Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI PEMBANGUNAN

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PROSES


PEMBANGUNAN

Dosen Pembimbing :
Pakhri fahmi,S.E,M.M
Kelompok 4
1. Cici maryam (1534030134)
2. Rika apriani putri (153403165)
3. Yunita lestari (1534030062)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BENGKULU
TAHUN AJARAN 2016/2017

A. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PROSES PEMBANGUNAN


Dalam pembangunan akan terjadi perubahan struktur ekonomi di
suatu negara. Yang dimaksud dengan struktur ekonomi adalah pembagian
dua bidang ekonomi. Pertama, ada yang membaginya berdasarkan tiga
sektor bidang yang berbeda yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor
jasa. Bidang kedua berdasarkan sektor yang utama sampai dengan sektor
pelengkap yaitu sektor primer yang terdiri atas pertanian, kehutanan
perikanan dan pertambangan; sektor sekunder yang terdiri atas bidang
pengangkutan dan perhubungan, pemerintahan, perdagangan, dan jasa-jasa
perseorangan.
Analisis Perubahan Struktur Ekonomi S. Kuznets Dalam Proses
Pembangunan
S. Kuznets menggunakan data time series berbagai negara maju untuk
melihat perubahan struktur ekonomi, yaitu sektor pertanian, industri, dan
jasa serta peranannya terhadap penyerapan tenaga kerja.
Perubahan dalm sektor ekonomi (struktur ekonomi) dalam
pembentukan pendapatan nasional.
a. Peranan sektor pertanian menurun dalam pembentukan pendapatan
nasional. Dari data 12 negara diantara yang diamati secara time series,
peranan sektor pertanian menurun paling sedikit 20%, yaitu pada permulaan
pembangunan produksi nasional. Terkecuali dari 13 negara yang diamati,
satu negara yang tidak mengalami penurunan peranan pertanian adalah
negara Australia.
b. Peranan sektor industri meningkat dalam pembentukan pendapatan
nasional. Dari data 12 negara diantara 13 negara yang diamati, peranan
sektor industri meningkat 20% yaitu pada permulaan pembangunan peranan
sektor industri hanya 20% s.d 30% dan pada akhir pengamatan meningkat
menjadi 40% sampai dengan 50% terhadap pembentukan pendapatan
nasional, sedangkan di negara Australia peranan sektor industri relatif tetap.
c. Peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan berarti, hanya di Swedia
dan Australia Sementara di negara lainnya, perubahan tidak begitu
signifikan.

B. Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Struktur Ekonomi


Perubahan corak struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas
mempunyai arti bahwa: (i) produksi sektor pertanian mengalami
perkembangan yang lebih lambat ketimbang perkembangan produksi
nasional sedangkan (ii) tingkat pertambahan produksi sektor industri lebih
cepat daripada tingkat pertambahan produksi nasional dan (iii) tidak adanya
perubahan dalam peranan sektor jasa dalam produksi nasional berarti bahwa
tingkat perkembangan sektor jasa adalah sama dengan tingkat
perkembangan produksi nasional. Perubahan struktur ekonomi yang
demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama,keadaan yang demikian disebabkan oleh sifat manusia dalam
kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan
yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan adalah rendah untuk konsumsi
atas bahan-bahan makan. Sedangkan permintaan terhadap bahan-bahan
pakaian, perumahan dan barang-barang konsumsi hasil industri keadaannya
adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat yang seperti ini telah lama
ditunjukkan oleh Engels, dan oleh sebab itu di sebut sebagai hukum Engels.
Kedua, perubahan struktur ekonomi seperti yang digambarkan diatas
disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang terus menerus berlangsung.
Perubahan teknologi yang terjadi dalam proses pembangunan akan
menimbulkan perubahan struktur priduksi yang
bersifat compulsory daninducive.

C. Perubahan Struktur Ekonomi Dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Hasil pengamatan S. Kuznets menggunakan data 14 negara secara


timeseries abad 19 s.d setelah Perang Dunia II, tentang perubahan struktur
ekonomi dalam penyerapan tenaga kerja.
a. Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun
disetiap negara, termasuk Australia. Peranan sektor pertanian dalam
penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan 20% s.d 50%.
b. Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja akan
mengalami kenaikan yang relatif, seperti di Prancis, Belgia, Belanda,
Australia, Italia peranannya meningkat hanya beberapa persen poin.
Sedangkan di Inggris, Swedia, Jepang meningkat relatif besar dalam
menyediakan kesempatan kerja.
c. Peranan sektor jasa daalam menyediakan kesempatan kerja tidak
mengalami perubahan yang berarti seperti di Inggris, Belgia, Belanda,
Swedia dan Australia. Namun di Swiss, Denmark, Norwegia, Italia, USA,
Kanada, Jepang, dan Rusia mengalami kenaikan yang cukup besar.

D. Faktor yang Menyebabkan Pola Perubahan yang Berbeda

Menurut Kuznets perbedaan diatas disebabkan oleh perbedaan dalam


perkembangan tingkat produktifitas di masing-masing sektor dalm proses
pembangunan. Dalam keadaan dimana tingkat produktifitas pada suatu
sektor mengalami perkembangan yang sama dengan perkembangan
produktifitas rata-rata yang terjadi dalam keseluruhan perekonomian, maka
perubahan relatif peranan sektor itu dalam menciptakan produksi nasional
akan sama besarnya dengan perubahan relatifnya dalam menampung
tenaga kerja. Dengan demikian dari sifat perubahan relatif yang terjadi di
sektor pertanian, dapatlah disimpulkan bahwa pada masa lalu perbaikan
tingkat produktivitas sektor pertanian adalah sama cepatnya dengan
perkembangan produktivitas rata-rata dari keseluruhan perekonomian.

E. Perubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa

Selanjutnya Kuznets menganalisis pula perubahan peranan berbagai


sub-sektor industri, berbagai jenis industri dalam sub-sektor industri
pengolahan dan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional maupun
dalam menyediakan kesempatan kerja.

F. Perubahan Peranan Berbagai Jenis Industri


Untuk menganalisis perubahan peranan berbagai sub-sektor industri
dalam menciptakan pendapatan nasional dianalisis data dari enam negara,
sedangkan untuk menganalisis perubahan peranan berbagai sub-sektor
industri dalam menampung tenaga kerja digunakan data dari sebelas
negara. Dalam analisisnya Kuznets menbedakan sektor industri menjadi 4
sub-sektor, yaitu pertambangan, industri pengolahan, industri bangunan,
dan perhubungan serta pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub-
sektor dalam sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional dan
menciptakan kesempatan kerja, sifat-sifat pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan pada
umumnya selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya
dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja. Dalam
proses pembangunan peranan tersebut menjadi bertambah kecil lagi. Sub-
sektor industri bangunan juga mengalami perubahan yang sama sifatnya
dengan sub-sektor pertambangan, yaitu dikebanyakan negara yang
diobservasi, peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan
menampung tenaga kerja menjadi bertambah kecil apabila tingkat
pembangunan ekonomi bertanbah tinggi.
2. Peranan sub-sektor industri pengolahan, termasuk industri utilities
(penyediaan air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan
menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat
pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi. Hanya di dua negara
yang datanya dikumpulkan, yaitu di Norwegia dan Italia, peranan sektor ini
menurun. Dalam menampung tenaga kerja, peranan sub-sektor industri
pengolahan hanya mengalami penurunan di empat dari sebelas negara yang
di observasi yaitu di Inggris, Swiss, Italia dan Jepang. Dalam sektor industri
itu sendiri peranan sub-sektor industri pengolahan, pada umumnya
mengalami kenaikan pula. Dari keadaan ini Kuznets menyimpulkan bahwa
sub-sektor industri pengolahan merupakan sektor dalam kegiatan ekonomi
yang mengalami perkembangan yang paling pesat dalam proses
pembangunan.
3. Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam
menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak
menunjukkan pola yang seragam. Di Inggris dan Amerika Serikat peranan itu
menurun, sedangkan di Swedia tetap dan ditiga negara lain yaitu Norwegia,
Italia dan Australia peranannya malah meningkat.

G. Perubahan Peranan Berbagai Kegiatan di Sektor Jasa

Sektor terakhir yang dianalisis Kuznets dalam menunjukkan perubahan


peranan berbagai sektor dalam menciptakan produksi nasional dan
menampung tenaga kerja dalam proses pembangunan adalah sektor jasa.
Sektor ini, dalam analisisnya, dibedakan menjadi lima sub-sektor yaitu
perdagangan, badan keuangan dan real estate, pemilikan rumah,
pemerintahan dan pertahanan, dan berbagai jasa perseorangan (private
services). Untuk menunjukkan perubahan peranan sub-sektor jasa diatas
menciptakan produksi sektor jasa diobservasi pula keadaan disepuluh
negara. Pokok-pokok kesimpulan dari analisis tersebut adalah:
1. Peranan sub-sektor perdagangan dalam menciptkan produksi sektor jasa
dan terutama dalam menyediakan pekerjaan di sektor jasa menjadi
bertambah besar. Akan tetapi kalau peranannya tersebut ditinjau dari sudut
sumbangan dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga
kerja dalam keseluruhan perekonomian, maka coraknya adalah (i) pada
umumnya peranan sub-sektor perdagangan dalam menciptakan produksi
nasional tidak mengalami perubahan atau menurun, dan (ii) peranannya
menyediakan pekerjaan dalam proporsi keseluruhan tenaga kerja,
meningkat.
H. Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery
Teori chennery dikenal teori pola pembangunan, memfokuskan
kepada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di
Negara Berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional
(subsistem) kesektor industry sebagai sebagai mesin utama penggerak
pertumbuhan ekonomi. Analisis Chenery menggunakan data di berbagai
negara dalam suatu masa tertentu di sebut data cross section; dan bukan
dengan mengumpulakan data perubahan peranan berbagai sektor dalam
perekonomian seperti yang dilakukan oleh Kuznets. Aspek yang paling
penting dari analisis Chenery, dan yang menyebabkan analisis yang sperti
itu menjadi lebih berguna sebagai usaha untuk menunjukkan ciri-ciri proses
pembangunan ekonomi, adalah bahwa analisis tersebut dapat digunakan
untuk membuat ramalan mengenai peranan berbagai sektor pada berbagai
tingkat pembangunan ekonomi, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai
landasan dalam menentukan sumber daya yang perlu dialokasikan ke
berbagai sektor ekonomi.
I. Perubahan Peranan Berbagai Sektor
Mengenai perubahan peranan berbagai sektor dalam menciptakan
produksi nasional dalam proses pembangunan, Chenery membuat
kesimpulan berikut:
1. Peranan sektor industri dalam menciptakan produksi nasional meningkat
dari sebesar 17 persen dari produksi nasional pada tingkat pendapatan
perkapita sebesar US$100. Khusus untuk industri pengolahan, peranannya
meningkat dari menciptakan sebanyak 12 persen menjadi 33 persen
produksi nasional pada proses perubahan yang dinyatakan diatas.
2. Peranan sektor perhubungan dalam pengangkutan juga akan menjadi dua
kali lipat dari peranannya pada waktu pendapatan perkapita US$100, apabila
pendapatan telah mencapai sebesar US$1000. Sedangkan peranan sektor
pertanian menurun dari 45 persen menjadi hanya 15 persen dari produksi
nasional apabila pendapatan perkapita naik dari sebesar US$100 menjadi
US$1000.
3. Peranan sektor jasa tidak mengalami peubahan yang benar
J. Faktor-Faktor Pendorong Proses Industrialisasi
Chenery mengemukakan 3 faktor yang menyebabkan perbedaan
diantara lajunya perkembangan industri-industri dalam sub-sektor industri
pengolahan dan perkembangan tingkat pendapatan perkapita:
1. Sebagai akibat adanya substitusi impor
2. Adanya perkembangan permintaan untuk barang-barang jadi (final goods)
3. Adanya kenaikan dalam permintaan barang-barang setengah
jadi(intermediate goods)
Menurut analisis Chenery usaha untuk mengadakan sustitusi impor
merupakan faktor terpenting yang menyebabkan industrialisasi tumbuh
pesat, karena faktor ini mengakibatkan 50 persen dari pertumbuhan yang
tidak sebanding terjadi. Pengaruh perkembangan pendapatan terhadap
pertambahan permintaan hasil-hasil industri mengakibatkan 22 persen dari
industrialisasi terjadi. Pertambahan pendapatan selanjutnya mengakibatkan
10 persen dari proses industrialisasi dan perbedaan tingkat pertumbuhan
yang terjadi.

K. Sebab Peranan Sektor Industri di Berbagai Negara


Dalam setiap negara pada umumnya peranan tiap-tiap industri dalam
sub-sektor industri pengolahan adalah lebih tinggi atau lebih rendah dari
tingkat yang ditentukan oleh persamaan regresi tersebut, dan keadaan yang
demikian diakibatkan oleh adanya salah satu gabungan dar faktor-faktor
berikut:
1. Luasnya Pasar. Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua
faktor penting yang menentukan luas pasar suatu negara. Dinegara-negara
yang luas pendapatan perkapitanya sama, peranan berbagai industri dalam
perekonomian akan berbeda apabila jumlah penduduknya sangat berbeda.
2. Bentuk Distribusi Pendapatan. Dibeberapa negara distribusi pendapatan
penduduknya sangat tidak merata sperti di Afrika Selatan, Kenya dan Peru
dimana golongan kaya terdiri dari bangsa kulit putih yang merupakan
pendatang.
3. Kekayaan Alam. Dinegara yang miskin keadaan alamnya, peranan industri
menjadi lebih penting jika dibandingkan dengan negara yang kekayaan
alamnya banyak.
4. Perbedaan Keadaan di Berbagai Negara. Perbedaan keadaan seperti iklim,
kebijakan pemerintah dan faktor-faktor sosial budaya merupakan faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat produksi dan peranan sektor
industri kepada produksi nasional.
H. Kesimpulan.
Dalam pembangunan akan terjadi perubahan struktur ekonomi di
suatu negara. S.Kuznets menggunakan data time series berbagai negara
maju untuk melihat perubahan struktur ekonomi, yaitu sektor pertanian,
industri, dan jasa serta peranannya terhadap penyerapan tenaga kerja.
Analisis Chenery menggunakan data di berbagai negara dalam suatu
masa tertentu di sebut data cross section; dan bukan dengan
mengumpulakan data perubahan peranan berbagai sektor dalam
perekonomian seperti yang dilakukan oleh Kuznets. Aspek yang paling
penting dari analisis Chenery, dan yang menyebabkan analisis yang sperti
itu menjadi lebih berguna sebagai usaha untuk menunjukkan ciri-ciri proses
pembangunan ekonomi, adalah bahwa analisis tersebut dapat digunakan
untuk membuat ramalan mengenai peranan berbagai sektor pada berbagai
tingkat pembangunan ekonomi, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai
landasan dalam menentukan sumber daya yang perlu dialokasikan ke
berbagai sektor ekonomi.
Negara-negara maju berhasil membangun kualitas sumber daya
manusia (SDM), karena dikategorikan sebagai investasi SDM (human capital
investment). Jelas ini pun sekaligus mencerminkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk bisa mengelola sumber daya alam (SDA),
sehingga bisa memberikan kemakmuran terhadap masyarakat secara
merata. Sebaliknya negara-negara berkembang umumnya belum bisa
meningkatkan kualitas SDM untuk mengelola SDA. Ini berakibat pada
kemakmuran masyarakat yang tidak merata. Indonesia termasuk salah
satunya. Maka dari itu, dalam lima tahun ke depan, Indonesia harus mampu
mengejar ketertinggalan dalam membangun SDM, sehingga mampu
mengelola SDA secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai