Anda di halaman 1dari 11

PAPER PELAYANAN KESEHATAN KONTEKSTUAL

PENGOBATAN NYERI GIGI DI KARANGANYAR DAN BLITAR

Disusun Oleh :

IKHSANI ASRI ASHARI (P27228015 088)


MUHIBBATUL LAILI (P27228015 096)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Menyelesaikan Mata Kuliah Pelayanan Kesehatan Kontekstual

PROGRAM STUDI DIV OKUPASI TERAPI

JURUSAN OKUPASI TERAPI


POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelasaikan penyusunan paper ini. Paper
yang penulis susun ini membahas mengenai Pengobatan Nyeri Gigi di Karanganyar dan
Blitar.
Dalam penyusunan paper ini, tentu saja penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan dan hambatan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari penyusunan
maupun dari materinya. Kritik konstrukstif dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan
paper ini. Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat kepada kita, sekaligus menjadi
pengetahuan yang berguna bagi pembaca.

Colomadu, 8 Mei 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5

BAB III PENUTUP........................................................................................................................10

A. Kesimpulan........................................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis
maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dansosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
danekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh
terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan.
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),
atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak
terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.
Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu : faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan
faktor keturunan. Ke empat faktor tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Salah
satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan
kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana
kegiatan tersebut bisa merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu sendiri.

4
BAB II

ISI

NO KOMPONEN KARANGANYAR BLITAR TEORI


1. Konsep Di daerah Karanganyar orang Sehat di daerahBlitarberarti Konsep sehat menurut World
Kesehatan dikatakan sehat jika jasmani sehat badan dan jiwa serta Health Organization (WHO)
dan rohaninya tidak tidak memiliki pengertian sehat adalah
mengalami keterbatasan, gangguandalammelakukana "Health is a state of complete
baik dalam melakukan ktivitassehari-hari.Jadi physical, mental and social
kegiatan sehari-hari maupun nyerigigitidakdikatakansakit well-being and not merely
kegiatan yang berhubungan Karena the absence of diseases or
dengan masyarakat lainnya. tidakmempengaruhidantidak infirmity".
Jadi nyeri gigi termasuk menggangguaktivitaskeseha Tiga komponen penting yang
kedalam sakit, karena nyeri rian. merupakan satu kesatuan
tersebut dapat Nyerigigiinidikatakansakitapa dalam defenisi sehat yaitu:
mempengaruhi kegiatan bila orang yang 1. Sehat Jasmani
sehari-hari dan jika saat nyeri mengalamisampaiterganggu Sehat jasmani merupakan
menyerang dapat aktivitasnyakarnanyerigigiter komponen penting dalam arti
mengganggu saat sebut. sehat seutuhnya, dan seluruh
berkomunikasi. fungsi fisiologi tubuh berjalan
normal.
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat
jasmani selalu dihubungkan
satu sama lain dalam
pepatah kuno "Jiwa yang
sehat terdapat di dalam
tubuh yang sehat" (Men
Sana In Corpore Sano).
3. Sehat Spritual
Spritual merupakan
komponen tambahan pada
pengertian sehat oleh WHO
dan memiliki arti penting

5
dalam kahidupan sehari-hari
masyarakat. Setiap individu
perlu mendapat pendidikan
formal maupun informal,
kesempatan untuk berlibur,
mendengar alunan lagu dan
musik, siraman rohani seperti
ceramah agama dan lainnya
agar terjadi keseimbangan
jiwa yang dinamis dan tidak
monoton.
2. Kecacatan Kecacatan di daerah Nyerigigi di daerah Kecacatan adalah adanya
Karanganyar berarti orang Blitartidak termasuk dari dsifungsi atau berkurangnya
yang memiliki keterbatasan kecatatan karena penderita suatu fungsi yang secara
dalam melakukan aktivitas masih dapat melakukan objektif dapat diukur/dilihat,
sehari-hari baik secara fisik aktivitasnya tanpa kendala karena adanya
maupun mental. Orang juga yang berarti, dan kecatatan kehilangan/kelainan dari
dapat dikatakan cacat apabila menurut daerah Blitar adalah bagian tubuh/organ
dalam kesehariannya orang orang yang tidak dapat seseorang.
tersebut tidak dapat bekerja melakukan aktivitas UU No. 4/1997 tentang
dan berkomunikasi dengan kesehariannya dan Penyandang Cacat, Pasal 1
baik terhadap orang memerlukan bantuan orang menyebutkan
disekitarnya. Jadi nyeri gigi lain karena anggota bahwa definisipenyandang
bukan merupakan kecacatan, tubuhnya tidak lengkap. cacat adalah setiap orang
karena yang sakit hanya Contohnya orang yang yang mempunyai kelainan
giginya, tidak fisik maupun berjalan dengan pincang fisik dan atau mental, yang
mentalnya. yang disebabkan oleh dapat mengganggu atau
perbedaan panjang dari merupakan hambatan
kakinyaakibatdampaksuatup baginya untuk melakukan
enyakitataupuntidak normal kegiatan secara selayaknya,
bentukanatomisertafungsion yang terdiri dari: penyandang
alnya. cacat fisik, penyandang cacat
mental, serta penyandang
cacat fisik dan mental

6
(ganda).

3. Penyakit Menurut masyarakat Menurut masyarakat Bitar,


Menurut Thoma Timmreck
Karanganyar, penyakit penyakit merupakan suatu
penyakit dapat diartikan
merupakan suatu hal yang keadaan seseorang yang
sebagai sebuah keadaan
dapat menyebabkan mengalami gangguan dan
dimana terdapat gangguan
seseorang mengalami keterbatasan dalam
terhadap bentuk ataupun
gangguan dan keterbatasan melakukan aktivitasnya.
fungsi salah satu bagian
dalam melakukan Nyerigigi disebabkan oleh
tubuh yang menyebabkan
aktivitasnya. Penulran dapat kuman yang bersarang pada
tubuh menjadi tidak dapat
terjadi karena kontak fisik gigi akibat gigi berlubang
bekerja dengan
maupun udara. Ada juga karna tidak rajin menggosok
normal.Menurut Elizabeth J.
penyakit yang tidak dapat gigi, serta bias juga nyeri
Crown, penyakit merupakan
menular secara langsung karena gusi iritasi atau
perihal hadirnya sekumpulan
melainkan penyakit bernanah.Namun nyeri gigi
respons tubuh yang tidak
keturunan. ini dikatakan sakit apabila
normal terhadap agen, yang
menunjukkan tanda yang
mana manusia memiliki
serius, seperti bengkak pada
toleransi yang sangat
pipi maupun bawah rahang
terbatas atau bahkan tidak
yang mengakibatkan wajah
memiliki toleransi sama
tidak simetris. Sehingga
sekali.
terlihat pucat dan lemas
orang yang mengalaminya.
4. Praktik Praktik pengobatan Praktik pengobatan Praktik tradisional adalah
Pengobatan tradisional yang ada di tradisional yang ada di Blitar pengobatan dan atau
Karanganyar sudah jarang untukmengobatinyerigigiyait perawatan dengan cara,
ditemukan, meskipun masih u ramuan dari air hangat obat, dan pengobatannya
ada beberapa obat herbal dicampur garam yang yang mengacu pada
pengalaman dan
dan jamu yang masih dipakai untuk berkumur.
keterampilan turun temurun
dikonsumsi masyarakat untuk Apabil adengan
dan diterapkan sesuai
mengobati penyakit tertentu. caraberkumur nyeri tetap dengan norma yang berlaku
Pengobatan tradisional untuk ada dan tidak berkurang dalam masyarakat. Undang-
nyeri gigi yang masih maka masyarakat daerah undang RI No. 23 tahun

7
dijumpai yaitu menggunakan Blitar menggunakan obat 1992 tentang
air hangat dicampur garam tradisional yaitu Kesehatan pasal 1 ayat 1
untuk digunakan berkumur. menggunakan getah daun disebutkan bahwa :
Selain itu banyak masyarakat bunga kamboja kuning. Pengobatan tradisional
yang sudah beralih ke praktik Caranya dengan merupakan salah
satu upaya pengobatan dan
kesehatan modern dengan meneteskan getah dari daun
atau perawatan cara lain
mendatangi puskesmas, kamboja ke kapas kecil lalu
diluar ilmu kedokteran dan
klinik, atau bidan untuk ditelpelkan atau dimasukkan ilmu keperawatan
mendapat pengobatan. pada gigi yang nyeri, akan
timbul sensasi rasa pahit.
Kuranglebih 3-5 menit maka
nyeri gigi itu akan berkurang
bahkan sembuh seketika.
5`. Perilaku Perilaku masyarakat Jika nyeri gigi tersebut Perilaku masyarakat dalam
Masyarakat Karanganyar terhadap belum sampai menimbulkan upaya pencarian pengobatan
kesehatan saat ini sudah bengkak pada pipi maupun merupakan gambaran
cukup baik. Masyarakat akan bawah rahang masyarakat di perilaku pola pemanfaatan
sadar dengan sendirinya jika Blitar masih menggunakan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan yang dapat
dirinya sakit dan pengobatan tradisional yaitu
menggambarkan tingkat
membutuhkan perawatan tim berkumurdengan air garam
pengetahuan dan
medis. Masyarakat akan dan juga menggunakan kepercayaan terhadap
memeriksakan dirinya kepada getah daun bungan kamboja sarana kesehatan yang ada.
dokter atau bidan yang kuning sebagai obatnya ada Dalam pencarian pengobatan
membuka praktik disekitarnya juga yang membeli obat di terdapat perbedaan dan cara
untuk mendapat peawatan warung. Tetapi jika sudah berfikir masyarakat. Ada
yang memilih pelayanan
maupun resep obat. Jika sampai membengkak
kesehatan modern seperrti
penyakitnya hanya ringan dibawa ke dukun jawa
puskesmas, rumah sakit, dan
seperti pusing, batuk biasa terlebihdahulu. Barulah jika
dokter praktek dan ada pula
ataupun nyeri gigi, tidak sembuh diperiksakan yang memilih pengobatan
masyarakat cenderung hanya ke dokter. tradisional. Perbedaan ini
mengonsumsi obat yang merupakan salah satu
biasa dikonsumsi. Jika lebih penghambat terciptanya

dari batas normalnya baru perilaku sehat dalam


masyarakat.
akan diperiksakan ke dokter.

8
9
BAB III

KESIMPULAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan informasi kesehatan antara daerah Karanganyar dan Blitar, dapat
dIsimpulan bahwa arti sehat di daerah Kudus dan Karanganyar yaitu sehat jasmani dan
rohaninya, sehingga dalam melakukan aktivitas sehari-hari tidak mengalami gangguan.
Untuk praktek pengobatan di kedua daerah tersebut ada sedikit perbedaan.
Pada daerah Karanganyar, masyarakatnya cenderung memilih pengobatan modern
meskipun ada beberapa masyarakat yang mash menggunakan air hangat dicampur
garam yang digunakan untuk berkumur. Sedangkan mayoritas masyarakat Blitar
cenderung lebih memilih pada penobatan tradisional yang dipercaya dari generasi ke
generasi meskipun ada beberapa yang tidak menggunakanya lagi.

b. Saran
Agar masyarakat di kedua daerah tersebut dapat lebih peduli terhadap kesehatan pribadi
dan kesehatan lingkungan sekitar. Lebih banyak diadakan penyuluhan tentang bagaimana
perwatan gigi yang baik dan benar agar terhindar dari sakit gigi, dan agar masyarakat
dapat mengetahui apakah yang telah dilakukan tersebut sudah tepat atau belum.

DAFTAR PUSTAKA

10
Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC. [online].
Tersedia: http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-sehat-menurut-ahli-
who.html. [diakses pada 13 Mei 2017, pukul 15:00]

Mangunsong, Frieda.dkk. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa (Cet. I). Jakarta:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).
[online]. Tersedia: http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-kecacatan-definisi-
faktor.html. [diakses pada 13 Mei 2017, pukul 15:00]

Ibrahim, Adzikra. 2013. Pengertian Penyakit Menurut Para Ahli. [online]. Tersedia:
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-penyakit-menurut-para-ahli/. [diakses pada 13
Mei 2017, pukul 15:00]

Ridaimro. 2014. Undang Undang Kesehatan Indonesia - dokter-medis. [online].


Tersedia: http://dokter-medis.blogspot.co.id/2014/01/undang-
undang-no-23-tahun-1992-tentang.html. [diakses pada 15 Mei 2017,
pukul 20:00]

11

Anda mungkin juga menyukai