Anda di halaman 1dari 6

Antibiotik adalah bahan organik yang berasal dari mikrobia yang merupakan racun dan dapat

menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Nilainya yang tinggi dalam pengobatan


penyakit menular terutama pada daya racun yang selektif, yang ditunjukkan kepada penyebab
penyakit, tetapi tidak kepada inang yang terkena infeksi. Telah dibuktikan sekarang bahwa
banyak golongan antibiotik memperlihatkan daya racunnya yang selektif karena
kenyataannya sasarannya adalah struktur (fungsi) yang khusus baik sel prokariotik atau
eukariotik (Pelzcar & Reid, 1958).

Antibiotik adalah semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang
diperoleh melalui sintesis yang memiliki indeks kemoterapi tinggi, dan manifestasi
aktivitasnya terjadi pada dosis yang sangat rendah. Serta secara spesifik melalui inhibisi
proses vital tertentu pada virus, mikroorganisme, atau berbagai organisme bersel majemuk.
Dari segi daya kerjanya, antibiotik dapat dibedakan dalam kelompok antibiotik bakteriostatik
dan antibiotik bakterisidik. Kelompok yang pertama menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bakteri. Sedang kelompok yang kedua bekerja mematikan bakteri tersebut
(Wattimena et al, 1991).

Pada umumnya antibiotik mengeluarkan efek bakteriosida pada organisme yang


rentan dengan menghambat sintesis dinding sel, merusak membran sitoplasma,
menghambat biosintesis protein dan menghambat sintesis asam nukleat.

Antibiotik bekerja dengan cara menghambat biosintesis dinding sel bakteri, dan
juga bersifat bakterisidik (pada penicillin dan derivatnya). Oleh karena sintesis
dinding sel terganggu, bakteri tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan
tekanan osmosa di luar dan di dalam sel, sehingga mengakibatkan kehancuran
bakteri tersebut. Sedangkan antibiotik yang bekerja menghambat sintesis
protein bersifat bakteriostatik, karena dengan penghambatan sintesis protein,
bakteri akan kekurangan protein yang mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan. Antibiotik yang termasuk kelompok bakteriostastik adalah
tetrasiklin, eritromisin, linkomisin dan rifampisin. Sifat bakterisidik dan
bakteriostatik dapat diamati pada kejernihan daerah hambatan di sekeliling
media agar yang diinokulasi dengan bakteri tertentu dan diinkubasi selama 24
jam, yang kemudian dilanjutkan sampai 48 jam.

Antibiotika diproduksi melalui alur sintesis khusus, yang digolongkan sebagai


metabolisme sekunder. Antibiotika pertama kali ditemukan secara kebetulan
karena membentuk cincin hambatan. Di atas cawan agar biak yang ditumbuhi
secara padat dengan kuman uji (bakteri indikator) nampak tidak terjadi
pertumbuhan di sekeliling koloni fungi atau streptomiset, antibiotika berdifusi
keluar dari koloni ke dalam agar dan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin
hambatan di dalam lapangan pertumbuhan bakteri yang padat. Sebagai kuman
uji digunakan mikroorganisme yang representatif.
Terjadinya resistensi atau kekebalan dapat disebabkan oleh kemampuan
organisme untuk merusak antibiotika, oleh mutasi yang memungkinkan
organisme untuk menghambat langkah-langkah antibiotika, atau oleh mutasi
yang menyebabkan sel menjadi tak dapat dilewati oleh antibiotika. Seperti
terjadinya sekresi enzim penisilinase (juga disebut -laktamase). Enzim ini
merusak penisilin dengan hidrolisis satu ikatan molekul dan, walaupun
organisme itu mungkin peka terhadap penisilin, penisilin dibuat tidak aktif
sebelum antibiotika ini dapat mengeluarkan efek bakterisidanya (Volk & Wheeler,
1

Bagaimana Antibiotik Membunuh Bakteri?

Cara kerja antibiotik mengobati infeksi bakteri bervariasi sesuai dengan jenis dari antibiotik
itu sendiri.

Berdasarkan formulasi obat dan cara memerangi bakteri, ada dua jenis antibiotik
bakteriostatik (bacteriostatic) dan bakterisida (bactericide).

Antibiotik Bakteriostatik

Seperti namanya, antibiotik bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri, alih-alih


membunuhnya secara langsung.

Karena bakteri patogen terhambat pertumbuhannya, sistem kekebalan tubuh dapat dengan
mudah memerangi infeksi.

Mekanisme kerja antibiotik bakteriostatik adalah dengan mengganggu sintesis protein pada
bakteri penyebab penyakit.

Contoh antibiotik bakteriostatik populer adalah spectinomycin (mengobati gonore),


tetracycline (umum digunakan untuk infeksi), chloramphenicol (untuk semua jenis infeksi
bakteri), dan macrolide (efektif untuk bakteri gram positif).

Antibiotik Bakterisida

Antibiotik bakterisida mengandung senyawa aktif yang secara langsung membunuh bakteri.

Untuk membunuh bakteri, antibiotik jenis ini menargetkan dinding sel luar, membran sel
bagian dalam, serta susunan kimia bakteri.

Contoh umum antibiotik bakterisida adalah penicillin (menyerang dinding sel luar),
polymyxin (menargetkan membran sel), dan quinolone (mengganggu jalur enzim).

Beberapa zat bakteriosida digunakan sebagai disinfektan, sterilisasi, dan antiseptik.

Antibiotik dengan Sasaran Spesifik

Satu jenis antibiotik tidak akan mampu membunuh semua baktreri.

Dengan demikian, selain klasifikasi menurut modus tindakan, antibiotik juga diklasifikasikan
berdasarkan kekhususan target.
Itu sebab, antibiotik juga bisa diklasifikasikan menjadi antibiotik spektrum luas dan antibiotik
spektrum sempit.

Antibiotik spektrum luas efektif membunuh jenis bakteri patogen (misalnya tetracycline,
tigecycline, dan chloramphenicol).

Sedangkan antibiotik spektrum sempit (misalnya oxazolidinone dan glycylcycline)


direkomendasikan untuk mengobati jenis tertentu dari bakteri penyebab penyakit.

Menghindari Resistensi Antibiotik

Penggunaan jangka panjang antibiotik atau terlalu sering menggunakan antibiotik dengan
dosis semakin meningkat akan menyebabkan resistensi (kekebalan) antibiotik.

Cara efektif menghindari resistensi antibiotik adalah dengan mengkonsumsi antibiotik di


bawah pengawasan dokter.[]

Pengertian Obat Antibiotik


Antibiotik adalah suatu zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi,
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika berasal dari bahasa latin yaitu anti yang artinya lawan dan bios
yang artinya hidup, berarti antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan
mikroorganisme hidup tertuama fungi dan bakteri ranah, yang memiliki kahsiat
mematikan atau mengahambat pertumbuahan banyak bakteri dan beberapa
virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil (Agoes, A.
1990).
Pembuatan Antibiotik
Pembuatan antibiotik lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana
mikroorganisme dibiakan dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.
Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna
mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi
setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotik dimurnikan dan ditetapkan
aktifitasnya. Beberapa antibiotik tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini,
melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol.
Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg), kecuali zat yang belum
sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya
polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti,
nistatin (Anief, M., 2000).
Mekanisme Kerja Antibiotik
Beberapa antibiotik bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin)
atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisme kerja yang
terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga
sintesis protein bakteri dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat
gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit
(Halim, H.. 2003).
Golongan Obat Antibiotik dan Efek yang Ditimbulkan
Antibiotik memiliki beberpa jenis golongan obat diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-
macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping
R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel
(Dwiprahasto, I. 2005). Pensilin terdiri dari :

Benzil penisilin
a) Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis
kronis, salmonelosis invasive, gonore.
b) Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
c) Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada
jenis2 penicilin
-Fenoksimetil penisilin
-Flukoksasilin

Obat Amoxicillin
Amoxicillin merupakan antibiotik golongan penicillin, lebih spesifik lagi
termasuk kelompok aminopenicillin seperti halnya jenis antibiotik populer
lainnnya yakni ampicilin. Penggunaannya sangat luas, mulai dari untuk
obati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran napas dan saluran kemih
(Sastramihardja, W., dan Herry, S .1997).
a) Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis
kronis, salmonelosis invasive, gonore.
b) Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous
pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
c) Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan
tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput
otak mengalami infeksi.
d) Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
e) Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

Obat Cefadroxil
Cefadroxil merupakan generasi pertama antibiotik golongan
Cephalosphorin, yang cara kerjanya hampir sama dengan Amoxicillin dan
antibiotik lain di golongan penicillin (Soekardjo, B., Hardjono, S., Sondakh,
R. 1996). Penggunaannya juga sama luas, mulai untuk mengobati dari
infeksi kulit hingga saluran kemih.
1) Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)
2) Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi
spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi.
efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic
( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada
saluran cerna sakit kepala, Dll

Obat Tetrasiklin
Di kalangan masyarakat bebas, tetrasiklin cukup populer karena jenis
antibiotik ini paling sering jadi pilihan utama untuk mengobati infeksi
kelamin seperti chlamydia dan gonorrhea atau kencing nanah.
Penggunaan antibiotik jenis ini mulai dibatasi, karena memicu masalah
resistensi yang membuat kuman gonorrhea jadi kebal antibiotik (Tjay, T.H.,
dan Rahardja, K.. 2002).
1) Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan
diatas) klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan
atau sirosis, akne vulganis.
2) Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v),
gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan
fotosintesis.
3) Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.
b. Demeklosiklin Hidroklorida
1) Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone
antidiuretik.

Obat Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik,
dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan
menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S,
yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida.
Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk
Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif,
termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella,
Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae,
Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella (Mutschler, E.,
1991).
a. Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria.
b. Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti
anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis
perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis,
glositits, hemoglobinuria nocturnal.

Penggunaan antibiotik pada tubuh manusia akan menjadi tidak efektif


ketika dikonsumsi tidak sesuai aturan, dan akan menyebabkan virus
menjadi kebal dan sistem pertahanan tubuh menjadi melemah.

Tergantung keseriusan infeksi dan potensi antibiotik yang diambil, waktu


pemulihan dari seorang individu bisa berkisar dari satu minggu untuk satu
bulan. Antibiotik membunuh bakteri yang hadir dalam tubuh dan juga
menghilangkan penyakit. Antibiotik seharusnya hanya menargetkan
bakteri hadir dalam tubuh, dan bukan sel-sel tubuh. Oleh karena itu,
mereka juga disebut sebagai racun selekti

efek samping antibiotik adalah diare, muntah, mual dan infeksi jamur
pada saluran pencernaan dan mulut. Dalam kasus yang jarang terjadi,
antibiotik dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan darah, gangguan
pendengaran, kelainan pembekuan darah dan sensitivitas terhadap sinar
matahari.

Sebelum mengkonsumsi antibiotik, perlu untuk memeriksa jenis bakteri


yang menyerang tubuh kita, sehingga antibiotik yang tepat dapat
diresepkan. Jika antibiotik tidak digunakan seperti yang diberikan oleh
dokter, mereka memiliki kemampuan menimbulkan lebih berbahaya bagi
tubuh, daripada manfaat.

Anda mungkin juga menyukai