Anda di halaman 1dari 7

SISTEM KEUANGAN SYARIAH

KONSEP MEMELIHARA HARTA KEKAYAAN

Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan
syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai demgan keinginan pemilik mutlak dari harta kekayaan
tersebut yaitu Allah SWT.

A. Anjuran Bekerja atau Berniaga


Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari
kegietan meminta-minta dalam mencari hartta kekayaan. Manusia memerlukan harta
kekayaan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk
memenuhi perintah Allah SWT seperti infak, zakat, pergi haji, perang (jihad), dan
sebagainya.
Harta yang paling baik, menurut Rasulullah SAW, adalah yang di peroleh dari
hasil kerja atau perniagaan, sebagaimana di riwayatkan dalam hadis-hadias berikut ini.
harta yang paling baik adalah harta yang di peroleh lewat tanganya sendiri (HR.
bazzar At Thabranui)
sessungguhnya Allah suka kalau Dia melihat hamba-Nya berusaha nebcari barang
dengan cara yang halal. (HR. Thabrani dan Ad-Dailami)
orang yang meminta-minta padahal dia tidakbegitu mambutuhkan (tidak terdesak )
sama halnya dengan orang yang memunggut bara api.(HR. Muslim)

B. Konsep Kepemilikan
Harta yang baik harus memenuhi dau kreteria, yaitu diperoleh dengan cara yang
sah dan benar ( legal and fair ) serta dipergunakan dengan dan untuk hal yang baik-baik
di jalan Allah SWT.
Allah SWT adala pemilik mutlak segala sesuatu yang ada di muka dunia ini (QS
57 : 2), sedangkan manusia adlah wakil ( khalifah) Allah di muka bumi ini yang di beri
kekuasaan untuk mangelolanya.
Jadi menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia dan bukan kepemilikan
secara mutlak. Saat dia meninggal, kepemilikan tersebut berakhir dan harus
didistribusikan oleh ahli warisnya, sesuai ketentuan syariah.

C. Perolehan Harta
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah
muamalah (mengatur hubungan manusi adengan manusia). Kaidah fikih dari muamalah
adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam Al-
Quran dan As Sunnah.
Hukum dasar muamalah adalah boleh, karena tidak mungkin Allah menciptakan
segala sesuatu dan menundukkannya bagi manusia kalau akhirnya semua itu
diharamkan atau dilarang.

D. Penggunaan dan Pendistribusian Harga


1. Tidak boros dan tidak kikir
Allah AWT sebagai sang pencipta mengajarkan kita kepada suatu konsep hidup
pertengahan yang luar biasa, untuk hidup dalam batas kewajaran, tidak boros
berlebihan dan tidak kikir
2. Memberi infak dan shadaqah
Membelanjakan harta dengan tujuan untuk mencari rida Allah dengan berbuat
kebajikan
3. Membayar zakat sesuai ketentuan
Setiap manusi beriman yang memiliki harta melampaui ukuran tertentu,
diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk orang yang tidak mampu,
sehingga dapat tercipta keadilan social, rasa kasih sayang dan rasa tolong menolong
4. Memberi pinjaman tanpa bunga
Memberikan pinjaman kepada sesame muslim yang membutuhkan, dengan tidak
menambah jumlah yang harus dikembalikan (bunga/riba). Tujuannya untuk
mempermudah pihak yang menerima pinjaman, tidak memberatkan sehingga dapat
menggunakan modal pinjaman tersebut untuk hal hal yang produktif dan halal
5. Meringankan kesulitan orang yang berutang

AKAD/KONTRAK/TRANSAKSI

A. Jenis-Jenis Akad
1. Akad Tabarru (Gratuitous Contract) yaitu segala macam perjanjian yang
menyangkut transaksi nirlaba. Tujuan dari transaksi ini adalah tong menolong
dalam rangka berbuat kebaikan (tabbaru berasal dari kata birrdalam bahasa Arab
yang artinya kebaikan). Ada tiga macam akad tabarru yaitu:
a) Meminjam uang, akad ini tidak boleh melebihkan pinjaman atas pinjaman yang
kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa iwad adalah riba. Ada 3 macam
yaitu:
Qardh, merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apaun,
selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu.
Rahn, merupakan pinjman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam
bentuk atau jumlah tertentu
Hiwalah adalah bentuk pinjaman dengan cara mengembalikan alih
piutang dari pihak lain.

b) Meminjam jasa merupakan keahlian atau keterampilan. Ada 3 macam, yaitu:


Wakalah: memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk
melakukan sesuatu atas nama orang lain.
Wadiah merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini
telah dirinci tentang jenis pemeliharaan dan penitipan.
Kafalah juga merupakan bentuk turuan wakalah,dimana pada akad ini
terjadi atas wakalah bersyarat ( contingent wakalah).
c) Memeberikan sesuatu, pelaku memberikan sesuatu kepada orang lain. Ada 2
macam akad ini, yaitu:
Wqaf merupakan pemberian dan penggunaan pemberian yang dilakukan
untuk kepentingan umum dan agama, serta pemberian ini tidak dapat
dipindah tangankan
Hibah/shadaqah merupakan pemeberian sesuatu secara sukarela kepada
orang lain.
2. Akad Tijarah (compentation contract) adalah segala macam perjanjian yang
menyangkut transaksi untuk memperoleh keuntungan.
a) Natural Uncertainty Contract merupakan kontrak yang diturunkan dari teori
pencampuran, dimana pihak yang bertransaksi saling mencampurkan aset yang
mereka miliki menjadi satu.
b) Natural Certainty Contract merupakan kontrak yang diturunkan dari teori
pertukaran, dimana kedua belah pihak saling bertukar aset yang mereka miliki,
sehingga objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan
di awal kaad dengan pasti tentang jumlah (quantity) mutu (Qualitas), harga
(price), dan waktu pembayaran (time delivery).

B. Rukun dan Syarat Akad


1. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad
2. Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya
suatu transaksi tertentu
3. Ijab Kabul merupakan kesepakatan dari para pelakudan menunjukkan mereka saling
rida

TRANSAKSI YANG DILARANG

Hukum dalam muamalah adalah semua diperbolehkan kecuali ada ketentuan syariah
yang melarangnya. Larangan ini dikarenakan beberapa sebab antara lain dapat membantu
berbuat maksiat/melakukan hal yang dilarang allah, adanya unsur penipuan, adanya unsur
menzalimi pihak yang bertransaksi dan sebagainya.

A. Aktivitas Bisnis terkait barang dan Jasa yang diharamkan Allah


Aktivitas investasi dan perdagangan atau semua transaksi yang melibatkan
barang dan jasa yang diharamkan Allah seperti babi, khamar atau minuman yang
memabukkan, narkoba, dan sebagainya.
Walaupun ada kesepakatan dan rela sama rela antara pelaku transaksi, namun
jika atas objek transaksi tidak dapat diambil manfaat darinya karena dilarang oleh
Allah maka akad tersebut dikatakan tidak sah.

B. Riba
Riba berasal dari bahasa arab yang berarti tambahan (AL Ziyadah), berkembang
(An Nuwuw), meningkat (Al Irtifa) dan membesar (Al-uluw).
Imam sarakhzi mendefinisikan riba sebagai tambahan yang disyaratkan dalam
transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas
penambahan tersebut. Setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu
penyeimbang atau pengganti yang dibenarkan syariah adalah riba
Allah SWT menghapus praktik tradisi Jahiliyah meminjamkan uang dengan harapan
imbalan/riba) dan menggantinya dengan praktik baru, yakni trandisi syadaqah
(meminjam dengan mengharapkan rida Allah dan pahala akhirat).

1. Jenis-Jenis Riba
a) Riba Nasiah
Riba Nasiah adalah riba yang muncul karena utang piutang, riba nasiah
dapat terjadi dalam segala jenis transaksi kredit atau utang piutang di mana
suatu pihak harus membayar lebih besar dari pokok pinjamannya. Kelebihan
dari pokok pinjamannya dengan nama apapun (bunga/interest/bagi hasil),
dihitung dengan cara apapun (fixed rate atau floating rate) , besar atau kecil
semuanya itu tergolong riba.
b) Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau
barter. Riba fadhl dapat terjadi apabila ada kelebihan / penambahan pada salah
satu dari barang ribawi/barang sejenis yang dipertukarkan dilakukandari tangan
ketangan (tunai) atau kredit.
Barang ribawi atau barang sejenis adalah barang yang secara kasat mata
tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Menurut ahli fikih (fuqaha)
ada tujuh macam barang rabawi, yaitu: emas, perak, jenis gandum, kurma,
zabib/tepung, anggur kering dan garam.

2. Pengaruh Riba Pada Kehidupan Manusia


a) Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh
miskin Karena dieksploitasi, karena riba mengambil harta orang lain tanpa
imbalan
b) Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat
hartanya dengan transaksi riba baik secara tunai maupun berjangka
c) Riba akan mnyebabkan terputusnya hubungan baik antar masyarakat dalam
bidang pinjam meminjam
d) Pada umumnya orang yang memberikan pinjaman adalah orang kaya, sedang
yang meminjam adalah orang miskin.

3. Perbedaan Riba dan Jual Beli


Berikut perbedaan Riba dan Jual Beli

JUAL BELI RIBA

Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT

Harus ada pertukaran barang atau manfaat Tidak ada pertukarang barang dan
yang diberikan sehingga ada keuntungan/manfaat hanya diperoleh penjual
keuntungan/manfaat yang diperoleh pembeli
dan penjual

Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban Tidak ada beban yang ditangguhkan oleh
yang ditangguhkan oleh penjual penjual

Memiliki resiko untung rugi, sehingga Tidak memiliki resiko, sehingga tidak
diperlukan kerja/usaha, diperlukan kerja/usaha,
kesungguhan/keahlian kesungguhan/keahlian

C. Penipuan
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak mngetahui informasi yang
diketahui pihak lain dan dapat terjadi dalam empat hal, yakni dalam kuantitas, kualitas,
harga, dan waktu penyerahan.
Ada empat jenis penipuan yang dapat membatalkan akad transaksi, karena tidak
terpenuhinya prinsip rela sama rela, yaitu: penipuan dalam kuantitas, penipuan dalam
kualitas, penipuan dalam harga dan penipuan dalam waktu.

D. Perjudian
Berjudi atau Maisir dalam bahasa arab arti hafiahnya adalah memperoleh
sesuatu atau mendapat keuntungan dengan sangat mudah tanpa kerja keras.
Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, di
mana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan
permainan tertentu, baik dengan kartu, kuis, adu ketangkasan, kuis sms, tebak skorbola,
atau media lainnya.

E. Transaksi yang mengandung ketidak pastian / Gharar


Gharar terjadi ketika terdapat incomplete information , sehingga ada
ketidakpastian antara dua belah pihak yang bertransaksi. Ketidak jelasan ini dapat
menimbulakan pertikaian antara pihak dan ada pihak yang dirugikan. Ketidak jelas
dapat terjadi karena lima hal yakni dalam bentuk kualitas, kuantitas, harga, waktu
penyerahan dan akad.

F. Penimbunan Barang/Ikhtiar
Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian
menyimpanya, sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan
peningkatan harga. Penimbunan seperti ini dilarang karena dapat merugikan orang lain
dengan kelangkannya/sulit dapat dan harganya yang tinggi. Dengan kata lain penimbun
mendapatkan keuntungan yang besar dibawah penderitaan orang lain.

G. Monopoli
Alasan larangan monopli sama dengan larangan penimbunan barang, (ikhtikar),
walaupun seorang monopolis tidak selalu melakukan penimbunan. Monopoli biasanya
dilakukan dengan membuat entry barrier, untuk menghambat produsen atau penjual
masuk kepasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat menghasilkan
keuntungan yang tinggi.

H. Rekayasa permintaan (Baian Najsy)


An-Najsy termasuk alam kategori penipuan (tadlis)karena merekayasa
permintaan, di mana satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang
tinggi, agar calon pembeli tertarik dan membeli barang tersebut dengan harga yang
tinggi.

I. Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak system yang ada di dalam masyarakat,
sehingga menimbulkan ketidakadilan social dan persamaan perlakuan. Pihak yang
membayar suap pasti akan diuntungkan dibandingkan yang tidak membayar.

J. Penjual Bersyarat / Taalluq


Misalnya, A menjual secara tunai kepada B, kemudian A membeli kembali
Barang yang sama dari B secara kredit. Dari contoh ini, ada dua belah pihak yang
melakukan jual beli namun tujuannya bukan untuk mendapatkan barang.

K. Pembelian Kembali Oleh Penjual dari Pihak Pembeli (Baial Inah)


Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa
barang perniagaan dan membelinya, di mana pihak penjual tidak mengetahui harga
pasar atas barang daganganyang dibawanya sementara pihak pembeli mengharapkan
keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidak tahuan mereka.

L. Jual beli dengan cara Talaqqi Al Ruqban


Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa
barang perniagaan dan membelinya, di mana pihak penjual tidak mengetahui harga
pasar atas barang daganganyang dibawanya sementara pihak pembeli mengharapkan
keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidak tahuan mereka.

PRINSIP SISTEM KEUANGAN SYARIAH


Berikut ini adalah prinsip system keuangan islam sebagaimana diatur melalui Al Quran dan As
Sunnah:
1. Pelarangan Riba. Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan
dan hak atas barang. Oleh karena itu sistem riba ini hanya menguntungkan para
pemberi pinjaman / pemilik harta, sedangkan pengusaha tidak diperlakukan sama.
2. Pembagian resiko hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelarangan riba yang
menetapkan hasil bagi pemberi modal dimuka.
3. Mengapa uang sebagai modal potensial. Fungsi unag tidak hanya sebagai alat tukar
saja, tetapi juga sebagai komonditas (hajat hidup yang bersifat terbatas) dan sebagai
modal potensial.
4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif. Hal ini sama dengan pelarangan untuk
transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, judi dan transaksi
yang memiliki resiko yang sangat besar
5. Kesucian kontrak. Karena Islam memiliki perjanjian sebagai sesuatu yang tinggi
nilainya sehingga seluruh kewajiban dan pengungkapan yang terkait dengan kontrak
harus dilakukan.
6. Aktivitas usaha harus sesuai syariah. Seluruh kegiatan usaha tersebut haruslah
merupakan kegiatan yang diperolehkan menurut syariah.

INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH

1. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract.
Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:
a) Mudharabah , yaitu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih, dimana pemilik
modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuuntungan yang
diperoleh menurut kesepakatan di muka sedangkan apabila mengalami kerugian hanya
ditanggung pemilik dana sepanjang tidak ada unsur ketidak sengajaan atau kelalaian
oleh mudharib.
b) Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan,
dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal
c) Sukuk (obligasi syariah) adalah surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah
d) Saham syariah produknya harus sesuai syariah

2. Akad jual beli/sewa menyewa yang merupan jenis akad tijarah dengan bentuk certainty
contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:
a) Murahabah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan
keuntungan yang disepakati antara penjual dan pembeli. Harga disepakati antara
penjual dan pembeli pada saat transaksi dan tidak boleh berubah.
b) Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Barang diserahkan secara tangguhan tetapi pembayaran dilakukan secara tunai.
c) Istishna memiliki system yang mirip dengan salam, namu dalam istishna pembayaran
dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali atau ditangguhkandalam jangka
waktu tertentu. Biasanya dilakukan oleh perusahan manufaktur dan kontruksi dengan
kontrak pembelian barang melalui pesanan.
d) Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan
3. Akad lainnya
a) Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya
b) Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/ barang kepada pihak
yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil pihak penerima
titipan wajib menyerahkan kembali uang/ barang titipan tersebut. Wadiah ada 2
macam, yaitu:
Wadiah amanah dimana barang atau uang yang dititipkan hanya boleh disimpan
dan tidak boleh didayagunakan.
Wadiah yadhamanah dimana barang atau uang yang dititipkan didayagunakan.
c) Qardhul Hasan adalah pinjamn yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan, waktu
pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman.
d) Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak ke pihak lain
e) Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penaggungan atas pembayaran
utang satu pihak pada pihak lain
f) Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil) kepada
pihak lain (al-muhalalaih) atas dasar saling mempercayai
g) Ranh merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset.

Anda mungkin juga menyukai