Anda di halaman 1dari 13

SETYOWATI, et al.

/ HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

Hubungan antara Kualitas Tidur dan Kestabilan Emosi dengan Prestasi


Akademik Mahasiswa Aktif Paduan Suara Voca Erudita UNS

The Relationship between Sleep Quality and Emotional Stability with Academic Performance
on Students Members of Voca Erudita Students Choir Sebelas Maret University
Elizabeth Ariyani Puji Setyowati, Istar Yuliadi, Nugraha Arif Karyanta

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Fenomena kurang tidur dan keadaan fluktuatif kestabilan emosi mahasiswa yang aktif pada Paduan Suara Voca
Erudita UNS memberikan dampak pada aktifitas dan kualitas perkuliahan mahasiswa, sehingga nilai indeks
prestasi kumulatif (IPK) tidak bisa mencapai nilai optimal. Penelitian ini penelitian kuantitatif yang bertujuan
mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan prestasi akademik Mahasiswa Aktif
Paduan Suara Voca Erudita UNS, sehingga hal ini menjadi perhatian peneliti untuk mengetahui apakah hubungan
kedua faktor tersebut secara empirik berpengaruh terhadap nilai indeks prestasi kumulatifnya.

Hipotesis pada penelitian ini terdapat hubungan antara kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan prestasi
akademik Mahasiswa Aktif Paduan Suara Voca Erudita Sebelas Maret Surakarta. Responden dalam penelitian in i
adalah mahasiswa yang tergabung dalam Paduan Suara Mahasiswa Voca Erudita UNS. Sampel penelitian ini ada
60 mahasiswa. Sampling yang digunakan pada penelitian ini purposive incidental sampling. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data skala kualitas tidur , skala kestabilan emosi dan transkrip nilai IPK. Skala kualitas tidur
terdiri dari 19 aitem valid dengan koefisien reliabilitas ()= 0,914 , skala kestabilan emosi terdiri dari 28 aitem valid
dengan koefisien reliabilitas ()= 0,918.

Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai F-hitung 19,377 > F. tabel 3,15 dengan nilai signifikansi
0,004 (p < 0,05) dan R = 0,636 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan
kestabilan emosi dengan prestasi akademik. Secara parsial, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas
tidur dengan prestasi akademik dengan t-hitung = 2,978 > t-tabel= 2,000 dengan signifikansi 0,004 (p < 0,05);
serta terdapat hubungan yang signifikan antara kestabilan emosi dengan prestasi akademik dengan t-hitung =
3,909 > t-tabel = 2,000 dengan nilai signifikansi 0,000 (p <0,05). Kesimpulannya, yaitu (1) semakin tinggi kualitas
tidur dan semakin tinggi kestabilan emosi maka semakin tinggi prestasi akademik. (2) semakin tinggi kualitas
tidur , maka semakin tinggi prestasi akademik. (3) semakin tinggi kestabilan emosi maka semakin tinggi prestasi
akademik. Selain itu diketahui nilai R (R Square) sebesar 0,405 yang berarti total sumbangan efektif kualitas tidur
dan kestabilan emosi terhadap prestasi akademik mahasiswa aktif Voca Erudita Sebelas Maret Surakarta adalah
sebesar 40,5 %.

Kata kunci: Kualitas Tidur, Kestabilan Emosi, Prestasi Akademik, Paduan Suara Voca Erudita UNS

68
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

PENDAHULUAN organ tubuh untuk istirahat maupun untuk


menjaga keseimbangan metabolisme dan
Masa kuliah sangat identik dengan penentu
biokimiawi tubuh. (Mass, 2002). Sedangkan
masa depan. Mahasiswa yang dinilai berhasil
efek dari kekurangan tidur adalah rasa
dalam menyelesaikan masa studinya, IPK lebih
mengantuk pada siang hari, rasa lelah dan
dari indeks 3,50 dan menempuh pendidikan
kurang istirahat serta berpengaruh juga kepada
dengan waktu kurang dari 4 tahun. Disamping
suasana hati (mood)
itu mahasiswa yang berhasil dan menerima
status cumlaude (nilai diatas rata-rata sesuai Kramer (dalam Nashori, 2011) yang
dengan ketentuan universitas), memiliki nilai menunjukan hasil penelitian bahwa tidur
IPK kategori tinggi (3,51-4,00). Dalam hal ini, berpengaruh terhadap suasana hati mood
mahasiswa dituntut untuk menjalankan peran seseorang. Oleh karena itu, tidur memiliki
sebagai mahasiswa yang baik dengan pengaruh dalam hal kewaspadaan, energi,
meningkatkan IPK secara optimal. Selain suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat,
memperhatikan IPK yang menjadi hasil akhir dan daya pikir. Hasil penelitian Wolfson dkk
nilai prestasi akhir, mahasiswa perlu (1998) mengkaji waktu tidur dan fungsi optimal
memperhatikan kestabilan emosi dan kualitas anak remaja pada siang harinya membuktikan
tidur yang dimiliki mahasiswa dan menjadi bahwa terdapat hubungan antara gangguan pada
faktor pendukung pencapaian IPK secara pola tidur dengan prestasi belajar seorang anak.
internal. IPK menjadi tolok ukur tingkat Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
keberhasilan hasil belajar mahasiswa di siswa yang memperoleh IPK tinggi melaporkan
perguruan tinggi. masa tidur yang lebih panjang dan waktu tidur
yang lebih awal pada hari aktif sekolah
Kualitas tidur merupakan salah satu faktor
dibandingkan dengan siswa yang memperoleh
fisiologis yang juga turut mempengaruhi
IP yang lebih rendah.
prestasi belajar seseorang. Tidur merupakan
proses fisiologis yang sangat penting untuk Faktanya banyak mahasiswa justru memiliki
hidup. Kualitas tidur berhubungan erat dengan waktu dan kualitas tidur yang kurang baik
psikologi dan kesehatan fisik dalam kehidupan berkenaan dengan pengaturan jadwal tidur,
seseorang. Tidur merupakan kebutuhan, bukan kebiasaan tidur, posisi tidur yang benar, dan hal
suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, lain yang berkaitan dengan tidur. Berdasarkan
tidur merupakan proses yang diperlukan hasil observasi, mahasiswa semester III sampai
manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang VII memiliki beban perkuliahan yang paling
baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak berat. Hal ini disebabkan karena jumlah kuliah
(natural healing mechanism), memberi waktu teori yang masih cukup banyak ditambah

69
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

dengan jadwal-jadwal praktikum yang padat. Erudita. Fenomena mahasiswa yang aktif di
Kegiatan praktikum tersebut menuntut laporan- paduan suara mahasiswa UKM PSM Voca
laporan yang harus dikerjakan sehingga Erudita mengalami kurang tidur dan rentan
terkadang menggangu waktu dan kualitas tidur dengan gejolak emosi, apakah kejadian ini
mahasiswa semester III sampai VII UNS. berimplikasi pada prestasi belajar mahasiswa
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Mahasiswa yang tergolong aktif dalam paduan
suara UKM PSM Voca Erudita yang rata-rata DASAR TEORI
mahasiswa semester III sampai VII menyita
Kualitas Tidur
waktu dan tenaga yang akhirnya memiliki
dampak terhadap waktu tidur yang berkurang, Martini (2001) menyatakan bahwa tidur sebagai

dan karena padatnya kegiatan dapat memicu suatu keadaan tidak sadar (unconciousness)

tingginya tingkat emosi mahasiswa atau dengan tetapi dapat dibangunkan dengan perangsangan

kata lain mudah emosi. Mahasiswa semester sensori yang sesuai. Martini (2001)

III-VII mengambil peran aktif dalam UKM menambahkan bahwa seseorang dikatakan tidur

PSM Voca Erudita pada saat kegiatan apabila dalam keadaan tidak sadar namun dapat

perkuliahannya juga padat sehingga mahasiswa dibangunkan sebab seseorang yang tidur

sering kebingungan membagi waktu. Dari hasil mengalami peningkatan ambang respon. Potter

observasi, seorang mahasiswa semester III dan Perry (2005) berpendapat tidur sebagai

sampai VII yang mengikuti UKM PSM Voca perubahan keadaan kesadaran yang terjadi

Erudita harus pulang diatas jam 23.00 karena secara terus-menerus dan berulang untuk

mengikuti latihan PSM Voca Erudita, menyimpan energi dan kesehatan.

sedangkan keesokan harinya mahasiswa


Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas,
semester III sampai VII ini juga harus
dapat disimpulkan bahwa tidur adalah bagian
mengikuti perkuliahan keesokan paginya. Hal
dari periode alamiah kesadaran yang terjadi
tersebut berakibat kepada waktu dan kualitas
ketika tubuh diperbaiki yang ditandai dengan
tidur dari mahasiswa semester III sampai VII
rendahnya kesadaran dan keadaan metabolisme
UNS yang terlibat dalam UKM PSM Voca
tubuh yang minimal serta otak memprogram
Erudita.
untuk tidur begitu gelap datang dan terbangun

Sementara itu, apabila dilihat dari prestasi ketika terang tiba.

belajarnya dalam hal ini transkrip nilai pada


Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
Mahasiswa semester III sampai VII UNS yang
Alimul (2006), antara lain penyakit, latihan dan
terlibat aktif dalam UKM PSM Voca Erudita
kelelahan, stres psikologis, obat, nutrisi,
juga memperlihatkan hasil yang tidak begitu
lingkungan dan motivasi. Aspek-aspek kualitas
baik apabila dibandingkan mahasiswa lain yang
tidur menurut Buysse (1989), diantaranya
tidak terlibat aktif dalam UKM PSM Voca

70
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

kualitas tidur subyektif, tidur latensi, gangguan tenang, kalem, tabah, dan merasa aman dalam
tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, menjalin hubungan interpersonal dengan orang
penggunaan obat tidur dan penyalahgunaan lain. Seseorang yang memiliki kestabilan emosi
waktu di siang hari. Keduanya menjadi aspek rendah akan bersikap lebih mudah terpengaruh,
pengukuran dalam instrumen Pittsburgh Sleep merasa kurang aman dalam berhubungan
Quality Indeks (PSQI). dengan orang lain, reaktif, dan mood berubah-
ubah. Seseorang dengan emosi yang stabil akan
Kestabilan Emosi
lebih mudah dalam mengendalikan stres
Gerungan (1978) mengemukakan kestabilan daripada orang yang memiliki emosi yang
emosi adalah kematangan emosional yang kurang stabil. Pada uraian di atas, disimpulkan
berdasarkan kesadaran yang mendalam terhadap bahwa kestabilan emosi merupakan suatu
kebutuhan-kebutuhan, keinginan, cita-cita, dan keadaan emosi seseorang yang tenang walaupun
alam perasaannya serta pengintegrasian berada dalam situasi yang kurang
semuanya itu ke dalam suatu kepribadian yang menyenangkan.
bulat dan harmonis. Morgan (1986)
Robbins dan Judge (2008) menyatakan bahwa
menambahkan kestabilan emosi adalah suatu
terdapat sumber sumber kestabilan emosi dan
keadaan emosi seseorang yang apabila
suasana hati yang meliputi kepribadian, cuaca,
mendapat rangsangan secara emosional dari luar
stress, aktivitas sosial, tidur, olahraga, usia, dan
tidak menunjukkan gangguan emosional seperti
gender. Menurut Sharma (2006) telah
depresi dan kecemasan.
mengemukakan aspek-aspek kestabilan emosi,
Kestabilan emosi merupakan ketiadaan antara lain firmly established, well balances,
kecemasan atau kemampuan untuk bersikap dan capable remain in same status.
tenang saat berada dalam situasi stres (Herold
Prestasi Akademik
& Fedor, 2008). Pengertian lain dikemukakan
oleh Driskell, et al. (dalam Klein, 2009) bahwa Menurut Poerwadarminta (2000), kata
kestabilan emosi mencerminkan aspek yang prestasi mempunyai arti hasil yang telah
berkaitan dengan penyesuaian terhadap diri dicapai. Dalam proses pendidikan, prestasi
sendiri maupun orang lain. Seseorang yang dibatasi pada prestasi belajar atau prestasi
memiliki kestabilan emosi tinggi akan akademik. Djamarah (2002) mendefinisikan
cenderung memiliki penyesuaian yang baik, prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh
merasa aman, tenang, serta percaya diri. berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
Kestabilan emosi (Digman dalam Hellriegel perubahan dalam diri individu sebagai hasil
& Slocum, 2007) yaitu derajat ketenangan, akhir dari aktivitas belajar. Definisi prestasi
aman, dan tidak merasa khawatir. Seseorang akademik menurut Azwar (2002) adalah bukti
yang memiliki emosi stabil akan bersikap peningkatan atau pencapaian yang diperoleh

71
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

seorang mahasiswa sebagai pernyataan ada METODE PENELITIAN


tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam Penelitian ini merupakan penelitian dengan 60
program pendidikan. orang mahasiswa aktif paduan suara Voca
Erudita memiliki kesamaan spesifikasi dan
Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah
deskripsi dengan ciri-ciri laki-laki dan wanita,
hasil belajar terakhir yang dicapai oleh
mahasiswa aktif paduan suara Voca Erudita dan
mahasiswa dalam jangka waktu tertentu, yang
semester III sampai semester VII karena pada
mana di sekolah prestasi akademik mahasiswa
semester tersebut mahasiswa tergolong aktif.
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau
Hal ini pendapat Roscoe (dalam Sugiyono,
simbol tertentu. Kemudian dengan angka atau
2011) tentang penentuan ukuran sampel dalam
simbol tersebut, orang lain atau mahasiswa
suatu penelitian, yaitu ukuran sampel yang
sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
prestasi akademik yang telah dicapai, sehingga
dengan 500 responden, maka peneliti
prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk
menyimpulkan bahwa ukuran sampel penelitian
lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran
yang berjumlah 60 telah sesuai dengan jumlah
yang telah dicapai mahasiswa, dan rapor bisa
minimal sampel, yaitu sebanyak 30 orang.
dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan
pelajaran tersebut. Penelitian dilakukan di Voca Erudita UNS pada
tanggal 17 Mei, 24 Mei dan 1 Juni 2013 .
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat
Terdapat 60 eksemplar skala yang terkumpul
tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi
dan dapat segera dianalisis. Metode
akademik adalah hasil atau pencapaian yang
pengumpulan data pada penelitian ini
diperoleh mahasiswa dari aktivitas belajar, yang
menggunakan alat ukur berupa skala psikologi
dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol
dengan model Likert, antara lain
tertentu.
Skala Kualitas Tidur
Ukuran prestasi akademik dikemukakan Azwar
Skala kualitas tidur terdiri dari 19 aitem yang
(1996) mencakup indikator prestasi akademik
diadaptasi peneliti berdasarkan aspek-aspek
yang lebih komprehensif karena meliputi nilai
rumusan Buysse (1989), yaitu kualitas tidur
raport, indeks prestasi akademik, angka
subyektif, tidur latensi, gangguan tidur, durasi
kelulusan, predikat kelulusan dan waktu tempuh
tidur, efisiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat
pendidikan. Berdasarkan pada alasan bahwa
tidur dan penyalahgunaan waktu di siang hari.
semua indikator tersebut dapat ditentukan
Nilai validitas ri(x-1) bergerak dari 0,420 hingga
berdasarkan pada indeks prestasi akademik
0,800 dengan koefisien reliabilitas () sebesar
maka digunakan indeks prestasi akademik
0,914.
sebagai ukuran dalam menentukan prestasi
akademik mahasiswa.

72
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

Skala Kestabilan Emosi disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang


Skala kestabilan emosi terdiri dari 28 aitem linier antara variabel prediktor dengan variabel
valid dari 30 aitem yang dimodifikasi peneliti kriterium.
berdasarkan Hasni (2012) dengan menggunakan
Uji Multikolinearitas
aspek-aspek rumusan Sharma (2006) firmly
Uji asumsi klasik multikolinearitas dilakukan
established, well balances, dan capable remain
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance
in same status. Nilai validitas ri(x-1) bergerak dari
Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
0,378 hingga 0,856 dengan koefisien reliabilitas
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa
() sebesar 0,918.
nilai Tolerance pada variable kualitas tidur dan
HASIL-HASIL kestabilan emosi adalah 0,853 serta nilai VIF
Teknik analisis data yang digunakan adalah sebesar 1,172. Hasil ini menunjukkan bahwa
analisis regresi linier berganda, dengan bantuan antarvariabel prediktor tidak terdapat masalah
program IBM SPSS Statistics Version 19. multikolinearitas, karena nilai Tolerance lebih
dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 5.
Uji Normalitas
Uji asumsi dasar normalitas dalam penelitian ini
Uji Heteroskedastisitas
menggunakan uji Lilliefors. Dari hasil output
Metode untuk menguji heteroskedastisitas pada
Tests of Normality, pada kolom Kolmogorov-
penelitian ini menggunakan pengamatan pola
Smirnov dapat diketahui bahwa nilai Sig. untuk
pada glayser dan uji Spearmans rho. Uji
variabel kualitas tidur, kestabilan emosi, dan
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui
indeks prestasi akademik masing-masing
ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari
sebesar 0,896 , 0,282 dan 0,789 . Oleh karena
residual pada model regresi. Cara memprediksi
signifikansi untuk semua variabel lebih besar
ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu
dari 0,05 maka disimpulkan bahwa populasi
penelitian dilihat dari pola gambar scatterplot
data kualitas tidur, kestabilan emosi, dan indeks
atau dengan uji gleyser.
prestasi akademik berdistribusi normal.

Variabel B T Sig
Uji Linearitas
Konstanta 566.69 1.084 0.283
Uji asumsi dasar linearitas dalam penelitian ini -22.29 -1.128 0.264
Kt
menggunakan Test for Linearity dengan taraf -3.505 -0.459 0.648
Ke
signifikansi 0,05. Hasil pengujian
menunjukkan nilai signifikansi pada linearity a.Kualitas tidur (Kt)
antara prestasi akademik dengan kualitas tidur Nilai uji t untuk uji heteroskedastisitas -1,128
sebesar 0,000. Prestasi akademik dengan dengan nilai signifikansi sebesar 0,264. Karena
kestabilan emosi sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho
nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa kualitas

73
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

tidur tidak ada pengaruh terhadap harga absolut positif karena nilai (r) positif. Semakin tinggi
residu. kualitas tidur, maka semakin tinggi prestasi
akademik.
b.Kestabilan Emosi (Ke)
Nilai uji t komunikasi interpersonal untuk uji
Selain itu, nilai t hitung = 3,909 > t tabel = 2,000
heteroskedastisitas sebesar -.459 dengan nilai
dengan p-value 0,00 > 0,05 dan nilai koefisien
signifikansi sebesar .648. Karena nilai
korelasi parsial (r) antara kestabilan emosi
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho
dengan prestasi akademik sebesar 0,559. Hasil
diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa
tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan
komunikasi interpersonal tidak ada pengaruh
yang signifikan antara kualitas tidur dengan
terhadap harga absolut residu.
pretasi akademik. Semakin tinggi kestabilan
Uji Autokorelasi emosi, maka semakin tinggi prestasi akademik.
Metode pengujian autokorelasi dalam penelitian
Kontribusi
ini menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Uji
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,405
autokorelasi menunjukkan nilai D-W sebesar
menunjukkan bahwa kontribusi kualitas tidur
2,291 terletak di antara dU dan 4dU yaitu (1,50
dan kestabilan emosi terhadap prestasi akaemik
< 2,291 < 2,50). Dari hasil tersebut disimpulkan
sebesar 40,5%. Hasil tersebut juga berarti
bahwa model regresi penelitian ini tidak
bahwa sumbangan efektif yang diberikan
terdapat asumsi klasik autokorelasi.
kualitas tidur terhadap pretasi akademik sebesar

Uji Hipotesis dan Uji Korelasi 24,71%, sumbangan efektif dari kestabilan
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai emosi terhadap prestasi akademik 15,79%.
F hitung =19,377 > F tabel = 3,156 dengan p-value
Analisis Deskriptif
0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi ganda
Dari hasil kategorisasi prestasi akademik
(R) sebesar 0,405. Hasil ini menunjukkan
diketahui 72% responden memiliki tingkat
kualitas tidur dan kestabilan emosi secara
kualitas tidur pada kategori sedang, 28% pada
bersama-sama berhubungan signifikan dengan
kategori buruk, dan 0% pada kategori baik.
prestasi akademik.
Nilai rerata empirik sebesar 2,97. Hal ini berarti
Selanjutnya, diketahui t hitung = secara umum, mahasiswa aktif paduan suara
= 2,978 > t tabel

2,000 dengan p-value 0,004 < 0,05 dan nilai Voca Erudita UNS memiliki tingkat prestasi
koefisien korelasi parsial (r) antara kualitas tidur akademik sedang.
dengan prestasi akademik sebesar 0,495. Hasil
Hasil kategorisasi skala PSQI pada kualitas
tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang
tidur menunjukkan 70% responden memiliki
signifikan antara kualitas tidur dengan prestasi
tingkat kualitas tidur pada kategori sedang dan
akademik. Arah hubungan yang terjadi bersifat
18,3% pada kategori tinggi dan 11,75% pada

74
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

kategori rendah. Nilai rerata empirik sebesar sementara 59,5% dijelaskan oleh faktor lain di
11,50. Hal ini berarti bahwa secara umum, luar kedua variabel tersebut, diantaranya faktor
mahasiswa aktif paduan suara Voca Erudita lainnya yaitu faktor eksternal ditentukan oleh
UNS memiliki tingkat kualitas tidur sedang. faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
kampus dan lingkungan masyarakat
Hasil kategorisasi skala kestabilan emosi,
(Suryabrata, 2004). Uji hipotesis membuktikan
diketahui 63,3% responden memiliki tendensi
juga hipotesis kedua dalam penelitian ini
kestabilan emosi pada kategori sedang, 16,7%
diterima.
pada kategori tinggi, dan 20% pada kategori
rendah. Nilai rerata empirik sebesar 73,00. Hal Hipotesis kedua dalam skripsi ini adalah

ini berarti secara umum, mahasiswa aktif terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan
paduan suara Voca Erudita UNS memiliki prestasi akademik mahasiswa aktif paduan
tendensi kestabilan emosi sedang. suara Voca Erudita UNS. Hubungan yang

PEMBAHASAN terbentuk dari kualitas tidur dengan prestasi

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa akademik termasuk dalam kategori sedang.
hipotesis pertama dalam penelitian ini Dengan demikian, secara parsial kualitas tidur
terpenuhi, yaitu terdapat hubungan antara berhubungan positif yang signifikan dengan
kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan prestasi akademik. Semakin tinggi tingkat
prestasi akademik mahasiswa aktif Paduan kualitas tidur yang dialami mahasiswa Voca
Suara VocaErudita UNS. Dengan demikian, Erudita, maka semakin tinggi pula prestasi
kualitas tidur dan kestabilan emosi secara akademiknya.
bersama-sama berhubungan positif dan
Selanjutnya, pengujian hipotesis ketiga pada
signifikan dengan prestasi akademik mahasiswa
penelitian menunjukkan terdapat hubungan
aktif paduan suara Voca Erudita Universitas
signifikan antara kestabilan emosi dengan
Sebelas Maret. Semakin tinggi kualitas tidur dan
prestasi akademik. Kestabilan emosi yang
kestabilan emosi, maka semakin tinggi pula
tinggi, maka prestasi akademik pada mahasiswa
prestasi akademik. Demikian juga sebaliknya,
aktif paduan suara Voca Erudita UNS. Dengan
semakin rendah kualitas tidur dan kestabilan
demikian, maka hipotesis ketiga dalam
emosi, maka semakin rendah pula prestasi
penelitian ini diterima. Mahasiswa yang
akademik. Hubungan yang terbentuk antara
tergabung pada Voca Erudita memiliki
kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan
kecenderungan mampu mengontrol kondisi
prestasi akademik termasuk dalam kategori
emosinya dengan cukup baik.
sedang. Prestasi akademik mahasiswa Voca
Erudita sebagai variabel dapat Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang telah
kriterium
dijelaskan oleh kualitas tidur dan kestabilan diadakan oleh Asrowi dan Meitasari, 2011)
emosi sebagai variabel prediktor sebesar 40,5%, bahwa diperoleh koefisien positif sebesar 0,626

75
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

dengan signifikasi sebesar 0,000 (p<0,01) yang digunakan untuk mengejar mata kuliah
hubungan positif yang sangat signifikan antara dengan porsi waktu latihan di luar kampus yang
kestabilan emosi dengan prestasi belajar. cenderung mengurangi jam perkuliahan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ketidakdisiplinan ini membuat mahasiswa yang
seseorang yang emosinya stabil memiliki mengikuti kegiatan di Voca Erudita tidak begitu
pandangan dan pendirian yang kuat dalam memiliki IPK yang cukup baik karena dianggap
menghadapi akademis perkuliahannya sehingga cukup sibuk.
dapat meningkatkan prestasi akademik di Penelitian ini pada intinya menjawab hipotesis
universitas. mengenai hubungan antara kualitas tidur dan
kestabilan emosi dengan prestasi akademik pada
Dari kategorisasi skala PSQI diperoleh hasil
mahasiswa aktif Voca Erudita UNS. Kelemahan
bahwa mahasiswa aktif Voca Erudita UNS
dalam penelitian ini dikarenakan peneliti
memiliki tingkat kualitas tidur sedang. Hal ini
menemui beberapa kendala saat penelitian
karena tidak semua mahasiswa mengalami
berlangsung, diantaranya jumlah responden
gejala-gelaja kualitas tidur yang kurang baik,
yang terbatas, tidak pasti dan sulit dijumpai
sehingga tingkat kualitas tidur yang dimiliki
sewaktu-waktu, memaksa peneliti untuk
oleh mahasiswa Voca Erudita ini berbeda.
melakukan pengambilan data dilakukan
Dari kategorisasi skala kestabilan emosi, beberapa kali untuk kepentingan analisis data.
diketahui bahwa mahasiswa aktif Voca Erudita
Selain itu, beberapa kelemahan lain di dalam
kestabilan emosi sedang. Hal ini terjadi
penelitian ini yaitu ruang lingkup penelitian
dikarenakan pengalaman yang dialami
yang sempit sehingga hasil penelitian hanya
mahasiswa yang mengikuti paduan suara ini,
dapat digeneralisasikan di Voca Erudita
tidak menunjukkan emosi yang meluap-luap
Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di
saat menyikapi suatu permasalahan. Mereka
Surakarta tidak bisa dilakukan penelitian dengan
cenderung bersikap sewajarnya jika mereka
cakupan berbagai macam paduan suara yang
mengahadapi masalah yang cukup rumit.
lebih luas dan dengan jumlah responden yang
lebih banyak. Hal ini didasarkan bahwa
Dari kategorisasi prestasi akademik, diketahui
instrumen kuantitatif yang reliabel
bahwa mahasiswa aktif Voca Erudita UNS
menghasilkan data pengukuran yang relatif
memiliki prestasi akademik sedang. Hal ini
sama meskipun dilakukan peneliti yang berbeda
ditandai dengan sebagian besar IPK mahasiswa
dalam situasi dan waktu yang berlainan,
yang tergolong aktif pada paduan suara Voca
tentunya berkenaan pada sampel dengan
Erudita ini memiliki indeks prestasi tidak
karakteristik serupa (Sugiyono, 2011).
kurang dari 2,97 dan tidak lebih dari 2,97. Hal
tersebut dikarenakan keadaan mahasiswa yang
kurang mampu memprioritaskan porsi waktu

76
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

Penelitian selanjutnya, hal yang perlu Saran:


diperhatikan adalah menambah variabel-
1. Bagi Mahasiswa Aktif Paduan Suara
variabel lain yang belum digunakan pada
Bagi mahasiswa Paduan Suara Voca Erudita
penelitian ini, faktor faktor kestabilan emosi
agar lebih memperhatikan aspek fisiologis
yang mempengaruhi prestasi akademik pada
mengenai kualitas tidur dan aspek psikologis
mahasiswa yang mengalami jam tidur kurang
mengenai kestabilan emosi. Secara keseluruhan
dan belum terungkap pada penelitian ini,
hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi
membandingkan jenis kualitas tidur berdasarkan
akademik mahasiswa aktif Paduan Suara Voca
gender laki-laki ataupun perempuan, atau
Erudita UNS sudah cukup baik. Potensi ini
membandingkan kualitas tidur mahasiswa yang
harus tetap dipertahankan dan dioptimalkan bagi
mengikuti paduan suara dengan mahasiswa
pemenuhan tugas sebagai tanggung jawab
yang tidak mengikuti kegiatan di luar jadwal
sebagai seorang mahasiswa, terutama dalam
perkuliahan.
mengatur manajemen waktu istirahat. Dalam
Diharapkan melalui penelitian tertulis ini rangka mengefektifkan manajemen waktu dan
peneliti selanjutnya mampu lebih komprehensif kestabilan emosi, mahasiswa direkomendasikan
dalam menggunakan variabel yang terdapat mengikuti beberapa pelatihan psikologi yang
pada penelitian ini, mengingat kualitas tidur sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, misalnya
adalah fenomena yang begitu kompleks, relatif penelitian manajemen diri. Hal ini penting
dan juga krusial. direkomendasikan untuk mahasiswa aktif untuk
PENUTUP mengatur diri dan mampu memprioritaskan
waktu belajar saat berada di luar jam kuliah.
Kesimpulan :
Bagi mahasiswa yang belum mencapai target
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan SKS yang ditentukan, diharapkan lebih terbuka
kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan dan kooperatif kepada dosen pembimbing
prestasi akademik pada mahasiswa aktif akademik dan selain itu mahasiswa disarankan
Paduan Suara Voca Erudita UNS. mengikuti motivation training untuk
2. Terdapat hubungan positif yang signifikan memberikan motivasi dan bimbingan sehingga
antara kualitas tidur dengan prestasi mampu mengetahui gaya belajar yang cocok
akademik mahasiswa paduan suara Voca dan sesuai dengan karakternya dan
Erudita UNS. mengoptimalkan nilai IPK di semester depan .
3. Terdapat hubungan positif yang signifikan 2. Bagi Unit Kegiatan Mahasiswa Voca
antara kestabilan emosi dengan prestasi Erudita
akademik mahasiswa aktif paduan suara Bagi UKM Voca Erudita selain
Voca Erudita UNS. meningkatkan prestasi bernyanyi,
diharapkan juga memperhatikan prestasi

77
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

akademik dari anggota yang masih aktif penelitian lebih komprehensif dan penelitian
berkuliah. Berdasarkan hasil penelitian yang ini dapat dijadikan sebagai informasi dan
telah dilakukan akan lebih baik apabila bahan acuan.
UKM Voca Erudita memperhitungkan DAFTAR PUSTAKA
kembali jadwal latihan terutama latihan Alimul, Aziz H. 2006 . Kebutuhan Dasar Manusia.
malam. Dengan demikian mahasiswa aktif Jakarta : Salemba Medika.

Voca Erudita dapat lebih mengefektifkan Angkat, D.N. 2009. Hubungan antara Kualitas Tidur
dan Tekanan Darah pada Remaja Usia 15-17
waktu belatih, belajar, serta tidak Tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.
mengganggu kualitas tidur dari mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara..
aktif Voca Erudita. Kartu Hasil Studi (KHS) Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi: Fungsi dan
dapat menjadi salah satu bahan Pengembangan Pengukuran. Prestasi Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pertimbangan semester, mahasiswa aktif
_______. 1999. Reliabilitas dan Validitas: Seri
Voca Erudita diharapkan mengumpulkan pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Sigma Alpha.
hasil prestasi akademik dalam bentuk KHS
_______. 2001. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta :
ke pengurus Voca Erudita. Pustaka Pelajar.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya _______. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bagi peneliti lain khususnya peneliti Rajawali Pers.
dibidang psikologi yang berminat untuk _______. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta :
mengkaji fenomena dan meneliti dengan Pustaka Pelajar.

topik yang sama, diharapkan memperluas _______. 2010 . Reliabilitas dan Validitas. Edisi 3.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ruang lingkup populasi dan menambah
Berger & Williams. 1992 . Fundamental of nursing:
sampel penelitian ini pada beberapa Paduan
collaborating for optimal health. USA: Apleton &
Suara. Peneliti lebih lanjut dapat Lange.
memodifikasi kerangka model penelitian ini, Buysse, D.J, Reynolds III, C.F., Monk, T.H., Berman,
seperti membandingkan antar mahasiswa S.R., Kupfer, D.J. 1989.

yang tergabung organisasi dengan The Pittsbutgh Sleep Quality Index: A new instrument
for psychiatric practice and research. Journal of
mahasiswa yang tidak tergabung dengan
Psychiatric Research. 28(2):193-213 1998
organisasi manapun, menambahkan hasil
Cable, D. M, & Judge, T, A. 2003. Managers Upward
penelitian dengan metode kualitatif, dan Influence Tactic Strategies: The Role of Manager
mencermati faktor-faktor lain yang dapat Personality and Supervisor Leadership Style.
Journal of Organizational Behavior. 24, 197-214
mempengaruhi kestabilan emosi pada
Chaturvedi, M & Chander, R. 2010. Development of
mahasiswa yang mengalami jam tidur emotional stability scale. Industrial Psychiatry
kurang yang belum mendapat perhatian Journal, Year 2010, Volume 19, Issue 1 [p. 37-40]
besar dalam penelitian ini, mengungkap Craven. F Ruth & Hirnle. J Constance. 2000 .
konsekuensi dari kualitas tidur dan Fundamentals Of Nursing Human. Health and
Function. Fourth Edition. Philadelphia: Lippincott
kestabilan emosi agar generalisasi hasil Williams. & Wilkins.

78
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

Dahlan, MS. 2012 . Statistika Untuk Kedokteran dan Hurlock, E.B. 1995. Psikologi Perkembangan Suatu
Kesehatan. Edisi ke 3. Jakarta: Salemba Medika. Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Alih
Bahasa; Istiwidayanti & Soedjarwo, Edisi 5.
Dimyati & Mujiono. 2006 . Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
James F. Pagel and Carol F. Kwiatkowski. 2010. Sleep
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka complaints affecting school performance at
Cipta different educational levels. Frontiers in
Neurology. Vol. 1. Art. 125.
Eliasson, A.R., and Lettieri, C.J. 2009. Early to Bed,
Early to Rise! Sleep Habits and Academic Japardi, I., 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran,
Performance in College Students. USA. Universitas Sumatera Utara.
Gerungan, W.A. 1978. Psychologi Sosial. Jakarta: PT Khadijah, Nyayu. 2009. Psikologi Pendidikan.
Eresco. Palembang: Grafika Telindo Press.
Guyton. 1986. Exercise Physiology for Health Fitness Khasanah, K., Hidayati, W. 2012. Kualitas Tidur Lansia
and Performance. USA: Lippincott Williams & Balai Rehabilitasi Sosial MANDIRI Semarang.
Wilking Jurnal Nursing Studies. Vol.1, No.1, hal. 189-196.
______. 2000. Basic human physiology: normal Klein. 2009. What do We Know About Interpersonal
function and mechanisms of disease. Skill?. USA: UMI Microform.
California: University Michigan Leahy, J, M & Kizilay, P, E. 1998. Foundations of
nursing practice, a nursing approach. Philadelphia:
Guyton, A.C dan J.E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi
Saunders company.
Kedokteran:Edisi 9. Jakarta:ECG
Li, Yan & Hui, Chun. 2005. Multilevel Model Of
Hadi. 2004. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian
Emotional Stabiliy On Emergent Group
Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung :
Leadership When Group Level Conflict Concern.
Dewa Ruchi.
Hong Kong: Chinesse University of Hong Kong
Hakam, Abdul. 2006. ILMU DAN APLIKASI
Listiani, P. 2005. Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan
PENDIDIKAN: Bagian III. Jakarta: Grasindo
Iklim Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa
Harsono. 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis. Kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Fakultas
Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Hasni, Nafisah Itsna. 2012. Hubungan Antara Citra Liu, X., Zhao, Z., Jia, C., Buysse, D.J. 2007. Sleep
Tubuh Saat Hamil Dan Kestabilan Emosi Dengan Pattern and Problems Among Chinese Adolescent:
Postpartum Blues Di Wilayah Kerja Puskesmas I American Academy Of Pediatrics.
Grogol Sukoharjo. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Maas, James B. 2002 . Power Sleep. Bandung: Penerbit
UNS
Kaifa.
Hellriegel & Slocum. 2007. Organizational Behavior.
Mardjono M, Sidharta P. 2008. Neurologi Klinis Dasar.
Canada: Cengage Learning.
Jakarta: Dian Rakyat.
Herina. 1995. Hubungan Kestabilan Emosi dan Prestasi
Marpaung, R.A.O. 2006. Pengaruh Motivasi dan
Atlet Pekan Olahraga. Yogyakarta: Fakultas
Disiplin terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat
Psikologi UGM
Program Produktif Siswa Kelas II Jurusan
Herold & Fedor. 2008. Change the Way You Lead Administrasi Perkantoran di SMK Antonius
Change: Leadership Strategies that Really Work. Semarang. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
California: Stanford University Press. Negeri Semarang.

Hidayat, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Martin M.A. 2007. Oxford Concise Colour Medical
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta. Dictionary. 4th ed. USA: Oxford University Press.
Salemba Medika.

79
SETYOWATI, et al. / HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN

Martini FH. 2001. Fundamentals of anatomy and Action. Warta AIDS. Jakarta:Yayasan Spiritia.
physiology. Fifth Edition. New Jersey: Prentice-
Hall Inc. Sharma, Sunita. 2006. Emotional Stability of Visually
Disabled in Relation to their Study Habits. Journal
Meier. 2009. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka of the Indian Academy of Applied Psychology
Pelajar payable at Pondicherry. Vol. 32 (p.33-36)
McElroy, T., & Mosteller, L. 2006. The Influence of Siebern, Allison Tamara. 2008. A Study of The
Circadian Type, Time of Day and Class Difficulty Mediating Effects of Sleep on Stress, Health
on Students Grades. Psychology Department, Outcome and Exam Performance. United States:
Appalachian State University. ProQuest LLC.
Morgan, C. T. 1986. Introduction to Psychology. Edisi Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Ketujuh. New York: McGraw Hill Book Company Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Hill.
Sudjana, Nana., dan Rivai, Ahmad. 2001. Media
Nashori, H Fuad. 2011. Psikologi Mimpi. Bandung: Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Lubuk Agung.
Suryabrata, S. 2004 . Psikologi Pendidikan. Jakarta:
_________. 2004. Menggapai Prestasi Puncak dengan P.T. Raja Grafindo Persada.
Meningkatkan Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi.
Makalah. Surabaya, dicetak 17 Januari 2004 __________. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Nashori, H Fuad. 2004. Peranan Kualitas Tidur dan
Kualitas Mimpi dalam Meningkatkan Prestasi __________. 2009. Pengembangan Alat Ukur
Belajar Mahasiswa. Laporan Penelitian. Jakarta: Psikologi. Edisi ketiga. Yogyakarta: Andi
Dikti Depdiknas
Tama, Reza Adetya. 2005. Hubungan antara Kualitas
National Academic of Science. 2000. Sleep Needs, Tidur dengan Suasana Hati Mahasiswa. Journal
Patterns and Difficulties of Adolescents: Summary Psikologi Islami, 1(2), 163-176
of a Workshop. Washington DC: National
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
academic Press.
dan Proses Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba
National Sleep Foundation. 2005. How Much Sleep Do Medika.
We Really Need?. Tjundjing, Sia. 2001. Hubungan Antara IQ, EQ, dan
Diakses pada 20 Maret 2013 dari QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal
http://www.sleepfoundation.org/ article/how-sleep- Anima Vol.17 no.1.
works/how-much-sleep-do-we-really-need.
Tortora G.J., and Derrickson B.H. 2009. Principles of
Patlak, Margie. 2005. Your Guide to Healthy Sleep. Anatomy and Physiology, Volume 1. 12th ed.
U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND John Wiley & Sons, Inc.
HUMAN SERVICES. NYC: National Institutes of
Utami, Mamik. 2011. The Role of Human Resources in
Health, NIH Publication No. 06-5271
Providing a Good Quality of Maternal Health
Potter, P.A., & Perry, A.G. 2005. Keperawatan Dasar: Services in Indonesia. Amsterdam: Royal tropical
Konsep, Proses dan Praktik. (terjemahan). Edisi 4. institute
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
. Widodo, DP. 2000. Kejang demam: apa yang perlu
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur diwaspadai? Dalam: Penanganan demam pada
Lainnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. anak secara profesional. Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak, XLVII.
Robbins and Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Ed 12. Jakarta;. h.58-66.
Jakarta: Salemba Empat.
Wolfson, A.R, Carskadon, M.A. 1998. Sleep Schedules
Samiudin, Zishan. 2000. Insomnia pada HIV dan and Daytime Functioning in Adolescent.
Penatalaksanaannya. Research Initiative Treatment

80

Anda mungkin juga menyukai