Anda di halaman 1dari 12

1

BAB II
DASAR TEORI

1 Potensi Energi Panas Bumi


Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand
sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor nonlistrik (direct use)
telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi
serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu
negaranegara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan
mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi
panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk
Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik
di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah
kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas
dll.
Energi panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari
hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam
semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada
saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di bintang-bintang
yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas
berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas
yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun)
suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih
panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi.
Energi panas bumi banyak dimanfaatkan untuk proses pembangkitan listrik.
Pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga
panas bumi sebagai tenaga penggerak turbin yang berupa uap panas dari dalam bumi.
PLTP ini merupakan renewable energy sebagai pengganti batubara, gas alam dan
minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Energi panas bumi ini juga tergolong clean
energy, sehingga dampak pemanasan global akibat penggunaan non-renewable energy
8
2

bisa ditekan penggunaannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
cadangan tenaga panas bumi yang terbesar di dunia, yaitu sebesar 40% dari cadangan
dunia.

2.2 Gambaran Umum Sistem Pembangkit Listrik Panas Bumi

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan salah satu


pembangkitan menggunakan panas bumi sebagai penggerak utamanya. Gambaran
tentang PLTP dimulai dari PW (Production Well) sampai IW (Injection Well) terdapat
pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Flow Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Sumber: Geothermal Power Plants oleh Ronald DiPippo (2008)

Keterangan pada Gambar 2.1 terdapat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Keterangan Simbol

Simbol Keterangan Simbol Keterangan


C Condenser SP Steam piping
CP Condensate pump T/G Turbine/generator
CSV Control & stop valves WV Wellhead valve
CT Cooling tower PR Particulate remover
CWP Cooling water pump MR Moisture remover

Heat of condensation from


SE/C Steam ejector/condenser qC
a steam bubble
3

Heat of evaporation to
IW Injection well qD form a steam bubble
PW Production well g Saturated vapor

Point of maximum
M enthalpy for saturated f Saturated liquid
steam

Pada Gambar 2.1 uap yang berasal dari sumur atau Production Well dialirkan
menuju recieving header untuk menampung uap sebelum masuk separator atau PR
(Partical Remover). Ketika uap masuk PR (Particular Remover) uap dipisahkan antara
uap dan partikel yang terbawa oleh uap. Setelah itu uap mengalir ke mist eliminator
atau MR (Moisture Remover) untuk dipisahkan kembali antara uap dan butiran air
yang terbawa oleh uap yang nantinya menjadi uap kering yang akan digunakan untuk
memutarkan turbin. Setelah mengalami pemisahan yang ke dua, uap mengalir ke CSV
(Control & Stop Valve), uap yang mengalir sebelum masuk turbin diatur terlebih
dahulu agar dapat menyesuaikan dengan kapasitas dari turbin dan putaran pada
generator dan tidak menimbulkan kelebihan beban atau kehilangan beban pada
generator. Lalu uap masuk ke turbin melalui dua arah yaitu pada sisi RH dan LH.
Turbin yang dikopel dengan generator akan menghasilkan listrik yang nantinya akan
didistribusikan pada konsumen. Uap bekas turbin nanti akan masuk ke condenser (C)
untuk dirubah dari fasa uap menjadi fasa cair. Namun terdapat steam yang tidak dapat
di kondensasikan yang biasa disebut NCG (Non Condensable Gas). Air yang telah
dikondensasikan akan didinginkan kembali oleh Cooling Tower (CT), lalu diinjeksikan
kembali ke Injection Well (IW), dan NCG (Non Condensable Gas) akan dilepas ke
atmosfer melalui cooling tower.

2.3 Komponen Pada Sistem Pendingin Utama Pembangkit Listrik Panas


Bumi
2.3.1 Pengertian Kondensor Secara Umum
Kondensor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menukarkan
panas dan mengkondensasikan fluida yang mengalir menuju kondensor.
4

Kondensor pada pembangkit listrik terutama pembangkit listrik tenaga termal


berfungsi untuk mendinginkan uap ataupun gas bekas keluaran turbin untuk
didinginkan agar fluida yang telah digunakan tidak mengganggu lingkungan.
Jenis jenis kondensor berdasarkan cara pengkondensasiannya yaitu:

1. Condensor Type Direct Contact


Jenis kondensor tipe kontak langsung dimana air pendingin
disemprotkan langsung ke uap bekas dari turbin dan terjadi proses
pengembunan secara langsung. Uap dan air pendingin bersentuhan secara
langsung untuk dilakukannya proses pendinginan. Kondensor dengan tipe
kontak langsung mengedepankan faktor penting dalam penentuan nilai
kalor yang sesuai bagi keseluruhan sistem pembangkitan. Tujuan utama
dari Kondensor ini adalah untuk menjaga tekanan balik pada turbin
dibawah kondisi operasi. Kondensor merupakan komponen alat yang
berperan sebagai pendingin dan melepaskan kalor. Pelepasan kalor pada
kondensor tipe ini dilakukan dengan menggunakan air pendingin dari
cooling tower sebagai media pendingin untuk mengkondensasi uap yang
keluar dari turbin. Pada pembangkit listrik, kondensor berfungsi untuk
menurunkan suhu dan tekanan keluaran dari turbin yang nantinya akan
meningkatkan efisiensi turbin tersebut.

Gambar 2.2 Gambar Skematik Kondensor Tipe Direct Contact


5

Di dalam kondensor terjadi pemisahan gas yang tidak dapat


terkondensasi (Non Condensable Gas) dengan steam yang dapat
terkondensasi menjadi air. Gas yang tidak dapat terkondensasi akan
diekstraksi lewat ejector dan melalui proses selanjutnya. Tipe Kondenser
direct contact memiliki keuntungan dibanding tipe surface kondenser
antara lain:
a. Tidak adanya korosi dan fouling, karena tidak menggunakan
media tube.
b. Tidak ada thermal resistance (DIRECT) untuk proses
perpindahan kalor sehingga lebih efektif.
c. Keuntungan lainnya memiliki pressure drop yang kecil.

d. Biaya awal yang dikeluarkan (investasi) dan biaya perawatan


yang lebih rendah dibanding steam surface. Konstruksi kondensor
direct contact digunakan untuk mengkondensasi steam dan uap
lain yang dapat dikondensasi secara direct (langsung
bersentuhan) dengan condensing water.

Dari jenis alirannya kondensor tipe direct contact dibedakan menjadi


dua, yaitu:

a. Counter flow, dimana aliran pada kondenser dikonstruksikan


dengan aliran uap yang berlawanan arah dengan aliran pada
condensing water.
b. Paralel flow, dimana aliran pada kondenser dikonstruksikan
dengan aliran uap yang searah dengan aliran condensing water.
12

2. Condenser Type Shell and Tube


Surface condenser biasanya berupa shell and tube dimana air
pendingin di tube menyerap panas uap yang berada pada shell. Pada
kondensor tipe ini, perpindahan panas terkendala oleh tahanan panas yang
bergantung pada jenis material tube itu sendiri.
Prinsip kerja surface condenser yaitu steam masuk ke dalam shell
kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor.
Uap kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur
rendah sehingga temperatur uap turun dan terkondensasi, menghasilkan
kondensat yang terkumpul pada hotwell.

Gambar 2.3 Skema Condenser Type Shell and Tube

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Surface_condenser

Berdasarkan penempatannya, kondensor dibagi menjadi dua jenis,


yaitu:
a. Barometric Condenser
Kondensor jenis ini umumnya terletak di luar power house dan
pada elevasi yang lebih tinggi dibandingkan posisi turbin.
Barometric Condenser mempunyai keuntungan, yakni lantai turbin
dapat dibuat lebih rendah, sehingga rumah pembangkit (power house)
13

juga tidak akan terlampau tinggi. Dan mempunyai kerugian, yakni uap
yang keluar dari turbin harus melalui pipa penghantar yang panjang
untuk sampai ke kondensor. Di samping itu memerlukan fondasi
tersendiri.

b. Low Level Condenser


Kondensor terletak langsung dibawah turbin, sehingga hambatan
aliran praktis kecil sekali. Dalam hal ini perlu dipasang fleksibel,
yaitu media penyalur dari keluaran turbin ke kondensor
menggunakan material yang tidak kaku, guna meredam getaran
yang terjadi. Keuntungan Low Level Condenser adalah
pemanfaatan energi uap menjadi lebih baik, hambatan aliran uap
keluar dari turbin lebih kecil, dan kemungkinan kebocoran udara
menjadi lebih kecil karena sambungan pipa tidak terlalu banyak.
Biaya operasional kondensor jenis ini akan lebih murah. Dan
kerugian Low Level Condenser adalah lantai turbin menjadi
lebih tinggi, dan bangunan menjadi lebih berat sehingga fondasi
power house harus lebih kuat.

2.3.2 Main Cooling Water Pump ( MCWP )


Pompa air pendingin utama adalah suatu pompa air sentrifugal dengan
konstruksi vertikal yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai
penampuna air yang akan dihisap pompa diatur oleh katup pengatur yang di
setting dengan pengatur pembukaan air di dalam kondensor. Pada saat ini unit
beroperasi normal sekitar 1000 m3/jam air dengan suhu 47 C dialirkan dari
kondensor menara pendingin bagian atas dengan dua buah pompa air pendingin
utama. Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor listrik yang dapat
dioperasikan dari ruang control. Motor tersebut dilengkapi dengan alat
pengaman dimana motor akan stop apabila bantalan pompa panas, adanya
getaran tinggi, pembukaan air dalam kondensor sangat rendah dan tegangan
pada motor sangat rendah. Dua pompa sentrifugal air pendingin tipe can dapat
dipergunakan untuk mengalirkan air dari kondensor menuju cooling tower.
Pompa tersebut di start dan di stop switch di UCD (Unit Contol Desk) pompa-
14

pompa tersebut membutuhkan air pendingin untuk perapat porosnya. Saat


pompa MCWP di start sebuah solenoid valve secara otomatis memasukan air
dari primary intercooler ke perapat-perapat.

Gambar 2.4 Main Cooling Water Pump

2.3.3 Cooling Tower

Cooling Tower yang digunakan di PLTP Kamojang memakai system


mechanical induced draught. Udara berpindah karena satu atau beberapa kipas
yang digerakan secara mekanik. Pada jenis ini udara masuk dari sisi manara
melalui kisi- kisi yang cukup besar pada kecepatan rendah dan bergerak melalui
isian. Kipas dipasang dipuncak menara dan menarik udara panas ke udara.
Cooling Tower di PLTP Kamojang terdiri dari beton permanen dan sejumlah
cerobong dengan kipas dipuncak menara berbentuk bundar.
Kipas kipas digerakan dengan menggunakan motor listrik dengan
putaran rendah yang diakibatkan oleh gigi gigi reduksi. Kipas ini adalah jenis
kipas baling baling dan dapat memindahkan laju aliran volumetric yang besar
pada tekanan static yang rendah. Sudu sudunya mempunyai jarak bagi yang
dapat diubah ubah untuk menurunkan konsumsi daya serendah mungkin. Kipas
dan penggeraknya dirancang agar berfungsi dengan baik pada udara panas dan
lembab yang melaluinya.
15

Gambar 2.5 Cooling Tower

2.4 Konsep Dasar yang Digunakan untuk Menghitung Efisiensi Kondensor


Pada saat kerja praktik ini dilakukan penelitian pada salah satu alat pendingin
utama yaitu kondensor untuk dihitung nilai efisiensi kinerja kondensor pada saat
melakukan kerja praktik. Siklus yang digunakan PLTP adalah siklus uap kering.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa uap yang masuk ke turbin adalah uap
kering.

Gambar 2.6 Diagram T-S Siklus Uap Kering

Sumber : Geothermal Power Plants oleh Ronald DiPippo


(2008)
16

Pada diagram T-S untuk uap hasil pemisahan, terdapat beberapa proses dari uap
dua fasa menjadi uap kering. Uap kering ini dibutuhkan untuk memutarkan turbin agar
dapat menghasilkan listrik. Proses yang dialami oleh uap dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Karena sumur menghasilkan uap saturasi (atau hampir uap superheated), maka titik awal
(1) terletak di kurva uap saturasi. Jika uap superheated, maka point 1 akan sedikit
bergerak ke kanan. Proses ekspansi turbin 1-2 menghasilkan daya keluaran yang sedikit
berbeda dari ideal, Proses ekspansi isentropik 1-2s . Panas yang dihasilkan dibuang di
sekitar kondensor melalui menara pendingin di proses 2-3. Prinsip perhitungan yang
digunakan yaitu menghitung nilai efisiensi kondensor dengan membandingkan nilai
kalor yang akan memasuki turbin dengan fasa uap kering dan yang keluar dari turbin
masuk ke kondensor dengan fasa uap campuran karena telah didinginkan dan air
pendingin bercampur dengan uap dan air yang telah terkondensasi yang setelah itu akan
didinginkan kembali oleh Cooling Tower.

Kondisi 1: Temperatur awal masuk turbin, pada kondisi ini fasanya uap jenuh
(saturated vapor) maka dicari nilai h1 dan s1 berdasarkan pada pembacaan tabel
Thermodinamika dengan menggunakan variabel P1 dan T1.

Kondisi 2: Setelah mendapatkan nilai h1 dan s1 maka dapat ditentukan koefisien x

s 2s f
(kualitas uap) dengan rumus: x = s gs f

Kemudian dari nilai kualitas uap tersebut dapat ditentukan nila dari h 2 (entalpi kondisi
(2)) dengan rumus: h2= hf + (x.hfg)

Kondisi 3: pada titik ini berada pada kondisi fasa cair jenuh (saturated liquid), maka
dicari nilai h3 pada tabel termodinamika dengan menggunakan variabel T 3 (temperatur
keluaran kondensor)
17

Gambar 2.7 pemodelan kondensor tipe direct contact

Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui efisiensi yang terdapat pada
kondensor berasal dari rumus :

Qin = Qout ............................(2.1)

Berdasarkan persamaan 2.1 maka didapatkan rumus efisiensi kondensor sebagai


berikut :

Qout
= Qin ......................................(2.2)

Qsteam wet
= Qsteam dry .............................(2.3)

m2(h 2h3)
= m1 h 1 .............................(2.4)

Nilai entalpi yang digunakan keluar turbin adalah entalpi campuran karena uap
yang keluar dari turbin langsung didinginkan oleh air pedingin secara kontak
langsung oleh kondensor. Sehingga :

1 = mtotal x % uap masuk turbin........................................................................(2.5)

Sementara itu, untuk mencari laju alir massa yang masuk kondensor dapat
diketahui melalui persamaan :

2 = 1x(1-0,015)...............................................................................................
(2.6)
18

Untuk mendapatkan nilai entalpi uap campuran masuk kondensor diketahui dengan
persamaan :

h2 = hf + x (hg-hf).................................................................................................(2.7)

Dari persamaan diatas harga xh atau fraksi uap berdasarkan entalpi belum kita
ketahui sehingga dapat kita cari dengan menggunakan persamaan :

hT hf
xh = hghf

...........................................................................................................(2.8)

Besarnya nilai entalpi berdasarkan daya turbin dicari dengan persamaan :

hT = (2xh1) (WTx1000x3600)/2...................................................................
(2.9)

Dimana pada persamaan diatas nilai dari daya turbin dikonversikan dari MW
menjadi kj/s. Untuk mencari daya turbin itu sendiri dicari dengan persamaan :

beban generator
WT = efisiensi generator .......................................................................................

(2.10)

Keterangan :
2 = Laju alir massa masuk kondensor
h2 = Nilai entalpi masuk kondensor
1 = Laju alir masa keluar turbin
h1 = Nilai entalpi keluar turbin
h3 = Nilai entalpi air keluar kondensor
hf = Nilai Entalpi keluar turbin pada keadaan Sat. Liquid
hg = Nilai Entalpi keluar turbin pada keadaan Sat. Vapor
xh = Fraksi Uap berdasarkan entalpi
hT = Nilai Entalpi berdasarkan daya turbin
WT = Daya Turbin

Anda mungkin juga menyukai