Anda di halaman 1dari 19

Paper Proses Industri Kimia II

DESTILASI

Di
S
U
S
U
N
Oleh :
Rida Sirta Dewi
1504003010009

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYAHKUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2017
2.1 Pengertian Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai
unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
dalton.
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat
didalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan
(volatilasi) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama. Hal ini
akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari suatu campuran
cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang lebih volatil. Sifat
yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan
akan lebih banyak mengandung komponen kurang volatil. Jadi cairan yang
setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisiyang berbeda.
Pada pemisahan dengan cara penguapan komponen volatil dipisahkan dari
lomponen yang non volatil, karena proses pemanasan.

2.2 Sejarah Destilasi


Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaanakan spritus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke 4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia
Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan
alkohol menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan
desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi
skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu
Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap
anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses
kimia yang bahkan masih banyak dipakaisampai saat kini. Kemudian teknik
penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801 - 873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan
minyak mentah menjadi bagianbagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain. Udara didistilasi menjadi
komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium
pengisi balon Distilasi telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol
dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menhasilkan
minuman suling B.

2.3 Prinsip Destilasi


Secara umum pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi
terjadi karena penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara
mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan cair menjadi berbentuk uap.
Dengan demikian persyarannya adalah kemudahan menguap ( volatilitas ) dari
komponen yang akan dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada
campuran bahan padat dalam cairan, persyaratan tersebut praktis selalu terpenuhi.
Sebaliknya, pada larutan cairan dalam cairan biasanya tidak mungkin dicapai
sempurna, karena semua komponen u titik didih campuran akan mempunyai
tekanan uap yang besar. Destilat yang murni praktis hanya dapat diperoleh jika
cairan yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga
dapat diabaikan.
2.4 Pembagian Destilasi

1. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Distilasi kontinyu

b. Distilasi batch

2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Distilasi atmosferis

b. Distilasi vakum

c. Distilasi tekanan

3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Destilasi system biner

b. Destilasi system multi komponen

4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Single-stage Distillation

b. Multi stage Distillation

Selain pembagian macam destilasi, ada 4 jenis desttilasi


yang dibahas disini, yaitu:

1. Destilasi sederhana

2. Destilasi bertingkat ( fraksional )

3. Destilasi uap
4. Destilasi vakum

5. Destilasi azeotrop

Selain itu ada pula refluks / destruksi, distilasi ekstraktif dan


distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan
garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.

2.4.1 Distilasi Sederhana


Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan
menguap saat mencapai titik didih masing-masing.

Gambar 1. Destilasi Sederhana

Gambar 1. merupakan alat destilasi atau yang disebut destilator. Yang


terdiri dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu
penampung destilat. Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap
zat cair yang didestilasi selama proses destilasi berlangsung.

2.4.2 Distilasi Fraksionasi


Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20 C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil
cairannya.

Gambar 2. Destilasi fraksionasi

2.4.3 Destilasi Uap


Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawaini dengan suhu mendekati 100 c dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga
dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor
dan akhirnya masuk ke labu distilat.

Gambar 3. Destilasi Uap

2.4.4 Distilasi Vakum


Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi
ini.
Gambar 4. Destilasi Vakum
2.4.5 Destilasi Azeotrop
Azeotrop ialah campuran dari dua ataupun lebih komponen yang
mempunyai titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi uzur yang
menyebabkan hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope
tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan.
Namun ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi
untuk azeotrop berubah. Sebagai menyebabkan, azeotrop bukanlah komponen
tentu, yang komposisinya harus kerap konstan dalam interval suhu dan tekanan,
tetapi berlimpah ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi di
kekuatan intramolekuler dalam larutan.
Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut terpilih,
misalnya penambahan benzena / toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut
tetao ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap menghuni di dasar
penangkap kemudian pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.
Campuran azeotrop adalah penyimpangan dari hukum Raoult.
Gambar 5. Destilasi azeotrop

2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Distilasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi distilasi adalah:
1. Sifat dari campuran
2. Karakteristik kolom
3. Jenis kolom (plate, packed, vigreuz) dan panjang kolom
4. Besaran-besaran lainnya (laju uap naik, laju cairan turun/ reflux, luas
permukaan kontak antara fasa gas dan cair, dan effisiensi perpindahan
massa).

2.6 Syarat terjadinya Destilasi


Syarat destilasi agar destilasi berjalan dengan sempurna adalah
1. Ada perbedaan komposisi antar fasa cair dan fasa uap
2. Destilasi dilakukan secara pengolahan fisika yang primer
3. Harus homogen
4. Zat yang dicampurkan atau bercampur tidak boleh menghasilkan panas
warna, ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya, karena destilasi ini
merupakan pengolahan/pemisahan secara proses fisika bukan secara
proses kimia
5. Destilasi yang dilakukan paling banyak sebagai pelarutnya
6. Zat yang titik didih nya rendah akan memiliki fraksi pada fase uap yang
lebih banyak/baik dari pada fraksi pada fase cair ataupun sebaiknya.

2.7 Kolom Destilasi


Gambar 6. penggunaan kolom internal pada destilasi vakum
Type dari kolom destilasi berdasarkan tipe internal column, yaitu :
2.7.1 Tray dan Plate
Istilah tray dan plate adalah sama. Bentuk sama dengan
packed column tapi tidak mempunyai packing, sebagai gantinya
ada plate-plate yang berfungsi memperbesar kontak antar
komponen shg bisa dipisahkan menurut rapat jenisnya. Ada banyak
tipe desain tray, tetapi yang paling umum adalah:

a. Bubble cap tray


Bubble-cup biasanya didesain di atas plate pada sudut equilateral
triangular, dengan baris yang disesuaikan secara normal
dengan arah aliran menyilang plate. Bubble cap tray mempunyai
tingkat-tingkat atau cerobong yang terpasang di atas hole
(lubang), dan sebuah cap yang menutupi tingkat-tingkat. Bubble cap
tray digunakanpada kondisi aliran rendah, di mana tray
harus tetap basah, kecuali kondisi bentuk polymer, coking, atau
fouling yang tinggi.

Gambar 7. Mekanisme bubble cap tray

Spesifikasi Bubble cap tray adalah :


1. Kapasitas sedang sampai tinggi
2. Efisiensi sedang sampai tinggi
3. Turndown bagus, lebih baik dari pada valve tray
4. Baik pada laju air cairan rendah
5. Entrainment tinggi sekitar 3 kali lebih tinggi dari pada sieve tray
6. Pressure drop tinggi
7. Biaya tinggi, sekitar 2-3 kali biaya sieve tray
8. Perawatan relatif tinggi
9. Fouling tendency tinggi, cenderung mengumpul padatan
10. Efek korosi tinggi
11. Korosi Tinggi

b. Valve Tray
Pada valve tray, perforasi (lubang-lubang kecil) ditutupi dengan
valve yang mudah dilepas. Uap naik melalui perforasi pada tray,
bubble pada liquid berbentuk sama. Valve yang terangkat
menunjukkan uap mengalir horizontal ke dalam liquid, dengan
demikian menyediakan campuran yang mungkin terjadi dalam sieve
tray.

Gambar 8. Mekanisme valve tray


Spesifikasi valve tray adalah
1. Kapasitas tinggi-sangat tinggi
2. Efesiensi tinggi
3. Turndown 4:1-5:1 beberapa desain khusus mencapai 10:1 atau lebih
4. Entrainment sedang
5. Pressure drop sedang
6. Biaya 20% lebih tinggi dari sieve tray
7. Perawatan sedang
8. Fouling tendency sedang
9. Efek korosi sedang

c. Sieve Tray
Sieve Tray Adalah plate metal sederhana dengan lubang
diantaranya. Vapor lewat ke atas melalui liquid pada plate. Jumlah dan
ukuran lubang menjadi parameter desain. Karena luas range operasi,
kemudahan perawatan, dan faktor biaya, kebanyakan aplikasinya sieve
dan valve tray diganti dengan bubble cup tray.

Gambar 9. Mekanisme Sieve Tray

Spesifikasi Sieve tray adalah :


1. Kapasitas tinggi
2. Efesiensi tinggi
3. Turndown 2:1. Umunya tidak cocok untuk operasi
4. Dibawah variable beban
5. Entrainment sedang
6. Pressure drop sedang
7. Biaya rendah
8. Perawatan rendah
9. Fouling tendency rendah
10. Efek korosi rendah

Jumlah tahapan plate disusun berdasarkan


1. Tingginya kesulitan pemisahan zat yg akan dipisahkan
2. Perhitungan neraca massa dan kesetimbangan

2.7.2 Packed Tower


Sebuah kolom yang dilengkapi packing utk memperluas
bidang kontak dan membuat turbulensi aliran shg kontak lebih
sempurna. Prinsip kerjanya zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yg dpt menyebabkan komponen kimia ditransfer
dari satu phase ke phase lain. Zat berfase cair mengalir dari atas
dan gas dari bawah sehingga terjadi kontak antara keduanya.
Packed tower digunakan sebagai kolom fraksinasi untuk
destilasi kontinu atau batch. Ukuran packing 3/2 atau 2 inchi
umumnya memberikan kapasitas yang sama dengan sieve tray.
Packed umumnya 1 sampai 2 feed. Packing yang lebih kecil
mempunyai kapasitas lebih rendah dan hal ini tidak mungkin
digunakan dalam kolom yang besar. Umumnya pressure drop per
equivalent thoretical plate lebih kecil dari sieve tray atau bubble
cap tray, hal ini menguntungkan untuk operasi pada keadaan
vakum.
Untuk packed tower, dikenal suatu istilah HETP, yaitu
tinggi packed tower yang menghasilkan perubahan komposisi yang
sama dengan perubahan komposisi yang dihasilkan oleh dua plate
yang berurutan (jarak antar plate yang sama).
Gambar 10. Skema Packed Tower

Dipilih packed tower karena :


1. Untuk liquid korosif, karena alat lebih murah
2. Membutuhkan tahanan liquid yg rendah karena densitasnya yg besar
3. Memberikan pressure drop per tahap kesetimbangan yg rendah Untuk
diameter kolom yg kecil

Syarat packing yang bagus adalah :


1. Bulk density kecil (tdk terlalu membebani kolom)
2. Luas yg terbasahi besar
3. Volume rongga besar (mengurangi pressure drop)
4. Sifat pembasahan baik
5. Tahan korosi
6. Memiliki struktur yg kuat utk menahan beban tumpukan
7. Murah
Macam - macam bentuk packing :
1. sederhana : rasching ring, harga lebih murah tapi efisiensi lebih rendah,
sering chanelling

Gambar 11. Rasching ring

2. sedang : pall ring, batas flooding tinggi dan distribusi liquid


baik

Gambar 12. Pall ring

3. tinggi : berl saddle, mahal, bed seragam, batas flooding


tinggi dan pressure drop rendah

Gambar 13. Berl Saddle


Pemilihan bahan packing :
1. Keramik, utk liquid yg bersifat korosif
2. Plastik, cocok utk temperatur sedang dan tidak cocok utk pelarut organic
3. Logam, utk kondisi operasi yg tdk stabil

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Operasi Kolom Destilasi


Kinerja kolom destilasi ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya :
1. Kondisi Feed (q)
Keadaan campuran dan komposisi feed (q) mempengaruhi
garis operasi dan jumlah stage dalam pemisahan. Itu juga
mempengaruhi lokasi feed tray.
2. Kondisi Refluks
Pemisahan semakin baik jika sedikit tray yang digunakan
untuk mendapatkan tingkat pemisahan. Tray minimum dibutuhkan
di bawah kondisi total refluks, yakni tidak ada penarikan destilat.
Sebaiknya refluks berkurang, garis operasi untuk seksi rektifikasi
bergerak terhadap garis kesetimbangan.
3. Kondisi Aliran Uap
Kondisi aliran uap yang merugikan dapat menyebabkan :
a. Foaming
Mengacu pada ekspansi liquid melewati uap atau gas. Walaupun
menghasilkan kontak antar fase liquid-uap yang tinggi, foaming
berlebihan sering mengarah pada terbentuknya liquid pada tray.
b. Entrainment
Mengacu pada liquid yang terbawa uap menuju tray di atasnya dan
disebabkan laju alir uap yang tinggi menyebabkan efisiensi tray berkurang.
Bahan yang sukar menguap terbawa menuju plate yang menahan liquid
dengan bahan yang mudah menguap. Dapat mengganggu kemurnian
destilat. Enterainment berlebihan dapat menyebabkan flooding.
c. Weeping/Dumping
Fenomena ini disebabkan aliran uap yang rendah. Tekanan yang
dihasilkan uap tidak cukup untuk menahan liquid pada tray. Karena itu
liquid mulai merembes melalui perforasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://googleweblight.com/?
lite_url=https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/15/pertimbangan-
pemilihan-jenis-kolom-plat-or-isian/%23more-78&lc=id-
ID&s=1&m=690&host=www.google.co.id&ts=1495044636&sig=ALNZjWng1ZZL
MZkult5RSHseZqMEKW2fwg

http://www.caesarvery.com/2012/11/desain-kolom-pemisah-distilasi.html?m=1
http://eprints.polsri.ac.id/318/3/BAB%20II%20%28CLEAR%29.pdf

http://www.wermac.org/equipment/distillation_part2.html

http://www.academia.edu/5649186/Makalah-destilasi

http://www.academia.edu/9880678/Makalah_Destilasi_Sederhana

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2012/11/packe
d-tower.html%3Fm
%3D1&ved=0ahUKEwjtvuDf6fjTAhWGr48KHcZlAWgQFggdMAE&usg=AFQjCNE
D3UHdYyrCVS0AbNcWUuxEJzENAw&sig2=r-VbJ3NNBFhgmRDCoYy-Vg

http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewFile/90/89

Anda mungkin juga menyukai