BAB II
DASAR TEORI
bisa ditekan penggunaannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
cadangan tenaga panas bumi yang terbesar di dunia, yaitu sebesar 40% dari cadangan
dunia.
Heat of evaporation to
IW Injection well qD form a steam bubble
PW Production well g Saturated vapor
Point of maximum
M enthalpy for saturated f Saturated liquid
steam
Pada Gambar 2.1 uap yang berasal dari sumur atau Production Well dialirkan
menuju recieving header untuk menampung uap sebelum masuk separator atau PR
(Partical Remover). Ketika uap masuk PR (Particular Remover) uap dipisahkan antara
uap dan partikel yang terbawa oleh uap. Setelah itu uap mengalir ke mist eliminator
atau MR (Moisture Remover) untuk dipisahkan kembali antara uap dan butiran air
yang terbawa oleh uap yang nantinya menjadi uap kering yang akan digunakan untuk
memutarkan turbin. Setelah mengalami pemisahan yang ke dua, uap mengalir ke CSV
(Control & Stop Valve), uap yang mengalir sebelum masuk turbin diatur terlebih
dahulu agar dapat menyesuaikan dengan kapasitas dari turbin dan putaran pada
generator dan tidak menimbulkan kelebihan beban atau kehilangan beban pada
generator. Lalu uap masuk ke turbin melalui dua arah yaitu pada sisi RH dan LH.
Turbin yang dikopel dengan generator akan menghasilkan listrik yang nantinya akan
didistribusikan pada konsumen. Uap bekas turbin nanti akan masuk ke condenser (C)
untuk dirubah dari fasa uap menjadi fasa cair. Namun terdapat steam yang tidak dapat
di kondensasikan yang biasa disebut NCG (Non Condensable Gas). Air yang telah
dikondensasikan akan didinginkan kembali oleh Cooling Tower (CT), lalu diinjeksikan
kembali ke Injection Well (IW), dan NCG (Non Condensable Gas) akan dilepas ke
atmosfer melalui cooling tower.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Surface_condenser
juga tidak akan terlampau tinggi. Dan mempunyai kerugian, yakni uap
yang keluar dari turbin harus melalui pipa penghantar yang panjang
untuk sampai ke kondensor. Di samping itu memerlukan fondasi
tersendiri.
Pada diagram T-S untuk uap hasil pemisahan, terdapat beberapa proses dari uap
dua fasa menjadi uap kering. Uap kering ini dibutuhkan untuk memutarkan turbin agar
dapat menghasilkan listrik. Proses yang dialami oleh uap dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Karena sumur menghasilkan uap saturasi (atau hampir uap superheated), maka titik awal
(1) terletak di kurva uap saturasi. Jika uap superheated, maka point 1 akan sedikit
bergerak ke kanan. Proses ekspansi turbin 1-2 menghasilkan daya keluaran yang sedikit
berbeda dari ideal, Proses ekspansi isentropik 1-2s . Panas yang dihasilkan dibuang di
sekitar kondensor melalui menara pendingin di proses 2-3. Prinsip perhitungan yang
digunakan yaitu menghitung nilai efisiensi kondensor dengan membandingkan nilai
kalor yang akan memasuki turbin dengan fasa uap kering dan yang keluar dari turbin
masuk ke kondensor dengan fasa uap campuran karena telah didinginkan dan air
pendingin bercampur dengan uap dan air yang telah terkondensasi yang setelah itu akan
didinginkan kembali oleh Cooling Tower.
Kondisi 1: Temperatur awal masuk turbin, pada kondisi ini fasanya uap jenuh
(saturated vapor) maka dicari nilai h1 dan s1 berdasarkan pada pembacaan tabel
Thermodinamika dengan menggunakan variabel P1 dan T1.
s 2s f
(kualitas uap) dengan rumus: x = s gs f
Kemudian dari nilai kualitas uap tersebut dapat ditentukan nila dari h 2 (entalpi kondisi
(2)) dengan rumus: h2= hf + (x.hfg)
Kondisi 3: pada titik ini berada pada kondisi fasa cair jenuh (saturated liquid), maka
dicari nilai h3 pada tabel termodinamika dengan menggunakan variabel T 3 (temperatur
keluaran kondensor)
17
Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui efisiensi yang terdapat pada
kondensor berasal dari rumus :
Qout
= Qin ......................................(2.2)
Qsteam wet
= Qsteam dry .............................(2.3)
m2(h 2h3)
= m1 h 1 .............................(2.4)
Nilai entalpi yang digunakan keluar turbin adalah entalpi campuran karena uap
yang keluar dari turbin langsung didinginkan oleh air pedingin secara kontak
langsung oleh kondensor. Sehingga :
Sementara itu, untuk mencari laju alir massa yang masuk kondensor dapat
diketahui melalui persamaan :
2 = 1x(1-0,015)...............................................................................................
(2.6)
18
Untuk mendapatkan nilai entalpi uap campuran masuk kondensor diketahui dengan
persamaan :
h2 = hf + x (hg-hf).................................................................................................(2.7)
Dari persamaan diatas harga xh atau fraksi uap berdasarkan entalpi belum kita
ketahui sehingga dapat kita cari dengan menggunakan persamaan :
hT hf
xh = hghf
...........................................................................................................(2.8)
hT = (2xh1) (WTx1000x3600)/2...................................................................
(2.9)
Dimana pada persamaan diatas nilai dari daya turbin dikonversikan dari MW
menjadi kj/s. Untuk mencari daya turbin itu sendiri dicari dengan persamaan :
beban generator
WT = efisiensi generator .......................................................................................
(2.10)
Keterangan :
2 = Laju alir massa masuk kondensor
h2 = Nilai entalpi masuk kondensor
1 = Laju alir masa keluar turbin
h1 = Nilai entalpi keluar turbin
h3 = Nilai entalpi air keluar kondensor
hf = Nilai Entalpi keluar turbin pada keadaan Sat. Liquid
hg = Nilai Entalpi keluar turbin pada keadaan Sat. Vapor
xh = Fraksi Uap berdasarkan entalpi
hT = Nilai Entalpi berdasarkan daya turbin
WT = Daya Turbin