PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN:
1. Mengetahui sifat-sifat fisik dam kimia lemak.
2. Memahami cara pembuatan sabun secara sederhana.
3. Mampu membedakan sabun dan detergen dari sifat kimia mereka.
Meskipun kolesterol mempunyai kelarutan dalam air yang sangat kecil, kelarutannya dalam
darah cukup tinggi karena adanya lipoprotein (plasma lipoprotein) yang mempunya affinitas
yang tinggi terhadap kolesterol. Komponen lipida menyebabkan rendahnya densitas
lipoprotein bila dibandingkan dengan densitas albumin atau globulin. Berdasarkan data
ultrasentrifugasi (metode pemisahan lipoprotein), lipoprotein dibagi
atas 5 (lima) bentuk densitas (g/mL):
Siklomikron (<96)
1. Lipoprotein densitas sangat rendah atau VLDL (<1,006)
2. Lipoprotein densitas sedang atau IDL (1,006 1,019)
3. Lipoprotein densitas rendah, LDL (1,019 1,063)
4. Lipoprotein densitas tinggi, HDL (1,063 1,210)
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organic tetapi sukar
larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik
nonpolar, seperti benzen, pentana, dietileter,dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut
tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.
Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simple
lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-
senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri
dari subkelompok-kelompok: steroid, prostaglandin dan terpena.
Lipid adalah senyawa organic berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air,
dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter.
Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hamper semua lipid. Asam lemak
adalah asam organic berantai panjang yang mempunyai atom karbondari 4 sampai 24. Asam
lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal
ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak (Lehninger 1982).
Lipid secara umum dapat dibagi kedalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid
kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak atau
minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak
jagung, minyak biji kapas, dan butter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai
panjang alkohol, contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax, dan 3) sterol
yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah
kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia 2008).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit
penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau
trigliserida.Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada
manusia, hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak
penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai
pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak
mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi (Lehninger 1982).
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Erlenmeyer Minyak kelapa
Pendingin balik KOH 0,1 N
Bunsen KOH 0,02 M
Pipet volume Indicator PP
Ball pipet Alcohol 95 %
Gelas Ukur HCl 0,5 N
Statif dan biuret
Gelas arloji
Pipet tetes
1. Bilangan Asam
b. Menambahkan alcohol 95% sebanyak 5 mL, menutup dengan pendingin balik dan
memanaskan hingga mendidih.
2. Bilangan penyabunan
HASIL PENGAMATAN
Perlakuan Pengamatan
Penentuan bilangan asam 1. V KOH = 1,12 mL
2. Sebelum dititrasi dengan KOH
Rumus
larutan bewarna putih tulang
mL KOH N KOH Mr KOH 3. Setelah dititrasi KOH, terdapat
bobt dua lapisan, yaitu lapisan atas
bewarna putih tulang dan
bergelembung. Lapisan bawah
bewarna ungu.
Penentuan bilangan penyabunan 1. V HCl= 27 mL
2. Setelah ditetesi 3 tetes indicator
Rumus
PP, larutan bewarna merah
mLHCl N HCl Mr HCl jambu
bobot 3. Setelah ditambahkan HCl
sebanyak 10 tettes, warna
larutan memudar.
Perhitungan
Menentukan V KOH
V1 = 6 mL
V2 = 6,5 mL
mL KOH = V1-V2
= 6,5 mL-6 mL
= 0,5 mL
N KOH = 0,1 N
Mr KOH = 1. Ar K+ 1. Ar O+ 1. Ar H
= 1. 39 + 1. 16 + 1. 1
= 56
mL KOH N KOH Mr KOH
VKOH bobot
0,5 mL 0,1 n 56
2,5 gr
1,12mL
menentukan V HCl
mLHCl n HCl Mr HCL
VKOH bobot
2,5 mL 0,5 n 36
2 gr
27 mL
3.3 Skema Kerja
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, kami membahas praktikum yang berjudul Uji Kuantitatif
Lipid. Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui nilai bilagan asam dan
bilangan penyabunan suatu lipid. Alat dan bahan yang kami gunakan pada praktikum anara
lain: Erlenmeyer, Pendingin balik, Bunsen, Pipet volume, Ball pipet, Gelas Ukur, Statif dan
biuret, Gelas arloji, dan Pipet tetes. Untuk bahan yangkami gunakan adalah: Minyak kelapa,
KOH 0,1 N, KOH 0,02 M, Indicator PP, Alcohol 95 %, dan HCl 0,5 N.
Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus
nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut non polar dan
relatif tidak larut dalam air (Colby, 1988). Lipid adalah senyawa organik berminyak atau
berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non
polar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada
hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai
atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor
hidrokarbon non polar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut
dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger, 1982).
Lipid secara umum dapat dibagi kedalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan
lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak
atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak
jagung, minyak biji kapas, dan butter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai
panjang alkohol, contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax, dan 3) sterol
yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah
kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia, 2008).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit
penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida.
Komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan,
tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik
nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan
polaritas tinggi (Lehninger, 1982).
Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul
trigliserida dan tiga molekul air (Sudarmadji, 1989). Triasilgliserol terakumulasi di dalam
beberapa area, seperti jaringan adiposa, dalam tubuh manusia dan biji tanaman, dan
triasilgliserolini mewakili bentuk penyimpanan energi. Lipid yang lebih kompleks berada
dekat dan berhubungan dengan protein dalam membran sel dan partikel subselular. Jaringan
yang lebih aktif mengandung lipid kompleks yang lebih banyak, contohnya adalah dalam
otak, ginjal, paru-paru, dan darah yang mengandung konsentrasi fosfatida dalam jumlah
tinggi pada mamalia (Scy Tech Encyclopedia, 2008).
Pada praktikum ini, kami melakukan uji kuantitatif lipid yag terdiri dari uji bilangan
asam dan uji bilangan penyabunan.
1. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan
dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan
parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan
banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis
pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak merupakan struktur kerangka
dasar untuk kebanyakan bahan lipid (Agoes, 2008).
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 0,1 N yang digunakan
untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak
(Ketaren, 2008). Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Dimana
angka asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu
lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak
atau minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon yang berantai panjang dan lurus,
dimana bagian ujungnya mengikat gugus karbiksilat, asam lemak mempunyai satu atau
lebih ikatan rangkap dan memiliki jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jarang
terdapat dialam, tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol.
Asam lemak dapat bersala dari hewan maupun tumbuhan dan mempunyai rumus umum
(Page,1989).
Prinsip pada saat melakukan percobaan bilangan asam adalah sejumlah tertentu
sampel yang mengandung lemak atau minyak dilarutkan dalam alcohol netral kemudian
dipanaskan pada alat kondensor sampai larut, sampel yang telah larut tersebut dititrasi
dengan menggunakan basa alkali yang konsentrasinya telah diketahui untuk dihitung
bilangan asamnya.
Pada uji ini, cara kerja yang kami lakukan atara lain menimbang 2,5 gram minyak
kelapa, memasukkan kedalam erlenmyer, lalu Menambahkan alcohol 95% sebanyak 5
mL, menutup dengan pendingin balik dan memanaskan hingga mendidih, menggojag
larutan untuk melarutkan asam lemak bebas, medinginkan dan menambahkan 3 tetes
indicator PP, terakhir mentitrasi dengan larutan standar 0,1 N KOH .
Pada saat penambahan 3 tetes indicator PP, larutan bewarna putih tulang, dan diukur
volumenya didapatkan hasil 6 mL. Setelah dititrasi KOH, pada larutan terdapat dua
lapisan, yaitu lapisan atas bewarna putih tulang dan bergelembung dan lapisan bawah
bewarna ungu, dan diukur volumenya didapatkan hasil 6,5 mL.
Setelah kami melakukan percobaan, kami menghitung bilangan asam dan didapatkan
hasil perhitungan sebesar 1,12 mL.
2. Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak dan lemak (Kataren, 2008). Bilangan penyabunan
adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g lemak. Untuk
menetralkan 1 molekul gliserida diperlukan 3 molekul alkali. Pada trigliserida dengan
asam lemak yang rantai C-nya pendek, akan didapat bilangan penyabunan yang lebih
tinggi daripada asam lemak dengan rantai C panjang. Mentega yang kadar butiratnya
tinggi mempunyai bilangan penyabunan yang paling tinggi (Winarno,1991)
Prinsip kerja bilangan penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak/ lemak
direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya
menghasilkan gliserol dan sabun. Sisa dari KOH dititrasi dengan menggunakan HCl
yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa banyak KOH
yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak bebas dalam sampel.
Bilangan penyabunan tersebut adalah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan secara sempurnya 1 g lemak atau minyak. Pada saat percobaan bilangan
penyabunan juga digunakan titrasi blanko (titrasi tanpa menggunakan sampel) yang
berfungsi untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi dengan pereaksi. Sehingga dalam
perhitungan tidak terjadi kesalahan yang disebabkan oleh pereaksi.
Langkah kerja yang kami lakukan pada uji ini atara lain Menimbang 2 gram minyak
kelapa, memasukka kedalam Erlenmeyer, lalu menambahkan larutan KOH 0,002 M
sebanyak 25 mL, menutup dangan pendingin balik dan memanaskan sampai mendidih,
kemudian menggojag larutan untuk melarukan asam lemak bebas, medinginkan dan
menambahkan 3 tetes indicator PP terakhir mentitrasi dengan larutan standar 0,5 N HCl.
Setelah melakukan prosedur diatas, kami mendapatkan hasil setelah ditetesi 3 tetes
indicator PP, larutan bewarna merah jambu, setelah ditambahkan HCl sebanyak 10 tettes,
warna larutan memudar.
Setelah kami melakukan percobaan, kami menghitung bilangan penyabunan dan
didapatkan hasil perhitungan sebesar 27 mL.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan praktikum yang berjudul Uji Kuantitatif Lipid dapat disimpulkan bahwa:
Menurut Poejiadi (1994), lemak dan minyak dikatakan memiliki sifat-sifat fisik dan kimia
tertentu. Adapun sifat-sifat fisik lemak dan minyak antara lain:
Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Massa jenis lemak dan minyak umumnya ditentukan pada temperatur kamar.
Indeks bias minyak dan lemak digunakan pada pengenalan unsur kimia dan pengujian
kemurnian minyak dan lemak.
Minyak dan lemak tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak (coaster oil). Minyak dan
lemak sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter, karbon disulfida,
dan pelarut halogen.
Titik didihnya meningkat seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon dari asam
lemak penyusunnya.
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena asam-asam
yang berantai sangat pendek sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau
lemak.
Titik kekeruhannya dapat ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak dan
minyak dengan pelarut lemak.
Titik lunak dari lemak dan minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak dan
lemak.
Temperatur yang terjadi saat tetesan pertama dari minyak dan lemak disebut shot melting
point.
1. Pembentukan lemak
Lemak merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul Gliserol dengan tiga
molekul Asam lemak, yang membentuk satu molekul Trigliserida dan tiga molekul Air.
2. Reaksi penyabunan
Trigliserida dapat dihidrolisis dengan berbagai cara, yang paling umum adalah dengan
alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan. Bilangan penyabunan
didefinisikan sebagai jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram
minyak atau lemak.
3. Reaksi Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam minyak dan
lemak, mengadisi Halogen pada ikatan rangkapnya. Reaksi ini menghilangkan warna larutan
halogen (Br2 dan I2). Karena derajat adsorpsi minyak atau lemak sebanding dengan
banyaknya ikatan rangkap pada bagian asamnya, maka jumlah Halogen yang dapat bereaksi
dengan lipid dapat dipergunakan sebagai Indeks Kejenuhan. Harga indeks ini digunakan
sebagai bilangan Yodium yaitu banyaknya Yodium (atau Yodium ekivalen) dalam gram oleh
seratus gram lemak atau minyak.
4. Reaksi Hidrogenasi
Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan Hidrogenasi (dikenal dengan
proses pengerasan), yaitu dengan mengalirkan gas Hidrogen dengan tekanan (1,75 Kg/cm2) ke
dalam tangki minyak yang panas (200oC) yang mengandung katalis Nikel yang terdispersi.