Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. T No. RM : 167***
Umur : 03/04/1960 Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : perempuan Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 10 Mei 2017
Pendidikan : SD Tanggal
Pengkajian : 11 Mei 2017
Sumber Informasi : Pasien,
Keluarga
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik
Ikterus+melena+susp. Sirosis Hepatis
2. Keluhan Utama
Nyeri perut dan sesak
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sering sakit perut sejak > 5 tahun terakhir, satu bulan
ini nyeri dan sesak dirasa semakin berat. Keluarga akhirnya membawa
klien berobat dan MRS di Puskesmas Ambulu pada tanggal 07-05-2017
selama 3 hari dirasa tidak ada perubahan akhirnya klien pada tanggal 10-
05-2017 dirujuk ke RSD Dr. Soebandi Jember dan dirawat di Ruang
Adenium.
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: tinggal satu rumah
: meninggal
: Pasien
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Jika salah satu anggota keluarga sakit keluarga mengobatinya dengan obat
tradisional atau langsung membawa ke puskesmas atau dokter terdekat di
daerah rumanya.
Interpretasi :
Keluarga mengatakan bahwa bila sakit, harus segera diatasi, baik dengan
cara-cara tradisional, ataupun cara-cara yang modern. Klien dan keluarga
juga menyadari bahwa kesehatan itu penting, namun apabila tidak ada
yang memberi tahu tentang penyakit yang di alami, klien dan keluarga
tidak dapat mengerti tentang pentingnya kesehatan.
2. Pola nutrisi dan metabolik
a. Antropometeri
TB : 150 cm
BB : 40 kg
IMT = 17,8
Interpretasi :
Kategori IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-24,9
Overweight >25
Interpretasi: berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori
Underweight
b. Biomedical sign :
Nilai hasil pemeriksaan darah tanggal 10 Mei 2017
Trombosit : 433
Bill Direk : 15,21
Bill Total : 22,68
Albumin : 2,7
Interpretasi: Peningkatan kadar bilirubin menunjukkan adanya
gangguan pada gangguan hati (kerusakan sel hati).
c. Clinical Sign :
Terdapat asites pada perut dan oedema pada ekstrimitas atas dan bawah.
Bibir kering
Konjungtiva anemis
CRT < 2 detik
3. Pola eliminasi
BAK
- Frekuensi :-
- Jumlah : 900 cc/ 24 jam
- Warna : kuning kecoklatan seperti teh.
- Bau : khas urin
- Karakter : berbentuk cair
- BJ :-
- Alat Bantu : Terpasang kateter.
- Kemandirian : mandiri/dibantu
- Lain :-
BAB
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Jumlah : 200 cc
- Warna : kecoklatanan
- Bau : khas
- Karakter : padat
- BJ :-
- Alat Bantu :-
- Kemandirian : mandiri/dibantu
Pola persepsi diri pasien tidak mengalami gangguan, gambaran diri pasien
tidak mengalami gangguan.
1. Kepala
Inspeksi : kepala simetris, rambut tersebar merata berwarna putih, distribusi
normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal pada kepala
2. Mata
Inspeksi : tidak terdapat kantung mata, tidak ada edema pappebra, icterus
(+), anemis (+), pupil isokor, posisi mata simetris, kondisi bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal pada kedua
mata.
3. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, lubang telinga bersih tidak ada serumen, tidak
ada kelainan bentuk,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal, tidak teraba
benjolan abnormal pada kedua telinga
4. Hidung
Inspeksi : hidung simetris, hidung terlihat bersih
5. Mulut
Inspeksi : mukusa bibir lembab, lidah pasien bersih, mulut dan gigi bersih,
Palpasi : pasien mengatakan bahwa bibirnya tidak terasa sakit
6. Leher
Ispeksi : Tidak ada pembesaran tyroid dan leher simetris, warna sama
seperti sekitarnya, tidak tampak pembengkakan kelenjar limfe,
tidak ada distensi vena jugularis
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran tyroid dan tidak ada retensi vena,
tidak ada nyeri tekan
7. Dada
Paru-paru:
Inspeksi : Bentuk dada simetris, terdapat otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus simetris, pergerakan dan
getaran simetris kiri dan kanan.
Perpuksi : Paru kanan dan kiri pekak pada ICS 4.
Auskultasi: Tidak ada ronchi maupun wheezing.
Jantung:
Inspeksi : Dada simetris, tidak tampak jejas, ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan, ictus
cordis teraba di ICS 5.
Perkusi : Pekak, batas kiri jantung pada ICS 4,5, dan 8
- TD = 130/80 mmHg,
Nadi= 90x/menit, RR
= 30x/menit
3 DS: Klien mengatakan Gg. Metabolisme Resiko
pernah mengalami penyakit protein Perdarahan
hepatitis
Globulin turun
DO:
- Albumin 2,7 mg/dl Fibrinogen dan
- Bill Direct 15 protombin turun
- Bilirubin total 22,68
- Trombosit 433 Resiko Perdarahan
- TTV:
TD: 130/80 mmHG
N: 90x/mnt
RR: 30 x/mnt
T: 36,70C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Sesuai Prioritas
No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan
Perumusan Pencapaian
1 Pola Nafas Tidak Efektif 11-05-2017
2 Nyeri akut 11-05-2017
3 Resiko Perdarahan 11-05-2017
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi frekuensi, 1. Pernapasan dangkal cepat mungkin
Efektif keperawatan selama 2x24 jam kedalaman, dan upaya pernapasan ada sehubungan dengan hipoksia
diharapkan pola nafas efektif dan akumulasi cairan dalam
Kriteria Hasil: abdomen
- RR 16 -24 x/mnt 2. Berikan posisi semi fowler 2. Memudahkan pernapasan dengan
- Tidak terdapat otot bantu menurunkan tekanan pada
diafragma dan menimialkan aspirasi
pernapasan sekret.
- Perkusi pada paru kanan 3. Ubah posisi dengan sering, dorong 3. Membantu ekspansi paru dan
napas dalam, latih batuk efektif memobilisasi sekret.
dan kiri sonor 4. Auskultasi bunyi nafas tambahan.
- Asites berkurang 4. Menunjukkan adanya komplikasi
serta meningkatkan resiko infeksi.
5. Berikan tambahan O2 sesuai 5. Mungkin perlu untuk mengobati
indikasi hipoksia.
6. Menurunkan insiden atelektasis,
meningkatkan mobilitas sekret
6.
Bantu dengan alat-alat pernapasan 7. Menyatakan perubahan status
seperti spinometri in sensitif pernapasan, terjadinya komplikasi
7. Awasi seri GDA, nadi oksimetri, paru.
ukur kapasitas vital, foto dada.
2. Nyeri akut Setelah mendapatkan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Membantu dalam evaluasi
perawatan 3x24 jam secara komprehensif termasuk gejala nyeri dan
nyeri berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi, menentukan cara
kriteria hasil : frekuensi, kualitas, dan faktor mengontrol nyeri
a. Tingkat nyeri presipitasi
mengalami 2. Observasi reaksi non verbal 2. Memberikan petunjuk
penurunan minimal 2 dari ketidaknyamanan derajat nyeri
tingkat dari skala 3. Gunakan teknik komunikasi 3. Menurunkan ambang
sebelumnya terapeutik untuk mengetahui persepsi nyeri
b. Klien mampu pengalaman nyeri pasien
mengontrol nyeri 4. Meningkatkan relaksasi dan
dan melaporkan 4. Berikan tindakan kenyamanan pengalihan perhatian
penurunan nyeri 5. Menurunkan rangsangan
5. Kontrol lingkungan yang dapat penyebab nyeri bertambah
mempengaruhi nyeri seperti berat
suhu ruangan, pencahayaan,
dan kebisingan
6. Tingkatkan istirahat 6. Menghemat penggunaan
energi berlebih
7. Kolaborasi dengan tim medis 7. Memperbaiki fungsi
menentukan pilihan analgesic pernapasan dan
tergantung tipe dan beratnya meningkatkan kenyamanan
nyeri
8. Monitor tanda-tanda vital 8. Mengetahui efek nyeri
terhadap tanda-tanda vital
3 Resiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Penurunan TD
keperawatan selama 2x24 jam dan peningkatan nadi menunjukkan
diharapkan perdarahan tidak kehilangan volume cairan
terjadi 2. Amati manifestasi hemoragi; ekimosis, 2. Menunjukkan
Kriteria Hasil: epitaksis, peteki, perdarahan gusi adanya perubahan pada mekanisme
- Albumin 3,4 - 4,8 mg/dl 3. Anjurkan klien untuk menghindari pembukan darah
- Bill Direct 0,2 0,4 aktivitas yang membuat klienmengejan 3. Meminimalkan
saat defekasi, mengangkat barang berat, peningkatan tekanan intraabdominal
mg/dl bersin, batuk atau muntah yang dapat menimbulkan rupture
- Bilirubin total <1,2 atau perdarahan dari esofagus dan
mg/dl 4. Lakukan tindakan keamanan untuk lambung
- Trombosit 150-450 mencegah cedera/perdarahan; 4. Untuk
- mempertahankan lingkungan aman mengurangi resiko
- TTV: menyediakan sikat gigi yang lunak dan cedera/perdarahan
TD: 110-70 sampai menghindari penggunaan tusuk gigi,
- menganjurkan mengkonsumsi makanan
120/80 mmHG yang mengandung vit. C,
N: 60 100 x/mnt - menggunakan jarum kecil saat melakukan
RR: 16-24 x/mnt penyuntikan
T: 36,5-37,50C 5. Monitor nilai laboratorium