Anda di halaman 1dari 11

AUDIT INTERNAL

I. Pengertian Audit Internal


Audit Internal dalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif,
yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi
organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. (Amin Widjaja Tunggal, 2011:3).
Audit internal merupakan audit yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya
adalah:
a. Menentukan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan atau tidak.
b. Menjaga baik atau tidaknya aset perusahaan.
c. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan perusahaan.
d. Menilai keekonomisan dan koefisienan pengguna berbagai sumber daya.
e. Mereview berbagai operasi atau program tersebut dilaksanakan sesuai yang
direncanakan.
Fungsi audit internal:
1. Membantu organisasi mencapai tujuannya.
2. Mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan
proses tata kelola.
3. Jaminan dan konsultasi kegiatan yang dirancang untuk menambah nilai dan
meningkatkan operasi.
4. Independensi dan objektivitas.
5. Pendekatan sistematis dan disiplin (khusus, proses keterlibatan)

II. Hubungan Akuntansi Dengan Auditing

Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat, mengelompokkan,


merangkum, dan melaporkan kejadian-kejadian yang mempengaruhi perusahaan dalam
laporan keuangan. Sedangkan audit meliputi mengumpulkan bukti-bukti yang diperoleh
secara logis dan assurance bahwa laporan keuangan tersebut disajikan dengan wajar dalam
semua aspek material sesuai ketentuan yang berlaku.

Tujuan akhir dari sebuah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen adalah untuk
mengakumulasi informasi-informasi keuangan yang relevan dan andal yang akan
dikomunikasikan kepada berbagai pihak yang membutuhkan, untuk digunakan sebagai
1
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat ekonomi. Agar
informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki nilai guna
bagi para pemakai maka, informasi-informasi yang disajikan haruslah informasi yang wajar.
Informasi yang wajar adalah informasi yang relevan dan andal. Untuk mendapatkan informasi
yang relevan dan andal ini maka dalam menyusun laporan keuangan harus digunakan suatu
kriteria yang berlaku umum. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan
pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup
hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya
melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung
dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi
yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi. Pentingnya
prinsip sesuai dengan pedoman PSAK dalam penyusunan laporan keuangan adalah, untuk
menyatukan persepsi didalam suatu perbedaan dalam memahami konsep, standar,definisi,
metode dan penyajian suatu item yang disajikan dalam laporan keuangan. Dengan adanya
kesatuan persepsi ini, diharapkan semua informasi keuangan yang disajikan manajemen
dalam laporan keuangandapat dipahmi dengan pemahaman yang sama oleh berbagai-bagai
pihak sehingga menjadikan informasi keuangan tersebut memiliki nilai guna. Didalam
Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan mengenai masalah pengakuan, pengukuran,
pencatatan, penilaian dan penyajian dan pengelompokkan masing-masing item dalam laporan
keuangan.

Dalam akuntansi, proses penyusunan laporan keuangan dimulai dari mengidentifikasi


akibat dari transaksi atau peristiwa, pencatatan dampak dari transaksi atau peristiwa kedalam
buku harian berdasarkan dokumen, pemindahan ke buku besar, pemindahan saldo buku besar
ke neraca percobaan, membuat jurnal penyesuaian untuk menyiapkan neraca lajur, membuat
jurnal penutup dan kemudian disusunlah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugidan arus kas.

Untuk menambah keyakinan berbagai-bagai pihak pemakai terhadap informasi yang


disajikan manajemen dalam laporan keuangan maka, diperlukanlah suatu penilaian yang
dilakukan oleh pihak yang independenuntuk menentukan tingkat kewajaran dari informasi
yang disajikan. Dalam menentukan kewajaran suatu informasi keuangan tersebut pihak
independen akan menilai sampai sejauh manakah Standar Akuntansi Keuangan digunakan
pihak manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan.

2
Dalam melakukan penilaian terhadap kewajaran informasiyang disajikan
manajemendalam laporan keuangan maka, pihak penilai independen harus
menggunakansistem dan standar tertentu. Di Indonesia standar ini disebut dengan Standar
Profesional Akuntan Publik. Didalam standar ini diatur ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan, baik ketentuan yang berhubungan dengan persyaratan orang yang dapat
melakukan penilaian, ketentuan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan ketentuan yang
berhubungandengan pelaporannya.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik, proses auditing dilakukan dengan cara
mendapatkan dan menilai bukti-bukti yang dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan,
menguji ketepatan pengakuan, kecermatan pengukuran dan penilaian, ketepatan pencatatan,
pengelompokkan dan penyajian dalam laporan keuangan.Untuk mendapatkan bukti-bukti,
digunakanlah prosedur-prosedur audit dan tehnik-tehnik audit.Setelah auditor melaksanakan
proses audit tersebut maka, auditor menyimpulkan hasil penilaiannya yang dinyatakan dalam
sebuah pernyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian neracadan posisi
keuangan perusahaan serta hasil usaha dari kegiatan operasi perusahaan serta arus kas untuk
tanggal tertentu yang diaudit.

III. Perbedaan Jasa Pelaporan Audit Antara Audit Eksternal Dan Audit Internal
N
Kriteria Audit Eksternal Audit Internal
O
1 Posisi dalam Para auditor internal Auditor eksternal bukan
perusahaan merupakan bagian dari merupakan bagian dari
organisasi. Tujuan mereka organisasi, tetapi terlibat
ditentukan oleh standar dengan itu. Tujuan mereka
profesional, dewan, dan yang utama ditetapkan
manajemen. Klein mereka oleh undang-undang dan
yang utama adalah klien utama mereka adalah
manajemen dan dewan. dewan direksi.

2 Tujuan Ruang lingkup pekerjaan Misi utama dari eksternal


auditor intern adalah sangat auditor adalah untuk
luas. Melayani memberikan pendapat
organisasi dengan independen atas laporan
membantunya mencapai keuangan perusahaan
tujuannya, dan meningkatkan setiap tahunnya
3
operasi, manajemen risiko,
internal kontrol, dan proses
tata kelola. Melibatkan
dengan semua aspek dari
organisasi - baik finansial dan
nonfinansial fokus auditor
internal pada peristiwa masa
depan sebagai hasil dari
kajian dan evaluasi kontrol
dan
proses
3 Independen Audit internal harus Audit eksternal harus
independen dari kegiatan independen dari klien,
yang telah diaudit organisasi, independensi
yang khusus untuk
memenuhi unsur profesi.

4 Pendekatan intern Audit internal menganggap Audit eksternal


menegendalikan semua aspek tentang system menganggap sistem
kontrol internal perusahaan pengendalian internal
hanya dari perspektif
materialitas, yang
memungkinkan mereka
untuk menghilangkan
kesalahan-kesalahan yang
tidak signifikan, karena
mereka tidak memiliki
pengaruh atas hasil
keuangan
5 Penerapan audit Audit internal mencakup Audit eksternal hanya
semua transaksi perusahaan. mencakup operasi orang-
orang yang memiliki
kontribusi pada hasil
keuangan dan
Kinerja perusahaan
6 Frekuensi audit Audit internal melakukan Audit eksternal merupakan
4
aktivitas sepanjang tahun, kegiatan frekwensi
memiliki misi tertentu tahunan sebagai suatu
untuk didirikan menurut peraturan,
dengan tingkat risiko pada akhir tahun
diidentifikan untuk setiap
entitas yang bisa diaudit.

7 Pendekatan risiko Pentingnya risiko untuk Audit eksternal


perencanaan kegiatan audit menggunakan resiko
internal sangat tinggi, informasi untuk penentuan
penilaian risiko yang , periode waktu dan
dikombinasikan dengan jenis prosedur audit yang
informasi lainnya seperti diperlukan yang harus
keuangan dan operasional dilakukan pada daerah
auditable, dengan
pertimbangan hanya aspek
keuangan
8 Pertimbangan faktor Audit internal Audit eksternal
risiko mempertimbangkan pada mempertimbangkan pada
setidaknya faktor risiko faktor risiko berikut:
berikut:(Colbert, JL.,1995): (Colbert, J.L., 1995):
Iklim Etika dan tekanan O
perasi Manajemen dan
pada manajemen untuk keputusan keuangan
memenuhi tujuan; didominasi oleh satu
Kompetensi, kecukupan, orang;
dan integritas personil; Sikap Manajemen
Ukuran asset, likuiditas, terhadap pelaporan
atau transaksi volume; keuangan terlalu agresif;
Kondisi keuangan dan M
anajemen, terutama
ekonomi; personil akuntansi senior
Dampak dari pelanggan, yang perputarannya tinggi;
pemasok, dan peraturan M
anajemen menekan
pemerintah; yang tidak semestinya
Tanggal dan hasil audit pada pemenuhan proyeksi
sebelumnya; pendapatan;

5
Tingkat komputerisasi; J arang reputasi
Dispersi geografis operasi; manajemen dalam
Kecukupan dan efektivitas komunitas bisnis.
sistem pengendalian internal; Profitabilitas
Organisasi, operasional, perusahaan relatif terhadap
perubahan teknologi, para industri yang tidak
memadai atau tidak
atau ekonomi;
Penilaian Manajemen dan konsisten;
estimasi akuntansi; Sensitivitas hasil operasi
Penerimaan temuan audit untuk faktor ekonomi yang
dan tindakan korektif yang tinggi;
dilakukan; Tingkat perubahan
dalam entitas industri
adalah tinggi;
Entitas industry yang
menurun dengan banyak
kegagalan bisnis;
O
rganisasi yang
terdesentralisasi tanpa
pemantauan yang
memadai;
Internal maupun materi
eksternal menimbulkan
keraguan substansial
tentang kemampuan
entitas untuk melanjutkan
usaha.
A
kuntansi sulit atau
masalah Contentious yang
lazim;
A
da signifikan dan tidak
biasa transaksi dengan
pihak terkait tidak di bisnis

6
biasa saja;
Sifat, menyebabkan
(jika diketahui), atau
jumlah yang diketahui dan
kemungkinan salah saji
yang terdeteksi dalam
laporan audit keuangan
periode sebelumnya secara
signifikan;
K
lien baru tanpa
pemeriksaan sejarah
sebelumnya atau informasi
yang memadai tidak
tersedia dari

auditor pendahulu

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, antara dua fungsi maka dapat diidentifikasi
beberapa hubungan komplementer, yang diidentifikasi juga oleh Renard J. (2002), tentang
penerima manfaat,Intern
Pengendalian khususnya praktisi, dan penerapan dari hubungan
keuangan komplementer
Pemeriksaan secara
traditional lapkeu
praktis bisa menjamin tempat yang diperlukan untuk tumbuh berkembang seluruh perusahaan.
- Audit internal merupakan pelengkap dari audit eksternal, karena pada organisasi di
mana fungsi audit internal diimplementasikan, audit eksternal lebih bertekad untuk
menghargai dalam cara yang berbeda tentang keteraturan, ketulusan dan pandangan
yang adil dari hasil dan laporan keuangan.
- Audit eksternal merupakan komplemen dari audit internal, mulai dari gagasan bahwa
di mana spesialis eksternal membuat pekerjaannya, bisa dipastikan bahwa ada
kontrol yang lebih baik. Juga, internal auditor bisa memiliki manfaat yang signifikan
sebagai akibat dari kegiatan audit eksternal, dalam rangka untuk mengekspresikan
pendapat atau berdebat tentang rekomendasi-nya.
IV. Hubungan Antara Audit Internal dan Audit Eksternal
Risiko dan nilai tambah menjadi lebih penting Meningkatkan offering

Auditing Internal Auditing Eksternal


7

Peranan di perluas kedua profesi


Ekspansi Ke laporan Pelaksanaan Audit
Operasional auditing model risiko

Keduanya lakukan kerja


lebih baik berfokus pada
risiko manajemen

V. Standar Profesi Akuntansi

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesedian menerima
tanggungjawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat

8
mengemban tanggungjawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar
perilaku dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal. Sehubungan
dengan hal tersebut, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal menerbitkan Standar
Profesi Auditor Internal (SPAI). Standar Profesi Audit Internal ini merupakan awal dari
serangkaian Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi sumber
rujukan bagii nternal auditor yang ingin menjalankan fungsinya secara profesional.
Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas Standar Atribut, Standar Kinerja dan
Standar Implementasi.
1. Standar Atribut
Berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan pihak- pihak yang melakukan
kegiatan audit internal.
2. Standar Kinerja
Menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan
audit. Standar Kinerja memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari
perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar Kinerja
berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal.
3. Standar Implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi yang akan diterbitkan
dimasa mendatang adalah
- Standar implementasi untuk kegiatan assurance (A)
- Standar implementasi untuk kegiatan consulting (C),
- Standar implementasi kegiatan investigasi (I)
- dan standar implementasi Control Self Assessment (CSA).
Standar-standar tersebut merupakan bagian dari pedoman praktik audit internal (PPAI),.
Keseluruhan pedoman praktik audit internal terdiri atas: Definisi Audit Internal Kode Etik
Profesi Audit Internal Standar Profesi Audit Internal dan Interpretasi dari Standar Profesi
Audit Internal.
Pada masa yang akan datang, penerbitan standar-standar implementasi dan pedoman
lainnya akan didahului dengan penyebarluasan rancangan standar (exposure draft-ED).
Standar dan pedoman akan disahkan setelah paling sedikit dua bulan diedarkan dalam bentuk
ED dan mendapat respon yang memadai. ED akan dimuat dalam media komunikasi, jurnal,
dan web-site yang dimiliki oleh masing-masing organisasi profesi anggota konsorsium, serta
dalam publikasi lain yang relevan.

Standar Profesi Audit Internal

9
Standar atribut
- 1000 Tujuan, Kewenangan, dan Tanggungjawab
- 1100 Independensi dan Objektivitas
- 1200 Keahlian dan Kecermatan Profesional
- 1300 Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal
Standar kinerja
- 2000 Pengelolaan Fungsi Audit Internal
- 2100 Lingkup Penugasan
- 2200 Perencanaan Penugasan
- 2300 Pelaksanaan Penugasan.
- 2400 Komunikasi Hasil Penugasan
- 2500 Pemantauan Tindaklanjut
- 2600 Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen

VI. Kompetensi Yang Dibutuhkan Sebagai Seorang Auditor Internal


Pengertian kompetisi auditor internal menurut Sawyer et. Al., (2005:17), kompetisi
auditor internal diartikan sebagai sebuah hubungan cara-cara setiap auditor internal
memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan perilakunnya dalam bekerja. Auditor harus
memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk
mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang
tepat setelah memeriksa bukti itu.
- Pengukuran kompetensi auditor internal
Menurut standar kompetensi auditor (BPKP:2010), disebutkan bahwa auditor harus
memiliki kemampuan mencakup:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan fakta, informasi, dan keahlian yang diperoleh seseorang
melalui pendidikan, baik secara teori maupun pemahaman praktis. Kompetensi dalam aspek
pengetahuan merupakan pengetahuan dibidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh
auditor disemua tingkat atau jenjang jabatan. Perolehan pengetahuan melibatkan proses
kognitif yang kompleks meliputi: persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan
argumentasi.
2. Keterampilan/ keahlian (skill)
Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas dengan baik atau tidak
baik dari rata-rata kompetensi dari aspek keterampilan yang dimiliki.
3. Sikap perilaku (attitude)
Sikap perilaku mewakili rasa suka atau tidak seseorang pada suatu hal. Dalam
Taksonomi Bloom, siikap oerilaku masuk dalam ranah afektif yang berisi perilaku-perilaku
yang menekan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian
diri. Kompetensi dari aspek sikap perilaku merupakan sikap perilaku yang harus dimiliki oleh
seluruh auditor di semua tingkat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi auditor internal dalam penelitian
dapat diukur dengan beberapa indikator sebagai berikut:
10
a. Pengetahuan yang dimiliki
b. Keterampilan yang dimiliki
c. Sikap perilaku yang dimiliki
d. Pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan

11

Anda mungkin juga menyukai