Anda di halaman 1dari 6

Judul

Penulis

Abstrak

A. PENDAHULUAN (Latar Belakang, Landasan Teori, Dan Kontroversi atau Gap)

B. PEMBAHASAN (Analisis dan Opini)

C. PEBUTUP (Simpulan)

DAFTAR PUSTAKA

EORI-TEORI REGULASI DAN PASAR BEBAS


Haruskah Kita Meregulasi Akuntansi?
Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi untuk
mempertanyakan mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan
yang andal dan sukarela bagi pemilik. Untuk menyelesaikan konflik antara
pemilik dan manajemen, laporan keuangan digunakan untuk memonitor
hubungan kerja, untuk menilai dan menentukan kompensasi manajer.
Perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan secara sukarela dan
pengguna informasi dapat memaksa pihak-pihak terkait untuk menyajikan
informasi tersebut.
Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentasi kepentingan
umum. Pada dasarnya kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai
tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi.

Kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum optimal dapat disebabkan
oleh:
o Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi.
o Adanya penyelewengan.
o Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.
Kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung
perlunya regulasi akuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan,
informasi yang disajikan secara seimbang (information symmetry) dan
perlindungan investor.

Pendekatan Pasar Bebas


Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari
asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang
bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar
tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan dari
para pengguna dan disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah sejumlah
pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal pula.
Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan
untuk itu, pasar akan menyediakan informasi asalkan harga yang ditawarkan
melebihi biaya informasi tersebut.
Pendukung pendekatan regulator (baik swasta maupun publik) menyatakan
bahwa ada kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implisit dalam
pasar informasi swasta.
o Kegagalan pasar eksplisit terjadi pada informasi akuntansi saat kuantitas
dan kualitas dari barang yang disajikan berbeda dengan biaya dan manfaat
yang diperoleh dari barang tersebut. Kegagalan pasar terjadi dalam pasar
khusus informasi akuntansi, dengan asumsi kuantitas dan kualitas informasi
akuntansi berbeda dari manfaat sosial maksimum yang dapat diperoleh.
Informasi akuntansi dipandang sebagai barang umum dan terkait dengan
ketidakmampuan untuk mengeluarkan pihak yang terlibat dalam penjualan
(non-purchaser/ free rider).
o Teori kegagalan pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi
berikut sehingga terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.
Pengendalian atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen.
Investor yang naif
Naif dihipotesiskan bahwa para investor tidak memahami dengan baik
kompleksitas teknik-teknik transformasi akuntansi.
Ketakutan akan kegagalan fungsional (functional fixation).
Dalam kondisi tertentu investor mungkin tidak mampu mengubah proses
pembuatan keputusannya untuk merespon data yang dihasilkan oleh
perubahan yang terjadi dalam proses akuntansi.
Penyimpangan perhitungan.
Keanekaragaman prosedur.
Kurangnya objektivitas.
Berdasarkan dugaan tersebut, pendukung regulasi atas akuntansi mengkritik
bahwa pendekatan pasar tidak efektif dan menyarankan regulasi untuk
meningkatkan produk akuntansi.

Tantangan terhadap teori kegagalan pasar


Teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang fatal. Keluaran yang
diperoleh teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya sekedar istilah
dan istilah ini dapat diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh ketentuan setiap
lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut.
Kripke mengajukan dua kemungkinan yang akan terjadi dengan tidak adanya
regulasi yang diinginkan:
o Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan
berkesinambungan.
o Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan
pandangan dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian
akan disembunyikan oleh sistem yang diberi kewenangan untuk melalukan
hal tersebut. Namun tekanan dan pengungkapan akan semakin memadai
sehingga memungkinkan para pembacanya untuk membuat kebijakan
sendiri.

Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta


Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi Committee on
Accounting Procedures (1939-1959), Accounting Priciples Board (1959-1973)
dan Financial Accounting Standar Board (1973-sekarang).
Argumen yang digunakan pendukungnya antara lain;
o FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.
o FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang
yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan,
mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif
o FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai
konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
Argumen yang digunakan penentangnya antara lain;
o FASB tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan
yang dibuatnya, serta menghadapi penolakan oleh Kongres maupun oleh
lembaga pemerintah lainnya.
o FASB sering dituduh tidak independen dari dari konstituennya yang besar,
kantor akuntan publik dan korporasi.
o FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang
krusial bagi sejumlah konstituennya.
Para pendukung dewan tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang
mendalam akan memungkinkan FASB memperbaiki akibat yang tidak
diinginkan dari suatu pernyataan. Hal ini menimbulkan persoalan tambahan,
karena standar yang ditawarkan akan memiliki kesempatan yang kecil untuk
diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh dukungan.

Regulasi Standar Akuntansi Sektor Publik


Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze:
o Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang
dasar.
o Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas
perubahan sosial.
o Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
o Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat
dicapai oleh institusi sektor swasta.
o Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa
regulasi tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung
regulasi harus membuktikan bahwa regulasi tersebut memang terjamin.
o Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan
untuk memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi perilaku anti sosial.

Kegagalan regulasi menurut Buckey dan OSullivan:


o Zero-cost phenomenom: regulasi sama sekali tidak menanggung kerugian
yang ditimbulkan dari kegagalannya.
o Regulatory lag : akibat dari penundaan regulasi.
o Regulatory trap: mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik
regulasi yang ada
o Tar-baby effect merupakan akibat yang ditimbulkan dari kecenderungan
regulasi untuk terus berkembang.

LEGITIMASI PROSES PENYUSUNAN STANDAR


Prognosis pesimistis
Legitimasi penyusunan standar kadang dihubungkan dengan kemampuannya
untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal yaitu sistem dimana
keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat
lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari
sistem lain.
Implikasinya tidak ada alternatif penyajian laporan keuangan yang
didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat yang
lebih baik.

Demski berpendapat bahwa:


o Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan agar dapat
disahkan.
o Tidak akan ada sekumpulan standar yang selalu mencari alternatif sesuai
preferensi dan keyakinan.
Prognosis pesimistik ini diperluas untuk menunjukkan:
o Bahwa pemilihan alternatif laporan kuangan pada akhirnya memerlukan
pertukaran antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya.
o Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratkan kebijakan
nilai atau etika yang akan dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang
dan dalam dimensi apa terhadap kesejahteraan siapa.

Prognosis optimistik
Cushing memberikan prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip
akuntansi optimal dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna
ditinggalkan.
Bromwich menawarkan prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-
standar akuntansi yang bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau
lebih masalah-masalah akuntansi yang menjadikannya terisolasi dari standar
atau masalah akuntansi lainnya.
Chamber mengajukan suatu ilmu yang mengasumsikan adanya norma atau
standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi yang
mewakili arus uang maupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang
lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia, Chamber menyarankan agar
menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan pengukuran dengan nilai
yang mendekati.
Proses penyusunan dengan dasar constitutional calculus menetapkan
legitimasi FASB berdasarkan:
o kemampuannya dalam menyajikan jaminan prosedur yang memadai.
o kemampuannya untuk memaksakan batasan yang memadai dalam
proses pemilihan untuk menjamin hasil yang dapat diterima.
o keseimbangan pengendalian antara prosedural dan hasil yang ditetapkan
oleh proses penyusunan standar FASB.
Accounting Standards Overload
Situasi yang diidentifikasi sebagai accounting standards overload:
o Standar yang terlalu banyak
o Standar yang terlalu rumit
o Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit
o Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam
menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji, penguna dan CPA
o Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam
menyajikan perbedaan antara:
Entitas publik dan nonpublik
Laporan keuangan tahunan dan interim
Perusahaan besar dan kecil
Laporan keuangan auditan dan non auditan
Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau
keduanya.
Faktor penyebab masalah standards overload :
o Pertanyaan apa yang perlu dan tidak untuk diungkapkan menyebabkan
dikeluarkannya standar yang terlalu besar, yang cenderung mengurangi
kebijakan, dan untuk mengurangi jumlah tuntutan terhadap prinsip
akuntansi.
o Kebutuhan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor
secara individu menghasilkan regulasi pemerintah dan profesi serta
pengungkapan yang jumlahnya banyak.
o Keinginan untuk memuaskan kebutuhan setiap pengguna memerlukan
standar dan penggunaan yang lebih terinci.

Pengaruh Accounting Standards Overload


Standar akuntansi yang terlalu banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat
berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan
bagi para penguna, dan keputusan yang dibuat para manajer.
Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya
sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan
suatu standar.
Audit dapat memenuhi kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus
audit dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur audit.
Pertentangan praktik pada kenyataannya dapat dijumpai dalam pertemuan
antara permintaan terhadap standar profesional dengan ketidakpuasan klien
perusahaan kecil terhadap beban standar yang dipaksakan terhadap
mereka.

Solusi terhadap Accounting Standards Overload


o Tidak adanya perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status
quo)
o Perubahan dari PABU tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis
menjadi dua kelompok PABU sehingga terdapat PABU tersendiri untuk entitas
tertentu.
o Perubahan PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha
bisnis.
o Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
o Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
o Alternatif terhadap PABUsebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam
penyajian laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai