Syariah
Syariah
Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan
syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai demgan keinginan pemilik mutlak dari harta kekayaan
tersebut yaitu Allah SWT.
B. Konsep Kepemilikan
Harta yang baik harus memenuhi dau kreteria, yaitu diperoleh dengan cara yang
sah dan benar ( legal and fair ) serta dipergunakan dengan dan untuk hal yang baik-baik
di jalan Allah SWT.
Allah SWT adala pemilik mutlak segala sesuatu yang ada di muka dunia ini (QS
57 : 2), sedangkan manusia adlah wakil ( khalifah) Allah di muka bumi ini yang di beri
kekuasaan untuk mangelolanya.
Jadi menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia dan bukan kepemilikan
secara mutlak. Saat dia meninggal, kepemilikan tersebut berakhir dan harus
didistribusikan oleh ahli warisnya, sesuai ketentuan syariah.
C. Perolehan Harta
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah
muamalah (mengatur hubungan manusi adengan manusia). Kaidah fikih dari muamalah
adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam Al-
Quran dan As Sunnah.
Hukum dasar muamalah adalah boleh, karena tidak mungkin Allah menciptakan
segala sesuatu dan menundukkannya bagi manusia kalau akhirnya semua itu
diharamkan atau dilarang.
AKAD/KONTRAK/TRANSAKSI
A. Jenis-Jenis Akad
1. Akad Tabarru (Gratuitous Contract) yaitu segala macam perjanjian yang
menyangkut transaksi nirlaba. Tujuan dari transaksi ini adalah tong menolong
dalam rangka berbuat kebaikan (tabbaru berasal dari kata birrdalam bahasa Arab
yang artinya kebaikan). Ada tiga macam akad tabarru yaitu:
a) Meminjam uang, akad ini tidak boleh melebihkan pinjaman atas pinjaman yang
kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa iwad adalah riba. Ada 3 macam
yaitu:
Qardh, merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apaun,
selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu.
Rahn, merupakan pinjman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam
bentuk atau jumlah tertentu
Hiwalah adalah bentuk pinjaman dengan cara mengembalikan alih
piutang dari pihak lain.
Hukum dalam muamalah adalah semua diperbolehkan kecuali ada ketentuan syariah
yang melarangnya. Larangan ini dikarenakan beberapa sebab antara lain dapat membantu
berbuat maksiat/melakukan hal yang dilarang allah, adanya unsur penipuan, adanya unsur
menzalimi pihak yang bertransaksi dan sebagainya.
B. Riba
Riba berasal dari bahasa arab yang berarti tambahan (AL Ziyadah), berkembang
(An Nuwuw), meningkat (Al Irtifa) dan membesar (Al-uluw).
Imam sarakhzi mendefinisikan riba sebagai tambahan yang disyaratkan dalam
transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas
penambahan tersebut. Setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu
penyeimbang atau pengganti yang dibenarkan syariah adalah riba
Allah SWT menghapus praktik tradisi Jahiliyah meminjamkan uang dengan harapan
imbalan/riba) dan menggantinya dengan praktik baru, yakni trandisi syadaqah
(meminjam dengan mengharapkan rida Allah dan pahala akhirat).
1. Jenis-Jenis Riba
a) Riba Nasiah
Riba Nasiah adalah riba yang muncul karena utang piutang, riba nasiah
dapat terjadi dalam segala jenis transaksi kredit atau utang piutang di mana
suatu pihak harus membayar lebih besar dari pokok pinjamannya. Kelebihan
dari pokok pinjamannya dengan nama apapun (bunga/interest/bagi hasil),
dihitung dengan cara apapun (fixed rate atau floating rate) , besar atau kecil
semuanya itu tergolong riba.
b) Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau
barter. Riba fadhl dapat terjadi apabila ada kelebihan / penambahan pada salah
satu dari barang ribawi/barang sejenis yang dipertukarkan dilakukandari tangan
ketangan (tunai) atau kredit.
Barang ribawi atau barang sejenis adalah barang yang secara kasat mata
tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Menurut ahli fikih (fuqaha)
ada tujuh macam barang rabawi, yaitu: emas, perak, jenis gandum, kurma,
zabib/tepung, anggur kering dan garam.
Harus ada pertukaran barang atau manfaat Tidak ada pertukarang barang dan
yang diberikan sehingga ada keuntungan/manfaat hanya diperoleh penjual
keuntungan/manfaat yang diperoleh pembeli
dan penjual
Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban Tidak ada beban yang ditangguhkan oleh
yang ditangguhkan oleh penjual penjual
Memiliki resiko untung rugi, sehingga Tidak memiliki resiko, sehingga tidak
diperlukan kerja/usaha, diperlukan kerja/usaha,
kesungguhan/keahlian kesungguhan/keahlian
C. Penipuan
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak mngetahui informasi yang
diketahui pihak lain dan dapat terjadi dalam empat hal, yakni dalam kuantitas, kualitas,
harga, dan waktu penyerahan.
Ada empat jenis penipuan yang dapat membatalkan akad transaksi, karena tidak
terpenuhinya prinsip rela sama rela, yaitu: penipuan dalam kuantitas, penipuan dalam
kualitas, penipuan dalam harga dan penipuan dalam waktu.
D. Perjudian
Berjudi atau Maisir dalam bahasa arab arti hafiahnya adalah memperoleh
sesuatu atau mendapat keuntungan dengan sangat mudah tanpa kerja keras.
Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, di
mana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan
permainan tertentu, baik dengan kartu, kuis, adu ketangkasan, kuis sms, tebak skorbola,
atau media lainnya.
F. Penimbunan Barang/Ikhtiar
Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian
menyimpanya, sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan
peningkatan harga. Penimbunan seperti ini dilarang karena dapat merugikan orang lain
dengan kelangkannya/sulit dapat dan harganya yang tinggi. Dengan kata lain penimbun
mendapatkan keuntungan yang besar dibawah penderitaan orang lain.
G. Monopoli
Alasan larangan monopli sama dengan larangan penimbunan barang, (ikhtikar),
walaupun seorang monopolis tidak selalu melakukan penimbunan. Monopoli biasanya
dilakukan dengan membuat entry barrier, untuk menghambat produsen atau penjual
masuk kepasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat menghasilkan
keuntungan yang tinggi.
I. Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak system yang ada di dalam masyarakat,
sehingga menimbulkan ketidakadilan social dan persamaan perlakuan. Pihak yang
membayar suap pasti akan diuntungkan dibandingkan yang tidak membayar.
1. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract.
Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:
a) Mudharabah , yaitu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih, dimana pemilik
modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuuntungan yang
diperoleh menurut kesepakatan di muka sedangkan apabila mengalami kerugian hanya
ditanggung pemilik dana sepanjang tidak ada unsur ketidak sengajaan atau kelalaian
oleh mudharib.
b) Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan,
dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal
c) Sukuk (obligasi syariah) adalah surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah
d) Saham syariah produknya harus sesuai syariah
2. Akad jual beli/sewa menyewa yang merupan jenis akad tijarah dengan bentuk certainty
contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:
a) Murahabah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan
keuntungan yang disepakati antara penjual dan pembeli. Harga disepakati antara
penjual dan pembeli pada saat transaksi dan tidak boleh berubah.
b) Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Barang diserahkan secara tangguhan tetapi pembayaran dilakukan secara tunai.
c) Istishna memiliki system yang mirip dengan salam, namu dalam istishna pembayaran
dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali atau ditangguhkandalam jangka
waktu tertentu. Biasanya dilakukan oleh perusahan manufaktur dan kontruksi dengan
kontrak pembelian barang melalui pesanan.
d) Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan
3. Akad lainnya
a) Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya
b) Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/ barang kepada pihak
yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil pihak penerima
titipan wajib menyerahkan kembali uang/ barang titipan tersebut. Wadiah ada 2
macam, yaitu:
Wadiah amanah dimana barang atau uang yang dititipkan hanya boleh disimpan
dan tidak boleh didayagunakan.
Wadiah yadhamanah dimana barang atau uang yang dititipkan didayagunakan.
c) Qardhul Hasan adalah pinjamn yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan, waktu
pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman.
d) Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak ke pihak lain
e) Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penaggungan atas pembayaran
utang satu pihak pada pihak lain
f) Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil) kepada
pihak lain (al-muhalalaih) atas dasar saling mempercayai
g) Ranh merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset.