrumen Keuangan Majemuk dalam PSAK Revisi 2010

c) Bagaimana Jurnal Akuntansi Instrumen Keuangan Majemuk dalam PSAK Revisi 2010

3. Tujuan

a) Mengetahui isi pembahasan dan perubahan PSAK 50 (revisi 2010)

b) Mengetahui konsep penyajian Instrumen Keuangan Majemuk dalam PSAK Revisi 2010

c) Mengetahui Jurnal akuntansi Instrumen Keuangan Majemuk dalam PSAK Revisi 2010

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sekilas tentang PSAK 50 Revisi 2010

PSAK 50 (revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian telah disahkan pada

tanggal 26 Novemer 2010, dalam rangka merevisi PSAK 50 (revisi 2006) tentang Instrumen

Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan. Alasan DSAK dan IAI merevisi ini, tidak lain karena

ingin segera mengejar target, karena pada 2012 nanti Indonesia sudah harus mengadopsi

seluruh standar IFRS.

PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian mengadopsi seluruh pengaturan

dalam IAS 32 per Oktober 2009: Financial Instruments: Presentation, kecuali:

a) IAS 32 paragraf 96-97F tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi tidak diadopsi

karena tidak relevan.

b) IAS 32 paragraf 98-100 tentang penarikan tidak diadopsi karena tidak relevan.

Pada dasarnya tidak Banyak perbedaan antara PSAK 50 revisi 2010 dan 2006. Kecuali

adanya tambahan khusus tentang Puttable Instrumen, kewajiban untuk menyerahkan bagian aset

neto secara prorata saat likuidasi, dan rights, opsi, waran dikategorikan dan disajikan sebagai

liabilitas keuangan, akan tetapi dapat dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi

syarat-syarat tertentu. Selain itu dalam Revisi 2010 Pengungkapannya tidak dijelaskan pada

PSAK 50 melainkan dipindahkan ke PSAK 60.

PSAK 50 (revisi 2010) menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai

liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Hal ini berlaku

terhadap kategori instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas

4
keuangan, dan instrumen ekuitas; pengategorian yang terkait dengan suku bunga, dividen,

kerugian dan keuntungan; dan keadaan aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. 1

[1]

Ruang lingkup PSAK 50 (revisi 2010) meliputi hal-hal berikut :

a. Seluruh tipe instrumen keuangan

b. Definisi detail atas instrumen keuangan : aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen

ekuitas.

c. Instrumen ekuitas adalah kontrak yang memberikan kepada pemegangnya hak residu atas

aset entitas setelah dikurangi dengan semua liabilitas

d. Alokasi nilai buku instrumen keuangan untuk komponen ekuitas dan utang. Nilai utang

ditetapkan terlebih dahulu

e. Pembelian saham diperoleh kembali (treasury stock) dicatat sebagai perubahan atas ekuitas

sehingga tidak ada keuntungan/kerugian yang diakui

f. Termasuk dalam definisi aset dan liabilitas keuangan adalah kontrak yang diselesaikan

dengan instrumen ekuitas suatu entitas.

g. Aset dan liabilitas keuangan diakui ketika entitas mengambil bagian dalam suatu kontrak

provisi atas suatu instrumen

2. Instrumen Keuangan Majemuk

5
a. Klasifikasi Penyajian Instrumen Keuangan

Instrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang menambah nilai

aset keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan (financial liability) atau

instrumen ekuitas (equity instruments) entitas lain. Maka dari itu Instrumen keuangan dibagi

menjadi tiga yaitu :

1) Aset keuangan merupakan setiap aset yang berbentuk:

i. Kas

ii. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas lain

iii. Hak kontraktual untuk menerima kas atau aset dan mempertukarkan aset keuangan

iv. Kontrak yang mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang

diterbitkan oleh entitas dan merupakan non-derivatif dan derivatif.

2) Kewajiban Keuangan adalah setiap kewajiban yang berupa:

i. Kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain dan untuk

mempertukarkan instrumen keuangan lain dengan kondisi yang tidak menguntungkan

entitas tersebut.

ii. Kontrak yang akan mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah

tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang

diterbitkan entitas.

6
3) Instrumen Ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas

setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.

Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal harus mengklasifikasikan

instrumen tersebut atau komponen-komponennya sebagai kewajiban keuangan, aset keuangan

atau instrumen ekuitas sesuai substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan,

aset keuangan dan instrumen ekuitas.

b. Penyajian Instrumen Keuangan Majemuk

Penerbit instrumen keuangan non-derivatif mengevaluasi persyaratan instrumen

keuangannya untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen ekuitas dan

kewajiban. Komponen tersebut harus diklasifikasikan secara terpisah sebagai kewajiban

keuangan, aset keuangan dan instrumen ekuitas.

Entitas mengakui secara terpisah komponen-kompnen instrumen keuangan yang:

1) Menimbulkan kewajiban keuangan bagi entitas

2) Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk menkonversi instrumen keuangan

tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Contoh obligasi konversi yang dapat dikonversi oleh para pemegangnya menjadi menjadi

saham biasa yang telah ditetapkan. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua

komponen: liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset

keuangan lainnya) dan instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya

selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa

dengan jumlah yang telah ditetapkan).

7
Ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada

komponen ekuitas dan kewajiban, maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah nilai sisa

dari nilai wajar instrumen keuangan secara keseluruhan dikurangi dengan nilai komponen

kewajiban yang ditetapkan secara terpisah. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang

ditimbulkan dari pengakuan awal komponen-komponen instrumen secara terpisah.

Nilai tercatat komponen kewajiban ditentukan dengan mengukur nilai wajar kewajiban

serupa yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas yang ditunjukkan

oleh opsi untuk mengonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa ditetapkan dengan cara

mengurangkan nilai wajar kewajiban keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan majemuk

secara keseluruhan.

Pada saat dilakukan konversi atas instrumen yang dapat dikonversi pada saat jatuh tempo,

entitas menghentikan pengakuan komponen kewajiban dan mengakuinya sebagai ekuitas.

Komponen awal dari ekuitas tetap sebagai ekuitas (meskipun komponen tersebut mungkin

dipindahkan dari satu pos ke pos lainnya dalam ekuitas). Tidak terdapat pengakuan keuntungan

atau kerugian pada saat dilakukan konversi saat jatuh tempo. (PA42.)

Ketika entitas menghapuskan instrumen yang dapat dikonversi sebelum jatuh tempo

melalui penebusan atau pembelian kembali secara dini yang tidak mengubah hak konversi

semula, maka pada tanggal transaksi entitas mengalokasikan jumlah yang dibayarkan serta biaya

transaksi untuk pembelian kembali atau penebusan secara dini tersebut ke dalam komponen

liabilitas dan komponen ekuitas instrumen tersebut. Metode yang digunakan untuk

mengalokasikan jumlah yang dibayarkan dan biaya transaksi pada setiap komponen yang

terpisah harus konsisten dengan metode yang digunakan untuk alokasi awal pada setiap

8
komponen yang terpisah atas hasil yang diperoleh dari penerbitan instrumen yang dapat

dikonversi tersebut, sesuai ketentuan paragraf 31-35. (PA43.)

Sekali alokasi pembayaran tersebut dilakukan, maka setiap keuntungan atau kerugian

yang timbul diperlakukan sesuai prinsip akuntansi yang dapat diterapkan pada komponen terkait,

sebagai berikut: (a) jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan komponen kewajiban

diakui dalam laporan laba rugi; dan (b) jumlah pembayaran yang terkait dengan komponen

ekuitas diakui dalam ekuitas.( PA44.)

Entitas dapat mengubah persyaratan instrumen yang dapat dikonversi untuk mendorong

dilakukannya konversi dini, contohnya dengan menawarkan rasio konversi yang lebih menarik

atau menawarkan pembayaran ekstra jika konversi dilakukan sebelum tanggal yang ditetapkan.

Perbedaan, pada tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar dari pembayaran

yang diterima pemegang instrumen pada saat dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang

telah diubah dan nilai wajar dari pembayaran yang akan diterima pemegang instrumen

berdasarkan persyaratan awal diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. (PA45)

3. Akuntansi Instrumen Keuangan Majemuk

Contoh 9: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk saat Pengakuan Awal

CI35. Sebuah entitas menerbitkan obligasi yang dapat dikonversi sejumlah 2.000 lembar

pada awal Tahun 1. Obligasi tersebut berjangka waktu tiga tahun dan dijual sesuai nilai

nominalnya, yaitu Rp1.000 per obligasi, dengan hasil sebesar Rp2.000.000. Bunga dibayarkan di

muka setiap tahunnya ber- dasarkan tingkat bunga nominal yaitu 6%. Tiap obligasi dapat

dikonversikan setiap saat hingga saat jatuh temponya menjadi 250 lembar saham biasa. Ketika

9
obligasi tersebut diterbitkan, tingkat bunga pasar untuk utang sejenis tanpa hak konversi sebesar

9%.

CI36. Komponen liabilitas harus diukur terlebih dahulu, dan selisih antara hasil yang

diterima dengan nilai wajar kom- ponen liabilitas dialokasikan sebagai komponen ekuitas. Nilai

wajar komponen liabilitas dihitung menggunakan tingkat bunga diskonto 9 %, yang merupakan

tingkat bunga pasar untuk ob- ligasi sejenis yang tidak memiliki hak konversi, sebagaimana yang

disajikan berikut ini:

Nilai sekarang dari pokok obligasi Rp2.000.000 yang 1,544,367

harus dibayar dalam tiga tahun


Nilai wajar dari bunga sebesar Rp120.000 yang harus 303,755__+

dibayar di muka setiap tahunnya selama tiga tahun


Total komponen liabilitas 1,848,122
Komponen ekuitas (2,000,000 - 1,848,122) ___ 151,878__+
Hasil penerbitan obligasi 2,000,000

Contoh 10: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk yang Memiliki fitur Derivatif Melekat

Berganda

CI37. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana paragraf 34 memisahkan komponen

liabilitas dan ekuitas pada intrumen keuangan majemuk yang memiliki fitur derivatif melekat

berganda.

CI38. Diasumsikan bahwa hasil (proceeds) yang diterima dari penerbitan selembar

callable convertible bond adalah Rp60. Nilai obligasi sejenis tanpa opsi beli atau konversi

ekuitas adalah Rp57. Berdasarkan model penetapan harga opsi (option pricing model), harga dari

sebuah fitur opsi beli yang dilekatkan pada sebuah obligasi tanpa opsi konversi ekuitas adalah

Rp2. Pada kasus ini, nilai yang dialokasikan kepada komponen liabilitas berdasarkan Paragaraf

10
34 adalah Rp55 (Rp57-Rp2) dan nilai yang dialokasikan pada komponen ekuitas adalah Rp5

(Rp60-Rp55).

Contoh 11: Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat Dikonversi

CI39. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana sebuah entitas mengakui pembelian

kembali sebuah instrumen yang dapat dikonversi. Untuk menyederhanakan, pada saat penerbi-

tannya, nilai nominal dari instrumen tersebut diasumsikan sama dengan nilai tercatat agregat

komponen liabilitas dan ekuitas dalam laporan keuangan, jadi tidak ada premi atau diskon. Juga

dalam rangka penyederhanaan, setoran pajak dihapuskan dalam contoh ini.

CI40. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah 10% - debenture yang dapat

dikonversi dengan nilai nominal Rp1.000 dan jatuh tempo pada 31 Desember 2008. Debenture

ini dapat dikonversi menjadi saham biasa Entitas A dengan harga konversi Rp25 per lembar.

Bunga dibayar tunai tiap setengah tahun. Pada tanggal penerbitannya, Entitas A dapat

menerbitkan instrumen utang berjangka sepuluh tahun dengan tingkat bunga kupon 11 persen.

(Debenture obligasi tanpa jaminan)

CI41. Dalam laporan keuangan Entitas A, nilai tercatat debenture pada saat penerbitannya

dialokasikan sebagai berikut:

11
Komponen Liabilitas
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar Rp50
dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% 597
Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun
dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan ____343
940
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000 total hasil dan Rp940 hasil alokasi di atas) _____60
Total hasil yang diperoleh 1,000

CI42. Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikon-versi tersebut memiliki nilai

wajar Rp1.700.

CI43. Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang debenture untuk membeli

kembali debenture tersebut dengan harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal pem-

belian kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang yang tidak dapat dikonversi

berjangka lima tahun dengan tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.

CI44. Harga pembelian kembali dialokasikan sebagai berikut:

Nilai Nilai
tercatat Wajar
(Rp) (Rp)
Komponen Liabilitas: 377 405
Nilai kini dari 10 pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50, yang di diskonto pada 11 dan 8%
Nilai kini dari Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun dan 585 676
didiskonto pada 11 dan 8%, bunga majemuk tengah tahunan
962 1,081 (119)
Komponen Ekuitas 60 619* (559)
Total 1,022 1,700 (678)

* Jumlah ini mewakili selisih antara nilai wajar yang dialokasikan ke kom- ponen kewajiban dan

harga pembelian kembali sebesar Rp1.700

CI45. Entitas A membukukan pembelian kembali deben- ture tersebut sebagai berikut:

12
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas

Dr Komponen Liabilitas Rp962

Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119

Cr Kas Rp1.081

Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen ekuitas

Dr Ekuitas Rp 619

Cr Kas Rp 619

CI46. Komponen ekuitas tetap sebagai ekuitas, namun dapat ditransfer/diubah menjadi

ekuitas yang berbeda.

Contoh 12: Amandemen persyaratan instrumen yang dapat dikonversi untuk mendorong

konversi dini.

CI47. Contoh berikut ini mengilustrasikan bagaimana sebuah entitas membukukan

adanya tambahan jumlah yang dibayarkan jika persyaratan sebuah instrumen yang dapat

dikonversi diubah guna mendorong konversi dini.

CI48. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah 10% - debenture yang dapat

dikonversi dengan nilai nominal Rp1.000 dan dengan persyaratan yang sama dengan instrumen

pada Contoh 11. Pada 1 Januari 2000, untuk mendorong agar pemegang debenture segera

melakukan konversi, Entitas A men- gurangi harga konversi menjadi Rp20 jika debenture

tersebut dikonversi sebelum 1 Maret 2000 (atau dalam 60 hari).

13
CI49.Diasumsikan harga pasar saham biasa Entitas A pada tanggal perubahan persyaratan

tersebut adalah Rp40 per lembar. Nilai wajar pertambahan nilai yang harus dibayarkan oleh

Entitas A dihitung dengan cara sebagai berikut:

Jumlah lembar saham biasa yang akan diterbitkan pada pemegang debenture berdasarkan

persyaratan konversi yang telah diubah:

Nilai nominal Rp1,000


Harga konversi yang baru / Rp20 per

lembar
Jumlah saham biasa yang akan diterbitkan dalam pelaksanaan 50 lembar

konversi

Jumlah lembar saham biasa yang akan diterbitkan bagi pemegang debenture berdasarkan

persyaratan konversi yang lama:

Nilai nominal Rp1,000


Harga konversi yang lama /Rp25 per lembar
Jumlah saham biasa yang akan diterbitkan dalam pelaksanaan 40 lembar

konversi
Total penambahan penerbitan saham biasa dalam pelaksanaan 10 lembar

konversi
Nilai tambahan saham biasa yang diterbitkan dalam pelaksanaan Rp400

konversi, Rp40 per lembar x 10 lembar tambahan

CI50. Tambahan sebesar Rp400 di atas dibukukan sebagai kerugian.

4. Akuntansi Instrumen Keuangan Majemuk (Versi IFRS)

Pada saat pengeluaran

14
Ilustrasi:

Roche Group (DEU) mengeluarkan 2,000 lembar obligasi konversi pada awal 2011.

Jangka waktu 4 tahun dengan bunga nominal 6%, dan dikeluarkan pada nilai nominal sebesar

1,000 per obligasi. Bunga diabayar tahunan setiap tanggal 31 Desember. Setiap obligasi dapat

dikonversi menjadi 250 lembar saham biasa dengan nominal 1. Tingkat bunga pasar obligasi

non konversi 9%.

Jurnal Entri

Kas 2,000,000

Utang Obligasi 1,805,626

Agio saham - Ekuitas Konversi 194,374

Penyelesaian Obligasi Konversi

Dilunasi saat jatuh tempo . Obligasi tidak dikonversi sehingga harus dilunasi saat jatuh tempo.

Pencatatan:

Utang obligasi 2,000,000

Kas 2,000,000

Catatan: Jumlah yang dialokasikan ke ekuitas sebesar 194,384 tetap di rekening Agio saham

Ekuitas Konversi atau ditransfer ke rekening Agio saham biasa .

Dikonversi pada saat jatuh tempo .

Pencatatan:

15
Agio saham- Ekuitas Konversi 194,324

Utang Obligasi 2,000,000

Modal saham biasa 500,000

Agio saham biasa 1,694,374

Catatan Jumlah yang dialokasikan ke ekuitas sebesar 194,384 ditransfer ke rekening Agio

saham biasa .Konversi sebelum jatuh tempo

Dikonversi sebelum jatuh tempo. Asumsii obligasi dikonversi menjadi saham pada 31 Desember

Agio saham Ekuitas konversi 194,394

Utang obligasi 1,894,464

Modal saham biasa 500,000

Agio saham biasa 1,588,858

Penyelesaian Obligasi Konversi

Dilunasi sebelum jatuh tempo .

Perbedaan antara nilai pasar komponen utang dengan nilai buku komponen utang

merupakan laba/rugi pelunasan.Perbedaan anatar nilai pasar yang mengandung komponen utang

dan komponen ekuitas dengan nilai pasar komponen utang merupakan pengurang dari ekuitas

dari contoh sebelumnya.

Bila fair value dari obligasi konversi (termasuk komponen utang dan ekuitas),

berdasarkan harga pasar pada tanggal 31 Desember 2012, adalh 1,965,000.

Fair value dari komponen utang adalah 1,904,900. Jumlah ini dihitung dari present

value obligasi non konversi dengan jangka waktu 2 tahun (jangka waktu pelunasan )

16
Dilunasi sebelum jatuh tempo

Pertama, menentukan laba rugi pelunasan utang

Kedua, menentukan penyesuaian ekuitas

Maka jurnalnya

Utang obligasi 1,894,464

Agio sahamekuitas konversi 60,100

Rugi pelunasan 10,436

Kas 1,965,000.

Referensi

Ikatan Akuntan Indonesia, Psak 50 Instrumen Keuangan: Penyajian Dan

Pengungkapan (Revisi 2011),

Kieso, Donald E, J,W Weygandt, T.D Warfield, Akuntansi Intermediate edisi IFRS (Volume 12),

Penerbit Erlangga

17

Anda mungkin juga menyukai